Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN HIPOGLIKEMIA

STASE GADAR

OLEH :

ADELIA RAMADHANTI, S. KEP

NPM. 1914901110001

PROGRAM PROFESI NERS

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN

TAHUN 2019/2020
LAPORAN PENDAHULUAN HIPOGLIKEMIA

ETIOLOGI
1. Pelepasan insulin yang berlebihan oleh pancreas
2. Dosis insulin atau obat lainnya yang terlalu tinggi,
yang diberikan kepada penderita diabetes untuk
menurunkan kadar gula darahnya
3. Kelainan pada kelenjar hipofisa atau kelenjar adrenal
4. Kelainan pada penyimpanan karbohidrat atau
pembentukan glukosa di hati.

KOMPLIKASI
Hipoglikemia berkepanjangan parah bahkan dapat
menyebabkan gangguan neuropsikologis sedang sampai
dengan gangguan neuropsikologis berat karena efek
hipoglikemia berkaitan dengan system saraf pusat yang
biasanya ditandai oleh perilaku dan pola bicara yang
abnormal (Jevon, 2010) dan menurut Kedia (2011)
hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan
kerusakan otak yang permanen, hipoglikemia juga dapat
menyebabkan koma sampai kematian.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium dapat menunjukkan adanya
peningkatan gula darah, (peningkatan/penurunanGDS?) urea
darah, serum creatinin (BUN), mikro albumunurea, dan
glikohemoglobin (Hb) Ph dan bagian tekanan dari karbon
dioksida (PCO2).
PENGERTIAN
Hipoglikemia merupakan suatu kegagalan dalam
mencapai batas normal kadar glukosa darah (Kedia,
2011). Dan menurut McNaughton (2011),
hipoglikemia merupakan suatu keadaan dimana kadar
glukosa darah <60 mg/dl.

MANIFESTASI KLINIS
1. Adrenergik seperti: pucat, keringat dingin,
takikardi, gemetar, lapar, cemas, gelisah, sakit
kepala, mengantuk.
2. Neuroglikopenia seperti bingung, bicara tidak
jelas, perubahan sikap perilaku, lemah,
disorientasi, penurunan kesadaran, kejang,
penurunan terhadap stimulus bahaya.

PENATALAKSANAAN MEDIS
Hipoglikemia ringan mudah diobati dengan asupan
karbohidrat seperti minuman yang mengandung
glukosa, tablet glukosa, atau mengkonsumsi makanan
rigan. Sedangkan pada hipoglikemia berat
membutuhkan bantuan eksternal seperti Dekstrosa dan
Glukagon (insulin).

PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSA KEPERAWATAN


 Data Subyektif : 1. Ketidakefektifan pola nafas.
1. Sering masuk dengan keluhan yang tidak jelas 2. Penurunan curah jantung
2. Keluarga mengeluh bayinya keluar banyaj keringat dingin 3. Resiko jatuh
3. Rasa lapar (bayi sering nangis) 4. Defisit perawatan diri
4. Nyeri kepala 5. Resiko kerusakan integritas kulit
5. Sering menguap
6. Irritabel

 Data Obyektif :
1. Parestisia pada bibir dan jari, gelisah, gugup, tremor, kejang, kaku,
2. Hightpitched cry, lemas, apatis, bingung, cyanosis, apnea, nafas
cepat irreguler, keringat dingin, mata berputar-putar, menolak
makan dan koma
3. Plasma glukosa < 50 gr
Ketidakefektifan pola nafas. Penurunan curah jantung
NOC : NOC :
a. Tanda-tanda vital dalam rentang normal 1. Menunjukkan curah jantung yang memuaskan,
b. Pasien menunjukan jalan nafas yang paten di buktikan oleh efektifitas pompa jantung,
c. Pasien mendemonstrasikan batuk efektif dan status sirkulasi, perfusi jaringan
suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan 2. Menunjukkan status sirkulasi di buktikan oleh
dyspneu indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5 :
NIC : gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau
a. Monitoring vital sign tidak mengalami gangguan)
b. Monitor respirasi dan status O2 3. Tekanan darah sistolik dan rerata rentang
c. Posisikan pasien untuk memaksimalkan normal
ventilasi NIC :
d. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara nafas 1. Reduksi pendarahan : Membatasi kehilangan
tambahan. volume darah selama episode perdarahan
e. Pertahankan jalan nafas yang paten 2. Terapi intravena : Memberi dan memantaun
f. Pertahankan posisi pasien senyaman mungkin. cairan dan obat intravena
g. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 3. Manajemen syok : Meningkatkan keadekuatan
perfusi jaringan untuk pasien yang mengalami
Penurunan curah jantung?? gangguan volume intravaskuler berat
NOC : 4. Pantau perubahan tanda-tanda vital
1. Keseimbangan : kemampuan untuk
mempertahankan ekuilibrium Resiko kerusakan integritas kulit
2. Gerakan terkoordinasi NOC :
3. Perilaku pencegahan jatuh : tindakan individu 1. Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan
atau pemberi asuhan untuk meminimalkan faktor (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi,
resiko yang dapat memicu jatuh dilingkungan pigmentasi)
individu 2. Tidak ada luka/lesi pada kulit
4. Kejadian jatuh : tidak ada kejadian jatuh 3. Perfusi jaringan baik
5. Pengetahuan : pemahaman pencegahan jatuh 4. Mampu melindungi kulit dan mempertahankan
NIC : kelembaban kulit dan perawatan alami
1. Mengidentifikasi defisit kognitif atau fisik pasien NIC :
yang dapat meningkatkan potensi jatuh dalam 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian
lingkungan tertentu yang longgar
2. Mengidentifikasi perilaku dan faktor yang 2. Hindari kerutan pada tempat tidur
mempengaruhi risiko jatuh 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
3. Mengidentifikasi karakteristik lingkungan yang 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua
dapat meningkatkan potensi untuk jatuh jam sekali
(misalnya, lantai yang licin dan tangga terbuka) 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
4. Sarankan perubahan dalam gaya berjalan kepada 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada daerah
pasien yang tertekan
5. Mendorong pasien untuk menggunakan tongkat 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
atau alat pembantu berjalan 8. Monitor status nutrisi pasien
6. Kunci roda dari kursi roda, tempat tidur, atau
brankar selama transfer pasien
7. Mendidik anggota keluarga tentang faktor risiko
yang berkontribusi terhadap jatuh dan bagaimana
mereka dapat menurunkan resiko tersebut
Defisit perawatan diri
NOC :
1. Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLs.
2. Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
NIC :
1. Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri
yang mandiri.
2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu
untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
makan.
3. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh
untuk melakukan self-care.
4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
5. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
6. Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong
kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya jika
pasien tidak mampu untuk melakukannya.
Tambahkan diagnosa yang
kemungkinan muncul sesuai pathway
PATHWAY

Penuaan, keturunan, infeksi, gaya hidup, kehamilan, obesitas

Sel Beta Pankreas rusak / terganggu

Produksi insulin

Glukosa

DIABETES MELITUS

Dosis insulin terlalu tinggi Puasa / intake kurang

Hipoglikemia
Glukagon Epinerin
Glikogenolisis

Deficit glikogen pada hepar

Gula darah menurun < 60 mg/dl

Penurunan nutrisi jaringan otak Pengaktifan saraf simpatis

Respon SSP Pelepasan adrenalin

Respon Otak Respon Vegetatif


 
Kortek serebri Syok Adrenalin

Penurunan kesadaran , gelisah Takikardia, pucat, gemetar,

Lidah jatuh ke Resiko jatuh Penurunan curah Ketidakmampuan Bedrest dalam


belakang jantung melakukan aktivitas jangka waktu yang
sehari - hari lama
Sumbatan jalan nafas, Defisit perawatan Tekanan pada
suara nafas stridor diri bagian tubuh
tertentu
Ketidakefektifan
Kulit menjadi
pola nafas??
lembab
Atau
Resiko
Ketidakefektifan
kerusakan
bersihan jalan napas
integritas kulit
DAFTAR PUSTAKA
 
Herdman, Heather. (2010). Nanda International Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi.

Jevon, Philip. (2010). Basic Guide To Medical Emergencies In The Dental Practice. Inggris:
Wiley Blackwell

Kedia, Nitil. (2011). Treatment of Severe Diabetic Hypoglycemia With Glucagon: an


Underutilized Therapeutic Approach. Dove Press Journal.

McNaughton, Candace D. (2011). Diabetes in the Emergency Department: Acute Care of


Diabetes Patients. Clinical Diabetes.

Setyohadi, Bambang. (2011). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan


Ilmu Penyakit Dalam.

Soeatmadji DW. (2008). Hipoglikemia Iatrogenik. In: Buku Ajar Penyakit Dalam Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Bulechk, dkk (2013). Nursing Interventions Classification Edisi 6 : CV Mocomedia.

Moorhead, dkk (2013). Nursing Outcome Classification Edisi 6 : CV Mocomedia.

Wilkinson Judith M dan Ahern Nancy R. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan dan
NANDA NIC NOC Edisi 9. Jakarta : EGC.

Banjarmasin, 27 April 2020

Preceptor Klinik Ners Muda

(Maria Ulfah, S.Kep., Ns) (Adelia Ramadhanti, S.Kep)

Anda mungkin juga menyukai