ASKEP OSTEOMIELITIS
Disusun Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufik
dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Askep Osteomielitis” dalam tugas mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah II. Harapan
kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan dan kesalahan, Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Tim
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
1. Latar Belakang...........................................................................................................................4
2. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
3. Tujuan Penulisan........................................................................................................................5
BAB II...................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...................................................................................................................................6
1. Pengertian Osteomielitis............................................................................................................6
2. Etiologi Osteomielitis................................................................................................................6
3. Patofisiologi Osteomielitis.........................................................................................................8
4. Manifestasi Klinik Osteomielitis...............................................................................................9
5. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................................................10
6. Asuhan Keperawatan Osteomielitis.........................................................................................11
BAB III................................................................................................................................................22
PENUTUP...........................................................................................................................................22
1. Kesimpulan..............................................................................................................................22
2. Saran........................................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Muskuloskeletal adalah sistem penting yang terdapat pada tubuh manusia
terdiri dari otot (muskulo) dan tulang – tulang yang membentuk susunan kerangka
(skelet). Sebagaimana kita ketahui otot adalah jaringan tubuh yang memiliki
kemampuan mengubah energi kimia menjadi energi mekanik (gerak). Kerangka tubuh
terdiri dari tulang – tulang yang memungkinkan tubuh mempertahankan bentuk,
sikap, dan posisi.
Penyakit infeksi adalah salah satu penyakit yang masih sering terjadi di dunia.
Salah satu penyakit infeksi yang mengenai tulang adalah osteomielitis. Osteomielitis
umumnya disebabkan oleh bakteri. Namun jamur dan virus yang bisa menjadi
penyebabnya. Osteomielitis dapat mengenai tulang-tulang panjang, vertebra, tulang
tengkorak dan mandibula. Banyak mitos yang berkembang tentang penyakit ini,
seperti diyakinkan bahwa informasi, akan berlanjut menyebar pada tulang dan
akhirnya seluruh tubuh. Padahal yang sebenarnya adalah osteomielitis tidak menyebar
ke bagian lain tubuh karena kelenjar lain tersebut punya aliran darah yang baik
(terproteksi oleh sistem imun tubuh). Kecuali apabila terdapat sendi buatan di bagian
tubuh yang lain dalam keadaan ini benda asing tersebut menjadi pathogen.
Osteomielitis dapat terjadi pada semua usia tetapi sering terjadi pada anak-
anak dan orang tua, juga pada orang dewasa muda dengan kondisi kesehatan yang
serius dan diagnosa osteomielitis ditentukan berdasarkan gambaran klinis penyakit
dan juga gambaran radiologik. Selain infeksi pada tulang, infeksi juga dapat
menyerang persendian.
2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian osteomielitis ?
2) Bagaimana etiologi osteomielitis ?
3) Bagaimana patofisiologi osteomielitis ?
4) Bagaimana manifestasi klinik osteomieltis ?
5) Apa pemeriksaan penunjang osteomielitis ?
6) Bagaimana asuhan keperawatan osteomielitis ?
3. Tujuan Penulisan
1) Untuk mengetahui pengertian osteomielitis
2) Untuk mengetahui etiologi osteomielitis
3) Untuk mengetahui patofisiologi osteomielitis
4) Untuk mengetahui manifestasi klinik osteomieltis
5) Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang osteomielitis
6) Untuk mengetahui asuhan keperawatan osteomielitis
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Osteomielitis
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang disebabkan bakteri dan jamur. Kondisi ini
jarang terjadi, namun dapat menimbulkan dampak serius. Infeksi bakteri pada tulang ini
dapat menyebar dari aliran darah ke tulang.
Osteomielitis bisa dialami oleh segala usia. Pada anak, umumnya terjadi di tulang
panjang, seperti tungkai atau lengan, Sedangkan pada orang dewasa, osteomielitis
biasanya terjadi di tulang pinggul, kaki, atau tulang belakang.
Infeksi tulang ini dapat terjadi secara mendadak dan berkembang dalam 7-10 hari
(akut) atau berkembang dalam jangka waktu lama (kronis). Jika osteomielitis tidak dapat
diobati, dapat menimbulkan kerusakan permanen.
2. Etiologi Osteomielitis
1) Melalui aliran darah. Bakteri dari bagian tubuh lain dapat berjalan ke tulang
melalui aliran darah.
2) Melalui jaringan atau sendi yang terinfeksi. Kondisi ini membuat kuman
menyebar ke tulang di dekat lokasi jaringan atau sendi tersebut.
3) Melalui luka terbuka. Kuman dapat masuk ke dalam tubuh jika terdapat luka
terbuka, seperti patah tulang dengan luka terbuka atau kontaminasi langsung yang
terjadi saat bedah ortopedi, misalnya operasi penggantian sendi.
5) Kecanduan alkohol.
6) Baru mengalami cedera dan luka, termasuk patah tulang, seperti pen untuk
patah tulang.
1) Tes darah
Kadar tes darah putih akan meningkat jika infeksi terjadi.
Pemeriksaan ini dapat menentukan organisme yang
menyebabkan infeksi. Selain itu, pemeriksaan lain yang dapat
dilakukan adalah apusan tenggorokan, serta kultus urine dan
feses.
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium, pada fase akut ditemukan CPR yang
meninggi, laju endap darah yang meninggi dan leukosit meningkat.
b. Pemeriksaan radiologik, Pada fase akut gambaran radiologic tidak
menunjukkan kelainan. Pada fase kronik ditemukan suatu involukrum dan
skuester.
c. Pemeriksaan darah, Sel darah putih meningkat sampai 30.000 l gr/dl
disertai peningkatan laju endapan darah.
d. Pemeriksaan feses, Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila
terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri salmonella.
e. Bone scan, Pada pemeriksaan sidik tulang dengan menggunakan
tehcnetum-99 maka akan terlihat gambaran abnormal dari tulang berupa
peningkatan uptake pada daerah yang aliran darahnya meningkat dan daerah
pembentukan tulang yang cepat. Dengan sidik tulang ini juga dapat ditemukan
atau ditentukan lokasi terjadinya infeksi atau dapat juga dengan menggunakan
gallium.
f. X Ray, Pada fase akut belum terlihat kelainan-kelainan patologis pada
tulang dan hanya dapat terlihat berupa pembengkakan jaringan lunak saja,
setelah lebih dari 10 hari baru ada perubahan pada gambar X ray yaitu
gambaran “Brodies ances”.
Pengkajian
A. Identitas klien : Nama, Jenis kelamin, Umur, Alamat, Pekerjaan, Agama,dsb.
B. Keluhan utama : Pasien yang datang dengan awalan gejala akut (mis. Nyeri
lokal, pembengkakan, eritema, demam) atau kambuhan keluarnya pus dari sinus
disertai nyeri, pembengkakan dan demam sedang.
C. Riwayat penyakit dahulu : Kaji adanya faktor risiko (mis. diabetes, terapi
kortikosteroid jangka panjang) dan cedera, infeksi atau bedah ortopedi
sebelumnya.
D. Riwayat penyakit sekarang : Adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata,
hangat dan nyeri tekan. Pada osteomielitis akut, pasien akan mengalami
kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi. Pada osteomielitis kronik,
peningkatan suhu mungkin minimal, yang terjadi pada sore dan malam hari.
E. Riwayat psikososial : Adanya stress dapat meningkatka rasa nyeri, merasa
kehilangan kemampuan dan harapan, cemas terhadap kondisi yang dialami saat
ini.
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik memperlihatkan adanya daerah inflamasi, pembengkakan nyata,
hangat yang nyeri tekan. Cairan purulen dapat terlihat. Pasien akan mengalami
kelemahan umum akibat reaksi sistemik infeksi, nyeri lokal.
G. Pengkajian Nyeri
a. Provokes/ Palliativ : Pemicu terjadinya nyeri yaitu adanya infeksi,
trauma (mis. Fraktur terbuka, cedera traumatik seperti luka tembak,
pembedahan tulang ).
b. Quality / Quantity : Kualitas dari nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit
seperti digencet. Kuantitas dari nyeri, dimana nyeri terjadi beberapa menit,
jam, hari, bulan, dsb ).
c. Region /radiasi ; daerah di mana nyeri terjadi pada organ tubuh yaitu
pada osteo atau daerah tulang.
d. Severe / scale : intensitas nyeri
e. Time : waktu terjadinya nyeri, pada waktu pagi hari, siang, atau malam
hari.
Diagnosa
1. Nyeri yang berhubungan dengan inflamasi dan pembengkakan.
DS:
Pasien mengatakan bahwa;
P: nyeri terasa apabila dipegang atau
diraba.
Q: nyeri terasa panas, senut- senut
R: nyeri terasa pada bagian tungkai
bawah yang mengalami fraktur
S: skala nyeri pasien 7
T: nyeri sifatnya sering dan terus
menerus.
DO: Nyeri, tidak nyaman, Kerusakan
Terdapat penebalan periosteum, bone
kerusakan mobilitas fisik
resorption, sclerosis sekitar tulang.
muskuloskeletal, anjuran
Terdapat scar tissue dan bekas fraktur
imobilitas
pada tungkai bawah.
DS:
Pasien mengatakan nyeri, tidak nyaman
pada tungkai bagian bawah.
DO: Proses penyakit, Risiko fraktur
Terdapat penebalan periosteum, bone
penyebaran infeksi patologi
resorption, sclerosis sekitar tulang.
Terdapat scar tissue dan bekas fraktur
pada tungkai bawah.
DS:
Pasien mengatakan nyeri, tidak nyaman
pada tungkai bagian bawah.
DS:
Pasien mengeluh badannya panas.
DO: Keterbatasan informasi, Defisit
Pasien selalu mengeluh, gelisah,
interpretasi yang salah pengetahuan
dan selalu bertanya.
terhadap informasi.
DS:
Pasien mengatakan bahwa dirinya
pernah datang ke dukun tulang untuk
mengobati penyakitnya.
INTERVENSI
1. Nyeri yang berhubungan dengan proses inflamasi dan pembengkakan
Tujuan: nyeri berkurang, hilang, atau teratasi.
Kriteria hasil: secara subyektif, klien melaporkan nyeri berkurang atau dapat diatasi,
mengidentifikasi aktivitas yang meningkatkan atau mengurangi nyeri. Klien tidak
gelisah. Skala nyeri 0-1 atau teratasi.
Intervensi Rasional
Mandiri
a. Kaji nyeri dengan skala 0-4 a. Nyeri merupakan respon subyaktif yang
dapat dikaji dengan menggunakan skala
nyeri. Klien melaporkan nyeri biasanya di
atas tingkat cidera.
b. Imobilisasi yang adekuat dapat mengurangi
b. Atur posisi imobilisasi pada daerah
nyeri pada daerah nyeri sendi atau nyeri di
nyeri sendi atau nyeri di tulang yang
tulang yang mengalami infeksi.
mengalami infeksi.
c. Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan ,
c. Bantu klien dalam mengidentifikasi
pergerakan sendi
factor pencetus.
d. Pendekatan dengan menggunakan relaksasi
d. Jelaskan dan bantu klien terkait
dan tindakan nonfarmakologi lain
dengan tindakan peredaran nyeri
menunjukkan keefektifan dalam
nonfarmakologi dan noninvasi.
mengurangi nyeri.
e. Ajarkan relaksasi: teknik e. Teknik ini melancarkan peredaran darah
mengurangi ketegangan otot rangka sehingga kebutuhan O2 pada jaringan
yang dapat mengurangi intensitas terpenuhi dan nyeri berkurang.
nyeri dan meningkatkan relaksasi
masase.
f. Ajarkan metode distraksi selama
f. Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri
nyeri akut.
ke hal-hal yang menyenangkan.
g. Beri kesempatan waktu istirahat bila
g. Istirahat merelaksasi semua jaringan
terasa nyeri dan beri posisi yang
sehingga meningkatkan kenyamanan.
nyaman (misal: ketika tidur,
punggung klien diberi bantal kecil).
h. Tingkatkan pengetahuan tentang
penyebab nyeri dan hubungan
h. Pengetahuan tersebut membantu
dengan beberapa lama nyeri akan
mengurangi nyeri dan dapat membantu
berlangsung.
meningkatkan kepatuhan klien terhadap
rencana terapeutik.
Kolaborasi
Pemberian analgesik
Intervensi Rasional
Mandiri:
a. Kaji derajat imobilitas yang dihasilkan a. Pasien mungkin dibatasi oleh pandangan
oleh cedera/pengobatan dan perhatikan diri/persepsi diri tentang keterbatasan fisik
persepsi pasien terhadap imobilisasi aktual, memerlukan informasi, intervensi
b. Dorong partisipasi pada aktivitas untuk meningkatkan kemajuan kesehatan.
terapeutik/rekreasi.
b. Memberikan kesempatan untuk
mengeluarkan energi, memfokuskan
kembali perhatian, meningkatkan rasa
c. Instruksikan pasien untuk/bantu dalam kontrol diri/harga diri dan membantu
rentang gerak pasien menurunkan isolasi sosial.
c. Meningkatkan aliran darah ke otot dan
tulang untuk meningkatkan tonus otot,
mempertahankan gerak sendi, mencegah
d. Dorong penggunaan latihan isometrik kontraktur/atrofi, dan resorpsi kalsium
mulai dengan tungkai yang tak sakit. karena tidak digunakan.
d. Kontraksi otot isometrik tanpa menekuk
e. Bantu/dorongperawatandiri/kebersihan sendi atau menggerakkan tungkai dan
(contoh: mandi, mencukur. membantu mempertahankan kekuatan dan
f. Berikan/bantu dalam movilizáis dengan masa otot.
cursi roda, kruk, tongkat, sesegera e. Meningkatkan kekuatan otot dan sirkulasi,
mungkin. Instruksikan keamanan dalam meningkatkan kontrol pasien dalam situasi,
menggunakan alat mobilitas. dan meningkatkan kesehatan diri langsung.
f. Mobilisasi dini menurunkan komplikasi
g. Awasi TD dengan melakukan aktivitas. tirah baring (contoh: flebitis) dan
Perhatikan keluhan pusing. meningkatkan penyembuhan dan
normalisasi fungsi organ. Belajar
memperbaiki cara menggunakan alat
penting untuk mempertahankan mobilisasi
optimal dan keamanan pasien.
Kolaborasi: g. Hipotensi postural adalah masalah umum
Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi menyertai tirah baring lama dan
dan/atau rehabilitasi spesialis. memerlukan intervensi khusus (contoh:
kemiringan meja dengan peninggian secara
bertahap sampai posisi tegak).
Kolaborasi:
Berguna dalam membuat aktivitas
individual/program latihan. Pasien dapat
memerlukan bantuan jangka panjang dengan
gerakan, kekuatan, aktivitas, yang
mengendalikan berat badan, juga penggunaan
alat.
Intervensi Rasional
Mandiri
a. Kaji kerusakan jaringan lunak a. Menjadi data dasar untuk memberi
informasi tentang intervensi perawatan luka,
alat, dan jenis larutan apa yang akan
digunakan.
b. Perawatan luka dengan tehnik steril dapat
b. Lakukan perawatan luka : lakukan
mengurangi kontaminasi kuman langsung
perawatan luka dengan tehnik steril.
c. Kaji keadaan luka dengan tehnik ke area luka.
c. Manajemen membuka luka dengan
membuka balutan dan mengurangi
mengguyur larutan NaCl ke perban dapat
stimulus nyeri, bila perban melekat
mengurangi stimulus nyeri dan dapat
kuat, perban diguyur dengan NaCl.
menghindari terjadinya perdarahan pada
luka osteomielitis kronis akibat perban yang
d. Larutkan pembilasan luka dari arah
kering oleh pus.
dalam keluar dengan larutan NaCl.
d. Tehnik membuang jaringan dan kuman
e. Tutup luka dengan kasa steril atau
diarea luka sehingga keluar dari area luka.
kompres dengan NaCl yang
dicampur dengan antibiotik. e. NaCl merupakan larutan fisiologis yang
lebih mudah diabsorbsi oleh jaringan
daripada larutan antiseptik. NaCl yang
dicampur dengan antibiotik dapat
f. Lakukan nekrotomi pada jaringan mempercepat penyembuhan luka akibat
yang sudah mati. infeksi osteomielitis.
g. Rawat luka setiap hari atau setiap f. Jaringan nekrotik dapat menghambat
kali bila pembalut basah atau kotor. penyembuhan luka.
h. Hindari pemakaian peralatan g. Memberi rasa nyaman pada klien dan dapat
perawatan luka yang sudah kontak membantu meningkatkan pertumbuhan
dengan klien osteomielitis, jangan jaringan luka.
h. Pengendalian infeksi nosokomial dengan
digunakan lagi untuk melakukan
menghindari kontaminasi langsung dari
perawatan luka pada klien lain.
i. Gunakan perban elastis dan gips perawatan luka yang tidak steril.
pada luka yang disertai kerusakan
tulang atau pembengkakan sendi.
Intervensi Rasional
Mandiri:
a. Pantau terhadap tanda hipertermia a. kewaspadaan terhadap hipertermia malignan
maligna (misalnya demam, takipnea, dapat mencegah atau menurunkan respon
aritmia, perubahan tekanan darah, hipermetabolik terhadap obat-obatan
bercak pada kulit, kekakuan, dan farmakologis yang digunakan selama
berkeringat banyak). pembedahan.
b. Pantau suhu minimal setiap dua jam,
sesuai dengan kebutuhan. Pantau b. Regulasi suhu dapat mencapai atau
warna kulit dan suhu secara kontinu. mempertahankan suhu tubuh yang diinginkan
c. Pantau tanda vital selama intraoperasi.
Kriteria Hasil: melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan alasan dari
suatu tindakan, memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam
regimen perawatan
intervensi Rasional
a. kaji ulang patologi, prognosis dan a. memberikan dasar pengetahuan dimana pasien
harapan yang akan datang dapat membuat pilihan informasi.
b. Memberikandukungancara- b. Sebagianbesarosteomilitismemerlukanpenopang
caramobilisasidanambulasisebagaim selama proses pe-
ana yang dianjurkanolehbagi- an nyembuhansehinggaketerlambatanpe-
fisioterapi. nyembuhandisebab- kanolehpenggunaanalat
c. Memilah-milahaktif- itas yang bantu yang kurangtepat.
bisamandiridan yang harusdibantu. c. Mengorganisasikankegiatan yang
d. identifikasi tersedianya sumber diperlukandansiapa yang perlumenolongnya.
pelayanan di masyarakat , contoh (apakahfisioterapi, perawatatauke- luarga).
tim rehabilitasi, pelayanan d. Memberikan bantuan untuk memudahkan
perawatan dirumah perawatan diri dan mendukung kemandirian .
meningkatkan perawatan diri optimal dan
e. Ajarkan cara teknik balutan secara pemulihan
steril dan dan teknik kompres e. Memudahkan perawatan diri dan menjaga
hangat. terjadi infeksi secara mandri dan optimal
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Osteomielitis adalah infeksi tulang yang disebabkan bakteri dan jamur.
Kondisi ini jarang terjadi, namun dapat menimbulkan dampak serius. Infeksi bakteri
pada tulang ini dapat menyebar dari aliran darah ke tulang. Penyebab utama
osteomielitis adalah bakteri Staphylococcus aureus. Semua orang dapat mengalami
osteomielitis. Namun, terdapat faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terkena
infeksi tulang.
Patologi yang terjadi pada ostemielitis hematogen akut tergantung pada
usia,daya tahan klien,lokasi infeksi,dan virulensi kuman. Diagnostik dari osteomielitis
biasanya didasarkan pada tanda dan gejala yang dicurigai pada pemeriksaan fisik.
Misalnya, adanya sakit pada tulang yang disertai dengan pembengkakan dan
kemerahan. Selain itu pemeriksaan laboratorium dan diagnostik lainnya dilakukan
untuk menentukan lokasi dan luasnya penyebaran infeksi.
2. Saran
Untuk pembaca makalah ini, untuk lebih giat mempelajari dan menelaah
pelajaran khususnya materi keperawatan medikal bedah dan dapat mengamalkannya
serta mengingatkan penulis untuk memperbaiki kesalahan yang terdapat dalam
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Riyantama, R. (2018, Oktober 10). Saat Demam Tapi Justru Kedinginan, Ini
Penyebabnya. Dipetik Maret 02, 2020, dari SUARA.com:
https://www.google.com/search?
q=pyrexia+adalah&rlz=1C1GYPOenID769ID796&oq=pyrexia&aqs=c
hrome.1.69i57j0l7.4484j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8
Tan, L., & Widiastuti. (2019, Januari 30). Osteomielitis. Dipetik Maret 02, 2020,
dari Sehatq.com: https://www.sehatq.com/penyakit/osteomielitis
Willy, T. (2016, Agustus 27). Osteomielitis. Dipetik Maret 02, 2020, dari
ALODOKTER: https://www.alodokter.com/osteomielitis