Disusun Oleh:
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga tugas
ini dapat tersusun hingga selesai. Kami berharap semoga proposal penelitian ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami
berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................6
PENDAHULUAN...................................................................................................6
Latar Belakang...................................................................................................6
B. Rumusan Masalah.........................................................................................7
C. Tujuan Penelitian...........................................................................................7
D. Manfaat Penelitian........................................................................................7
E. Originalitas Penelitian...................................................................................8
BAB II....................................................................................................................11
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................11
Tinjauan Teori...................................................................................................11
Pengertian......................................................................................................11
Etiologi/ Predisposisi.....................................................................................11
Manifestasi Klinis.........................................................................................12
Tujuan Mobilisasi.........................................................................................13
Jenis- Jenis Mobilisasi..................................................................................13
Tanda dan Gejala..........................................................................................15
Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi.....................................................16
Komplikasi.....................................................................................................18
Klasifikasi Fraktur.......................................................................................18
Pemeriksaan Penunjang (NIC NOC,2015).................................................20
Kerangka Teori.................................................................................................20
Variabel Penelitian...........................................................................................21
BAB III..................................................................................................................22
METODE PENELITIAN....................................................................................22
Jenis dan Desain Penelitian.............................................................................22
Populasi dan Sampel, dan Teknik Sampling..................................................22
Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................24
Definisi Operasional.........................................................................................24
3
Alat Pengumpulan Data...................................................................................25
Prosedur Pengumpulan Data..........................................................................26
Pengolahan dan Analisis Data.........................................................................28
Etika Penelitian.................................................................................................32
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fraktur adalah patah tulang atau terputusnya kontinuitas jaringan
tulang yang ditentukan sesuai dengan jenis dan luasnya (Smeltzer&
Bare:2013). Akibat terjadinya fraktur dapat mengakibatkan keterbatasn
gerak (hambatan mobilitas), terutama daerah sendi yang terjadi fraktur dan
sendi yang ada di daerah sekitarnya (HutafulIhtisan, Abid:2017).
Salah satu penatalaksanaan yang sering dilakukan pada kasus
fraktur adalah tindakan operatif atau pembedahan. Penatalaksanaan fraktur
tersebut dapat mengakibatkan masalah atau komplikasi seperti kesemutan,
nyeri, kekakuan otot, bengkak atau edema serta pucat pada anggota gerak
yang dioperasi (Carpintero, P: 2014). Masalah tersebut dapat disebabkan
oleh beberapa faktor salah satunya adalah kurang atau tidak dilakukannya
mobilisasi dini pasca pembedahan (Lestari, Y. E:2014). Pasien fraktur
dapat terjadi diskontinuitas jaringan tulang yang ditandai dengan nyeri,
krepitasi, gangguan mobilisasi, sehingga pasien harus segera
diimobilisasikan. Kebutuhan mobilisasi merupakan sesuatu yang vital bagi
pasien untuk kelangsungan kehidupannya (Marlina:2017).
Mobilisasi merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang
untuk bergerak dalam lingkungan sekitarnya untuk kepentingan
pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Activities of Daily Living/ADL) serta
pemenuhan terhadap peran yang diembannya dengan kemampuan tersebut
seseorang dapat melakukan aktifitas fisik yang bersifat kebutuhan dasar,
olahraga serta mampu berpartisipasi dalam kegiatan baik dilingkungan
keluarga, kelompok maupun sosial kemasyarakatan. Tercapainya keadaan
tersebut diperlukan fungsi-fungsi system tubuh yang adekuat, sehingga
tidak terjadi keterbatasan baik fisik maupun psikologis (Marlina :2017).
5
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran
Kesiapan Mobilisasi Pasien Fraktur”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui kesiapan mobilisasi pada pasien fraktur.
2. Tujuan Khusus
a. Mendeskripsikan kesiapan mobilisasi pasien fraktur.
D. Manfaat Penelitian
1. Pasien Fraktur
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan
kesiapan pasien fraktur dalam melakukan mobilisasi. Selain itu,
penelitian ini diharapkan juga dapat membantu meningkatkan
kemandirian pasien dalam berlatih mobilisasi baik saat berada di
rumah sakit maupun setelah pulang dari rumah sakit.
2. Bagi Rumah Sakit dan Profesi Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi perawat dalam
memberikan kesiapan kepada pasien fraktur untuk memudahkan
dalam melakukan mobilisasi.
3. Bagi Perguruan Tinggi
Hasil penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan data dasar dalam
penelitian selanjutnya, menjadi bahan referensi, menambah
informasi dan menambah studi literatu rmahasiswa mengenai
pelaksanaan dengan kesiapan pasien dalam mobilisasi pada pasien
fraktur.
4. Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, kreativitas
dalam rangka penerapan ilmu pengetahuan manajemen
6
keperawatan khususnya tentang pelaksanaan dengan kesiapan
mobilisasi pada pasien fraktur.
E. Originalitas Penelitian
7
Suprapti discharge penelitian menunjukkan dilakukan Erni
(2017) planning dengan metode bahwa setelah Suprapti variable
Quasy dilakukan penelitiannya
terstruktur untuk
experiment (non intervensi dengan pengaruh discharge
meningkatkan blinded, non mobilsasi pasien planning terstruktur,
kesiapan pasien random with terstruktur, kesiapan pasien
control group pengetahuan menghadapi
TB paru
design), maupun pemulangan, dan
menghadapi pengambilansam keterampilan respondennya pasien
pemulangan pel dengan total kelompo TB. Sedangkan pada
sampling kintervensi dalam penelitian
(Studi
menghadapi inivariabelnya
eksperimentaldi pemulangan lebih pelaksanaan
RSUD Tugurejo tinggi secarab discharge planning,
dan RSUD Kota ermaknad kesiapan pasien
ibandingkan dalam mobilisasi
Semarang kelompok kontrol dengan responden
(p = 0,0001), pasien fraktur
mobilisasi
terstruktur terbukti
efektif secara
bermakna
meningkatkan
kesiapan pasien
dalam menghadapi
pemulangan, baik
dari aspek
pengetahuan
maupun
keterampilan.
8
Soeharso adalah kecemasan sedangkan pada
Surakarta sedang, serta penelitian ini
pelaksanaan variabelnya adalah
mobilisasi dini pelaksanaan
sebagian besar discharge planning,
tidak terlaksana. kesiapan pasien
Berdasarkan hasil dalam mobilisasi
analisis bivariat dengan responden
didapatkan adanya pasien fraktur
hubungan antara
tingkat kecemasan
dengan
pelaksanaan
mobilisasi dini
pada pasien post
operatif
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Konsep Mobilisasi
a. Pengertian
Mobilisasi dini merupakan aktivitas yang dilakukan pasien post
pembedahan dimulai dari latihan ringan di atas tempat tidur (latihan
pernafasan, latihan batuk efektif dan menggerakkan tungkai) sampai
dengan pasien bisa turun dari tempat tidur, berjalan ke kamar mandi dan
berjalan keluar kamar.
b. Etiologi/ Predisposisi
1) Cedera Traumatik
Cidera traumatik disebabkan oleh:
a) Cidera langsung berarti pukulan langsung terhadap tulang sehingga tulang
patah secara spontan. Pemukulan biasanya menyebabkan fraktur melintang
dan kerusakan pada kulit diatasnya.
b) Cidera tidak langsung berarti pukulan langsung berada jauh dari lokasi
benturan, misalnya jatuh dengan tangan berjulur dan menyebabkan fraktur
klavikula.
c) Fraktur yang disebabkan kontraksi keras yang mendadak dari otot dan kuat.
2) Fraktur Patologik
Dalam hal ini kerusakan tulang akibat proses penyakit dimana
dengan trauma minor dapat mengakibatkan fraktur pada bebagai
keadaan berikut:
a) Tumor tulang (jinak atau ganas): pertumbuhan jaringan baru yang tidak
terkendali dan progresif.
b) Infeksi seperti osteomielitis: dapat terjadi sebagai akibat infeksi akut atau
dapat timbul sebagai salah satu proses yang progresif, lambat dan sakit nyeri.
c) Rakhitis: suatu penyakit tulang yang disebabkan oleh defisiensi vitamin D
yang mempengaruhi semua jaringan skelet lain, biasanya disebabkan
kegagalan absorbsi vitamin D atau karena asupan kalsium atau fosfat yang
rendah.
3) Secara Spontan
Disebabkan oleh stress tulang yang terus menerus misalnya pada
penyakit polio dan orang yang bertugas dikemiliteran.[18]
b. Manifestasi Klinis
Menurut Smeltzer & Bare (2013), manifestasi klinis fraktur adalah
nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstremitas, krepitasi,
pembengkakan lokal dan perubahan warna yang dijelaskan secara rinci
sebagai berikut:
1) Nyeri terus menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang
diimobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai
alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.
2) Setelah terjadi fraktur, bagian- bagian tidak dapat digunakan dan cenderung
bergerak secra tidak alamiah. Pergeseran fragmen pada fraktur menyebabkan
deformitas, ekstremitas yang bias diketahui dengan membandingkan dengan
ekstremitas yang normal. Ekstremitas tak dapat berfungsi dengan baik karena
fungsi normal otot berga ntung pada integritas tulang tempat melekatnya otot.
3) Pada fraktur panjang terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya karena
kontraksi otot yang melekat diatas dan bawah tempat fraktur.
11
4) Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang yang
disebut krepitus.
5) Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat
trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur.
c. Tujuan Mobilisasi
Beberapa tujuan dari mobilisasi menurut susan J. Garrison dalam
Stevanus (2016) adalah:
1) Mempertahankan fungsi tubuh
2) Memperlancar peredaran darah
3) Membantu pernafasan menjadi lebih baik
4) Mempertahankan tonus otot
5) Memperlancar eliminasi alvi dan urine
6) Mempercepat proses penutupan jahitan operasi
7) Mengembalikan aktivitas tertentu, sehingga pasien dapat kembali
normal dan atau dapat memenuhi kebutuhan gerak harian.
12
disebabkan karena trauma refersibel pada sistem muskuloskeletal, contohnya
adalah dislokasi sendi dan tulang.
b) Mobilisasi sebagian permanen, merupakan kemampuan individu untuk
bergerak dengan batasan yang sifatnya menetap. Hal tersebut disebabkan oleh
rusaknya sistem saraf reversible, contohnya terjadi hemiplegia karena stroke,
paraplegia karena cedera tulang belakang.
e. Tanda dan Gejala
Post operasi fraktur Menurut Apley (2010) tanda dan gejala post operasi
fraktur ekstremitas adalah:
a. Oedem di area sekitar fraktur, akibat luka insisi sehingga tubuh
memberikanresponinflamasiataskerusakanjaringansekitar.
b. Rasa nyeri, akibat luka fraktur dan luka insisi operasi serta oedem di
area fraktur menyebabkan tekanan interstitial sehingga akan menekan
noiceptor dan menimbulkan nyeri.
c. Keterbatasan lingkup gerak sendi akibat oedem dan nyeri pada luka
fraktur maupun luka insisi menyebabkan pasien sulit bergerak,
sehingga akan menimbulkan ganguan atau penurunan lingkup gerak
sendi.
d. Penurunan kekuatan otot, akibat oedem dan nyeri dapat menyebabkan
penurunanan kekuatan otot karena pasien tidak ingin menggerakkan
bagian ekstremitasnya dan dalam jangka waktu yang lama akan
menyebabkan disused atrophy. Kebanyakan pasien merasa takut untuk
bergerak setelah operasi karena merasa nyeri pada luka operasi dan
luka trauma (Smeltzer&Bare,2013).
e. Functional limitation,
akibat oedem dan nyeri sertapenyambungan tulang oleh kalus yang
belum sempurna sehingga pasien belum mampu menumpu berat
badannya dan melakukan aktifitas sehari-hari, seperti transfer,
ambulasi, jongkok berdiri, naik turun tangga, keterbatasan untuk
berkemih dan buang air besar.
f. Disability
akibat nyeri dan odeam serta keterbatasan fungsional sehingga pasien
tidak mampu bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
g. Pelaksanaan Mobilisasi
Melaksanaan Mobilisasi dini pada pasien pasca operasi Dalam
pelaksanaan mobilisasi dini untuk mencegah terjadinya cidera, maka
perawat yang terlatih perlu memberikan pendidikan kesehatan tentang
13
mobiliisasi dini terhadap pasien (Thomson, 2002). Mobilisasi dini pada
pasien pasca operasi adalah mobilisasi yang dilakukan segera setelah
klien sadar dari anastesi atau6 jam setelah operasi yang dilakukan secara
bertahap Berikut diuraikan beberapa tahapan mobilisasi dini yang
diterapkan pada pasien pasca operasi: Pra mobilisasi dini bertujuan untuk
mempersiappkan otot untuk berdiri dan berjalan yang depersiapkan lebih
awal ketika pasien bergerak dari tempat tidur (Hoeman, 2001) Prosedur
pelaksanaan Mobilisasi dini:
1. Nafas dalam
a. Menarik nafas melalui hidung: agar udara yang masuk ke dalam
rongga hidung dapat disaring oleh kelnjar mukus yang
menghasilkan lapisan lendir yang berfungsi untuk menangkap
kotoran yang halus agar udara yang masuk ke tenggorokan lebih
bersih.
b. Menggunakan diafragma (abdomen naik): pernapasan
menggunakan diagrafma lebih efektif efisien dibanding dengan
pernapasan perut karena dapat meningkatkan rasa nyeri pada
pasien post opersi laparatomi.
c. Mengeluarkan nafas perlahan-lahan melaui mulut: dapat
membantu pasien merasa nyaman dan tidak terjadi ketegangan
otot pernapasan agar terhindar dari batuk batuk. Dan dapat
Diulang sebanyak 5 kali.
2. Latihan mengencangkan otot gluteal
a. Tekan otot pantat
b. Menggerakan kaki kanan keatas kemudian ketepi tempat tidur
c. Menahan posisi dalam hitungan 1-5
d. Mengembalikan kaki ke posisi semula (di tengah)
e. Menggerakan kaki kiri keatas kemudian ketepi tempat tidur
f. Mengembalikan kaki ke posisi semula
g. Lakukan selama 5 menit dengan waktu istrahat 1 menit setiap
selesai
14
h. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi
1) Gaya hidup dan kebiasaan
Mobilitas fisik sangat tinggi pada seseorang yang mempunyai
gaya hidup tinggi.
15
i. Komplikasi
Komplikasi fraktur Menurut Wahid (2013) komplikasi fraktur
dibedakan menjadi komplikasi awal dan lama yaitu:
a. Komplikasi awal
1) Kerusakan arteriPecahnya arteri karena trauma bisa ditandai
dengan tidak adanya nadi, CRT menurun, sianosis bagian distal,
hematoma yang lebar, dan dingin pada ekstremitas yang
disebabkan oleh tindakan emergency splinting, perubahan posisi
pada yang sakit, tindakan reduksi dan pembedahan.
2) Kompartemen syndrom.
Kompartement sindrom merupakan komplikasi serius yang
terjadi karena terjebaknya otot, tulang, saraf, dan pembuluh darah
dalam jaringan parut. Ini disebabkan oleh odema atau peredaran
arah yang menekan otot, tulang, saraaf dan pembuluh darah.
Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan Pembebatan
yang terlalu kuat.
3) Fatembolismsyndrom
Kompilasi serius yang sering terjadi pada kasus fraktur tulang
panjang. FES terjadi karena sel-sel lemak yang dihasilkan bone
marrow kuning masuk ke aliran darah dan menyebabkan tingkat
oksigen dalam darah yang ditandai dengan gangguan pernafasan,
taki kardi, hipertensi, takipneu dan edema
4) Infeksi
Sistem pertahanan tubuh rusak bila ada trauma pada jaringan.
Pada trauma orthopedik infeksi dimulai pada kulit (superficial)
dan masuk kedalam. Ini biasanya terjadi pada kasus fraktur
terbuka, tapi bisa juga karena pengunaan bahan lain dalam
pembedahansepertipindanplat.
5) Avaskulernekrosis
Avaskuler Nekrosis (AV) terjadi karena aliran daarah ke
tulangrusak atau terganngu yang bisa menyebabkan nekrosis
tulang dan diawali dengan adanya Volkman Ischemia.
6) Shock
Shock terjadi karena kehilangan banyak darah dan meningkatnya
permeabilitas kapiler yang bisa menyebakan menurunnya
oksigenasi.
j. Klasifikasi Fraktur
1) Fraktur tertutup (closed) yaitu bila tidak terdapat hubungan antara fragmen
tulang dengan dunia luar.
16
2) Fraktur terbuka (open/ compound) yaitu bila terdapat hubungan antara
fragmen tulang dengan dunia luar karena adanya perlukaan di kulit. Fraktur
terbuka terbagi atas tiga derajat seperti yang dijelaskan pada tabel 2.1.
Tabel 2.1 Derajat fraktur terbuka
Derajat Luka Fraktur
I Laserasi < 1cm, kerusakan Sederhana, dislokasi fragmen
jaringan lunak sedikit, minimal
tidak ada tanda luka yang
parah, kontaminasi
minimal
II Laserasi > 1cm, tidak ada Dislokasi fragmen jelas
kerusakan jaringan yang
hebat, kontaminasi sedang
III Terjadi kerusakan jaringan Kominutif, segmental,
lunak yang luas, meliputi fragmen tulang ada yang
struktur kulit, otot dan hilang.
neuro vascular,
kontaminasi tinggi
(sumber:
Fraktur sangat bervariasi dari segi klinis, namun untuk alasan praktis,
fraktur dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a) Fraktur komplit (Complete fractures) yaitu tulang terbagi menjadi dua atau
lebih fragmen. Patahan fraktur yang dilihat secara radiologi dapat membantu
untuk memprediksi tindakan yang harus dilakukan setelah melakukan
reduksi.
b) Fraktur tidak komplit (Incomplete fractures) yaitu tulang tidak terbagi
seutuhnya dan terdapat kontinuitas periosteum.
17
b. Scan tulang, memperlihatkan fraktur lebih jelas, mengidentifikasi
kerusakan jaringan lunak
c. Arteriogram dilakukan untuk memastikan ada tidaknya kerusakan
vaskuler
d. Hitung darah lengkap, hemokonsentrasi mungkin meningkat,
menurun pada pendarahan, peningkatan leukosit sebagai respon
terhadap peradangan. Profil koagulasi, perubahan dapat terjadi
pada kehilangan darah, tranfusi atau cidera hati.
e. Kretinin trauma otot meningkatkan kreatinin untuk klirens ginjal
a. Kerangka Teori
Mobilisasi Pasien Fraktur
Kesiapan mobilisasi
Keterangan:
18
: Diteliti
: Tidak diteliti
B. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.
19
BAB III
METODE PENELITIAN
kuantitatif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama
oleh populasi tersebut. Besar sampel pada penelitian ini dapat diperoleh
N
n= 2
1+ N (d )
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
yaitu:
20
N
n= 2
1+ N (d )
40
1 40(0,05) 2
40
1 40(0,0025)
40
1 0,1
40
1,1
36,4
36
a. Kriteria Inklusi
b. Kriteria Eksklusi
21
D. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah
2020.
2. Tempat Penelitian
b. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
pengumpulan data. Alat- alat pengumpulan data penelitian dapat berupa form
digunakan pada penelitian ini adalah lembar informed concent, dan lembar
22
1. Kuesioner bagian I: pelaksanaan persiapan mobilisasi di RS A, terdapat 20
item pernyataan.
terdapat 20 pernyataan.
Pernyataan Nomor
Favourable 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 18, 19,
20
Unfavourable 2, 4, 11, 12, 13
1. Uji Validitas
(df) n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan k adalah jumlah
23
hitung lebih besar dari nilai r tabel dan sebaliknya, jika nilai r hitung
V= rH > rT
2. Uji Reliabilitas
yang telah dikumpulkan. Data yang digunakan oleh peneliti terdiri dari:
1. Jenis Data
a. Data Primer
24
pengukuran atau alat pengambil data, langsung pada subjek sebagai
b. Data sekunder
Disebut data kedua. Data sekunder adalah data yang di peroleh lewat
dan angka-angka.
Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh dari
c. Setelah mendapat surat balasan dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik
Rumah Sakit A.
d. Mendapat izin dari RS peneliti melakukan survey awal dan mengambil data.
25
g. Menjelaskan tujuan penelitian kepada calon responden atau keluarga yang
bertanggung jawab.
kuesioner.
lengkap.
sebagai berikut:
a. Editing
lengkap.
b. Scoring
26
Pada lembar kuesioner pelaksanaan kesiapan mobilisasi:
a) Pernyataan favorable:
b) Pernyataan unfavorable:
c. Coding
d. Tabulating
27
dianalisis dengan menggunakan komputer untuk mengetahui
e. Entry data
f. Cleaning
2. Analisa Data
2 yaitu:
a. Analisa Univariat
28
Menganalisa data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat
rumus:
X = x 100 %
Keterangan:
X : Hasil Prosentase
F. Etika Penelitian
Penelitian dilaksanakan setelah mendapatkan persetujuan dari berbagai
pihak yang berwenang. Penelitian yang akan dilaksanakan menekankan
pada masalah yaitu:
1. Prinsip menghargai hak
29
responden menolak maka peneliti harus menghormati hak
responden.
c. Confidentiality
2. Prinsip Manfaat
a. Beneficience
b. Nonmaleficience
30
Peneliti akan meminta responden untuk melaporkan bila ada
meminimalkannya.
d. Justice
31
DAFTAR PUSTAKA
32
Tugurejo dan RSUD Kota Semarang). Jurnal Ilmu
Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol III No. 1, Juni
2017.
8. Nurul Iza, Riani. (2018). Hubungan tingkat kecemasan dengan
pelaksanaan mobilisasi dini pada pasien post operatif fraktur
femur di RSO Prof. Dr. Soeharso Surakarta . Jurnal
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Universitas Muhammadiyah Surakarta
9. Ibrahim, M.N. (2013). Gambaran Pengetahuan Pasien
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/1834
Oktober 2019.
33
13. Sachdeva. (1996). Catatan Ilmu Bedah. Edisi 5. Jakarta:
Hipokrates. 221-212.
EGC.
Alfabeta.
34
Arikunto, S (2015). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Cetakan ke 13. Jakarta:
Salemba Medika
35