A. Hasil Penelitian
1. Analisa Univariat
dan pekerjaan.
Hasil
Karakteristik Total
Intervensi Kontrol
Umur
56-65 Tahun 9 (60%) 12 (80%) 21 (70%)
> 65 Tahun 6 (40%) 3 (30%) 9 (30%)
Jenis Kelamin
Perempuan 11 (73,3%) 11 (73,3%) 22 (76,7%)
Laki-Laki 4 (26,7%) 4 (26,7%) 8 (23,3%)
Pekerjaan
Buruh 2 (13,3%) 1 (6,7%) 3 (10%)
Pedagang 4 (26,7%) 1 (6,7%) 5 (16,7%)
Petani 1 (6,7%) 2 (13,3%) 3 (10%)
PNS 2 (13,3%) 3 (20%) 5 (16,7%)
Tidak Bekerja (IRT) 6 (40) 8 (53,3%) 14 (46,6%)
56
57
2. Analisa Bivariat
kontrol
Tabel 4.2 Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Lansia
Sebelum Diberikan Intervensi Pemberian Pilar Diabetes
Melitus Melalui Aplikasi WA Pada Kelompok
Eksperimen Dan Kelompok Kontrol di Puskesmas
Wangon 1 (n: 30)
Hasil
Kadar Gula Darah Pre
Eksperimen Kontrol
Mean 325,53 262,47
Standar Deviasi (SD) 80,901 81,773
Min-Max 203-461 173-448
kontrol
Tabel 4.3 Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Lansia
Sesudah Diberikan Intervensi Pemberian Pilar Diabetes
Melitus Melalui Aplikasi WA Pada Kelompok
58
Hasil
Kadar Gula Darah Post
Eksperimen Kontrol
Mean 213,07 287,73
Standar Deviasi (SD) 43,758 81,401
Min-Max 170-303 195-431
sebesar 0,074 dan kelompok kontrol sebesar 0,978 > α (0,05), hal ini
menggunakan uji paired t-test. Sedangkan hasil uji normalitas uji beda
dua kelompok didapatkan nilai p value sebesar 0,401 > α (0,05), hal ini
Tabel 4.4 Perbedaan Kadar Gula Darah Pada Penderita Diabetes Melitus
Lansia Sebelum Dan Sesudah Pemberian Intervensi Pada
Kelompok Eksperimen Dan Kelompok Kontrol di Puskesmas
Wangon 1 (n: 30)
penurunan kadar gula darah sebesar 112,467 mg/dl dengan nilai ρ-value
sebesar 0,0001 yang artinya ρ-value < α (0,05) hal ini berarti terdapat
darah sebesar 25,267 mg/dl dengan nilai ρ-value sebesar 0,089 yang
artinya ρ-value > α (0,05) hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus lansia sebelum dan sesudah
dan kontrol didapatkan nilai ρ-value sebesar 0,0001 yang artinya ρ-value
< α (0,05) hal ini berarti terdapat perbedaan kadar gula darah pada
kelompok kontrol.
B. Pembahasan
a. Umur
30 tahun, maka kadar glukosa darah akan naik 1-2 mg/dL/tahun pada saat
puasa dan akan naik 5,6-13 mg/dL pada 2 jam setelah makan (Sudoyo et
dewasa usia lebih dari 35 tahun (LeMone, Burke, & Bauldoff, 2011).
yang umurnya lebih dari 30 dan menjadi semakin lebih umum dengan
peningkatan usia. Sekitar 15% dari orang yang lebih tua dari 70 tahun
terbanyak di rentang usia 51-60 tahun dan secara umum penderita paling
glukosa.
b. Jenis Kelamin
tubuh yang lebih besar serta adanya hubungan faktor proses hormonal
risiko kejadian diabetes mellitus pada laki-laki yang lebih banyak karena
62
c. Pekerjaan
berkaitan dengan tuntutan tugas atau target yang harus dicapai, apabila
seseorang yang bekerja gagal memenuhi tuntutan tugas dan target hal
berlebih pada kortisol, kortisol adalah suatu hormon yang melawan efek
membuat glukosa lebih sulit untuk memasuki sel dan meningkatkan gula
penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
yang bekerja.
2. Uji Pengaruh
325,53 mg/dl dan pada kelompok kontrol adalah 262,47 mg/dl (tabel
4.2).
64
Tingginya kadar gula darah pada lansia dalam penelitian ini dapat
membantu sirkulasi darah menjadi lebih lancar. Stanley dan Beare (2011)
diberikan latihan four square step yaitu salah satu bentuk latihan gerak
65
gula darah sebelum diberikan intervensi dalam penelitian ini juga dapat
pernyataan Golberg dan Coon (2016) bahwa umur sangat erat kaitannya
(25,267 mg/dl), hal ini dpaat terjadi karena pada kelompok eksperimen
darahnya.
kenaikan kadar glukosa pada penderita diabetes mellitus tipe2, hal ini
kelompok kontrol.
penurunan kadar gula darah sebesar 112,467 mg/dl dengan nilai ρ-value
sebesar 0,0001 yang artinya ρ-value < α (0,05) hal ini berarti terdapat
darah sebesar 25,267 mg/dl dengan nilai ρ-value sebesar 0,089 yang
67
artinya ρ-value > α (0,05) hal ini berarti tidak terdapat perbedaan kadar
gula darah pada penderita diabetes melitus lansia sebelum dan sesudah
dan kontrol didapatkan nilai ρ-value sebesar 0,0001 yang artinya ρ-value
< α (0,05) hal ini berarti terdapat perbedaan kadar gula darah pada
kelompok kontrol.
edukasi, dalam hal ini penderita DM harus paham betul mengenai proses
48,2% (Kaluku, 2012). Hasil penelitian yang sama dari Mubarti (2013)
(Prihatin, 2008).
edukasi dengan rerata kadar gula darah. Dan ada hubungan antara
berikutnya, ada hubungan olahraga dengan rerata kadar gula darah. Dan
C. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam penelitian ini peneliti tidak menentukan jenis atau tipe DM yang
BAB V
A. Kesimpulan
pada kelompok eksperimen adalah 325,53 mg/dl dan pada kelompok kontrol
3. Rata-rata kadar gula darah pasien diabetes sesudah diberikan intervensi pada
4. Ada perbedaan kadar gula darah pada penderita diabetes melitus lansia
B. Saran
1. Bagi Responden
aktif melakukan aktifitas fisik, dan hasil penelitian ini diharapkan dapat
yang lebih besar untuk hasil penelitian yang lebih menyeluruh serta dapat