DISUSUN OLEH:
Kelompok 5
NAMA NIM
Nurhadi 181440130
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
segala kemampuan rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelasaikan
tugas makalah yang berjudul “Osteomalacia” ini dengan lancar pada mata
kuliah Keperawatan Medikal Bedah II. Serta tak lupa sholawat dan salam
kami haturkan kepada Baginda junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW
atas petunjuk dan risalah-Nyalah yang telah membawa kita dari zaman
kegelapan ke zaman terang benderang, dan atas doa restu dan dorongan dari
berbagai pihak-pihak yang telah membantu kami memberikan referensi
dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
makalah ini. Terutama kepada search engine google yang ikut berperan
besar dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...................................................................................................... i
Daftar Isi................................................................................................................ ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………....…………...25
4.2 Saran………………………………………………………………………….....25
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
Osteomalacia adalah salah satu penyakit yang akan terjadi ketika tulang
kekurangan kalsium akibat konsumsi kalsium yang tidak tercukupi. Dalam
penyakit ini, penderita akan merasakan kelemahan otot akibat dari perubahan
yang terjadi yang membuat tulang kehilangan kepadatan dan kekuatannya
sehingga mudah retak atau patah. Faktor lain yang dapat menyebabkan
penyakit ini yaitu kekurangan vitamin D khususnya pada masa anak-anak dan
remaja dimana pada saat tersebut tulang mengalami pembentukan massa yang
maksimal. Jadi dengan kata lain, ostemalacia adalah keadaaan melunaknya
tulang yang disebabkan karena kekurangan vitamin D dan kalsium. Untuk
mengenal penyakit Osteomalcia lebih dalam lagi, maka kami akan
membahasnya dalam makalah ini.
1.2 Rumusan Masalah
1 Bagaimana definisi dari penyakit osteomalacia?
2 Bagaimana anatomi fisiologi dari osteomalacia?
3 Bagaimana etiologi dari osteomalacia?
4 Bagaimana manifestasi klinis dari osteomalacia?
5 Bagaimana komplikasi dari osteomalacia?
6 Bagaimana patofisiologi dari osteomalacia?
7 Bagaimana pathway dari osteomalacia?
8 Bagaimana penatalaksanaan dari osteomalacia?
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Bentuk tulang
Berdasarkan bentuk dan ukurannya tulang yang menyusun rangka tubuh
manusiadibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu tulang pipa, tuulang
pendek,tulang pipih, dan tulang tidak beraturan.
Fisiologi Tulang
Fungsi tulang adalah sebagai berikut :
1. Mendukung jarinagn tubuh dan memberikan bentuk tubuh.
2. Melindungi organ tubuh (misalnya jantung, otak, dan paru-paru)
dan jaringan lunak.
3. Memberikan pergerakan (otot yang berhubungan dengan kontraksi
dan pergerakan).
4. Membentuk sel-sel darah merah didalam sum-sum tulang belakang
(hematopoiesis).
5. Menyimpan garam mineral, misalnya kalsium, fosfor.
Kelenjar Paratiroid
Paratiroid adalah 4 kelenjar kecil yang biasanya berada dibelakang
tiroid. Kelenjar paratiroid mensekresikan hormon paratiroid (PTH)
yang mengatur kadar kalsium dalam darah. Penurunan kalsium serum
merangsang pelepasan PTH, PTH meningkatkan kadar kalsium
dengan metabolisme kalsium dari tulang, meningkatkan arbsobsi
kalsium dari usus, mempercepat reabsorpsi kalsium dari tubulus
renalis. Sintesis PTH dikendalikan oleh kadar kalsium plasma, yaitu
dihambat sintesisnya bila kadar kalsium tinggi dan dirangsang bila
kadar kalsium rendah.
2.5 Komplikasi
1. Pada anak
a. Pertumbuhan tulangnya terhambat, sehingga menjadi terlambat untuk
bisa duduk, merangkak, dan berjalan.
b. Berat tubuhnya akan membengkokkan lutut, tulang, serta persendian
lainnya.
c. Hal ini menyebabkan kaki melengkung ke dalam menyerupai huruf O
(Genu Varum), dada busung (Pigeon Chest), dan lutut bengkok
kedalam atau kaki menyerupai huruf X (Genu Valgum).
2. Pada dewasa
a. Kelemahan tulang akan menimbulkan risiko fraktur. Os vertebra yang
melunak akan tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan
berkurang tingginya atau cebol
b. Terjadi kelemahan tulang membuat tulang menjadi lunak dan menjadi
pendek, sehingga penderita akan berkurang tinggi badannya.
c. Trunkus atau tulang tengkorak yang memendek, sehingga mengubah
bentuk tulang toraks (bagian antara kepala dan perut) disebut kifosis.
Hal ini membuat pasien terlihat seperti bungkuk, dan skoliosis
2.6 Patofisiologi
Ada berbagai kasus osteomalasia yang terjadi akibat gangguan umum
metabolisme mineral. Faktor risiko terjadinya osteomalasia meliputi
kekurangan dalan diet, malabsorpsi, gastrektomi, gagal ginjal kronik , terapi
antikonvulsan berkepentingan (fenitoinm fenobarbital) dan kekurangabn
vitamin D (diet, sinar matahari).
Tipe malnutrisi (kekurangan vitamin D) sering berhubungan dengan
asupan kalsium yang jelek) terutama akibat kemiskina, tapi mematang
makanan dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah
satu faktor paling sering terjadi di bagian dunia di mana vitamin D tidak
ditambahkan dalam makanan dan dimana terjadi kekurangan dalam diet dan
jauh dari sinar matahari.
Osteomalasia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium atau
kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan gastrointestinal dimana
absorpsi lemak tidak memadai sering menimbulkan osteomalasia melalui
kehilangan vitamin D (bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya) dan
kalsium, kalsium diekskresikan melalui feses dalam kombinasi dengan asam
lemak. Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik,
pankreatitis kronik dan reseksi usus halus.
Gagal ginjal berat mengakibatkan asidosis. Kalsium yang bersedia
dipergunakan untuk menetralkan asidosis, dan hormon paratiroid terus
menyebabkan pelepasan dan hormon paratiroid terus menyebabkan pelepasan
klasiun dari kalsium skelet sebagai usaha untuk mengembalikan pH fisiologis.
Selama pelepasan kalsium skelet terus menerus ini, terjadi fibrosis tulang dan
kista tulang. Glomerulonefritis kronik, uropati obstruksi dan keracunan logam
berat mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum dan demineralisasi
tulang.
Selain itu, penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan kekurangan
vitamin D, karena keduanya merupakan organ yang melakukan konversi
vitamin D ke bentuk aktif. Akhirnya, hiperparatiroidisme mengakibatkan
dekalfisikasi skelet dan artinya oateomalasia dengan peningkatan eksresi fosfat
dalam urine.
Pertimbangan Gerontologik. Diet yang bergizi tinggi sangat penting
terutama pada lansia. Dianjurkan peningkatan asupan kalsium dan vitamin D.
karena sinar matahari penting, lansia harus didorong untuk banyak berjemur di
bawah sinar matahari.
Pencegahan, identifikasi dan penanganan osteomalasia pada lansia sangat
penting untuk men urunkan insidensi fraktur. Bila osteomalasia terjadi bersama
dengan osteoporosis, maka insidensi fraktur akan semakin meningkat.
2.8 Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Medik
Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin
D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan
dengan 1600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi
kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan
mengkonsumsi 1,25 dihydroxy vitamin D.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS
A. Pengkajian
1. Identitas klien.
2. Riwayat Kesehatan.
a. Riwayat Kesehatan Sekarang
1) Pasien mengeluh nyeri tulang
2) Ekstremitas disertai nyeri tekan
3) Kelemahan otot
4) Cara jalan bebek atau pincang.
b. Riwayat Kesehatan Dahulu
1) Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi.
2) Kekurangan calsium dalam diet.
3) Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik.
4) Klien pernah mengalami gangguan hati.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia
B. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi, observasi gaya jalan, postur, cara berdiri, posisi duduk
mulai pada saat pasien memasuki ruangan. Perhatikan kesimetrisan
ekstremitas tubuh, adanya deformitas kasar, genu valgum, lordosis, kifosis,
serta adanya kelemahan atau atropi otot-otot skelet.
Pada pemeriksaan fisik pasien osteomalasia didapatkan deformitas skelet.
Deformitas vertebra dan deformitas lengkungan tulang panjang membuat
penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya membebek. Dapat
terjadi kelemahan / atropi otot, serta rasa tidak nyaman dengan penampilan
mereka.
Palpasi tulang, sendi, dan otot mengenai pembengkakan, nyeri tekan,
perubahan suhu lokal, ataupun adanya krepitasi. Pasien osteomalasia
biasanya mengeluh nyeri tulang umum pada punggung bawah dan
ekstremitas disertai dengan nyeri tekan.
D. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf spinal
2. Resiko cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan
4. Harga diri rendah berhubungan dengan perubahan penampilan peran
E. Intervensi
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang
dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit
yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa,
osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak
separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa
pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). Adapun beberapa faktor yang
menyebabkan terjadinya osteomalasia : Kekurangan vitamin D, Kekurangan
kalsium dalam diet, Kelainan gastrointestinal, Malabsorbsi kalsium, Gagal
ginjal kronis.
Tanda-tanda yang dapat terjadi pada penderita osteomalsia antara lain :
Nyeri tulang dan kelemahan, penurunan berat badan, Anoreksia, Munculnya
tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di
bagian dada, Sakit pada seluruh tulang tubuhnya, merasakan sakit saat
duduk & mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri.
Masalah keperawatan utama yang dapat muncul adalah nyeri, risiko
cedera berhubungan dengan kehilangan integritas tulang, gangguan
mobilitas fisik berhubungan dengan nyeri/ketidaknyamanan dan harga diri
rendah berhubungan dengan perubahan penampilan peran.
4.2 Saran
Osteomalasia adalah penyakit yang sangat berbahaya dan kita harus
bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan tetap terjaga. Dengan
makalah ini diharapkan seluruh komponen tenaga kesehatan pada
khususnya dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan
osteomalasia secara baik dan sesuai dengan prosedur keperawatan serta
tentunya memperhatikan aspek-aspek tertentu yang berhubungan dengan
prosedur yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth.2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8.
Jakarta: EGC
Jurnal Mulyana Ardi (20 juli 2016) (Farmakologi penerbit ECG halaman 568)