PRA PLANNING
PENYULUHAN OSTEOMALASIA
MAHASISWA STIKES YATSI TANGERANG
MAHASISWA TK IA KEPERAWATAN STIKes YATSI TANGERANG
Hari/ Tanggal : Selasa/06 Oktober 2015
Waktu
: 10:30 WIB
Topik
Tempat
Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50%
rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan
tulang.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mendapatkan
gambaran
dan
mengetahui
tentang
bagaimana Asuhan
: Jenius Berutu
: Diki
: Nuril Anwar Fauzi
: Ridwan Gunawan
: Ricky Anggara
: Dwiky Shandi
: Kosim
: Kosim
P
E. Seting Tempat
Keterangan :
P : Pembicara
M: Mahasiswa
MMMM MMMM
MMMM MMMM
MMMM MMMM
F. Setting Waktu
No
1
Waktu
3 menit
15 menit
MMMM MMMM
MMM
Kegiatan penyuluhan
Pembukaan :
MMM
Kegiatan peserta
1. Menjawab salam
1. Memberi salam
2. Mendengarkan
dan
memperhatikan
Menyimak
dan
4 menit
Demontrasi
Evaluasi :
Meminta
kepada pertanyaan
Mahasiswa/Mahasiswi
Menjelaskan
kembali
untuk
atau
Menyebutkan :
1. Pengertian Osteomalasia
4
3 menit
Menjawab salam
Sekretaris
Kosim
NIM : 13210072
NIM: 13210080
Mengetahui,
Pembimbing Akademik
NS .Meynur Rohmah.S.kep
2) Materi Penyuluhan
A. Pengertian
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang
disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi
deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena
pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001:
2339 )
B. Etiologi
1. Primer
Kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan
mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan
vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di
dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil
menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir
pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses
mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik.
2. Resiko
a. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak
mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi.
b. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium
akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat. Dan
C. Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya menyebabkan
gangguan metabolisme mineral. Factor yang berbahaya untuk osteomalasia adalah
kesalahan diet, malabsobrsi, gastrectomi, GGK, terapi anticonvulsan jangka lama
( fenytoin, fenorbarbital ) dan insufisiensi vitamin D ( diet, sinar matahari ).
Tipe malnurisi ( defisiensi vitamin D sering berhubungan dengan asupan kalsium
yang buruk ) terutama akibat kemiskinan, tetapi mematangkan makanan dan kurangnya
pengetahuan tentang nutrisi juga dapat menjadi factor pencetus. Hal itu terjadi dengan
frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya
kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari.
Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat dari kegagalan dari absorbsi kalsium
atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana
kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia melalui kehilangan vitamin D
(semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling terakhir
terdapat dalam faeces bercampur dengan asam lemak(fatty acid). Kelainan ini meliputi
penyakit seliac, obstruksi traktus biliaris kronis, pancreatitis kronik dan reseksi usus
halus.
D. Komplikasi
Pada anak-anak yang menderita penyakit rachitis, jikalau penyakit ini tidak
segera diobati, maka pertumbuhannya akan terhalang, anak itu menjadi lambat untuk
duduk, merangkak, dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan membengkokkan lutut,
tulang, serta persendian lainnya sehingga menyebabkankaki-O (Genu Varum), dada
busung (Pigeon Chest), dan lutut bengkok kedalam atau kaki-X (Genu Valgum).
Pada orang dewasa, kelemahan tulang akan menimbulkan risiko fraktur. Os
vertebra yang melunak akan tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan
berkurang tingginya atau cebol. Trunkus klien yang memendek sehingga mengubah
bentuk toraks disebut kifosis, dimana klien terlihat seperti bungkuk, dan skoliosis.
E. Gejala Osteomalasia
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :
1. Nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya
terdapat kelemahan otot. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada
daerah pinggang dan paha.
2. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang
3. Penyakit lanjut, tungkai terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang,
dan tarikan otot), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan
kelainan bentuk thoraks (kifosis).
4. Sakrum terdorong ke bawah dan ke depan, dan pelvis tertekan ke lateral. Kedua
deformitas tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang sering mengakibatkan
perlunya dilakukan seksio sesaria pada wanita hamil yang terkena penyakit ini.
Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan risiko jatuh dan fraktur.
5. Penurunan berat badan
6. Anoreksia
7. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di
bagian dada.
8. Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
9. Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
F. Penatalaksanaan
1. Koreksi penyebab dasar osteomalasia bila mungkin.
2. Bila osteomalasia akibat kesalahan diet, maka perlu diberikan diet kaya protein dan
kalsium dan vitamin D tinggi.
3. Bila penyebabnya kekurangan Vit D, suplemen vitamin D harus diresepkanmaka
dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang
kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6
bulan. Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfat dalam cairan
ekstrasel dan maka tersedia ion kalsium fosfat untuk menetralisasi tulangdengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
4. Bila osteomalasia diakibatkan oleh malabsorpsi, penambahan dosis vitamin D selain
suplemen kalsium biasanya diresepkan.
5. Pemajanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet untuk mentransformasi bahan
kolesterol (7-dehidrokolesterol) yang tersedia di kulit menjadi vitamin D perlu
dianjurkan. Cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9
pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
6. Sering, masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila
kekurangan nutris atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara
adekuat.
7. Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilitasasi atau
kekambuhan osteomalasia.
8. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani dengan brace atau
pembedahan (dapat dilakukan osteotomi untuk mengoreksi deformitas tulang
panjang).
9. Defesiensi vitamin D karena penyakit ginjal/hati dapat diatasi dengan menggunakan
bentuk yang aktif secara metabolic yaitu kalsitrol. Terapi dapat meredakan gejala
dan
memperbaiki
abnormalitas
tulang
dalam
3-4
bulan.
Kadang-kadang
10.Pencegahan
Adapun cara yang dapat dilakukan untuk pencegahan agar tidak terkena
Osteomalasia antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
At a Glance Medicine/Patrick Davey : alih bahasa, Annisa Rahmalia, Cut Novianty; editor,
Amalia Safitri Jakarta : Erlangga, 2005