Anda di halaman 1dari 13

PATOFISIOLOGI

GANGGUAN SISTEM
MUSKULOSKELETAL
OSTEOMALASIA
Nama Kelompok :
1. Asna Cahyaningsih (108118043)
2. Azmi Kurniasih (108118074)
3. Sofia Aina (108118044)
4. Riki Andri Maftukhin (108118046)
5. Septian Dwi Andika (108118067)
6. Dias Rizki Yuliannisa (108118045)
7. Iffah Lu’lu Luthfiana (108118075)
1. Pengertian Osteomalacia

Osteomalasia, sering kali dikenal sebagai rakitis dewasa, merupakan


gangguan metabolik tulang yang ditandai dengan ketidakadekuatan
atau hambatan mineralisasi matriks tulang pada tulang padat dan
tulang spons matur, menyebabkan pelunakan tulang (Praptiani:2012).
Osteomalasia (osteomalacia), adalah kelainan tulang dimana tulang
menjadi lunak, lemah dan rapuh, sehingga sangat mudah menjadi
fraktur tulang (fragility fracture) (Tandra :2009).
Osteomalasia “tulang yang lunak” merupakan akibat gangguan
pada mineralisasi matriks osteoid. Hal ini menyebabkan
deformitas tulang pada usia muda dan timbulnya nyeri pada
tulang (Rahmalia : 2005). Osteomalsia (tulang menjadi lunak)
merupakan penyakit yang terdapat mineralisasi tulang yang
tidak adekuat (Asih :2000).
2. Etiologi/Penyebab Osteomalacia
1) Defisiensi vitamin D yang didalamnya terjadi
ketidakadekuatan asupan diet.
2) Kurang pajanan sinar matahari, malabsorpsi : (bypass
lambung, gangguan usus kecil.
3) Kurang kalsium dalam tubuh.
3. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis dari osteomalasia terjadi keletihan dan kelemahan otot yang
mungkin menjadi tanda awal defisiensi vitamin D. Selain itu manifestasi klinis dari
osteomalasia juga menyerupai gangguan reumatik, meliputi nyeri tulang yang
mungkin samar dan general pada pertama, menjadi lebih intens dengan aktivitas
seiring dnegan perkembangan penyakit; terjadi paling sering pada panggul; tulang
panjang pada ekstremitas, spina, dan iga. Kesulitan berganti posisi dari posisi
berbaring ke posisi duduk dan dari posisi duduk ke posisi berdiri, gaya berjalan
bergoyang yang mungkin akibat nyeri dan kelemahan otot, kifosis dorsal yang dapat
terjadi pada kasus berat, fraktur patologis, mudah lelah, kelemahan proksimal dan
pelunakan periartikuler.
4. Patofisiologi
Pada bentuk alaminya, vitamin D didapat dari makanan tertentu dan
radiasi ultraviolet matahari. Vitamin D mempertahankan kadar serum
kalsium dan fosfat normal untuk mineralisasi normal tulang. Defisiensi
vitamin D atau resistensi terhadap kerja mengganggu mineralisasi
normal tulang, menyebabkan peunakan tulang. Vitamin D tidak aktif
ketika diapsorbsi dari usus atau disintesis dari pajanan terhadap
terhadap sinar ultraviolet. Agar vitamin D menjadi aktif, proses dua
langkah harus terjadi. Vitamin D (dan metabolitnya) dipindahkan dari
darah ke hati, tempat vitamin D diubah menjadi kalsidiol. Kalsidiol
kemudian ditransportasikan ke ginjal dan diubah menjadi bentuk aktif,
kalsitriol.
Bentuk aktif vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dan
fosfor yang optimal dari usus. Kalsium dan fosfor dipindahkan
dari darah ke tulang untuk mineralisasi normal. Jika terdapat
kekurangan vitamin D, kalsium dan fosfor tidak diabsorpsi
dari usus dan kadar kalsium dan fosfor serum turun. Defisiensi
mineral ini pada gilirannya mengaktivasi kelenjar paratiroid,
dengan kehilangan kalsium dan fosfor dari tulang. Kehilangan
kalsium dan fosfat yang berlebihan dalam tulang mengganggu
mineralisasi kalsium.
Gangguan mineralisasi tulang menyebaban abnormalitas
ditulang spons dan tulang padat. Osteoid (bagian matriks yang
lunak dan tidak terkalsifikasi) terus menghasilkan terapi tidak
mineralisasi. Penumpukan abnormal tulang demineralisasi
menyebabkan deformitas besar pada tulang panjang, spina,
panggul, dan tengkorak, menyebabkan tulang lunak dan tidak
mampu menyangga beban dan menekan atau membebani
gerakan tubuh.
1. Penatalaksanaan Medik
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat
disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6
minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1600 IU setiap
hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan
fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengkonsumsi 1,25 dihydroxy vitamin D.
2. Penatalaksanaan Non Medik
Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak
konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih
keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri,
daging, dan yogurt mengkonsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. Jika
kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan
seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu
pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar
matahari pagi antara pukul 07.00 - 09.00 pagi dan sore pada pukul 16.00 - 17.00. 
Selain itu diperlukan diet vitamin D disertai suplemen kalsium, apabila
osteomalasia atau rakitis disebabkan oleh penyakit lain, maka penyakit tersebut
akan memerlukan penanganan terlebih dahulu, Pemajanan sinar matahari
dianjurkan, serta jika terjadi deformitas ortopedik persisten perlu penggunaan brace
atau korset atau dengan pembedahan.
Komplikasi
1) Kesemutan ditangan dan kaki
2) Cocok (kejang)
3) Kram
4) Rasa berkedut dalam tubuh
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai