Disusun Oleh :
Dessy Mita Ardila
11141060
111410
111410
111410
11141075
Irvan Rismawanto
11141077
Murti Anggraeni
11141082
Nani Purwitasari
11141083
11141089
Tresnawati
11141096
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya
sehingga
kami
dapat
menyelesaikan
tugas
mata
kuliah
SISTEM
pengetahuan bagi
semua pembacanya dan dapat digunakan sebagai salah satu pedoman dalam proses
pembelajaran.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih ada kekurangannya karena pengetahuan
yang kami miliki cukup terbatas. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik dan saran dari
pembaca yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG......................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
1.3 TUJUAN PENULISAN..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 DEFINISI........................................................................................................................3
2.2 ETIOLOGI......................................................................................................................3
2.3 PATOFISIOLOGI............................................................................................................4
2.4 MANIFESTASI KLINIS.................................................................................................5
2.5 KOMPLIKASI................................................................................................................6
2.6 PEMERIKSAAN PENUNJANG....................................................................................6
2.7 PENCEGAHAN..............................................................................................................6
2.8 PENATALAKSANAAN.................................................................................................7
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN.......................................................................................8
A. PENGKAJIAN................................................................................................................8
B. DIAGNOSA..................................................................................................................11
C. INTERVENSI KEPERAWATAN..................................................................................12
BAB IV PENUTUP.................................................................................................................18
3.1 KESIMPULAN.............................................................................................................18
3.2 SARAN..........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Sebagaimana diketahui salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium.
Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang terdapat
pada tulang, sehingga lama kelamaan akan terjadi perubahan pada mikroarstektur tulang
dan tulang menjadi lunak Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan
kekuatannya, sehingga mudah retak/patah.
Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang
disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang
diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara
mineral tulang dengan matriks tulang berkurang..
Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia. Kekurangan kalsium dan
vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa
tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium yang
rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya
terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan pada sindroma
malabsorbsi usus ,penyakit hati, gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya
osteomalasia.
Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadinya osteoporosis . Pada
saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak
anak, dewasa atau pun orang tua. Berdasarkan hasil penelitian University of Otago,
Selandia Baru, bekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan
Universitas Putra Malaysia, yang dipublikasikan European Journal of Clinical Nutrition
tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari.
Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50%
rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan
tulang.
Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan juga terjadi di 9
negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan Lyengar dan tim pada 2004.
Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per harinya adalah 1.000-1.200 mg.
Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
(Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia berisiko
menderita kerapuhan tulang
Dari jumlah kejadian diatas dan kondisi penyakit yang memerlukan pendeteksian
dan penanganan sejak dini, penulis tertarik untuk menulis makalah Asuhan
Keperawatan Osteomalasia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang
disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi
deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada
orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). Pada
sejumlah
osteoid
atau
remodelling
tulang
baru
pasien
ini,
tidak mengalami
dan
perlemahan
kerangka tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan, pelengkungan tulang, dan patah
tulang patologik.
Osteomalasia adalah manifestasi defisiensi vitamin D. Perubahan mendasar pada
penyakti ini adalah gangguan mineralisasi tulang, disertai meningkatnya osteoid
yang tidak mengalami mineralisasi. Osteomalasia
adalah
penyakit
pada
orang
dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru
tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah soft bone atau tulang lunak. Penyakit
ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada
lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa
sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis.
2.2 ETIOLOGI
Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang
terutama kekurangan vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi akibat
gangguan umum metabolisme mineral, antara lain :
1. Adanya malnutrisi
akibat
kemiskinan,
makanan
kurang
matang
dan
kurangnya
pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor. Paling sering
terjadi dimana vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan juga kekurangan
dalam diet dan jauh dari sinar matahari.
2. Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis.
Penyakit-penyakit patologik yang dapat memicu terjadinya osteomalacia
meliputi gagal ginjal kronik sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan
meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat. Penyakit hati
karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase
mineralisasi
tidak
terjadi.
terapi
antikonvulsan
berkepanjangan
(fenitoin
fenobarbital), dan gastrektomi. Osteomalacia dalam hal ini terjadi sebagai akibat
kegagalan absorpsi kalsium ataupun kehilangan kalsium yang berlebihan dari
tubuh.
2.3 PATOFISIOLOGI
Ada berbagai
macam
menyebabkan
gangguan
osteomalasia
adalah
penyebab
metabolism
kesalahan
diet,
dari
mineral.
Osteomalasia
yang
Faktor
berbahaya
malabsobrsi,
yang
umumnya
gastrectomi,
untuk
GGK,terapi
anticonvilsan jangka lama ( phenyton, phenorbar bital ) dan insufisiensi vitamin D ( diet
sinar matahari ). Tipe malnurisi ( defisiensi vitamin D sering di golongkan
dalam hal kekurangan kalsium ) terutama gangguan fungsi kerusakan tetapi
factor
dan kurangnya pengetahuan tentn nutrisi yang juga dapat menjadi factor
pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam
makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari.
Defisiensi
merangsang
vitamin
pelepasan
menyebabkan
hormon
penurunan
paratiroid.
kalsium
Peningkatan
serum,
hormon
yang
paratiroid
meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi
tulang yang adekuat, maka tulang menjadi tipis. Terjadi penimbunan osteoid yang tidak
terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang membungkus saluran-saluran tulang
bagian dalam, hal ini menimbulkan deformitas tulang. Diperkirakan defek primernya
adalah kekurangan vitamin D aktif
gastrointestinal
dan
yang memacu
absorbsi
kalsium
dari
traktus
dalam cairan ekstrasel rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan fosfat
4
tarikan otot)
8. Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengalami pemendekan
tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis)
9. Sakrum terdorong ke bawah dan depan, pelvis tertekan ke lateral
10. Kelemahan dan ketidakseimbangan meningkatkan risiko jatuh dan fraktur
2.5 KOMPLIKASI
Pada anak-anak yang menderita penyakit rachitis, jikalau penyakit ini tidak segera
diobati, maka pertumbuhannya akan terhalang, anak itu menjadi lambat untuk duduk,
merangkak, dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan membengkokkan lutut, tulang,
serta persendian lainnya sehingga menyebabkan kaki-O (Genu Varum), dada busung
(Pigeon Chest), dan lutut bengkok kedalam atau kaki-X (Genu Valgum).
5
vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang
jelas.Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang,
terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang.
2. Pemeriksaan Laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rendah dan
peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine
rendah serta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid.
2.7 PENCEGAHAN
Osteomalacia yang disebabkan oleh paparan sinar matahari yang tidak memadai atau
diet rendah vitamin D umumnya dapat dicegah. Berikut adalah beberapa saran untuk
membantu mengurangi resiko terkena osteomalacia:
a. Makan makanan dengan asupan vitamin D tinggi. Ini termasuk makanan yang secara
alami kaya vitamin D, seperti ikan berminyak (salmon, mackerel, sarden), dan kuning
telur. Anda juga bisa mengonsumsi makanan yang diperkaya dengan vitamin D,
seperti sereal, roti, susu dan yoghurt.
b. Mengonsumsi suplemen, jika diperlukan. Jika Anda tidak mendapatkan cukup vitamin
dan mineral dalam diet Anda atau jika Anda memiliki kondisi medis yang
mempengaruhi kemampuan sistem pencernaan Anda untuk menyerap nutrisi dengan
baik, tanyakan kepada dokter Anda tentang mengambil suplemen vitamin D dan
suplemen kalsium.
c. Meskipun kurangnya paparan sinar matahari juga berkaitan dengan perkembangan
osteomalacia, menghabiskan waktu di bawah sinar matahari untuk saat ini tidak dapat
direkomendasikan sebagai upaya pencegahan atau pengobatan. Hal ini disebabkan
karena ahli belum memahami dengan jelas seberapa banyak sinar matahari yang
diperlukan tubuh untuk mencegah atau mengobati osteomalacia, dan karena paparan
sinar matahari tanpa perlindungan yang memadai dapat meningkatkan risiko kanker
6
kulit. Saat ini tidak ada kesepakatan di antara para ahli tentang berapa banyak jumlah
paparan sinar matahari yang aman bagi tubuh.
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D
200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan
dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan.
b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D.
2. Penatalaksanan non medik
a. Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak
konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja
lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan
teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan.
b. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak
konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu.
Untuk
membantu
pembentukan
vitamin
dalam
tubuh
cobalah
sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore
pada pukul 16 - 17.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesi
a. Data demografi : Data ini meliputi nama, usia, jenis kelamin, tempat tinggal,
orang yang dekat dengan klien.
b. Riwayat perkembangan : Data ini untuk mengetahui tingkat perkembangan
pada neonatus, bayi, prasekolah, remaja, dewasa dan tua.
c. Riwayat sosial : Data ini meliputi pendidikan dan pekerjaan. Seseorang yang
terpapar terus-menerus dengan agens tertentu dalam pekerjaannya, status
kesehatannya dapat dipengaruhi.
menentukan
misalnya (penyakit
hubungan
diabetes
genetik
melitus
yang
yang
perlu
diidentifikasi
merupakan
predisposisi
asupan
kalsium
dapat
menimbulkan
fraktur
karena
Kebiasaan
membawa
benda-benda
berat
yang
dapat
trauma.
Hal-hal
yang
menimbulkan
gejala.
Timbulnya
nyeri.
Nyeri
biasanya
berkaitan
timbul
setelah
diberi
bertumpu
pada
sendi
sendi
tanyakan
sendi
mana
yang
mengalami
kekakuan
Pada
penyakit
degenarasi
sendi
meningkatkan
tanda
apakah
ada
panas
atau
kemerahan
cedera.
4) Deformitas dan imobilitas : tanyakan kapan terjadinya, apakah tiba-tiba
atau bertahap, apakah menimbulkan keterbatasan gerak. Apakah
semakin memburuk
tetentu
dengan
aktivits,
apakah
dengan
posisi
dengan
nyeri.
Penekanan
pada
syaraf
dan
pembuluh
darah
yang
berlebihan. Lordosis bisa ditemukan pada wanita hamil Pada saat inspeksi
tulang
seluruh
hemiparesis-stroke
menunjukkan
cara
berjalan
spesifik,
pasien
B. DIAGNOSA
1. Nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur.
2. Resiko Cidera b/d penipisan tulang dan kelemahan.
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri dan ketidaknyamanan.
4. Harga Diri Rendah yang berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh (tungkai
melengkung, jalan bebek, deformitas vertebrate).
5. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi, proses penyakit dan program
tindakan.
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Rasional
11
1.
Nyeri yang
Klien akan
Kaji status
Memberikan data
berhubungan
melaporkan nyerinya
nyeri
dasar untuk
dengan nyeri
berkurang/hilang.
(lokasi,frekuen
menentukan dan
mengevaluasi
tekan tulang
dan
Kriteria Hasil:
kemungkinan
Klien dapat
)gunakan skala
fraktur
mendemonstrasikan
1-10
teknik relaksasi
dengan benar
diberikan
Meningkatkan
Berikan
lingkungan da
n posisi yang
merupakan sebagai
nyaman
pencetus nyeri
Meminimalkan
Minimalkan
keluhan nyeri
tindakan terapi
yang bersifat
memberi
Meningkatkan
tekanan pada
otot / tulang.
Ajarkan
klien
teknik
manajemen
nyeri seperti
teknik
relaksasi napas
dalam,
Mengurangi nyeri
12
memberikan
analgesik
sesuai
kebutuhan
untuk nyeri
2 Resiko Cidera
Tujuan :
Ajarkan
Klien dimungkinkan
b/d penipisan
Setelah dilakukan
klien untuk
tulang dan
perawatan, diagnose
mempergunak
kelemahan
keperawatan tidak
an alat bantu
mobilisasi, sehingga
menjadi aktual
mobilisasi.
perawat dapat
Kriteria Hasil :
Sarankan
mengajarkan klien
Klien
untuk
tidakmengalamicedera
melakukan
mengkompensasi
Stabilisasi
tubuhdapatdipertahank
kemampuan
Pembatasan
an
danbatasi
aktivitas diperlukan
aktivitas yang
berlebihan
3 Gangguan
Tujuan :
Lakukan
deformitas.
Imobilisasi dapat
mobilitas fisik
Setelah dilakukan
imobilisasi
mengurangi
berhubungan
Ajarkan
pergerakan daerah
dengan nyeri
melakukan mobilisasi
penggunaan
dan
alat bantu
ketidaknyaman
bantuan perawat
berpindah
Jelaskan
dapat membantu
Kriteria hasil :
pada pasien
Klien dapat
tentang
melakukan ROM
pentingnya
aktif
pembatasan
dapat menggunakan
aktivitas
Latihan
seperti krukatau
an
perawat adalah
maksimal 2
memberikan
kali dalam
pendidikan tentang
sehari
cara penggunaannya.
Anjurkan
partisipasi
mengerti mengenai
partisipasi
tujuan pembatasan
aktif sesuai
gerak, sehingga
kemampuan
perawat harus
penyuluhan tentang
pentingnya
pembatasan aktivitas
pada pasien cedera.
Latihan ROM dapat
mencegah penurunan
masa otot, kontraktur
dan peningkatan
vaskularisasi.
Partisipasi
dapat
aktif
membantu
pemulihan
14
kesehatan
dan
melatih
kekuatan
otot,
sehingga
diharapkan
klien
dapat
mempertahankan
4 Harga Diri
Tujuan :
Dorong
kekuatannya
Ekspresi emosi
Rendah yang
Kriteri hasil :
ekspresi
berhubungan
Klien Menunjukkan
ketakutan,
menerima kenyataan
denganperubah
perilaku adaptasi
perasaan
an bentuk
Klien menyatakan
negatif dan
tubuh (tungkai
penerimaan pada
kehilangan
mempercepat proses
melengkung,
situasi ini.
bagian tubuh.
berduka
jalan bebek,
Dorong ekspresi
Berikan
Penerimaan terbuka
deformitas
ketakutan, perasaan
lingkungan
vertebrate)
negatif dan
ang terbuka
memberikan
kehilangan bagian
pada pasien
lingkungan psikologis
tubuh.
untuk
Berikan
mendiskusikan
pasien sehingga
masalah yang
kepercayaan pasien
dialami.
pada perawat
untuk mendiskusikan
Dorong
meningkat dan
patisipasi
berdampak pada
Dorong patisipasi
dalam aktivitas
sehari-hari
klien
sehari-hari
Kaji dan
Meningkatkan
tingkatkan
kemandiriran dan
derajat dukungan
derajat
meningkatkan
dukungan
lingkungan
yang
perawat dapat
memiliki presepsi
positif terhadap dirinya
dengan kemandirian
15
ataupun
sahabat
terhadapklien
sangant diperlukan
sehingga
perawat
harus
dapat
mengkaji
dan
melakukan
intervensi
agar
dukungan terhadap
klien
5 Kurang
Menunjukkan
pengetahuan
peningkatan
b/d kurangnya
pengetahuan klien
Kaji proses
penyakit
Diskusikan
meningkat.
Memberikanpengeta
huan dasar dimana
pasien
perlunya
membuat
es penyakit
hasil :Mengetahui
keseimbang
berdasarkan
dan program
an
informasi
tindakan
program tindakan
kesehatan ,
nutrisi
Anjurkan
pasien
mengkonsu
dapat
dapat
pilihan
Memberikan nutrisi
optimal
untuk
meningkatkan
regenerasi jaringan
Untuk mempercepat
msi kalsium
proses
dan Vit, D
penyembuhan,
sesuai
Dimana
target
jumlah
penting
dan
terapeutik
dibutuhkan
dan
memproduksi
anjurkan
vitamin D dalam
pemajanan
tubuh.
untuk
terhadap
16
sinar
matahari
BAB IV
PENUTUP
17
3.1 KESIMPULAN
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh
kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak- anak
yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi
deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena
pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). Adapun beberapa
faktor yang menyebabkan terjadinya osteomalasia
1. Kekurangan vitamin D
2. Kekurangan kalsium dalam diet
3. Kelainan gastrointestinal
4. Malabsorbsi kalsium
5. Gagal ginjal kronis
Tanda-tanda yang dapat terjadi pada penderita osteomalsia antara lain, Nyeri
tulang dan kelemahan, penurunan berat badan, Anoreksia, Munculnya tonjolan
tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada, Sakit pada
seluruh tulang tubuhnya, merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun
dari posisi duduk ke posisi berdiri.
Masalah kepearawatan utama yang dapat muncul adalah nyeri, risiko cedera
berhubungan dengan kehilangan integritas tulang, gangguan mobilitas fisik
berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan dan harga diri rendah berhubungan
dengan perubahan penampilan peran
3.2 SARAN
Makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai
kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman teman
sesama mahasiswa. Selain itu penyakit osteomalasia ini sangat berbahaya dan kita sebagai
host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.
18
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer & Brenda G. bare. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta :
EGC, 2002
At a Glance Medicine/Patrick Davey : alih bahasa, Annisa Rahmalia, Cut Novianty; editor,
Amalia Safitri Jakarta : Erlangga, 2005
Patofisiologi : buku saku/Elizabeth J. Corwin ; Alih bahasa, Nike Budhi Subekti ; Editor edisi
bahasa Indonesia, Egi Komara Yudha[et.al.]-Ed 3.-Jakarta : EGC, 2009
Doenges, E, Marilyn. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan
keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta : EGC, 1999
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi
4.Jakarta : EGC, 1998
Robbins, Kumar. Buku Ajar Patofisiologi II. Edisi 4. Jakarta: EGC, 1995
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/osteomalasia-_951000103760
http://www.klikdokter.com/illness/detail/99
http://keperawatanhaerilanwar.blogspot.com/2012/08/osteomalacia.html