Oleh :
PUSPITA WINDY APRIANTI
NIM. A2R16028
2021
1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Hiperglikemia adalah keadaan dimana kadar glukosa darah lebih dari normal,
bilamana dengan kadar glukosa darah sesaat ≥ 200 mg/dL dan kadar glukosa darah
puasa ≥ 126 mg/dL merupakan kriteria DM (ADA, 2011). Pada keadaan normal,
glukosa darah berfungsi sebagai stimulator terhadap sel β pankreas dalam produksi
insulin. Glukosa ekstraseluler akan masuk ke dalam sel β dengan bantuan GLUT 2,
kemudian glukosa akan mengalami fosforilasi dan glikolisis untuk membentuk
adenosin triphosphate (ATP). ATP akan menyebabkan menutupnya kanal ion K+
sehingga terjadi depolarisasi pada pankreas, yang diikuti masuknya Ca2 ke dalam sel
β pankreas, sehingga menyebabkan peningkatan sekresi insulin (Sunaryo et al, 2014).
B. ETIOLOGI
Penyebab dari hiperglikemia tidak diketahui dengan pasti tapi umumnya diketahui
kekurangan insulin adalah penyebab utama dan faktor herediter yang memegang
peranan penting yang lain akibat pengangkatan pankreas, pengrusakan secara kimiawi
sel beta pulau langerhans. Faktor predisposisi herediter, obesitas, faktor imunologi
pada penderita hiperglikemia khususnya DM terdapat bukti adanya suatu respon auto
imun. Respon ini merupakan respon abnormal dimana antibodi terarah pada jaringan
normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap sebagai
jaringan asing.
Penyebab hiperglikemia umumnya mencakup:
1. Menggunakan terlalu sedikit insulin
2. Tidak menggunakan insulin sama sekali
3. Kegagalan untuk memenuhi kebutuhan insulin yang meningkat akibat operasi,
trauma, kehamilan, stress, pubertas, atau infeksi
4. Kurang aktivitas fisik
5. Membentuk resisten insulin sebagai akibat adanya antibodi insulin
C. MANIFESTASI KLINIK
Gejala awal umunya yaitu (akibat tingginya kadar glukosa darah):
1. Polifagia
2. Polidipsi
3. Poliuria
4. Kelainan kulit, gatal-gatal, kulit kering
2
5. Rasa kesemutan, kram otot
6. Visus menurun
7. Penurunan berat badan
D. PATHWAY
Glukagon meningkat
hiperglikemi
Defisiensi insulin kronis Glukosa intra sel mikroangiopati Albumin menurun, viskositas darah
menurun meningkat
Parestesi, kebas
kesemutan
Gangguan
persepsi sensori
3
E. KOMPLIKASI
Dibagi menjadi 2 kategori, yaitu :
1. Komplikasi akut
Ketoasidosis diabetic
Koma hiperglikemik hiperismoler non ketotik
Hipoglikemia
Asidosis lactate
Infeksi berat
2. Komplikasi kronik
1) Komplikasi vaskuler
Makrovaskuler : PJK, stroke, pembuluh darah perifer
Mikrovaskuler : retinopati, nefropati
2) Komplikasi neuropati
Neuropati sensorimotorik, neuropati otonomik gastroporesis, diare diabetik,
buli-buli neurogenik, impotensi, gangguan reflek kardiovaskuler.
3) Campuran vascular neuropati
Ulkus kaki
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Glukosa darah; meningkat 200-100 mg/dl, atau lebih
2. Aseton plasma; positif secara mencolok
3. Asam lemak bebas; kadar lipid dan kolesterol meningkat.
4. Osmolitas serum; Meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l.
5. Elektrolit
Natrium; mungkin normal, meningkat atau menurun.
Kalium; normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya
akan menurun.
Fosfor; lebih sering menurun.
Hemoglobin glikosilat; kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang
mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir (lama
hidup SDM) dan karenanya sangat bermanfaat dalam membedakan DKA
dengan kontrol tidak adekuat versus DKA yang berhubungan dengan
insiden.
4
Glukosa darah arteri; Biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan
pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik.
Trombosit darah; Ht mungkin meningkat (dehidrasi), leukositiosis,
hemokonsentrasi, merupakan respon terhadap stress atau infeksi.
Ureum kreatinin; mungkin meningkat atau normal (dehidrasi/penurunan
fungsi ginjal
Amilase darah; mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya
pankretitis akut sebagai penyebab dari DKA.
Insulin darah; Mungkin menurun/bahkan sampai tidak ada (pada tipe 1)
atau normal sampai tinggi (tipe II) yang mengindikasikan insufiensi
insulin/gangguan dalam penggunaannya (endogen/eksogen). Resisten
insulin dapat berkembang sekunder terhadap pembentukan antibodi
(autoantibodi).
Pemeriksaan fungsi tiroid; peningkatan aktifitas hormon tiroid dapat
meningkatkan glukosa darah dan kebutuhan akan insulin.
Urine; Gula dan aseton positif, berat jenis dan osmolalitas mungkin
meningkat.
Kultur dan sensifivitas; Kemungkinan adanya infeksi pada saluran kemih,
infeksi pernafasan dan infeksi pada luka.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tujuan utama terapi hiperglikemia adalah mencoba menormalkan aktifitas insulin
dan kadar glukosa darah dan upaya mengurangi terjadinya komplikasi vaskuler serta
neuropati. Ada 4 komponen penatalaksanaan hiperglikemia:
1. Diet
Komposisi makanan:
Karbohidrat = 60% s/d 70%
Protein = 10% s/d 15%
Lemak = 20% s/d 25%
Jumlah kalori perhari: antara 1100 s/d 2300 Kkal Kebutuhan kalori basal:
Laki-laki = 30 Kkal/kg BB
Perempuan = 25 Kkal/kg BB
Penilaian status gizi: BBR = TB-100 X 100%
5
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah:
Kurus = BB X 40 s/d 60 Kal/hari
Normal atau ideal = BB X 30 Kal/hari
Gemuk = BB X 20 Kal/hari
Obesitas = BB X 10 s/d 15 Kal/hari
2. Latihan Jasmani.
3. Penyuluhan
Dilakukan pada kelompok resiko tinggi:
Umur diatas 45 tahun
Kegemukan lebih dari 120% BB idaman atau IMT > 27 kg/m
Hipertensi > 140/90 mmHg
Riwayat keluarga DM
Dislipidemia, HDL 250 mg/dl
Para TGT atau GPPT (TGT > 140 mg/dl s/d 2200 mg/dl), glukosa plasma
puasa derange/GPPT > 100 mg/dl dan < 126 mg/dl)
4. Obat berkaitan hiperglikemia
a. Obat hiperglikemia oral:
Sulfoniluria: glibenglamida, glikosit, gliguidon, glimiperide,
glipizid.
Biguanit (Metformin)
Inhibitor glucosidase
Tiosolidinedlones
b. Insulin
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ketidakstabilan kadar gula darah b.d gangguan toleransi glukosa darah
2. Keletihan b.d kondisi fisiologis
3. Gangguan presepsi sensori b.d gangguan perabaan
4. Mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot
5. Hipervolemia b.d kelebihan asupan cairan
6
I. INTERVENSI
7
Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis. cahaya, suara,
kunjungan)
- Lakukan rentang gerak pasif dan/atau aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
- Fasilitas duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan tidak
berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
3. Gangguan presepsi sensori b.d gangguan perabaan
MINIMALISASI RANGSANGAN
Observasi
- Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. nyeri,
kelelahan)
Terapeutik
- Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. bising, terlalu
terang)
- Batasi stimulus lingkungan (mis. cahaya, suara, aktivitas)
- Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
- Kombinasikan prosedur/tindakan dalam satu waktu, sesuai kebutuhan
Edukasi
8
- Identifikasi toleransi fisik melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk)
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur ambulasi
9
- Identifikasi tanda-tanda hypervolemia 9mis. Dyspnea, edema perifer,
edema anasarka, JVP meningkat, CVP meningkat, refleks hepatojogular
positif, berat badan menurun dalam waktu singkat)
- Identifikasi factor resiko ketidakseimbangan cairan (mis. Prosedur
pembedahan mayor, trauma/perdarahan, luka bakar, apheresis, obstruksi
intestinal, peradangan pankreas, penyakit ginjal dan kelenjar, disfungsi
intestinal)
Terapeutik
- Atur interval waktu pemantauan sesuai dengan kondisi pasien
- Dokumentasi hasil pemantauan
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan, jika perlu
10
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
IDENTITAS
1. Nama : Ny. L
2. Umur : 45 Tahun
3. Jenis Kelamin : Laki laki
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : SMA
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Ds. Ngantru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Ngantru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
11
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
pasien MRS dengan keluhan Pasien mengeluh badan terasa lemah dan lesu, sulit
menggerakkan ektremitas
b. Keluhan Utama :
badan terasa lemah
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien mengeluh badan terasa lemah dan sulit menggerakkan ektremitas
sebelum MRS. Pasien dibawah keluarga ke IGD RSUD Dr. Iskak pada tanggal 28
agustus 2021. Dengan GDA 450 mg/dl Saat tiba di ruang IGD pasien segera
diberikan penanganan. Selanjutnya pasien di pindahkan ke ruangan ICCU untuk
perawatan intensif. Saat di ruang ICCU pasien diberikan insulin secara iv bolus,
Saat dikaji pasien mengatakan badan terasa lemah, kesadaran samnolen, sulit
bergerak, sendi terasa kaku, dan rasa haus meningkat. Pasien disarankan bed rest.
ADL (makan, minum, personal higyene dan toileting) dibantu keluarga dan
perawat.
3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Pasien mempunyai riwayat penyakit diabetes melitus
12
terbangun
B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Coklat
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Lunak
- Jumlah - -
- Frekwensi 1-2x/hari 5-6x sehari
- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. B A K
- Warna Kuning Bening
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 1700cc
- Frekwensi 6-10x sehari 7x sehari
- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
2. Minum
- Oral / NGT 1000ml/hari 1700ml/hari
- Frekwensi Air putih Air putih
- Jenis Tidak ada Tidak ada
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada yang tidak suka Tidak ada yang tidak suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
13
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x/2hari 1x/2hari
5. Ganti pakaian 3x sehari 3x sehari
F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak
C. Rekreasi
Hobby : mendengarkan musik
Penggunaan Waktu Senggang :
Menonton tv
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Pasien tampak terbuka
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Suami
KONSEP DIRI
B. Gambaran Diri
Pasien suka dan menerima semua fisik tubuhnya
C. Harga Diri
Pasien tidak menarik diri dari lingkunganya
D. Ideal Diri
Seharusnya pasien bekerja
E. Identitas Diri
Pasien mengatakan pasien sorang perempuan
F. Peran
Pasien seorang istri dan seorang suami dan seorang ibu
DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Pasien beribadah diatas tempat tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien yakin akan segera cepat sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang
14
PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
k/u tampak lemah dan lesu
15
b. Lubang Hidung :
bersih, tidak ada darah/kotoran
c. Cuping hidung :
tidak ada pernafasan cuping hidung
9. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : normal
Ketegangan telinga : Elastis
b. Lubang telinga :
Bersih
c. Ketajaman pendengaran :
normal, px mampu mendengarkan detak jam tangan, kanan dan kiri
sama kerasnya
16
Pemeriksaan payudara dan ketiak
a. Ukuran dan bentuk payudara :
normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola :
sawo matang dan aerola mamae berwarna coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada kelainan, tidak ada benjolan dan luka
d. Axila dan clavicula :
normal dan simetris
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : terlihat
- Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra, kiri atas : ICS II liniea
sternalis sinista. Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra, kiri
bawah : ICS IV liniea sternalis sinistra
Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal)
- Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal)
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal, tidak ada tanda tanda acites
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
17
Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 20x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : tidak ada tanda tanda acites
- Hepar : tidak ada pembesaran + nyeri hepar
- Lien : tidak ada pembesaran + nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada
Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Samnolen / 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk/kejang
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada parese/kelemahan
4. Fungsi Motorik :
Pasien tidak mampu berjalan
5. Fungsi Sensorik :
Mampu merasakan panas dan dingin
6. Refleks :
18
a. Refleks Fisiologis
Tidak normal
b. Refleks Patologis
tidak normal
2. Rontgen
Tidak ada
3. E C G
Tidak ada
4. U S G
Tidak ada
5. Lain – lain
Tidak ada
19
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI
Insulin iv bolus
Metformin 500 mg 2x sehari
chrlorpropamide 100-250 mg oral 1xsehari
tolbutamide 1-2 gram oral 1xsehari
glibenclamide 2,5 – 5mg oral 1xsehari
glimepiride 1-2mg oral 1xsehari
Mahasiswa
20
ANALISA DATA
Umur : 45 Tahun
DO :
- Pasien tampak lemah
dan lesu
- GDA 450 mg/dl
- Kesadaran pasien
samnolen
- Mulut kering
- Jumlah urin
meningkat
- TTV :
TD 150/90 mmHg
HR : 100X/menit
RR : 22x/menit
2 Penurunan kekuatan otot Gangguan mobilitas fisik
suhu : 36,7 C
21
DO :
- Pasien tampak lemah
dan lesu
- Kesadaran pasien
samnolen
- Kekuatan otot
ekstremitas bawah
lemah
4 4
4 4
- TTV :
TD 150/90 mmHg
HR : 100X/menit
RR : 22x/menit
suhu : 36,7 C
22
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Umur : 45 Tahun
DO :
- Pasien tampak lemah dan lesu
- GDA 450 mg/dl
- Mulut kering
- TTV :
TD 150/90 mmHg
RR : 22x/menit
suhu : 36,7 C
23
- Kesadaran pasien samnolen
4 4
4 4
- Sendi terasa kaku
- TTV :
TD 150/90 mmHg
HR : 100X/menit
RR : 22x/menit
suhu : 36,7 C
24
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Umur : 45 Tahun
25
- Anjurkan kepatuhan terhadap diet
dan olahraga
- Ajarkan indikasi dan pentingnya
pengujian keton urine, jika perlu
- Ajarkan pengelolaan diabetes (mis.
penggunaan insulin, obat oral,
monitor asupan cairan, penggantian
karbohidrat, dan bantuan
professional kesehatan)
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian insulin, jika
perlu
- Kolaborasi pemberian cairan IV, jika
Setelah dilakukan perlu
2 tindakan keperawatan - Kolaborasipemberian kalium, jika
2x 24 jam pergerakan perlu
Gangguan mobilitas fisik ektremitas meningkat
dengan kriteria hasil :
DUKUNGAN AMBULASI
- Pergerakan Observasi
ekstremitas - Identifikasi adanya nyeri atau
meningkat
- Kekuatan otot keluhan fisik lainnya
meningkat - Identifikasi toleransi fisik melakukan
- Kaku sendi
menurun ambulasi
- Kelemahan fisik - Monitor frekuensi jantung dan
menurun
tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
- Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi
Terapeutik
- Fasilitasi aktivitas ambulasi dengan
alat bantu (mis. tongkat, kruk)
- Fasilitasi melakukan mobilisasi fisik,
jika perlu
- Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam meningkatkan
26
ambulasi
Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi dini
27
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
28
oral, monitor asupan cairan,
Edukasi penggantian karbohidrat, dan
bantuan professional kesehatan)
09.10 - Menganjurkan olahraga saat kadar
Kolaborasi
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL - Kolaborasi pemberian insulin,
09.20 - Menganjurkan monitor kadar glukosa jika perlu
darah secara mandiri - Kolaborasi pemberian cairan IV,
- Menganjurkan kepatuhan terhadap diet jika perlu
dan olahraga - Kolaborasipemberian
- Mengajarkan pengelolaan diabetes kalium, jika perlu
(mengajarkan penggunaan insulin, I : Terapeutik
obat oral) - Memberikan asupan cairan oral
09.30 Kolaborasi
- Berkonsultasi dengan medis jika
- Berkolaborasi pemberian insulin, jika tanda dan gejala hiperglikemia
09.40 perlu tetap ada atau memburuk
- Berkolaborasi pemberian cairan IV, Edukasi
jika perlu - Menganjurkan monitor kadar
glukosa darah secara mandiri
- Berkolaborasi pemberian kalium, jika
- Menganjurkan kepatuhan
perlu
terhadap diet dan olahraga
- Mengajarkan pengelolaan
diabetes (mengajarkan
penggunaan insulin, obat oral)
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian insulin,
jika perlu
- Berkolaborasi pemberian cairan
29
IV, jika perlu
E : pasien melaksanakan diet glukosa
untuk pasien hiperglikemi.
30
melakukan ambulasi TD 150/90 mmHg
Terapeutik HR : 100X/menit
09.00
- Memfasilitasi aktivitas ambulasi RR : 22x/menit
dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk) suhu : 36,7 C
09.10
- Memfasilitasi melakukan mobilisasi A : pasien sulit menggerakkan
ekstremitas, masalah belum teratasi
09.20 fisik, jika perlu P : intervensi dilanjutkan
Observasi
- Meliibatkan keluarga untuk membantu - Monitor frekuensi jantung dan
pasien dalam meningkatkan ambulasi tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
Edukasi
- Monitor kondisi umum selama
- Menjelaskan tujuan dan prosedur melakukan ambulasi
09.30 Terapeutik
ambulasi
- Fasilitasi aktivitas ambulasi
09.40 - Menganjurkan melakukan ambulasi dengan alat bantu (mis.
tongkat, kruk)
dini Ajarkan ambulasi sederhana yang
- Fasilitasi melakukan mobilisasi
harus dilakukan (berjalan dari tempat fisik, jika perlu
tidur ke kursi roda, berjalan dari tempat - Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
tidur ke kamar mandi, berjalan sesuai
meningkatkan ambulasi
toleransi) Edukasi
- Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
- Anjurkan melakukan ambulasi
dini
31
- Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
I : Observasi
- Memonitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
- Memonitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Memfasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
- Memfasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
- Meliibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
32
- Menjelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Menganjurkan melakukan
ambulasi dini Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus dilakukan
(berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
33
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN
34
(mis. penggunaan insulin, obat
Edukasi oral, monitor asupan cairan,
penggantian karbohidrat, dan
- Menganjurkan olahraga saat kadar
bantuan professional kesehatan)
glukosa darah lebih dari 250 mg/dL Kolaborasi
09.30
- Menganjurkan monitor kadar glukosa - Kolaborasi pemberian insulin,
darah secara mandiri jika perlu
09.40
- Menganjurkan kepatuhan terhadap diet - Kolaborasi pemberian cairan IV,
dan olahraga jika perlu
- Kolaborasipemberian
- Mengajarkan pengelolaan diabetes
kalium, jika perlu
(mengajarkan penggunaan insulin,
obat oral) I : Terapeutik
Kolaborasi - Memberikan asupan cairan oral
- Berkolaborasi pemberian insulin, jika - Berkonsultasi dengan medis jika
perlu tanda dan gejala hiperglikemia
- Berkolaborasi pemberian cairan IV, tetap ada atau memburuk
Edukasi
jika perlu
- Menganjurkan monitor kadar
- Berkolaborasi pemberian kalium, jika
glukosa darah secara mandiri
perlu - Menganjurkan kepatuhan
terhadap diet dan olahraga
- Mengajarkan pengelolaan
diabetes (mengajarkan
penggunaan insulin, obat oral)
Kolaborasi
- Berkolaborasi pemberian insulin,
jika perlu
- Berkolaborasi pemberian cairan
35
IV, jika perlu
E : pasien melaksanakan diet glukosa
untuk pasien hiperglikemi.
36
- Memfasilitasi aktivitas ambulasi RR : 22x/menit
09.00
dengan alat bantu (mis. tongkat, kruk) suhu : 36,7 C
37
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
I : Observasi
- Memonitor frekuensi jantung
dan tekanan darah sebelum
memulai ambulasi
- Memonitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
Terapeutik
- Memfasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat bantu
(mis. tongkat, kruk)
- Memfasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
- Meliibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
Edukasi
- Menjelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
- Menganjurkan melakukan
38
ambulasi dini Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus dilakukan
(berjalan dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari tempat
tidur ke kamar mandi, berjalan
sesuai toleransi)
39