Anda di halaman 1dari 8

Antropologi dalam Praktik Keperawatan

A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI

Antropologi adalah ilmu tentang manusia, Antropos berarti


manusia dan Logos berarti ilmu. Antropologi kesehatan adalah
disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-
budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang caara-cara
interkasi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia
(Foster/Anderson, 1986;1-3)

Cakupan antropologi kesehatan

 Mendefinisikan secara komprehensif dan interpretasi berbagai


macam masalah tentang hubungan timbal balik biobudaya,
antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan
derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dari pengetahuan tersebut.
 Partisipasi professional mereka dalam program-program yang
bertujuan memperbaiki derajat kesehatan melalui pemahaman
yang lebih besar tentang hubungan antara bio-sosial-budaya
dengan kesehatan.

B. PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN
Antropologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari
keanekaragaman manusia dan kebudayaanya. Dengan mempelajari
kedua hal tersebut, Antropologi adalah studi yang berusaha
menjelaskan tentang berbagai macam bentuk perbedaan dan
persamaan dalam aneka ragam kebudayaan manusia.

Secara praktis, ilmu antropologi dapat digunakan untuk


membangun masyarakat dan kebudayaannya tanpa menghilangkan
identitasnya dari peradaban.

Prosepek social budaya dalam pelayanan kesehatan khususnya


keperawatan adalah untuk menerapkan pendekatan antropologi yang
berorientasi pada keaneka ragaman budaya bai kantar budaya maupun
lintas budaya terhadap asuhan keperawatan yang tidak membedakan
perbedaan budaya dan melaksanakan sesuai dengan hati Nurani dan
sesuai standar penerapan tanpa membedakan suku, ras, budaya, dan
lain-lain.

Dengan adanya globalisasi, dimana perpindahan penduduk antar


negara (imigrasi) dimungkinkan, menyebabkan adanya pergeseran
terhadap tuntutan asuhan keperawatan.

4 level perkembangan teori keperawatan yaitu metha theory,


grand theory, midle range dan practice theory. Salah satu teori yang
diungkapkan midle theory adalah Transcultural Nursin Theory.

Teori ini berasal dari disiplin ilmu antropologi dan


dikembangkan dalam konteks keperawatan. Teori ini menjabarkan
konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya
perbedaan nilai-nilai kultural yang melekat dalam masyarakat. Bila
hal tersebut diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya
cultural shock.

Cultural shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi


dimana perawat tidak mampu beradaptasi dengan perbedaan nilai
budaya dan kepercayaan. Hal ini dapat menyebabkan munculnya rasa
tidak nyaman.

Salah satu contohnya adalah ketika klien sedang mengalami


nyeri. Pada beberapa daerah atau negara diperbolehkan untuk
mengungkapkan rasa nyerinya dengan berteriak atau menangis. Tetapi
karena perawat memiliki kebiasaan bila merasa nyeri hanya dengan
meringis pelan. Jadi saat ada pasien yang mengungkapkan rasa
nyerinya dengan berteriak atau menangis, malah akan memarahi
pasien karena dianggap telah mengganggu pasien lainnya.

C. MANFAAT ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN
 Antropologi sangat dibutuhkan dalam merancang system
pelayanan kesehatan modern yang bias diterima masyarakat.
 Program Perilaku Sehat dan Pemberdayaan Masyarakat.
 Penanganan kebiasaan buruk yang menyebabkan sakit.
 Memberikan masukan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk
menunjang pembangunan kesehatan, mendukung perumusan
kebijakan, masalah kesehatan, dan mengatasi kendala dalam
pelaksanaan program kesehatan melalui pendekatan
kebudayaan.
 Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara
keseluruhan termasuk individualnya.
 Memberikan suatu model yang secara operasional berguna
untuk menguraikan proses social budaya bidang kesehatan.
 Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.

D. PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI DALAM PRAKTIK


KEPERAWATAN

Menurut Leininger (1983) :

1) Mengambil langkah keputusan kognitif ekspresi stimulus


kepercayaan budaya, nilai, dan praktik.
2) Berusaha mempertahankan integrity nilai budaya,
kepercayaan, praktik.
3) Kreatif restructure dan reorganise berbeda budaya, pola
baru keperawatan.
 Seorang perawat kesehatan seyogyanya, mempunyai
kemampuan untuk mengerti dan memahami bahwa setiap
tindakan pelayanan perawatan kepada pasien ada protes lintas
budaya yang mempengaruhi.
 Pelayanan perawatan dilakukan terhadap pasien/klien yang tidak
membedakan ras, agama, Pendidikan, bangsa, jenis kelamin,
golongan, suku.
 Pelayanan perawatan untuk memenuhi kebutuhan pasien tidak
dapat dilepaskan dengan field of experience (pengalaman masa
lampau hidupnya.

E. CONTOH PENERAPAN ANTROPOLOGI DALAM


PRAKTIK KEPERAWATAN

Program kesehatan preventif, meliputi :

1) Pandangan budaya terhadap kesehatan


Tujuan penyembuhan dari perawat yang intensif secara
budaya hanya dapat dicapai melalui upaya sadar saat
belajar dari kelompok yang memiliki cara berbeda dalam
menjelaskan, memahami, dan menangani masalah
kesehatan.
2) Latar belakang social
Kesakitan dan ketidakmampuan merupakan sebab utama
kebergantungan seseorang dan status social ekonomi.
Masyarakat berpenghasilan rendah memiliki kebutuhan
khusus dan permasalahan khusus yang harus
diperhitungkan, yang tidak dimiliki kelompok lain.
Terutama dituntut perhatian dan kesabaran dari pihak tim
medis. Karenanya, suatu program seharusnya disusun yang
berorientasi pada mereka.
3) Pengalaman sehat dan sakit
Konsep sehat didefinisikan orang berbeda-beda,
berdasarkan komunitasnya. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Linda Ewles dan Ina Simmet (1992)
adalah sebagai berikut :
 Konsep sehat dilihat dari segi jasmani, yaitu dimensi
sehat yang paling nyata karena perhatiannya pada fungsi
mekanistik tubuh.
 Konsep sehat dilihat dari segi mental, yaitu kemampuan
berpikir jernih.
 Konsep sehat dilihat dari segi emosional, yaitu
kemampuan untuk mengenal emosi seperti rasa takut,
duka, marah, senang, dan lain-lain.
 Konsep sehat dilihat dari segi social, yaitu kemampuan
untuk mempertahankan hubungan dengan orang lain.
 Konsep sehat dilihat dari segi spiritual, yaitu berkaitan
dengan aspek agama, seperti : berbuat kebaikan, prinsipi
perilaku, cara mencapai kedamaian, dan lain-lain.
 Konsep sehat dilihat dari segi societal, yaitu berkaitan
dengan kesehatan pada tingkat individual yang terjadi
karena kondisi social, politik, budaya, ekonomi, dan
lain-lain.

a) Konsep sakit
Sakit adalah penilaian individu terhadap pengalaman menderita
suatu penyakit (Sarwono, 1993). Fenomena subjektif ini
ditandai dengan perasaan tidak enak. Konsep penyakit
masyarakat non berat dibagi dua, yaitu :
 Personalistic, munculnya penyakit oleh intervensi yang
dianggap karena makhluk supranatural.
 Naturalistic, penyakit dijelaskan dengan istilah-istilah yang
sistemastik dan apabila keseimbangan tubuh terganggu, maka
hasilnya adalah penyakit.
 Sesuai dengan rentang sehat-sakit maka status kesehatan
dapat dibagi dalam keadaan :
 Optimal sehat atau kurang sehat
 Sakit ringan
 Berat sampai meninggal dunia.
 Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan
upaya pencegahan primer (primary prevention) yaitu
perlindungan kesehatan (health protection) dan perlindungan
(specific protection) agar terhindar dari penyakit. Apabila
individu berada dalam area sakit maka dilakukan upaya
pencegahan sekunder dan tertier.
4) Pemaparan health promotion
Promosi Kesehatan adalah suatu proses memberdayakan
atau memandirikan masyarakat untuk memelihara,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui
peningkatan kesadaran, kemauan, dan kemampuan, serta
pengembangan lingkungan sehat.
Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku, yaitu upaya
untuk memotivasi, mendorong, dan membangkitkan
kesadaran akan potensi yang dimiliki masyarakat agar
mampu memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

Anda mungkin juga menyukai