Dosen pembimbing :
Ns. Anindita Paramastuti Azuma, S.Kep, MMR
Disusun Oleh :
1. Baskoro Widiatmoko
2. Cita Indah Parawansa
Dengan rahmat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang telah
memberikan, berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
dam menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH OSTEOPOROSIS”
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah SAW sebagai
figur iman kamil di muka bumi.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata Klinik Medikal
Bedah serta memenuhi tugas kelompok. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteoporosis ................................................................................1
B. Tanda dan Gejala...........................................................................................1
C. Patofisiologi Osteoporosis.............................................................................3
D. Pathway Penyakit Osteoporosis.....................................................................5
E. Komplikasi Penyakit Osteoporosis................................................................6
F. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang........................................................7
G. Penatalaksanaan Medis Penyakit Osteoporosis..............................................7
H. Contoh kasus pasien dengan Osteoporosis.....................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoporosis adalah salah satu masalah kesehatan di dunia. Pada orang yang
menderita penyakit ini, tulang menjadi tipis dan rapuh yang pada akhirnya bisa
menyebabkan patah. Penyakit ini ditandai hilangnya massa tulang, sehingga tulang
menjadi mudah patah dan tidak tahan tekanan dan benturan. Osteoporosis memerlukan
serangkaian tindakan untuk proses terapinya. Berbagai pencegahan bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya pengeroposan tulang. Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan
yang harus mengetahui kondisi pasien, harus mengetahui konsep dasar penyakit
sekaligus mengetahui teori asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Makalah ini
dibuat untuk membantu memahami konsep penyakit osteoporosis dan sebagai gambaran
dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan tepat sesuai respon
masing-masing individu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari osteoporosis ?
2. Apakah patofisiologi dari osteoporosis ?
3. Bagaimanakah pathway osteoporosis ?
4. Bagaimana tes diagnostik osteoporosis ?
5. Bagaimana penatalaksanaan osteoporosis ?
6. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan osteoporosis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang pemberian
asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoporosis .
2. Mahasiswa mampu memahami pengertian osteoporosis .
3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi osteoporosis .
4. Mahasiswa mampu memahami pathway osteoporosis .
5. Mahasiswa mampu memahami tes diagnostik osteoporosis .
6. Mahasiswa mampu mengetahui cara penatalaksanaan osteoporosis .
7. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan osteoporosis
BAB II
1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan
fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Penurunan Massa tulang ini sebagai
akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya kerusakan (destruksi) atau
kombinasi dari keduanya.
Osteoporosis dibedakan menjadi 2 yaitu osteoporosis lokal dan umum.
1. Osteoporosis lokal dapat terjadi karena kelainan primer di tulang atau
sekunder seperti akibat imobilisasi anggota gerak dalam waktu lama, dll .
2. Osteoporosis umum primer tipe I : pasca menopause, terjadi pada usia 50-75
tahun, wanita 6-8 kali beresiko daripada laki-laki , penyebabnya adalah
menurunnya kadar hormon estrogen dan menurunnya penyerapan kalsium.
Osteoporosis umum primer tipe II terjadi pada usia 75-85 tahun, wanita 2
kali lebih banyak daripada pria, penyebabnya adalah proses penuaan dan
menurunnya penyerapan kalsium.
Osteoporosis umum sekunder dihubungkan dengan pelbagai penyakit yang
mengakibatkan kelainan pada tulang, akibat penggunaan obat tertentu dan
lain-lain.
C. Patofisiologi Osteoporosis
2
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa tulang
sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidup (merokok, minum kopi), dan
aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa tulang. Kehilangan karena usia mulai segera
setelah tercapai puncaknya massa tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause
mengakibatkan percepatan reasorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun
pasca menopause.
Setelah menopause, kadar hormon estrogen semakin menipis dan kemudian tidak
diproduksi lagi. Akibatnya, osteoblas pun makin sedikit diproduksi. Terjadilah
ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan kerusakan tulang. Osteoklas menjadi
lebih dominan, kerusakan tulang tidak lagi bisa diimbangi dengan pembentukan tulang.
Untuk diketahui, osteoklas merusak tulang selama 3 minggu, sedangkan pembentukan
tulang membutuhkan waktu 3 bulan. Dengan demikian, seiring bertambahnya usia,
tulang-tulang semakin keropos (dimulai saat memasuki menopause) dan mudah diserang
penyakit osteoporosis.
Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk
absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet mengandung kalsium dan
vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling tulang dan fungsi
tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun
mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis.
3
akibatnya OSTEOBLAS MAKIN SEDIKIT
MENOPAUSE
DIPRODUKSI
terjadilah
menyebabkan
OSTEOPOROSIS
4
D. Pathway Penyakit Osteoporosis
Normal
↙ ↓
Genetik, gaya hidup, alkohol Penurunan prod.hormon
↓
Penurunan masa tulang
↓
Osteoporosis (gangguan musculoskeletal)
↓
Kiposis/Gibbus
↙ ↘
Pengaruh pada fisik Pengaruh pada
psikososial
↓ ↘ ↓
Fungsi tubuh Keterbatasan gerak Konsep diri
menurun
- Pembatasan gerak - gambaran body image - isolasi sosial
- Kemampuan memenuhi ↓ - inefektif koping
ADL individu
- Ileus (obstruksi usus) imobilitas fisik
↓ ↙ ↘ ↓
Konstipasi b/d ileus Fraktur spasme otot kurang pengetahuan
↓ ↓ b/d proses osteoporosis
Risiko cedera Reseptor nyeri
b/d imobilitas ↓
nyeri akut
b/d fraktur
5
E. Komplikasi Penyakit Osteoporosis
1. Patah tulang
Salah satu komplikasi dari osteoporosis yang paling sering terjadi adalah patah
tulang, area tulang yang kehilangan kepadatan mineralnya lama-lama akan patah
secara bertahap.
a. Patah tulang belakang
Kondisi saat tulang-tulang kecil di area punggung patah baik satu ataupun lebih ,
biasanya ketika tulang belakang patah disertai dengan rasa nyeri di area
sepanjang tulang belakang dari punggung bawah ke tengah bahkan sering kali
memburuk ketika anda duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
b. Patah tulang punggung
Patah tulang punggung biasanya disertai dengan rasa nyeri yang kadarnya
berbeda-beda, merasakan sakit tapi masih bisa berjalan tetapi merasa sangat sakit
di pangkal paha, lutut, atau paha bawah.
c. Patah pergelangan tangan
Patah pergelangan tangan termasuk salah satu komplikasi yang kerap dialami,
biasa nya menjadikan telapak tangan sebagai tumpuan saat terjatuh akibatnya
area pergelangan tangan memikul beban tubuh yang terlalu berat bagi orang
dengan osteoporosis.
2. Osteoarthritis
Osteoporosis yang semakin parah dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan
komplikasi berupa osteoarthritis, khususnya saat tulang yang telah keropos
meningkatkan tekanan pada persendian di sekitarnya dan biasannya terjadi di sekitar
pinggul, lutut, leher, hingga tubuh bagian bawah.
3. Depresi
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang bisa muncul sebagai komplikasi dari
osteoporosis yang sudah lanjut, sering kali sulit untuk bergerak akibatnya mereka
banyak menghabiskan waktunya di atas tempat tidur atau kursi dan membuat
penderita osteoporosis.
6
4. Masalah jantung
Hal ini disebabkan pada orang dengan osteoporosis, laju pemecahan tulang
berlangsung lebih cepat akibatnya kalsium di darah meningkat. Hal ini dapat
meningkatkan resiko terbentuknya aterosklerosis yang merupakan penyebab
penyakit jantung koroner.
1. Penyuluhan Penderita
Faktor resiko di luar tulang harus diperhatikan program latihan kebugaran tubuh,
melompat, dan lari tidak boleh dilakukan karena resiko besar patah tulang. Untuk
memperkuat dan mempertahankan kekuatan neuromuskuler memerlukan latihan tiap
hari atau paling sedikit 3 hari sekali, berdansa santai dan jalan kaki cepat 20-30
menit sehari adalah sehat dan aman untuk penderita osteoporosis.
7
2. Pencegahan
a. Pencegahan primer bertujuan untuk membangun kepadatan tulang dan
neuromuskuler yang maksimal, ini dimulai dari balita, remaja dewasa umur
pertengahan sampai umur 36 tahun. Cara mencegahnya dengan pemberian
kalsium yang cukup (1200 mg) sehari selama masih remaja, minimal jalan kaki
30 menit tiap hari, menambah kalsium dalam diet sebanyak 800 mg sehari pada
manua untuk wanita resiko tinggi penambahan estrogen, difosfonat atau
kalsitonin harus dipertimbangkan.
b. Pencegahan sekunder yaitu pemberian hormone-hormon estrogen progesterone.
c. Pencegahan tersier dilakukan bila penderita mengalami patah tulang pada
osteoporosis atau pada orang yang masuk lanjut usia (lansia).
8
H. Contoh kasus pasien dengan Osteoporosis
Ny.K dengan umur 54 tahun, sejak 1 bulan yang lalu mengeluh nyeri pada punggung
dan tulang belakang. Siklus menstruasinya sudah berhenti sekitar 3 tahun yang lalu.
Untuk mengatasi keluhannya, dia minum Natrium Diklofenak tablet 2X50 mg sehari.
Beberapa saat nyeri bisa berkurang, namun kemudian sering kambuh lagi.
I. Identitas
A. Pasien
Nama : Nn.K
Umur/tgl lahir : 54 Thn / 05 Agustus 1964
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Setjonegoro Wonosobo
Tanggal masuk : 15 September 2020
Diagnosis medis : Osteoporosis
Penanggung jawab
Nama : Tn.T
Umur : 60 Thn
Alamat : Setjonegoro, Wonosobo
Pekerjaan : Petani
Hubungan dg pasien : Suami
9
II. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengeluh nyeri pada punggung dan tulang belakang
I. Riwayat Imunisasi
10
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos Metis
Suhu tubuh : 37ᵒC
Nadi : 90 kali/menit
Pernafasan : 27 kali/menit
Tekanan darah : 130/70 mmHg
BB / TB : 50/150
11
Inguinal : Tidak ada pembesaran limfe
1. Genital
Berjenis kelamin perempuan, keadaan bersih.
12
C. Pola Eliminasi
1. BAB (Buang Air Besar)
1 kali sehari, konsistensi sedikit padat, warna kuning gelap
2. BAK (Buang Air Kecil)
3 kali sehari, warna sedikit kekuningan
Makan /minum √
Mandi √
Toileting √
Berpakaian √
Berpindah √
Ambulasi / ROM
0 : mandiri, 1: alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat,
4 : tergantung total
13
F. Pola Persepsi dan Kognitif
Status mental : sadar,ada respon
Bicara : gagap
Bahasa yang digunakan : bahasa Indonesia
kemampuan membaca : bisa
kemampuan membaca : bisa
mengartikan :bisa
pendengaran :normal
penglihatan : kabur
14
IV. Data Penunjang
A. Program terapi (tulis mulai dr masuk RS, nama obat dan dosisnya) Natrium
Diklofenak 2X50 mg
B. Hasil pemeriksaan laborat, radiologi dan penunjang lainnya Leukosit 16.000 /mm3
V. Analisa Data
No Hr/tgl Data Problem Etiologi Ttd
Prioritas Masalah
1. Agen injuri biologis yang berhubungan dengan nyeri
15
Rencana Tindakan Tanda
No. Hr/tgl/jam Dx. Kep Rasional
Tujuan Intervensi tangan
Selasa/15 Agen injuri fisik Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1) Untuk mengetahui
September yang berhubungan tindakan akut: frekuensi nyeri
2020/ 13.10 dengan nyeri akut keperawatan selama O: pasien
dibuktikan dengan 3x24 jam nyeri 1) Monitor nyeri akut 2) Untuk mengurangi
nyeri punggung dan pasien berkurang 2) Monitor kualitas rasa nyeri pasien
tulang belakang dengan kriteria hasil: nyeri 3) Untuk memberitahu
1. Nyeri berkurang T: tindakan yang
(dari angka 4 1) Atur pada posisi dilakukan
menjadi angka 2) yang tepat 4) Untuk mengatasi
2. Wajah rileks dan 2) (semi- Fowler) penyakit pasien
tidak meringis 3) Sediakan
lingkungan
nyaman
E:
1) Anjurkan keluarga
melakukan
perawatan lanjutan
sesuai kebutuhan
pasien
16
2) Ajarkan
penggunaan obat
yang tepat
K:
1) Kolaborasi
pemberian obat
Ket. Skala :
1. Menurun
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat
17
Dx. Tanda
Tanggal / jam Diagnosa Tujuan Implementasi
No tangan
Selasa, 15 1 Agen injuri fisik 1. Mengidentifikasi S: Pasien
September./ 13.15 yang berhubungan faktor pencetus mengatakan nyeri di pinggang dan
dengan nyeri akut penyebab nyeri tulang belakang sudah berkurang
dibuktikan dengan 2. Mengidentifikasi menjadi 2
nyeri punggung dan faktor yang O: Pasien sudah tidak terlihat terlihat
tulang belakang membuat nyaman meringis menahan nyeri
pasien S: Pasien mengatakan keadaannya
3. Posisikan pasien mulai membaik dan daerah nyeri
dengan keadaan sudah berkurang
pasien O: Pasien sudah dapat berjalan pelan-
pelan tanpa bantuan kursi roda
S: Pasien sudah tidak merasa nyeri lagi
O: Wajah pasien sudah terlihat segar dan
punggung sudah merasa enak.
18
Hari/tgl No Dx Catatan Perkembangan ( S O A P ) Ttd
Selasa, 15 Agen injuri fisik S: Pasien mengatakan nyeri di pinggang
September yang berhubungan dan tulang belakang sudah berkurang
2020/ 13.25 dengan nyeri akut dari 4 menjadi 1
dibuktikan dengan O: Pasien sudah tidak terlihat tegang
nyeri punggung menahan nyeri
dan tulang RR: 27/menit
belakang N : 92x/menit
S : 370C
TD: 130/80MmHg
A: Pasien mengatakan bisa berjalan
tanpa kursi roda dan tanpa bantuan
orang lain
P: Masalah teratasi sepenuhnya
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Osteoporosis adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,
sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma
minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh berkurangnya ketebalan
korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang.
B. Saran
Sebagai perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan berperan dalam upaya
pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis , penyebab
osteoporosis dan gejala serta pengelolaan osteoporosis. Berperan juga dalam
meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam melaksanakan
pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir peningkatan kerjasama dan sistem
rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai
positif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
20
DAFTAR PUSTAKA
Junaidi, I, 2007. Osteoporosis – Seri Kesehatan Populer. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.
Lukman & Nurma Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskolokeletal. Jakarta : Salemba Medika.
21