PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium. Kurangnya
konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat pada tulang, sehingga
lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang dan tulang menjadi lunak
Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Rakitis (osteomalasia) ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk
mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks
tulang berkurang..
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan vitamin D
terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa tulang yang maksimal,
merupakan penyebab utama rakitis. Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya kemampuan
tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan rakitis,
selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga
menyebab terjadinya rakitis.
Terjadinya rakitisk merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis .pada saat sekarang ini
angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak anak ,dewasa atau pun orang tua.
Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, bekerja sama dengan
Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan
European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270
miligram kalsium per hari.
Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi
kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang.
Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan juga terjadi di 9 negara
Asia, seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium
yang dianjurkan per harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang)
Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan
tulang
Dari jumlah kejadian diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian dan
penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah Asuhan Keperawatan Rakitis
B. TUJUAN
Untuk mendapatkan gambaran dan mengetahui tentang bagaimana Asuhan Keperawatan pada
klien Rakitis.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Rakitis
Rakitis atau osteomalasia di masa kanak-kanak merupakan gangguan kesehatan yang meliputi
pelunakan dan pelemahan tulang, keadaan ini ,terutama disebabkan oleh kekurangan vitamin D,
kalsium dan fosfat.
Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan
kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah soft bone atau
tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan
pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak
lagi dijumpai lempeng epifisi.
B. Etiologi Rakitis
a. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami
gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di
dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua
unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil menjadi lunak dan mudah patah. Proses
mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak
tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
b. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu
memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
c. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi / pembuangan kalsium akan
meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
d. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat
seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini.
e. Gangguan malabsorbsi.
Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang terbagi dalam kategori tulang
panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur .Bentuk dan kontriksi tulang tertentu
ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya .
Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas batang tulang
(diafisis) yang terdiri darikortikal . ujung tulang panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun
oleh tulang canselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan
longitudinal pada anak anak .ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago artikular pada sendi
sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan .tulang pendek terdiri
dari tulang canselus ditutpi selapis tulang kompak ,tulang pipih merupakan tempat penting untuk
hematopoesis ,dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital .tulang pipih tersusun dari tulang
calselus diantara 2 tulang kompak .tulang tak tetratur mempunyai bentuk yang unik ,sesuai dengan
fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih .
Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral ,sel sel nya terdiri atas
3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas .
Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang dengan mensekresikan matriks tulang .matrik
tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan
kerangka dimana garam garan mineral anorganik ditimbun .
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pemeliharaan fungsi tulang dan terletak dalam
osteon . Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam penghancuran , resobsi dan
remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa .di tengah osteon
terdapat kapiler .di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella .di dalam
lamella terdapat osteosit yang memperoleh nutrisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli
yang halus.
D. Patofisiologi
Diperkirakan defek primernya adalah kekurangan vitamin D aktif yang memacu absorbsi
kalsium dari traktus gastrointestinal dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat
dalam cairan ekstrasel rendah.. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat tidak dapat
dimasukkan ketempat kalsifikasi tulang, sehingga mengakibatkan kegagalan mineralisasi,terjadi
perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh.
1. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian
dada.
2. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit.
3. Sakit pada seluruh tulang tubuhnya.
4. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
5. Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.
6. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang
lengan atau tulang kaki.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Evaluasi dengan sinar-x dapat memperlihatkan penurunano sifikasi/demineralisasi tulang
secara umum.
Pengukuran kalsium dan fosfat serum akan memperlihatkan nilai yang rendah.
Pemeriksaan urin menunjukkan kalsiun dan kreatinin rendah.
Pemeriksaan vertebra akan memperlihatkan adanya patah tulangkompresi tanpa batas vertebra
yang jelas.
Biopsi tulang akan menunjukkan peningkatan jumlah osteoid
G. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan medik
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per
minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU
setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur
kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi
sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah
disarankan.
I. Pengkajian
a. Biografi Klien
b. Riwayat Kesehatan
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Kesehatan Dahulu
Riwayat Kesehatan Keluarga
c. Pemeriksaan Fisik
d. Data dasar pengkajian
Aktivitas / istirahat
Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri.
Sirkulasi
Tanda : takikardia ( Respon stress )
Neurosensori
Gejala : hilang gerakan
Tanda : Deformitas local, kelemahan
Nyeri / Kenyaman
Gejala : nyeri tekan
e. Pemeriksaan diagnostik
Pada foto x ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat nyata. Berdasar
dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra.
Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium dan jumlah fosfor serta
kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin lambat.
III. Intervensi
IV. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan dari rencana yang telah
disususun.
V. Evaluasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun tanda dan gejala dari rakitis ini adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai
akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak
terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar,
terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena
tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh
pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya
B. Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok
mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman teman sesama
mahasiswa. Kita sebagai host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita
tetap terjaga.
ASKEP
RAKITIS
Di Susun Oleh :
Nama : SELVI DIANTY
Nim : 113063E113030