Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH OSTEOPOROSIS

Dosen pembimbing :
Ns. Anindita Paramastuti Azuma, S.Kep, MMR

Disusun Oleh :
1. Baskoro Widiatmoko
2. Cita Indah Parawansa

PRODI DIII KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN JAWA TENGAH
WONOSOBO
2020
KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang, yang telah
memberikan, berkat, rahmat, serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyusun
dam menyelesaikan makalah yang berjudul “MAKALAH OSTEOPOROSIS”
Sholawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Rasulullah SAW sebagai
figur iman kamil di muka bumi.

Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata Klinik Medikal
Bedah serta memenuhi tugas kelompok. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna sempurnanya makalah ini.

Semoga dengan penyusunan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca

Wonosobo, 18 September 2020

Penulis
DAFTAR ISI

COVER ......................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteoporosis ................................................................................1
B. Tanda dan Gejala...........................................................................................1
C. Patofisiologi Osteoporosis.............................................................................3
D. Pathway Penyakit Osteoporosis.....................................................................5
E. Komplikasi Penyakit Osteoporosis................................................................6
F. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang........................................................7
G. Penatalaksanaan Medis Penyakit Osteoporosis..............................................7
H. Contoh kasus pasien dengan Osteoporosis.....................................................9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................20
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................21

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Osteoporosis adalah salah satu masalah kesehatan di dunia. Pada orang yang
menderita penyakit ini, tulang menjadi tipis dan rapuh yang pada akhirnya bisa
menyebabkan patah. Penyakit ini ditandai hilangnya massa tulang, sehingga tulang
menjadi mudah patah dan tidak tahan tekanan dan benturan. Osteoporosis memerlukan
serangkaian tindakan untuk proses terapinya. Berbagai pencegahan bisa dilakukan untuk
mencegah terjadinya pengeroposan tulang. Perawat sebagai bagian dari tenaga kesehatan
yang harus mengetahui kondisi pasien, harus mengetahui konsep dasar penyakit
sekaligus mengetahui teori asuhan keperawatan pada pasien osteoporosis. Makalah ini
dibuat untuk membantu memahami konsep penyakit osteoporosis dan sebagai gambaran
dalam memberikan asuhan keperawatan yang profesional dan tepat sesuai respon
masing-masing individu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari osteoporosis ?
2. Apakah patofisiologi dari osteoporosis ?
3. Bagaimanakah pathway osteoporosis ?
4. Bagaimana tes diagnostik osteoporosis ?
5. Bagaimana penatalaksanaan osteoporosis ?
6. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan osteoporosis ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang pemberian
asuhan keperawatan pada pasien dengan osteoporosis .
2. Mahasiswa mampu memahami pengertian osteoporosis .
3. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi osteoporosis .
4. Mahasiswa mampu memahami pathway osteoporosis .
5. Mahasiswa mampu memahami tes diagnostik osteoporosis .
6. Mahasiswa mampu mengetahui cara penatalaksanaan osteoporosis .
7. Mahasiswa mampu memahami konsep dasar asuhan keperawatan osteoporosis

BAB  II

1
PEMBAHASAN
A. Pengertian Osteoporosis
Osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan
fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Penurunan Massa tulang ini sebagai
akibat dari berkurangnya pembentukan, meningkatnya kerusakan (destruksi) atau
kombinasi dari keduanya.
Osteoporosis dibedakan menjadi 2 yaitu osteoporosis lokal dan umum.
1. Osteoporosis lokal dapat terjadi karena kelainan primer di tulang atau
sekunder seperti akibat imobilisasi anggota gerak dalam waktu lama, dll .
2. Osteoporosis umum primer tipe I : pasca menopause, terjadi pada usia 50-75
tahun, wanita 6-8 kali beresiko daripada laki-laki , penyebabnya adalah
menurunnya kadar hormon estrogen dan menurunnya penyerapan kalsium.
Osteoporosis umum primer tipe II terjadi pada usia 75-85 tahun, wanita  2
kali lebih  banyak daripada pria, penyebabnya adalah proses penuaan dan
menurunnya penyerapan kalsium.
Osteoporosis umum sekunder dihubungkan dengan pelbagai penyakit yang
mengakibatkan kelainan pada tulang, akibat penggunaan obat tertentu dan
lain-lain.

B. Tanda dan Gejala


1.  Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur yang nyata
2. Nyeri timbul secara mendadak
3. Nyeri dirasakan ringan pada pagi hari (bangun tidur)
4. Nyeri akan bertambah karena melakukan aktivitas atau pekerjaan sehari-hari atau
karena pergerakan yang salah .
5. Rasa sakit karena oleh adanya fraktur pada anggota gerak
6. Rasa sakit karena adanya kompresi fraktur pada vertebra
7. Rasa sakit hebat yang terlokalisasi pada daerah vertebra
8. Rasa sakit akan berkurang apabila pasien istirahat di tempat tidur

C. Patofisiologi Osteoporosis

2
Remodeling tulang normal pada orang dewasa akan meningkatkan massa tulang
sampai sekitar usia 35 tahun. Genetik, nutrisi, gaya hidup (merokok, minum kopi), dan
aktifitas fisik mempengaruhi puncak massa tulang. Kehilangan karena usia mulai segera
setelah tercapai puncaknya massa tulang. Menghilangnya estrogen pada saat menopause
mengakibatkan percepatan reasorbsi tulang dan berlangsung terus selama tahun-tahun
pasca menopause.
Setelah menopause, kadar hormon estrogen semakin menipis dan kemudian tidak
diproduksi lagi. Akibatnya, osteoblas pun makin sedikit diproduksi. Terjadilah
ketidakseimbangan antara pembentukan tulang dan kerusakan tulang. Osteoklas menjadi
lebih dominan, kerusakan tulang tidak lagi bisa diimbangi dengan pembentukan tulang.
Untuk diketahui, osteoklas merusak tulang selama 3 minggu, sedangkan pembentukan
tulang membutuhkan waktu 3 bulan. Dengan demikian, seiring bertambahnya usia,
tulang-tulang semakin keropos (dimulai saat memasuki menopause) dan mudah diserang
penyakit osteoporosis.
Faktor nutrisi mempengaruhi pertumbuhan osteoporosis. Vitamin D penting untuk
absorbsi kalsium dan untuk mineralisasi tulang normal. Diet mengandung kalsium dan
vitamin D harus mencukupi untuk mempertahankan remodelling tulang dan fungsi
tubuh. Asupan kalsium dan vitamin D yang tidak mencukupi selama bertahun-tahun
mengakibatkan pengurangan massa tulang dan pertumbuhan osteoporosis.

3
akibatnya OSTEOBLAS MAKIN SEDIKIT
MENOPAUSE
DIPRODUKSI

terjadilah

KETIDAKSEIMBANGAN ANTARA PEMBENTUKAN TULANG DAN


KERUSAKAN TULANG

menyebabkan

OSTEOKLAS MENJADI LEBIH DOMINAN DAN KERUSAKAN TULANG


TIDAK LAGI BISA DIIMBANGI DENGAN KERUSAKAN TULANG

SEIRING BERTAMBAH USIA , TULANG – TULANG SEMAKIN


KEROPOS ( DIMULAI SAAT MEMASUKI MENOPAUSE

OSTEOPOROSIS

4
D. Pathway Penyakit Osteoporosis
Normal
↙ ↓
Genetik, gaya hidup, alkohol Penurunan prod.hormon

Penurunan masa tulang

Osteoporosis (gangguan musculoskeletal)

Kiposis/Gibbus
↙ ↘
Pengaruh pada fisik Pengaruh pada
psikososial
↓ ↘ ↓
Fungsi tubuh Keterbatasan gerak Konsep diri
menurun
- Pembatasan gerak - gambaran body image - isolasi sosial
- Kemampuan memenuhi ↓ - inefektif koping
ADL individu
- Ileus (obstruksi usus) imobilitas fisik
↓ ↙ ↘ ↓
Konstipasi b/d ileus Fraktur spasme otot kurang pengetahuan
↓ ↓ b/d proses osteoporosis
Risiko cedera Reseptor nyeri
b/d imobilitas ↓
nyeri akut
b/d fraktur

5
E. Komplikasi Penyakit Osteoporosis

1. Patah tulang
Salah satu komplikasi dari osteoporosis yang paling sering terjadi adalah patah
tulang, area tulang yang kehilangan kepadatan mineralnya lama-lama akan patah
secara bertahap.
a. Patah tulang belakang
Kondisi saat tulang-tulang kecil di area punggung patah baik satu ataupun lebih ,
biasanya ketika tulang belakang patah disertai dengan rasa nyeri di area
sepanjang tulang belakang dari punggung bawah ke tengah bahkan sering kali
memburuk ketika anda duduk atau berdiri dalam waktu yang lama.
b. Patah tulang punggung
Patah tulang punggung biasanya disertai dengan rasa nyeri yang kadarnya
berbeda-beda, merasakan sakit tapi masih bisa berjalan tetapi merasa sangat sakit
di pangkal paha, lutut, atau paha bawah.
c. Patah pergelangan tangan
Patah pergelangan tangan termasuk salah satu komplikasi yang kerap dialami,
biasa nya menjadikan telapak tangan sebagai tumpuan saat terjatuh akibatnya
area pergelangan tangan memikul beban tubuh yang terlalu berat bagi orang
dengan osteoporosis.

2. Osteoarthritis
Osteoporosis yang semakin parah dan tidak segera ditangani dapat menyebabkan
komplikasi berupa osteoarthritis, khususnya saat tulang yang telah keropos
meningkatkan tekanan pada persendian di sekitarnya dan biasannya terjadi di sekitar
pinggul, lutut, leher, hingga tubuh bagian bawah.

3. Depresi
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang bisa muncul sebagai komplikasi dari
osteoporosis yang sudah lanjut, sering kali sulit untuk bergerak akibatnya mereka
banyak menghabiskan waktunya di atas tempat tidur atau kursi dan membuat
penderita osteoporosis.

6
4. Masalah jantung
Hal ini disebabkan pada orang dengan osteoporosis, laju pemecahan tulang
berlangsung lebih cepat akibatnya kalsium di darah meningkat. Hal ini dapat
meningkatkan resiko terbentuknya aterosklerosis yang merupakan penyebab
penyakit jantung koroner.

F. Pemeriksaan Diagnostik dan Penunjang


1. X-ray
2. Bone Mineral Density (BMD) : untuk mengukur densitas tulang
3. Serum kalsium, phosphor, alkali fosfatase
4. Quantitative ultrasound (QUS) : mengukur densitas tulang dengan gelombang suara
Osteoporosis teridentifikasi pada pemeriksaan sinar-x rutin bila sudah terjadi
demineralisasi 25% sampai 40%. Tampak radiolusensi tulang. Ketika vertebra kolaps,
vertebra torakalis menjadi berbentuk baji dan vertebra lumbalis menjadi bikonkaf.
Pemeriksaan laboratorium (misalnya kalsium serum, fosfat, serum, fosfatase alkali,
ekskresi kalsium urine, ekskresi hidroksiprolin urine, hematokrit, laju endap darah), dan
sinar-x dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan diagnosis medis lain (misalnya ;
osteomalasia, hiperparatiroidisme, dll) yang juga menyumbang terjadinya kehilangan
tulang. Absorpsiometri foton-tunggal dapat digunakan untuk memantau massa tulang
pada tulang kortikal pada sendi pergelangan tangan. Absorptiometri dual-foton, dual
energy x-ray absorptiometry (DEXA) , dan CT mampu memberikan informasi
mengenai massa tulang pada tulang belakang dan panggul. Sangat berguna untuk
mengidentifikasi tulang osteoporosis dan mengkaji respon terhadap terapi. .

G. Penatalaksanaan Medis Penyakit Osteoporosis

1. Penyuluhan Penderita
Faktor resiko di luar tulang harus diperhatikan program latihan kebugaran tubuh,
melompat, dan lari tidak boleh dilakukan karena resiko besar patah tulang. Untuk
memperkuat dan mempertahankan kekuatan neuromuskuler memerlukan latihan tiap
hari atau paling sedikit 3 hari sekali, berdansa santai dan jalan kaki cepat 20-30
menit sehari adalah sehat dan aman untuk penderita osteoporosis.

7
2. Pencegahan
a. Pencegahan primer bertujuan untuk membangun kepadatan tulang dan
neuromuskuler yang maksimal, ini dimulai dari balita, remaja dewasa umur
pertengahan sampai umur 36 tahun. Cara mencegahnya dengan pemberian
kalsium yang cukup (1200 mg) sehari selama masih remaja, minimal jalan kaki
30 menit tiap hari, menambah kalsium dalam diet sebanyak 800 mg sehari pada
manua untuk wanita resiko tinggi penambahan estrogen, difosfonat atau
kalsitonin harus dipertimbangkan.
b. Pencegahan sekunder yaitu pemberian hormone-hormon estrogen progesterone.
c. Pencegahan tersier dilakukan bila penderita mengalami patah tulang pada
osteoporosis atau pada orang yang masuk lanjut usia (lansia).

3. Pemberian gizi optimal


Pencegahan primer, pencegahan sekunder, dan tersier dilaksanakan melalui
pengaturan gizi yang optimal, dibarengi dengan aktivitas fisik dan olahraga yang
sesuai dengan umur dan stadium kerapuhan tulang penderita.
a. Sebelum menopause kebutuhan sehari 800-1000 mg kalsium
b. Selama menopause kebutuhan sehari 1000-1200 mg kalsium
c. Selama menopause kebutuhan sehari 1200-1500 mg kalsium

4. Upaya rehabilitasi medik


Pengobatan pada patah tulang
Pada orang tua dengan keluhan nyeri yang hebat pada lokasi tertentu seperti pada
punggung, pinggul, pergelangan tangan, disertai adanya riwayat jatuh, maka perlu
segera memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui adanya patah tulang, apabila
pada pemeriksaan selanjutnya didapatkan adanya patah tulang maka harus
dipertimbangkan tindakan-tindakan sebagai berikut:
a. Menghilangkan nyeri disertai pemberian obat-obatan untuk membangun
kekuatan tulang, yaitu kalsium dan obat-obatan osteoporosis.
b. Tindakan pemasangan gips pada patah tulang pergelangan tangan .Tindakan
menarik tulang pada panggul dan dilanjutkan dengan tindakan operasi pada
panggul dengan mengganti kepala panggul pada patah leher paha.

8
H. Contoh kasus pasien dengan Osteoporosis

Ny.K dengan umur 54 tahun, sejak 1 bulan yang lalu mengeluh nyeri pada punggung
dan tulang belakang. Siklus menstruasinya sudah berhenti sekitar 3 tahun yang lalu.
Untuk mengatasi keluhannya, dia minum Natrium Diklofenak tablet 2X50 mg sehari.
Beberapa saat nyeri bisa berkurang, namun kemudian sering kambuh lagi.

FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN

Nama mahasiswa : Baskoro, Cita

Hari, tgl, jam pengkajian : Selasa, 15 September 2020, 13.00 WIB

Sumber data : Pasien, keluarga dan rekam medis

I. Identitas
A. Pasien
Nama : Nn.K
Umur/tgl lahir : 54 Thn / 05 Agustus 1964
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Setjonegoro Wonosobo
Tanggal masuk : 15 September 2020
Diagnosis medis : Osteoporosis
Penanggung jawab
Nama : Tn.T
Umur : 60 Thn
Alamat : Setjonegoro, Wonosobo
Pekerjaan : Petani
Hubungan dg pasien : Suami

9
II. Riwayat Kesehatan
A. Keluhan utama saat masuk RS
Pasien mengeluh nyeri pada punggung dan tulang belakang

B. Keluhan utama saat pengkajian


Pasien mengeluh nyeri pada punggung, tulang belakang, dan siklus menstruasinya
sudah berhenti sekitar 3 tahun yang lalu.

C. Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien dibawa ke RSUD KRT Setjonegoro Wonosobo dengan keluhan Osteoporosis,
sejak 1 bulan yang lalu mengeluh nyeri pada punggung dan tulang belakang. Siklus
menstruasinya sudah berhenti sekitar 3 tahun yang lalu. Untuk mengatasi
keluhannya, dia minum Natrium Diklofenak tablet 2X50 mg sehari. Beberapa saat
nyeri bisa berkurang, namun kemudian sering kambuh lagi.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


Pasien sering minum Natrium Diklofenak tablet 2X50 mg sehari, karena untuk
mengurangi rasa nyeri tetapi kemudian sering kambuh lagi.

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Di dalam keluarga pasien tidak ada.

F. Riwayat Kesehatan Lingkungan


Pasien hidup di lingkungan yang lumayan bersih.

G. Riwayat Psikososial dan Kultur


Pasien tidak ada masalah di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

H. Riwayat Pertumbuhan dan Perkembangan (Untuk Anak)

I. Riwayat Imunisasi

J. Riwayat Kebidanan (Untuk maternitas)

10
III. Pemeriksaan Fisik
A. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : Compos Metis
Suhu tubuh : 37ᵒC
Nadi : 90 kali/menit
Pernafasan : 27 kali/menit
Tekanan darah : 130/70 mmHg
BB / TB : 50/150

B. Pemeriksaan Chepalo caudal


a. Kepala : bentuk kepala bulat, rambut pendek dan
bergelombang, warna rambut hitam kecoklatan,
penyebaran rambut merata, kulit kepala kurang bersih,
tidak ada lesi.
b. Mata : mata simetris, konjungtiva anemis, sclera interik, pupil
isokor, palpebral tidak menutupi bola mata.
c. Hidung : hidung bersih tidak ada polip
d. Telinga : telinga simetris, tidak ada serumen keluar, tidak ada polip
dan lesi, tidak menggunakan alat bantu pendengar.
e. Mulut : mulut bersih, gigi berwarna agak kekuningan, terdapat
karies.
f. Leher : leher tidak ada peningkatan JVP, maupun pembesaran
limfe.
g. Thorak : bentuk thorax simetris, gerak thorak kanan kiri sama.
Paru : tidak terdapat bunyi nafas tambahan
Jantung : terdapat peningkatan beban dari kerja jantung itu sendiri.
Payudara : simetris, tidak ada benjolan, puting menonjol
Punggung : nyeri sendi
Abdomen :
I : simetris, terdapat stretch mark, tidak ada lesi
A : terdapat protubensia abdomen
Pk : terjadi retensi urine
Pal : tidak ada nyeri di dada

11
Inguinal : Tidak ada pembesaran limfe
1. Genital
Berjenis kelamin perempuan, keadaan bersih.

2. Ekstremitas (termasuk keadaan kulit, kuku dan kekuatan)


Ekstremitas atas dan bawah
Ekstremitas atas : tangan dapat bergerak bebas ke atas
Ekstremitas bawah : tidak ada fraktur, tidak ada edema

Pengkajian Pola Fungsional (11 pola fungsional Gordon)


A. Pola Persepsi dan Manajemen terhadap Kesehatan
Pengetahuan klien tentang penyakit dan perawatannya:
Klien Merasa tidak sehat jika bisa melakukan berbagai kegiatan,
B. Pola Nutrisi dan Metabolik (sebelum dan selama sakit)
1. Program Diet di RS:
Makan Pagi : Sehat = Nasi +Lauk
Sakit = MB TKTP + sayur bayam, habis ⅓ porsi
Makan Siang: Sehat =Nasi + Lauk
Sakit= MB TKTP + Ikan, habis ⅓ porsi
Makan malam: sehat= Nasi + lauk
Sakit = MB TKTP + Ikan
2. Intake Makanan: ketika sehat klien sering makan makanan tinggi gula, sering
mengkonsumsi daging merah, sering makan- makanan tinggi garam
Ketika sakit Klien mengurangi makanan tinggi gula, berhenti mengkonsumsi
daging merah, dan lebih sering makan sehat
3. Intake cairan: ketika sehat klien sering minum minuman yang bersoda dalam
kemasan seperti Sprite, Coca-cola, ketika sakit klien berhenti mengkonsumsi
minuman tersebut, memperbanyak air mineral
4. Berat badan 6 bulan terakhir naik atau turun ?
Ketika sehat klien mempunyai BB 60 Kg kemudian ketika sakit klien mengalami
penurunan menjadi 50 Kg

12
C. Pola Eliminasi
1. BAB (Buang Air Besar)
1 kali sehari, konsistensi sedikit padat, warna kuning gelap
2. BAK (Buang Air Kecil)
3 kali sehari, warna sedikit kekuningan

D. Pola Aktivitas dan Latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan /minum √

Mandi √

Toileting √

Berpakaian √

Mobilitas di tempat tidur √

Berpindah √

Ambulasi / ROM

0 : mandiri, 1: alat bantu, 2 : dibantu orang lain, 3 : dibantu orang lain dan alat,

4 : tergantung total

Oksigenasi : memakai alat bantu Nasal Kanul

E. Pola Istirahat dan Tidur


Tidur kurang lebih 6 jam per malam dan tidur siang 2 jam
Klien merasa tidak segar setelah tidur
Klien sering terbangun karena merasa nyeri

13
F. Pola Persepsi dan Kognitif
Status mental : sadar,ada respon
Bicara : gagap
Bahasa yang digunakan : bahasa Indonesia
kemampuan membaca : bisa
kemampuan membaca : bisa
mengartikan :bisa
pendengaran :normal
penglihatan : kabur

G. Pola Persepsi dan Konsep diri


Klien merasa cemas jika nyeri kambuh dan bertambah parah tapi klien meredakanya
dengan cara melakukan posisi tidur punggung lebih tinggi. Pola Peran dan Hubungan

H. Pola Seksual dan reproduksi


Klien sudah mengalami menstruasi sejak umur 13 thn, saat ini klien sudah menginjak
umur 54 thn sehingga sistem reproduksi sudah mengalami penurunan fungsi

I. Pola Koping dan Toleransi terhadap Stress


Klien sering merasa cepat marah, amarah tidak terkontrol mementingkan diri sendiri
sering sensitif terhadap omongan orang. Klien mencoba menenangkan diri dengan
menyendiri di tempat tenang atau mencari hiburan.

J. Pola Nilai dan Kepercayaan


Klien menganut agama islam, saat klien merasa sehat selalu mengikuti kegiatan
jamaah dan selalu mengikuti pengajian di majelis.dan jika klien merasakan kambuh
nyerinya, klien tidak mengikuti jamaah dan pengajian karena terganggu akan
nyerinya.

14
IV. Data Penunjang
A. Program terapi (tulis mulai dr masuk RS, nama obat dan dosisnya) Natrium
Diklofenak 2X50 mg
B. Hasil pemeriksaan laborat, radiologi dan penunjang lainnya Leukosit 16.000 /mm3

V. Analisa Data
No Hr/tgl Data Problem Etiologi Ttd

1 Selasa/15 Ds: Pasien Agen injuri Nyeri akut


September mengeluh nyeri pada fisik
2020 punggung dan
tulang punggung

Do: TD: 130/70


Nadi: 90x/ menit
Suhu: 37ᵒC

Prioritas Masalah
1. Agen injuri biologis yang berhubungan dengan nyeri

15
Rencana Tindakan Tanda
No. Hr/tgl/jam Dx. Kep Rasional
Tujuan Intervensi tangan
Selasa/15 Agen injuri fisik Setelah dilakukan Manajemen nyeri 1) Untuk mengetahui
September yang berhubungan tindakan akut: frekuensi nyeri
2020/ 13.10 dengan nyeri akut keperawatan selama O: pasien
dibuktikan dengan 3x24 jam nyeri 1) Monitor nyeri akut 2) Untuk mengurangi
nyeri punggung dan pasien berkurang 2) Monitor kualitas rasa nyeri pasien
tulang belakang dengan kriteria hasil: nyeri 3) Untuk memberitahu
1. Nyeri berkurang T: tindakan yang
(dari angka 4 1) Atur pada posisi dilakukan
menjadi angka 2) yang tepat 4) Untuk mengatasi
2. Wajah rileks dan 2) (semi- Fowler) penyakit pasien
tidak meringis 3) Sediakan
lingkungan
nyaman
E:
1) Anjurkan keluarga
melakukan
perawatan lanjutan
sesuai kebutuhan
pasien

16
2) Ajarkan
penggunaan obat
yang tepat
K:
1) Kolaborasi
pemberian obat

Ket. Skala :
1. Menurun
2. Cukup Meningkat
3. Sedang
4. Cukup Meningkat
5. Meningkat

17
Dx. Tanda
Tanggal / jam Diagnosa Tujuan Implementasi
No tangan
Selasa, 15 1 Agen injuri fisik 1. Mengidentifikasi S: Pasien
September./ 13.15 yang berhubungan faktor pencetus mengatakan nyeri di pinggang dan
dengan nyeri akut penyebab nyeri tulang belakang sudah berkurang
dibuktikan dengan 2. Mengidentifikasi menjadi 2
nyeri punggung dan faktor yang O: Pasien sudah tidak terlihat terlihat
tulang belakang membuat nyaman meringis menahan nyeri
pasien S: Pasien mengatakan keadaannya
3. Posisikan pasien mulai membaik dan daerah nyeri
dengan keadaan sudah berkurang
pasien O: Pasien sudah dapat berjalan pelan-
pelan tanpa bantuan kursi roda
S: Pasien sudah tidak merasa nyeri lagi
O: Wajah pasien sudah terlihat segar dan
punggung sudah merasa enak.

18
Hari/tgl No Dx Catatan Perkembangan ( S O A P ) Ttd
Selasa, 15 Agen injuri fisik S: Pasien mengatakan nyeri di pinggang
September yang berhubungan dan tulang belakang sudah berkurang
2020/ 13.25 dengan nyeri akut dari 4 menjadi 1
dibuktikan dengan O: Pasien sudah tidak terlihat tegang
nyeri punggung menahan nyeri
dan tulang RR: 27/menit
belakang N : 92x/menit
S : 370C
TD: 130/80MmHg
A: Pasien mengatakan bisa berjalan
tanpa kursi roda dan tanpa bantuan
orang lain
P: Masalah teratasi sepenuhnya

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Osteoporosis adalah suatu keadaan pengurangan jaringan tulang per unit volume,
sehingga tidak mampu melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap trauma
minimal. Secara histopatologis osteoporosis ditandai oleh berkurangnya ketebalan
korteks disertai dengan berkurangnya jumlah maupun ukuran trabekula tulang.
B. Saran
Sebagai perawat dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan berperan dalam upaya
pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis , penyebab
osteoporosis dan gejala serta pengelolaan osteoporosis. Berperan juga dalam
meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan
pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam melaksanakan
pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir peningkatan kerjasama dan sistem
rujukan antar berbagai tingkat fasilitas pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai
positif dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Junaidi, I, 2007. Osteoporosis – Seri Kesehatan Populer. Jakarta : PT Bhuana Ilmu Populer.

Lukman & Nurma Ningsih. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan
Sistem Muskolokeletal. Jakarta : Salemba Medika.

Tandra, H. 2009. Segala Sesuatu Yang Harus Anda Ketahui Tentang Osteoporosis


Mengenal,
Mengatasi dan Mencegah Tulang Keropos. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.

21

Anda mungkin juga menyukai