Anda di halaman 1dari 40

RESUME KASUS (4)

Uraian Kasus : Tuan  x Usia 53 tahun dirawat di rumah sakit hari ke 3 hari dengan keluhan
pinggangnya masih nyeri, skala 5, nyeri terasa nyut-nyutan seperti tertekan benda berat. Pasien
sulit tidur, gelisah. TD 110/80 mmhg nadi 80 kali per meni, suhu 36,8 C BB : 55 kg TB : 165
cm. hasil lab kalium 4,1 ml/L, Kalsium 5 mg/dl.   fosfor 2,5 mg/dl . Pemeriksaan sinar-x didapati
hasil demineralisasi tulang. Nafsu makan menurun, hanya makan menghabiskan 5 sendok, mual
muntah, BB turun 5kg dalam 1 minggu. Pada pemeriksaan sistem muskuloskletal didapatkan
pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot 5 5 4 4, pasien terlihat bungkuk, cara berjalan seperti
bebebek/ pincang. Diagnose medis osteomalacia,  tn. X mengatakan menerima kelebihan dan
keterbatasannya saat ini

P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas


Q : nyeri terasa nyut nyutan seperti tertekan benda berat
R : Nyeri terasa pada pinggang
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu
Data Fokus

S : (Data Subjektif Pasien)

 Pasien mengatakan nyeri pinggang


 Pasien mengatakan sulit untuk bergerak
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan

O : (Data Objektif Pasien)

 Pasien tampak menyeringai mengeluh nyeri


 Pasien tampak memegangi area yang nyeri
 Pasien sulit tidur
 Pasien tampak gelisah
 Fisik tampak lemah
 Gerakan terbatas
 Sendi terasa kaku
 kalium 4,1 ml/L
 Kalsium 5 mg/dl.  
 fosfor 2,5 mg/dl
 Pemeriksaan sinar-x didapati hasil demineralisasi tulang
 Membran mukosa pucat
 Pasien mual muntah
 Porsi makan 5 sendok makan
 BB turun 5kg dalam 2 minggu
 Pasien berjalan seperti bebek / picang
 Gerakan pasien terbatas
 Kekuatan otot 5 5 4 4
 Terlihat kelainan tulang belakang (bungkuk)
 TD 110/80 mmhg
 nadi 80 kali per menit
 suhu 36,8 C
 BB : 55 kg TB : 165 cm
 P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas
Q : nyeri terasa nyut nyutan seperti tertekan benda berat
R : Nyeri terasa pada pinggang
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu
Hasil Pemeriksaan Penunjang Medis :
1. Laboratorium :
1) Kimia darah ureum :
Creatinin : 0,5 mg/dl (N : 0,7 – 1,5 mg/dl)
2) Analisa elektrolit natrium :
a. kalium 4,1 ml/L
b. Kalsium 5 mg/dl.  
c. fosfor 2,5 mg/dl
d. fosfat anorganik : rendah
e. fosfatase alkali : tinggi

2. Rontgen : demineralisasi tulang

3. ECG : tidak ada


4. USG : tidak ada
5. Lain-lain : tidak ada
1. Diagnosa Medis : osteomalacia
2. DiagnosaKeperawatan Yang Muncul :
1. ...........................................................................................................................................
Prioritas 1 : nyeri akut
2. Prioritas 2 : gangguan mobilitas fisik
3. Prioritas 3 : defisit nutrisi

Mengetahui Tulungagung, 21 September 2021

Pembimbing Mahasiswa

(Berlian Yuli Saputri, S.Kep., Ns., M.Kep) (Puspita Windy Aprianti)


NIDN. 07-1507-9103 NIM. A3R21040
LAPORAN PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Osteomalasia adalah kondisi tulang yang lunak akibat kekurangan vitamin D
dalam tubuh. Vitamin D itu sendiri berfungsi untuk membantu tubuh menyerap kalsium,
mineral yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kepadatan tulang.
Osteomalasia adalah kelainan “tulang lunak” yang umumnya dialami oleh orang
dewasa. Pada anak-anak, dinamakan rakhitis. Osteomalasia lebih sering terjadi pada
wanita, dan kerap muncul saat kehamilan. Osteomalasia tidak sama dengan osteoporosis,
meski keduanya dapat menyebabkan tulang rapuh atau retak. Osteomalasia merupakan
gangguan pembentukan dan proses pembangunan tulang. Hal ini menyebabkan tulang
tidak dapat mengeras. Sementara itu, osteoporosis adalah menurunnya kepadatan tulang
sehingga menjadi keropos.
B. ETIOLOGI
Penyakit osteomalasia umumnya disebabkan defisiensi atau kekurangan vitamin D.
Tubuh menggunakan mineral kalsium dan fosfat untuk membantu membangun tulang
yang kuat. Ketika kadar vitamin D dalam tubuh tidak cukup, kecacatan dalam proses
pematangan tulang bisa terjadi. Penderita osteomalasia biasanya tidak mendapatkan
mineral yang cukup dari makanan, atau mengidap suatu kondisi yang menyebabkan
tubuh tidak melakukan penyerapan vitamin D dengan benar.Beberapa penyebab
osteomalasia mencakup:
a. Kurang terpapar sinar matahari. Sinar matahari menghasilkan vitamin D untuk
kulit. Orang yang hanya mendapat paparan sinar matahari terlalu singkat dapat
mengalami kekurangan vitamin D yang dapat mengarah pada osteomalasia.
b. Operasi tertentu. Normalnya, organ pencernaan memecah makanan untuk
melepaskan vitamin D dan mineral lain yang diserap di dalam usus. Proses ini
akan terganggu jika penderita menjalani operasi untuk menghilangkan sebagian
atau seluruh usus, contohnya operasi gastrektomi. Kondisi ini bisa menyebabkan
kekurangan vitamin D dan kalsium.
c. Penyakit celiac adalah penyakit autoimun yang membuat penderitanya tidak bisa
mengonsumsi gluten, berbahan tepung gandum yang mengandung protein, barley
(jelai) dan rye. Jika bahan-bahan makanan tersebut dikonsumsi, dinding usus kecil
penderita celiac akan rusak dan menyebabkan lapisan usus tidak dapat menyerap
nutrisi dengan baik, termasuk vitamin D dan kalsium.
d. Penyakit ginjal atau hati. Ginjal dan hati berperan dalam aktivasi vitamin D dalam
tubuh. Oleh karena itu, gangguan pada ginjal dan hati dapat mengurangi
kemampuan tubuh dalam mengaktifkan vitamin D.
e. Obat-obat tertentu. Beberapa obat yang digunakan untuk menyembuhkan kejang,
seperti phenytoin dan phenobarbital, dapat menyebabkan kekurangan vitamin D
yang berat.
f. Obesitas morbid. penimbunan lemak berlebihan dalam tubuh.
C. MANIFESTASI KLINIS
Gejala osteomalasia meliputi:
a. Tulang mudah retak tanpa alasan yang jelas.
b. Merasa lelah.
c. Rasa sakit pada tulang, terutama pada panggul.
d. Rasa sakit yang terasa tumpul, menyebar dari panggul ke beberapa tempat seperti
punggung bagian bawah, panggul, kaki, dan tulang rusuk.
e. Kekakuan.
f. Bermasalah saat bangun dari duduk atau menaiki tangga.
g. Otot lemah pada tangan dan paha.
h. Sulit berjalan atau gaya berjalan terkedek-kedek (bergoyang ke kiri dan kanan)
alias waddling gait atau myopathic gait. Kondisi ini disebabkan oleh kelemahan
otot.
i. Jika memiliki kadar kalsium yang sangat rendah di dalam darah, Anda mungkin
juga akan mengalami:
 Ritme jantung yang tidak teratur
 Mati rasa di sekitar mulut
 Mati rasa pada lengan dan kaki
 Spasme pada tangan dan kaki
D. PATHWAY

Defisiensi vitamin Penyakit hati dan ginjal Peningkatan kehilangan


D fosfor melalui urine

asidosis

Kegagalan absorbsi kalsium


atau kehilangan kalsium
berlebihan dari tubuh

Kalsium serum menurun

Pelepasan hormon paratiroid

Pelepasan kalsium dari kalsium skelet

Penguraian tulang meningkat

Penimbunan osteoid yang tidak


terkristalisasi

Demineralisasi tulang

Osteomalacia

Menigkatnya defermitas tulang Masa tulang menurun

Anoreksia
Pada Kelemahan Nyeri tulang
ekstremitas otot

Nyeri akut Asupan nutrisi tidak


adekuat
Cara berjalan Gangguan jalan
terganggu ( pincang, jalan
bebek )
Defisit nutrisi
Resiko jatuh
meningkat Gangguan
mobilitas
fisik
Resiko jatuh
E. KOMPLIKASI
Jika osteomalasia ataupun penyebabnya tak ditangani dengan baik, osteomalasia dapat
menimbulkan berbagai komplikasi, antara lain:
a. Patah tulang, khususnya pada tulang rusuk, tulang kaki, bahkan tulang belakang.
b. Pada anak-anak, osteomalasia atau rakhitis dapat berujung pada kaki
membengkok atau kerontokan gigi sebelum dewasa.
Setelah pengobatan, gejala osteomalasia juga dapat kambuh lagi jika tubuh kembali
mengalami kekurangan vitamin D. Gejalanya juga dapat muncul lagi jika penderita
berhenti mengonsumsi suplemen atau bila kondisi penyebab osteomalasia seperti gagal
ginjal tak kunjung diobati.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Diagnostik
Foto Rontgen, pada sinar-B jelas terlihat demineralisasi tulang secara
umum.Pemeriksaan Vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi
tanpa batas Vertebra yang jelas. Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai
pengurangan densitas tulang, terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan
tulang belakang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfr yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid
G. PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan medik
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan
vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian
dilanjutkan dengan 1.600 IUIU per minggu selama 4-6 minggu, yang
kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IUsetiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6
bulan.setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.Jika terjadi kekurangan fosfat
(hipofosfatemia), maka dapat diobati denganJika terjadi kekurangan fosfat
(hipofosfatemia), maka dapat diobati denganmengonsumsi 1,25-dihydroxy
vitamin D.mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
2. Penatalaksanan non medik
Penatalaksanan non medikJika kekurangan kalsium maka yang harus
dilakukan adalah memperbanyak Jika kekurangan kalsium maka yang harus
dilakukan adalah memperbanyakkonsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas
(pembentuk tulang) bisa bekerja lebihkonsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas
(pembentuk tulang) bisa bekerja lebihkeras lagi. Selain keras lagi. Selain
mengkonsummengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan terisi sayur-
sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging,, daging,yogurt. Konsumsi suplemen
yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.kalsium sangatlah
disarankan.Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk
memperbanyak konsumsiJika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk
memperbanyak konsumsimakanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak
ikan, dan susu. Untuk membantumakanan seperti ikan salmon, kuning telur,
minyak ikan, dan susu. Untuk membantupembentukan vitamin D dalam tubuh
cobalah sering berjemur di bawah sinarpembentukan vitamin D dalam tubuh
cobalah sering berjemur di bawah sinarmatahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi
dan matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17. Sore pada
pukul 16 - 17.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d kompresi saraf spinal
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri / ketidaknyamanan
3. Resiko jatuh b.d kehilangan intregitas tulang
4. Defisit nutrisi b.d faktor biologis
I. INTERVENSI

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NYERI
kompresi saraf keperawatan 3 x 24 nyeri
1. Observasi
spinal menurun.  lokasi,
karakteristik, durasi,
Kriteria hasil :
frekuensi, kualitas,
 Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
 Identifikasi skala
 Meringis menurun nyeri
 Gelisah menurun  Identifikasi respon
nyeri non verbal
 Sulit tidur menurun  Identifikasi faktor
yang memperberat dan
 Pola nafas membaik
memperingan nyeri
 Tekanan darah membaik  Identifikasi
pengetahuan dan
 Nafsu makan membaik keyakinan tentang nyeri
 Identifikasi
pengaruh budaya
terhadap respon nyeri
 Identifikasi
pengaruh nyeri pada
kualitas hidup
 Monitor
keberhasilan terapi
komplementer yang
sudah diberikan
 Monitor efek
samping penggunaan
analgetik
2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat
dan tidur
 Pertimbangkan
jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan
memonitor nyri secara
mandiri
 Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian
analgetik, jika perlu

2 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan tindakan DUKUNGAN AMBULASI


fisik b.d nyeri / keperawatan 3 x 24 jam
1. Observasi
ketidaknyamanan kemampuan dalam pergerakan  Identifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
fisik dari satu atau lebih
lainnya
ekstremitas secara mandiri  Identifikasi
toleransi fisik
meningkat.
melakukan ambulasi
Kriteria hasil :  Monitor frekuensi
jantung dan tekanan
 Pergerakan ektremitas
darah sebelum memulai
meningkat ambulasi
 Monitor kondisi
 Kekuatan otot meningkat umum selama
 Nyeri menurun melakukan ambulasi
2. Terapeutik
 Kaku sendi menurun  Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. tongkat,
kruk)
 Fasilitasi
melakukan mobilisasi
fisik, jika perlu
 Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
ambulasi
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
 Anjurkan
melakukan ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke
kursi roda, berjalan dari
tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai
toleransi)

3 Resiko jatuh b.d Setelah dilakukan tindakan PENCEGAHAN CEDERA


kehilangan intregitas keperawatan 3 x 24jam keparahan Observasi
tulang dan cedera yang diamati atau  Identifikasi obat yang
dilaporkan menurun. berpotensi menyebabkan
Kriteria hasil : cedera
 Kejadian cedera menurun  Indetifikasi kesesuaian
 Luka / lecet menurun alas kaki atau stoking

 Pendarahan menurun elastis pada ektermitas

 Fraktur menurun bawah


Terapeutik
 Sediakan pencahayaan
yang memada
 Sosialisasikan pasien dan
keluarga dengan
lngkungan rawat inap
 Sediakan alas kaki ant slip
 Sediakan urinal untuk
eliminasi didekat tempat
tidur, jika perlu
 Pastikan barang
barangpribadi mudah
dijangkau
 Tingkatkan frekuensi
observasi dan pengawasan
pasien, sesuai kebutuhan
Edukasi
 Jelaskan alasan intervensi
pencegahan jatuh ke
pasien dan keluarga
 Anjurkan berganti poisi
secara perlahan dan duduk
beberapa menit sebelum
berdiri
4 Defisit nutrisi b.d Setelah dilakukan tindakan MANAJEMEN NUTRISI
faktor biologis keperawatan 3 x 24 jam
1. Observasi
keadekuatan asupan nutrisi untuk  Identifikasi status
nutrisi
memenuhi metabolisme membaik.
 Identifikasi alergi
Kriteria hasil : dan intoleransi makanan
 Identifikasi
 Porsi makanan yang
makanan yang disukai
dihabiskan meningkat  Identifikasi
kebutuhan kalori dan
 Kekuatan otot penguyah jenis nutrient
meningkat  Identifikasi
perlunya penggunaan
 Perasaan cepat kenyang selang nasogastrik
menurun  Monitor asupan
makanan
 Berat badan membaik  Monitor berat
badan
 Monitor hasil
pemeriksaan
laboratorium
2. Terapeutik
 Lakukan oral
hygiene sebelum makan,
jika perlu
 Fasilitasi
menentukan pedoman
diet (mis. Piramida
makanan)
 Sajikan makanan
secara menarik dan suhu
yang sesuai
 Berikan makan
tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
 Berikan makanan
tinggi kalori dan tinggi
protein
 Berikan suplemen
makanan, jika perlu
 Hentikan
pemberian makan
melalui selang
nasigastrik jika asupan
oral dapat ditoleransi
3. Edukasi
 Anjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Ajarkan diet yang
diprogramkan
4. Kolaborasi
 Kolaborasi
pemberian medikasi
sebelum makan (mis.
Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
 Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrient
yang dibutuhkan, jika
perlu
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds). (2014). NANDA international Nursing Diagnoses:


Definitions & classification, 2015-2017. Oxford : Wiley Blackwell.

Lewis, SL., Dirksen, SR., Heitkemper, MM, and Bucher, L.(2014).Medical surgical Nursing.
Mosby: ELSIVER

Tim Pokja SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI),  Edisi
1, Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SLKI DPP PPNI, (2018), Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia

Tim Pokja SIKI DPP PPNI, (2018), Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI),  Edisi 1,
Jakarta, Persatuan Perawat Indonesia
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
“HUTAMA ABDI HUSADA”
Ijin Pendirian Mendiknas RI Nomor : 113/D/O/2009
Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo Telp./Fax: 0355-
322738
Tulungagung 66224
Alamat E-mail : stikeshahta@yahoo.co.id

PENGKAJIAN DATA DASAR DAN FOKUS

Pengkajian diambil tgl : 20 September 2021 Jam : 07.00


Tanggal Masuk : 18 September 2021 No. reg : 223337
Ruangan / Kelas : Ruang Dahlia
No. Kamar : 3A
Diagnosa Masuk : Osteomalacia
Diagnosa Medis : Osteomalacia

IDENTITAS
1. Nama : Tn X
2. Umur : 53 Tahun
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
6. Bahasa : Jawa
7. Pendidikan : belum sekolah
8. Pekerjaan : Wiraswasta
9. Alamat : Ds. Ngantru
10. Alamat yg mudah dihubungi : Ds. Ngantru
11. Ditanggung oleh : Askes / Astek / Jamsostek / JPS / Sendiri
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
1. Keluhan utama / Alasan Masuk Rumah Sakit :
a. Alasan Masuk Rumah Sakit :
Pasien mengatakan merasa nyeri punggung, berjalan pincang / seperti bebek.
b. Keluhan Utama :
nyeri pada punggung
2. Riwayat Penyakit Sekarang ( PQRST ) :
Pasien dirawat di rumah sakit hari ke 3 hari dengan keluhan pinggangnya masih nyeri,
skala 5, nyeri terasa nyut-nyutan seperti tertekan benda berat. Pasien sulit tidur, gelisah.
TD 110/80 mmhg nadi 80 kali per meni, suhu 36,8 C BB : 55 kg TB : 165 cm. hasil lab
kalium 4,1 ml/L, Kalsium 5 mg/dl.   fosfor 2,5 mg/dl . Pemeriksaan sinar-x didapati hasil
demineralisasi tulang. Nafsu makan menurun, hanya makan menghabiskan 5 sendok,
mual muntah, BB turun 5kg dalam 1 minggu. Pada pemeriksaan sistem muskuloskletal
didapatkan pergerakan sendi terbatas, kekuatan otot 5 5 4 4, pasien terlihat bungkuk, cara
berjalan seperti bebebek/ pincang. Lalu pasien dipindahkan ke ruang dahlia untuk
menerima perawatan lebih lanjut.
P : nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak beraktivitas
Q : nyeri terasa nyut nyutan seperti tertekan benda berat
R : Nyeri terasa pada pinggang
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul dengan durasi yang tidak menentu

3. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :


Tidak ada
4. Riwayat Kesehatan Keluarga :
Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama dan
penyakit generatif serta menular lainnya
POLA AKTIFITAS SEHARI-HARI

SEBELUM MASUK RS DI RUMAH SAKIT

A. Pola Tidur / Istirahat


1. Waktu Tidur 21.00 23.00

2. Waktu Bangun 05.00 04.00

3. Masalah Tidur Tidak ada Ada

4. Hal-hal yang Suasana tenang Suasana tenang


mempermudah tidur

5. Hal-hal yang Suara gaduh nyeri


mempermudah pasien
terbangun

B. Pola Eliminasi
1. B A B
- Warna Kuning kecoklatan Coklat
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Padat Lunak
- Jumlah - -
- Frekwensi 1-2x/hari 1x sehari
- Masalah BAB Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. B A K
- Warna Kuning Bening
- Bau Khas Khas
- Konsistensi Cair Cair
- Jumlah Tidak terkaji 1000cc
- Frekwensi 4x sehari 2-3x sehari
- Masalah BAK Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

C. Pola Makan dan Minum


1. Makan
- Frekwensi 3x sehari 3x sehari (5sendok)
- Jenis Nasi, lauk pauk, sayur Nasi, lauk pauk, sayur
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada yang tidak suka Tidak ada yang tidak suka
- Yang Tdk disukai Tidak ada Tidak ada
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah makan Tidak ada ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

2. Minum
- Oral / NGT 1000ml/hari 1000ml/hari
- Frekwensi Air putih Air putih
- Jenis Tidak ada Rendah gula
- Diit Tidak ada Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
- Yang Disukai Tidak ada Tidak ada
- Yang Tdk disukai Tidak ada yang tidak suka Semua suka
- Alergi Tidak ada Tidak ada
- Masalah minum Tidak ada Tidak ada
- Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

D. Kebersihan diri / personal


hygiene :
1. Mandi 2x sehari Px belum mandi
2. Keramas 1x per 2 hari Belum keramas
3. Pemeliharaan gigi dan Gigi dan mulut bersih Px gosok gigi
mulut
4. Pemeliharaan kuku 1x/2hari 1x/2hari
5. Ganti pakaian 3x sehari 3x sehari

E. Pola Kegiatan / Aktifitas bermain Pasien terbaring ditempat


Lain tidur

F. Kebiasaan
- Merokok Tidak Tidak
- Alkohol Tidak Tidak
- Jamu, dll Tidak Tidak

DATA PSIKO SOSIAL


A. Pola Komunikasi :
Dapat menjawab pertanyaan yang saya tanyakan
B. Orang yang paling dekat dengan klien :
Pasien dekat dengan istrinya
C. Rekreasi
Hobby : mendengarkan musik
Penggunaan Waktu Senggang :
Menonton tv
D. Dampak dirawat di Rumah Sakit :
Pasien tidak dapat bekerja seperti biasanya
E. Hubungan dengan orang lain / interaksi sosial :
Pasien tampak terbuka
F. Keluarga yang dihubungi bila diperlukan :
Istri
KONSEP DIRI
B. Gambaran Diri
Pasien suka dan menerima semua fisik tubuhnya
C. Harga Diri
Pasien tidak menarik diri dari lingkunganya
D. Ideal Diri
Seharusnya pasien bekerja
E. Identitas Diri
Pasien mengatakan pasien sorang laki-laki
F. Peran
Pasien seorang anak

DATA SPIRITUAL
A. Ketaatan Beribadah :
Pasien beribadah diatas tempat tidur
B. Keyakinan terhadap sehat / sakit :
Pasien yakin akan segera cepat sembuh
C. Keyakinan terhadap penyembuhan :
Pasien yakin kalau dirawat di RS akan segera cepat sembuh dan cepat pulang

PEMERIKSAAN FISIK
A. Kesan Umum / Keadaan Umum
k/u tampak menahan nyeri

B. Tanda – tanda vital


Suhu Tubuh : 36,8°C Nadi : 80x/menit
Tekanan darah : 110/80 MmHg Respirasi : 22x/menit
Tinggi Badan : 165 cm Berat Badan : 55 kg
Pemeriksaan Kepala dan Leher
6. Kepala dan rambut
a. Bentuk Kepala : simetris kanan dan kiri
Ubun-ubun : tidak ada benjolan
Kulit kepala : sedikit kotor
b. Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut :
Penyebaran rambut merata
Bau : Berbau
Warna : hitam
c. Wajah
Warna Kulit : Sawo matang
Struktur Wajah : oval
7. Mata
a. Kelengkapan dan kesimetrisan :
Lengkap dan simetris
b. Kelopak Mata ( Palpebra ) :
tampak sembab dan simetris
c. Konjuctiva dan sklera :
konjuctiva merah muda
d. Pupil :
respon terhadap cahaya meiosis, isokor kanan dan kiri sama besar
e. Kornea dan iris
Kornea jernih dan iris berwarna coklat
f. Ketajaman penglihatan / visus :
normal, pasien bisa membaca dengan jelas dalam jarak 30 meter
g. Tekanan bola mata :
tidak terkaji
8. Hidung
a. Tulang hidung dan posisi septum nasi :
tidak ada sumbatan dan posisi simetris
b. Lubang Hidung :
bersih, tidak ada darah/kotoran
c. Cuping hidung :
tidak ada pernafasan cuping hidung
9. Telinga
a. Bentuk telinga : simetris
Ukuran telinga : normal
Ketegangan telinga : Elastis
b. Lubang telinga :
Bersih
c. Ketajaman pendengaran :
pasien mengatakan mampu mendengar detak jam
10. Mulut dan faring
a. Keadaan bibir :
kering
b. Keadaan gusi dan gigi :
gusi bersih, gigi lengkap, dan tidak ada caries
c. Keadaan lidah :
bersih
d. Orofarings :
tidak ada tanda tanda peradangan pada tonsil dan uvula
11. Leher
a. Posisi trakhea : simetris
b. Tiroid : normal ( tidak ada pembesan )
c. Suara : normal
d. Kelenjar Lymphe : normal ( tidak ada pembengkakan)
e. Vena jugularis : normal ( tidak ada bendungan)
f. Denyut nadi Carotis : normal ( teraba)

C. Pemeriksaan Integumen ( Kulit )


a. Kebersihan : bersih
b. Kehangatan : hangat
c. Warna : sawo matang
d. Turgor : kering
e. Tekstur : normal
f. Kelembaban : kering
g. Kelainan pada kulit : tidak ada

Pemeriksaan payudara dan ketiak


a. Ukuran dan bentuk payudara :
normal dan simetris
b. Warna payudara dan areola :
sawo matang dan aerola mamae berwarna coklat
c. Kelainan-kelainan payudara dan puting :
tidak ada kelainan, tidak ada benjolan dan luka
d. Axila dan clavicula :
normal dan simetris
Pemeriksaan Thorak / dada
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan
Frekwensi : 22x/menit
Irama : reguler
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : tidak ada rochi/whezing
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara ( vocal fremitus ) : teraba sama
b. Perkusi : sonor
c. Auskultasi
Suara Nafas : vesikuler, tidak ada suara tambahan
Suara Ucapan : normal, bergetar jelas sonor lapang paru
Suara Tambahan : tidak ada
3. Pemeriksaan Jantung
a. Inspeksi dan Palpasi
- Pulsasi : terlihat
- Ictus cordis : ICS 5 liniea mid clavicula sinistra
b. Perkusi
Batas-batas jantung :
Kanan atas : ICS II liniea sternalis dekstra, kiri atas : ICS II liniea sternalis
sinista. Kanan bawah : ICS IV liniea sternalis dekstra, kiri bawah : ICS IV
liniea sternalis sinistra
Auskultasi
- Bunyi jantung I : lup (terdengar tunggal)
- Bunyi jantung II : dup ( terdengar tunggal)
- Bunyi jantung Tambahan : tidak ada
- Bising / Murmur : tidak ada
- Frekwensi denyut jantung : 80x/menit
Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk abdomen : normal, tidak ada tanda tanda acites
- Benjolan / Massa : tidak ada
- Bayangan pembuluh darah pada abdomen
Tidak terlihat
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 20x/menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan
- Benjolan / massa : tidak ada benjolan
- Tanda-tanda ascites : tidak ada tanda tanda acites
- Hepar : tidak ada pembesaran + nyeri hepar
- Lien : tidak ada pembesaran + nyeri tekan
- Titik Mc. Burne : tidak ada nyeri tekan
d. Perkusi
- Suara Abdomen
Tympani
- Pemeriksaan Ascites
Tidak ada
Pemeriksaan Kelamin dan Daerah Sekitarnya
1. Genetalia
a. Kelainan – kelainan pada genetalia eksterna dan daerah inguinal
normal, tidak ada kelainan
2. Anus dan Perineum
a. Lubang anus :
tidak ada lesi
b. Kelainan – kelainan pada anus dan perineum :
tidak ada kelaian anus dan perineum

D. Pemeriksaan Muskuloskeletal ( Ekstrimitas )


a. Kesimetrisan Otot :
simetris
b. Pemeriksaan Oedem :
tidak ada oedem
c. Kekuatan Otot : 5 5
4 4
d. Kelainan – kelainan pada ekstrimitas dan kuku :
tidak ada kelainan.

Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran ( secara kuantitatif ) / GCS :
Composmentis / 4-5-6
2. Tanda – tanda rangsangan otak ( meningeal sign ) :
Tidak ada kaku kuduk/kejang
3. Syaraf otak( Nervus cranialis ) :
Tidak ada parese/kelemahan
4. Fungsi Motorik :
Pasien tidak mampu berjalan
5. Fungsi Sensorik :
Pasien mampu merasakan panas dan dingin
6. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Tidak normal
b. Refleks Patologis
tidak normal

Pemeriksaan Status Mental


a. Kondisi Emosi / Perasaan
stabil
b. Orientasi
pasien tau sekarang berada di RS dan sekarang pukul 8.00
c. Proses berfikir ( ingatan, atensi, keputusan, perhitungan )
tidak lupa ingatan, px mampu menjabab soal 15-5-5 : 5
d. Motivasi ( Kemauan )
pasien yakin segera sembuh
e. Persepsi
pasien merasa sakit adalah cobaan
f. Bahasa
Bahasa jawa
PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Diagnosa Medis : osteomalacia
B. Pemeriksaan Diagnostik / Penunjang Medis :
1. Laboratorium

Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan


Darah Lengkap
Hemoglobin 14,0 13,0 – 16,5 g/dL
Hematokrit 39,2 37,0 – 47,0 %
Leukosit (WBC) H 12,6 4,0 – 10,0 103/uL
Eosinofil 0,1 0–4 %
Basofil 0,2 0–1 %
Neutrofil H 72,4 50 – 70 %
Limfosit L 17,5 20 – 40 %
Monosit 6,2 2–8 %
Eritrosit (RBC) L 3,66 4,2 – 11,0 103/uL
2. Rontgen
demineralisasi tulang

3. E C G
Tidak ada

4. U S G
Tidak ada

5. Lain – lain
PENATALAKSANAAN DAN TERAPI

1. Vitamin D
2. BIPHOSPHONATE : profilaksis
3. Zoledronic acid : 5mg IV
4. Risedronate (IR) : 5mg PO sekali perhari / 35 mg PO sekali per minggu
5. Ibandronate ; 2,5 mg PO sekali per hari/ 150 PO sekalo per bulan

Mahasiswa

PUSPITA WINDY APRIANTI


NIM. A3R21054
ANALISA DATA

Nama pasien : Tn. X

Umur : 53 Tahun

No. Register: ……………………………….

N KELOMPOK DATA PENYEBAB MASALAH


O KEPERAWATAN
1 Tanda mayor
Ds : defisiensi vitamin
- Pasien mengatakan nyeri
pinggang kegagalan absorbsi kalsium Nyeri akut
atau kehilangan kalsium
berlebihan dari tubuh
DO :
- Klien nampak meringis
kalsium serum menurun
kesakitan
- Pasien tampak
pelepasan hormon paratiroid
menyeringai mengeluh
nyeri
pelepasan kalsium dari
- Pasien tampak
kalsium skelet
memegangi area yang
pemguraian tulang meningkat
nyeri
- Pasien sulit tidur
penimbunan osteoid yang tidak
- Pasien tampak gelisah terkristalisasi

Tanda Minor
demineralisasi tulang
DS : -

DO : osteomalacia

- kalium 4,1 ml/L


- Kalsium 5 mg/dl.   meningkatnya defermitas
tulang
- fosfor 2,5 mg/dl
- Pemeriksaan sinar-x
nyeri tulang
didapati hasil
demineralisasi tulang
nyeri akut
- Pasien tidak nafsu
makan
- TD 110/80 mmhg
- nadi 80 kali per menit
- suhu 36,8 C

P : nyeri terasa saat px


aktivitas maupun tidak
beraktivitas

Q : nyeri terasa nyut nyutan


seperti tertekan benda
berat
R :Nyeri terasa pada
pinggang
S : skala nyeri 5
T : nyeri hilang timbul
dengan durasi yang tidak
menentu
2 Tanda Mayor
DS : defisiensi vitamin
 Pasien mengatakan
sulit untuk bergerak kegagalan absorbsi kalsium
DO : atau kehilangan kalsium
berlebihan dari tubuh
 Pasien berjalan
seperti bebek / picang
kalsium serum menurun
 Gerakan pasien
terbatas
pelepasan hormon paratiroid
 Kekuatan otot 5 5 4 4

Tanda Minor pelepasan kalsium dari


kalsium skelet
DS : pasien mengatakan Gangguan mobilitas fisik
pemguraian tulang meningkat
nyeri saat bergerak

 Terlihat kelainan penimbunan osteoid yang tidak


tulang belakang terkristalisasi
(bungkuk)
 Fisik tampak lemah demineralisasi tulang
 Gerakan terbatas
 Sendi terasa kaku osteomalacia
 Pemeriksaan sinar-x
didapati hasil meningkatnya defermitas
tulang
demineralisasi tulang
 TD 110/80 mmhg
kelemahan otot
 nadi 80 kali per menit
 suhu 36,8 C
gangguan jalan

gangguan mobilitas fisik


3 Tanda Mayor defisiensi vitamin
DS : -
DO : kegagalan absorbsi kalsium
 BB turun 5kg dalam 2 atau kehilangan kalsium
berlebihan dari tubuh
minggu
 BB : 55 kg TB : 165
kalsium serum menurun
cm
Defisit nutrisi
Tanda Minor
pelepasan hormon paratiroid
DS :
 Pasien mengatakan
pelepasan kalsium dari
tidak nafsu makan
kalsium skelet
DO : pemguraian tulang meningkat

 Membran mukosa
penimbunan osteoid yang tidak
pucat
terkristalisasi
 Pasien mual muntah
 Porsi makan 5 sendok
demineralisasi tulang
makan
 TD 110/80 mmhg
osteomalacia
 nadi 80 kali per menit
 suhu 36,8 C
masa tulang menurun

anoreksia

asupan nutrisi tidak adekuat

defisit nutrisi
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. X

Umur : 53 Tahun

No. Register : ……………………………….

NO TANGGAL MUNCUL DIAGNOSA KEPERAWATAN


1 18 September 2021 Nyeri akut b.d agen pencedera fisiologi d.d pasien mengatakan
nyeri pada telinga, pasien tampak menyeringai kesakitan,
Pasien tampak gelisah, Pasien sulit tidur, Klien nampak
meringis kesakitan Pasien tampak menyeringai mengeluh
nyeri, Pasien tampak memegangi area yang nyeri, Pasien sulit
tidur, Pasien tampak gelisah.
2 18 September 2021 Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri / ketidaknyamanan d.d
Pasien berjalan seperti bebek / picang, Gerakan pasien
terbatas, Kekuatan otot 5 5 4 4, Terlihat kelainan tulang
belakang (bungkuk), Pemeriksaan sinar-x didapati hasil
demineralisasi tulang
3 18 September 2021 Defisit nutrisi b.d faktor biologis d.d Pasien mengatakan tidak
nafsu makan, Membran mukosa pucat, Pasien mual muntah,
Porsi makan 5 sendok makan, BB turun 5kg dalam 2 minggu
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Nama pasien : Tn. X

Umur : 53 Tahun

No. Register : ……………………………….

NO DIAGNOSA LUARAN (SLKI) INTERVENSI (SIKI)


KEPERAWATAN
Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
tindakan keperawatan
1 Nyeri akut b.d agen Observasi
2x24jam diharapkan :
pencedera fisiologi d.d pasien
mengatakan nyeri pada  lokasi, karakteristik, durasi,
 Keluhan nyeri
telinga, pasien tampak frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
menurun
menyeringai kesakitan,  Identifikasi skala nyeri
 Meringisi
Pasien tampak gelisah, Pasien menurun  Identifikasi respon nyeri non verbal
sulit tidur, Klien nampak  Sulit tidur
meringis kesakitan Pasien menurun Terapeutik
tampak menyeringai  Pola nafas
mengeluh nyeri, Pasien memnaik  Berikan teknik nonfarmakologis
tampak memegangi area yang  Tekanan darah untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
nyeri, Pasien sulit tidur, membaik TENS, hypnosis, akupresur, terapi
Pasien tampak gelisah. musik, biofeedback, terapi pijat,
aroma terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
 Control lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

 Mengajarkan teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi
rasa nyeri

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Gangguan mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan DUKUNGAN AMBULASI


nyeri / ketidaknyamanan d.d tindakan keperawatan 3
Pasien berjalan seperti 1. Observasi
bebek / picang, Gerakan x 24 jam kemampuan  Identifikasi adanya nyeri
pasien terbatas, Kekuatan otot dalam pergerakan fisik atau keluhan fisik lainnya
5 5 4 4, Terlihat kelainan  Monitor frekuensi jantung
dari satu atau lebih dan tekanan darah sebelum
tulang belakang (bungkuk),
Pemeriksaan sinar-x didapati ekstremitas secara memulai ambulasi
hasil demineralisasi tulang mandiri meningkat.  Monitor kondisi umum
selama melakukan ambulasi
Kriteria hasil : 2. Terapeutik
 Pergerakan  Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (mis. tongkat,
ektremitas kruk)
meningkat  Libatkan keluarga untuk
 Kekuatan otot membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
meningkat
3. Edukasi
 Nyeri menurun  Jelaskan tujuan dan
 Kaku sendi prosedur ambulasi
 Anjurkan melakukan
menurun ambulasi dini
 Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (mis.
berjalan dari tempat tidur ke kursi
roda, berjalan dari tempat tidur ke
kamar mandi, berjalan sesuai
toleransi)

3 Defisit nutrisi b.d faktor Setelah dilakukan MANAJEMEN NUTRISI


biologis d.d Pasien tindakan keperawatan 3
mengatakan tidak nafsu 1. Observasi
makan, Membran mukosa x 24 jam keadekuatan  Identifikasi makanan yang
pucat, Pasien mual muntah, asupan nutrisi untuk disukai
Porsi makan 5 sendok makan,  Identifikasi kebutuhan
memenuhi metabolisme kalori dan jenis nutrient
BB turun 5kg dalam 2
minggu membaik.  Monitor asupan makanan
Kriteria hasil :  Monitor berat badan
2. Terapeutik
 Porsi makanan  Fasilitasi menentukan
yang dihabiskan pedoman diet (mis. Piramida
makanan)
meningkat  Sajikan makanan secara
 Kekuatan otot menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat
penguyah
untuk mencegah konstipasi
meningkat  Berikan makanan tinggi
 Perasaan cepat kalori dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan,
kenyang jika perlu
menurun 3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika
 Berat badan
mampu
membaik 4. Kolaborasi
 Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk menentukan jumlah kalori
dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. X Umur : 53 Tahun No. Register : Kasus : OSTEOMALACIA

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
1 I 13-09-2021 Observasi Puspita windy 13-09-2021 S : pasien mengatakan nyeri pada punggung Puspita windy
14.00
O:
 Mengobservasi lokasi, karakteristik, durasi,
- Klien nampak meringis kesakitan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri ( hasil :
08.00 - Pasien tampak gelisah
P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun
- Pasien sulit tidur
tidak beraktivitas Q : nyeri terasa seperti
ditusuk tusuk, R : Nyeri terasa pada bagian - TD: 110/80 mmhg

punggung, T : nyeri hilang timbul dengan - HR : 88x/menit


08.30 durasi yang tidak menentu - T: 36, 8˚C

 Mengidentifikasi skala nyeri ( hasil : skala - P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun
08.45 nyeri 5) tidak beraktivitas

 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk

(hasil : pasien tampak meringi menahan R : Nyeri terasa pada bagian punggung
nyeri)
S : skala nyeri 5
 Mengidentifikasi faktor yang memperberat
08.50
dan memperingan nyeri (hasil : faktor yang T : nyeri hilang timbul dengan durasi
yang tidak menentu
memperberat nyeri saat px beraktivitas)
09.00 A : Masalah Belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
Terapeutik
MANAJEMEN NYERI (I. 08238)
 Memberikan teknik nonfarmakologis
Observasi
untuk mengurangi rasa nyeri ( hasil :
menganjurkan px nafas dalam )  lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
 Mengontrol lingkungan yang memperberat kualitas, intensitas nyeri
rasa nyeri (hasil : menyediakan lingkungan  Identifikasi skala nyeri
yang tenang)  Identifikasi respon nyeri non verbal
 Memfasilitasi istirahat dan tidur  Identifikasi faktor yang memperberat
dan memperingan nyeri
Edukasi
Terapeutik
 Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri ( hasil : mengajarkan
mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
teknik nafas dalam ) hypnosis, akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
Kolaborasi teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
 Berkolaborasi pemberian analgetik  Control lingkungan yang memperberat
rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi

 Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk


mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
2 II 13-09-2021 DUKUNGAN AMBULASI Puspita windy 13-09-2021 S : Pasien mengatakan sulit untuk bergerak Puspita windy
14.00
1. Observasi
 Mengi dentifikasi adanya nyeri atau O:
keluhan fisik lainnya ( hasil : pasien
08.00 merasa nyeri )  Pasien berjalan seperti bebek / picang
 Memonitor frekuensi jantung dan  Gerakan pasien terbatas
tekanan darah sebelum memulai ambulasi
( hasil : TD 110/80 mmhg nadi 80 kali  Kekuatan otot 5 5 4 4
per menit)  Terlihat kelainan tulang belakang
08.30  Memonitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi (k/u menahan (bungkuk)
nyeri))  Pemeriksaan sinar-x didapati hasil
08.45 2. Terapeutik
demineralisasi tulang
 Memfasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (hasil : alat bantu klien  TD 110/80 mmhg
tongkat)
 nadi 80 kali per menit
 Meliibatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam meningkatkan  suhu 36,8 C
ambulasi
08.50 A : Masalah belum teratasi
3. Edukasi
 Menjelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi P : Intervensi dilanjutkan
09.00
 Menganjurkan melakukan ambulasi
dini DUKUNGAN AMBULASI
 Mengajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (hasil : berjalan dari 1. Observasi
tempat tidur ke kamar mandi)  Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
 Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
 Monitor kondisi umum selama
melakukan ambulasi
2. Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (mis. tongkat,
kruk)
 Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan ambulasi
3. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
 Anjurkan melakukan ambulasi
dini
 Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai toleransi)

3 13-09-2021 MANAJEMEN NUTRISI Puspita windy 13-09-2021 S : Puspita windy


14.00
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan
1. Observasi
 Mengidentifikasi makanan yang
O:
08.00 disukai ( hasil : pasien menyukai
makanan berkuah)
 Membran mukosa pucat
 Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient  Pasien mual muntah
 Memonitor asupan makanan ( hasil :  Porsi makan 5 sendok makan
pasien makan hanya 5 sendok)
08.30  BB turun 5kg dalam 2 minggu
 Memonitor berat badan (hasil : BB
px 55kg)  BB : 55 kg TB : 165 cm
08.45 2. Terapeutik
 TD 110/80 mmhg
 Memfasilitasi menentukan pedoman
diet (hasil : membuat Piramida makanan)  nadi 80 kali per menit
 Menyaajikan makanan secara
 suhu 36,8 C
menarik dan suhu yang sesuai
 Memberikan makan tinggi serat A : Masalah Belum teratasi
08.50 untuk mencegah konstipasi P Intervensi dilanjutkan
 Membeerikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
09.00 1. Observasi
 Memberikan suplemen makanan,
 Identifikasi makanan yang
jika perlu
disukai
3. Edukasi
 Identifikasi kebutuhan kalori
 Menganjurkan posisi duduk, jika
dan jenis nutrient
mampu
 Monitor asupan makanan
4. Kolaborasi
 Monitor berat badan
 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk 2. Terapeutik
menentukan jumlah kalori dan jenis  Fasilitasi menentukan pedoman
nutrient yang dibutuhkan, diet (mis. Piramida makanan)
 Sajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan,
jika perlu
3. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
4. Kolaborasi

 Kolaborasi dengan ahli gizi untuk


menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrient yang dibutuhkan, jika perlu
TINDAKAN KEPERAWATAN CATATAN PERKEMBANGAN

Nama Pasien : Tn. X Umur : 53 Tahun No. Register : Kasus : OSTEOMALACIA

TANGGAL/ TANDA TANGGAL TANDA


NO NO. DX IMPLEMENTASI EVALUASI
JAM TANGAN / JAM TANGAN
1 I 14-09-2021 Observasi Puspita windy 14-09-2021 S : pasien mengatakan nyeri pada punggung Puspita windy
14.00
berkurang
 Mengobservasi lokasi, karakteristik, durasi,
O:
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri ( hasil : P
- Klien nampak meringis kesakitan
08.00 :nyeri terasa saat px aktivitas maupun tidak
- Gelisah menurun
beraktivitas Q : nyeri terasa seperti ditusuk
- sulit tidur menurun
tusuk, R : Nyeri terasa pada bagian
punggung, T : nyeri hilang timbul dengan - TD: 120/80 mmhg
08.30 durasi yang tidak menentu - HR : 88x/menit

 Mengidentifikasi skala nyeri ( hasil : skala - T: 336, 8˚C


08.45 nyeri 5) - P :nyeri terasa saat px aktivitas maupun

 Mengidentifikasi respon nyeri non verbal tidak beraktivitas

(hasil : pasien tampak meringi menahan Q : nyeri terasa seperti ditusuk tusuk

nyeri) R : Nyeri terasa pada bagian punggung


 Mengidentifikasi faktor yang memperberat
08.50 S : skala nyeri 3
dan memperingan nyeri (hasil : faktor yang
memperberat nyeri saat px beraktivitas) T : nyeri hilang timbul dengan durasi
09.00
yang tidak menentu
A : Masalah Teratasi sebagian
Terapeutik P : Intervensi dilanjutkan

 Memberikan teknik nonfarmakologis untuk MANAJEMEN NYERI (I. 08238)


mengurangi rasa nyeri ( hasil : menganjurkan
Observasi
px nafas dalam )
 Mengontrol lingkungan yang memperberat  Identifikasi skala nyeri
rasa nyeri (hasil : menyediakan lingkungan  Identifikasi faktor yang memperberat
yang tenang) dan memperingan nyeri
 Memfasilitasi istirahat dan tidur
Terapeutik
Edukasi
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk
 Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi musik,
mengurangi rasa nyeri ( hasil : mengajarkan
biofeedback, terapi pijat, aroma terapi,
teknik nafas dalam ) teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
Kolaborasi  Fasilitasi istirahat dan tidur

 Berkolaborasi pemberian analgetik Kolaborasi

Kolaborasi pemberian analgetik, jika


perlu
2 II 14-09-2021 DUKUNGAN AMBULASI Puspita windy 14-09-2021 S : Pasien mengatakan sulit untuk bergerak Puspita windy
14.00
1. Observasi
 Mengi dentifikasi adanya nyeri atau O:
keluhan fisik lainnya ( hasil : pasien
08.00 merasa nyeri )  Pasien berjalan seperti bebek / picang
 Memonitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai ambulasi (  Gerakan pasien terbatas
hasil : TD 110/80 mmhg nadi 80 kali per
 Kekuatan otot 5 5 4 4
menit)
 Memonitor kondisi umum selama  Terlihat kelainan tulang belakang
08.30 melakukan ambulasi (k/u menahan nyeri))
(bungkuk)
2. Terapeutik
 Memfasilitasi aktivitas ambulasi  Pemeriksaan sinar-x didapati hasil
08.45
dengan alat bantu (hasil : alat bantu klien demineralisasi tulang
tongkat)
 Meliibatkan keluarga untuk  TD 120/80 mmhg
membantu pasien dalam meningkatkan  nadi 88 kali per menit
ambulasi
3. Edukasi  suhu 36,8 C
08.50  Menjelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi A : Masalah belum teratasi
 Menganjurkan melakukan ambulasi
09.00 P : Intervensi dilanjutkan
dini
 Mengajarkan ambulasi sederhana
DUKUNGAN AMBULASI
yang harus dilakukan (hasil : berjalan dari
tempat tidur ke kamar mandi)
4. Observasi
 Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
 Monitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
ambulasi
5. Terapeutik
 Fasilitasi aktivitas ambulasi
dengan alat bantu (mis. tongkat,
kruk)

6. Edukasi
 Jelaskan tujuan dan prosedur
ambulasi
 Anjurkan melakukan ambulasi
dini
 Ajarkan ambulasi sederhana
yang harus dilakukan (mis. berjalan
dari tempat tidur ke kursi roda,
berjalan dari tempat tidur ke kamar
mandi, berjalan sesuai toleransi)

3 III 14-09-2021 MANAJEMEN NUTRISI Puspita windy 14-09-2021 S : Puspita windy


14.00
 Pasien mengatakan tidak nafsu makan
1. Observasi
 Mengidentifikasi makanan yang mulai membaik
disukai ( hasil : pasien menyukai makanan
08.00 berkuah) O:
 Identifikasi kebutuhan kalori dan
jenis nutrient  Membran mukosa pucat
 Memonitor asupan makanan ( hasil :  mual muntah berkurang
pasien makan hanya 5 sendok)
 Memonitor berat badan (hasil : BB px  Porsi makan 1/2 porsi
08.30
55kg)  BB turun 5kg dalam 2 minggu
2. Terapeutik
08.45  Memfasilitasi menentukan pedoman  BB : 55 kg TB : 165 cm
diet (hasil : membuat Piramida makanan)  TD 120/80 mmhg
 Menyaajikan makanan secara
menarik dan suhu yang sesuai  nadi 88 kali per menit
 Memberikan makan tinggi serat  suhu 36,8 C
untuk mencegah konstipasi
A : Masalah teratasi sebagian
 Membeerikan makanan tinggi kalori
08.50
dan tinggi protein P Intervensi dilanjutkan
 Memberikan suplemen makanan, jika
09.00 perlu 5. Observasi
3. Edukasi  Identifikasi makanan yang
 Menganjurkan posisi duduk, jika disukai
mampu  Identifikasi kebutuhan kalori
4. Kolaborasi dan jenis nutrient
 Monitor asupan makanan
 Berkolaborasi dengan ahli gizi untuk 6. Terapeutik
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient  Fasilitasi menentukan pedoman
yang dibutuhkan, diet (mis. Piramida makanan)
 Berikan makan tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
 Berikan makanan tinggi kalori
dan tinggi protein
 Berikan suplemen makanan,
jika perlu
7. Edukasi
 Anjurkan posisi duduk, jika
mampu
8. Kolaborasi

Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan


jumlah kalori dan jenis nutrient yang
dibutuhkan, jika perlu

Anda mungkin juga menyukai