Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN

DIABETES MELLITUS

Disusun oleh :
Lulu Ambariska
1911040117

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2020
A. DEFINISI
Diabetes Melitus (DM) merupakan sekelompok kelainan kadar
glukosa darah dalam tubuh atau hiperglikemia (Smeltzer, Hinkle &
Cheever, 2010; Kumar, Abbas & Aster, 2013).
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan
defisiensi atau resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan
ganguan metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)
B. ETIOLOGI
 Diabetes Tipe I (Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM)
disebabkan oleh faktor genetik, imunologi, dan lingkungan.
 Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus /
NIDDM) faktor-faktor resiko yang berhubungan usia, obesitas,
riwayat keluarga, dan kelompok etnik. (Smeltzer and Bare, 2000)
C. TANDA DAN GEJALA
 Gejala klasik :
 Poliuri
 Polidipsi
 Polifagi
 Penurunan Berat Badan
 Lemah
 Kesemutan, rasa baal
 Bisul / luka yang lama tidak sembuh
 Keluhan impotensi pada laki-laki
 Keputihan
 Infeksi saluran kemih (Suyono, et al 2001)
D. PATOFISIOLOGI
Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa /
produksi glukosa yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai
glikogen dalam sel-sel hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini
mencegah hiperglikemia ( kadar glukosa darah > 110 mg / dl ).
Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin
karena sel-sel beta telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat
produksi glukosa tidak terukur oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika
konsentrasi klokosa dalam darah tinggi, ginjal tidak dapat menyerap
semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine (glukosuria).
Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan
dengan insulin yaitu resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin.
Resistensi insulin ini disertai dengan penurunan reaksi intra sel sehingga
insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa
oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin berlebihan, kadar glukosa
akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit meningkat. Akibat
intoleransi glukosa yang berlangsung lambat dan progresif maka awitan
DM tipe 2 dapat berjalan tanpa terdeteksi. Gejala yang dialami sering
bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas, poliuri, polidipsi, luka pada
kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan yang kabur ( jika
kadar glukosanya sangat tinggi ). ( Smeltzer and Bare, 2000 )
E. PATHWAY
Lingkungan, Genetik, Imunologi, Obesitas, Usia
Penurunan kadar insulin

Penggunaan glukosa sel menurun, glukoa meningkat Rendahnya Informasi

Hiperglikemia Kurang Pengetahuan


Diuresis osmotik
Poliuria
Resiko Infeksi
Mikoangiopati

Sel Kelaparan Mual, muntah Kekurangan volume Sklerosis


cairan
Neuron
Mata Sel saraf sensori iskemik
Perubahan nutrisi kurang Penurunan reti Parestesi , kebas, kesemutan
dari kebutuhan

Gangguan fs penglihatan
Perubahan persepsi sensori
perabaan

Perubahan persepsi sensori


penglihatan

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan kadar serum glukosa
 Gula darah puasa : glukosa lebih dari 120 mg/dl pada
2x tes
 Gula darah 2 jam pp : 200 mg / dl
 Gula darah sewaktu : lebih dari 200 mg / dl
G. PENATALAKSANAAN
 Penatalaksanaan diet
 Latihan fisik
 Terapi obat
 Pendidikan kesehatan
H. PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan meliputi:
 Aktivitas
 Sirkulasu
 Integritas ego
 Eliminasi
 Makanan
 Neurosensori
 Nyeri
 Pernafasan
 Seksualitas
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa umum yang muncul pada pasien Diabetes Melitus :
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
defisiensi insulin, penurunan intake oral, status hipermetabolisme.
Intervensi :
 Mandiri :
 Timbang BB setiap hari sesuai indikasi
 Tentukan program diet dan pola makan klien
 Auskultasi bising usus, catat adanay nyeri , mual muntah
 Berikan makanan oral yang mengandung nutrient dan elektrolit
sesuai indikasi
 Observasi tanda – tanda hipoglikemi
 Kolaborasi :
 Pantau kadar gula darah secara berkala
 Kolaborasi ahli diet untuk menentukan diet pasien
 Pemberian insulin / obat anti diabetik
2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan diuretic osmotic,
kehilangan cairan gastric berlebihan , pembatasan cairan.
Intervensi :
 Mandiri
 Kaji riwayat muntah dan diuresis berlebihan
 Monitor TTV, catat adanya perubahan TD ortostatik
 Kaji frekunsi, kwalitas dan dan pola pernafasan, catat adnya
penggunaan otot Bantu, periode apnea, sianosis,
 Kaji suhu, kelembapan, warna kulit
 Monitor nadi perifer, turgor kulit dan membran mukosa
 Monitor intake dan output cairan, catat BJ urin
3. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi,
misinterpretasi pengobatan.
Intervensi :
 Mandiri
 Diskusikan topik utama seperti tanda dan gejala, penyebab,
proses penyakit serta komplikasiyang sesuai dengan tipe DM
klien
 Diskusikan rencana diet, penggunaan makanan tinggi serat, dan
manajemen diet
 Buat jadwal aktifitas yang teratur, kaitkan dengan penggunaan
insulin
 Identifikasi gejal hipoglikemi, jelaskan penyebab dan
penanganannya
 Anjurkan untuk tidak mengkonsumsi obat-obatan bebas
 Diskusiakn tentang pentingnya kontro untuk pemeriksaan gula
darah, program pengobatan dan diet secara teratur
 Diskusikan tentang perlunya program latihan
 Berikan informasi tentang perawatan sehari-hari missal
perawatan kaki

DAFTAR PUSTAKA

1. Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. Brunner and Suddarth’s textbook of


medical – surgical nursing. 8th Edition. Alih bahasa : Waluyo, A.
Jakarta: EGC; 2000 (Buku asli diterbitkan tahun 1996).
2. Suyono, S, et al. 2011. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ketiga.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
3. Price, S.A. & Wilson, L.M. Pathophysiology: Clinical concept of
disease processes. 4th Edition. Alih bahasa : Anugerah, P. Jakarta: EGC;
2000.

Anda mungkin juga menyukai