BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami istri yang terikat
dalam perkawinan yang sah yang umur istrinya antara 15-49 tahun. 1 Pasangan
Usia Subur adalah pasangan suami-istri yang istrinya berumur 15-49 tahun
dan masih haid, atau pasangan suami-istri yang istrinya berusia kurang dari 15
tahun dan sudah haid, atau istri sudah berumur lebih dari 50 tahun, tetapi
preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World
metode kontrasepsi hormonal atau non hormonal. Upaya ini dapat bersifat
1
2
direncanakan dapat memberi dampak yang negatif pada kesehatan ibu, anak
dekat, kondisi rahim yang belum sepenuhnya pulih tidak akan dapat
menyediakan makanan dan nutrisi yang cukup bagi janin, akibatnya bayi
dapat lahir dengan kondisi yang tidak sehat dan kurang berat badan, yang
meningkat dari 54% pada tahun 1990 menjadi 57,4% pada tahun 2014.
minimal 6 tahun terakhir. Di Afrika dari 23,6% menjadi 27,6%, di Asia telah
meningkat dari 60,9% menjadi 61,6%, sedangkan Amerika latin dan Karibia
jenis alat kontrasepsi pasangan usia subur menunjukan sterilisasi pria 0,2%,
3
kondom pria 11,1%, sterilisasi wanita 3,1%, susuk KB 4,7%, suntik 1 bulan
Capaian peserta KB aktif di Jateng mencapai 78,94 persen dari total 6,8 juta
pasangan usia subur, per Juli 2017. Sementara capaian metode kontrasepsi
jangka panjang mencapai 28,50 persen dari total yang ikut KB 5,4 juta peserta
KB aktif, pada tahun 2017 jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif dengan
metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) atau disebut juga IUD
2017 sebanyak 672 akseptor, dengan cakupan proporsi tertinggi yaitu suntik
sebanyak 361 akseptor (53,7%), implant sebanyak 150 akseptor (22,3%), IUD
pesuningan, 211 KB 165 tidak KB 46, Kedungbulus PUS 205 KB 145 tidak
KB 60, prembun PUS 200 KB, 139 tidak KB 61, Pecarikan PUS 198 KB 135
tidak KB 63, sembir kadipaten PUS 180 KB 110 tidak KB 70, Kedungwaru
4
PUS 170 KB 109 tidak KB 61, Mulyosri 167 KB 108 tidak KB 59 dan
dari itu perempuan atau pasangan usia subur ini lebih diprioritaskan untuk
dapat dilihat dari cakupan peserta KB yang sedang atau pernah menggunakan
kontrasepsi, tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan oleh
akseptor.8
terus menerus sedangkan yang tidak mendapatkan dukungan akan sedikit yang
menggunakan kontrasepsi.10
Kebumen diperoleh hasil bahwa jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) sebanyak
211 peserta dengan rincian, KB dengan metode IUD sebanyak 117 orang
(16,11%), pil sebanyak 1 orang (0,47%) dan 46 orang (21,80%) sedang tidak
pasangan usia subur sebanyak 211, diantaranya 46 pasangan usia subur tidak
KB dan 165 pasangan usia subur melakukan KB. Hasil wawancara secara
karena tidak tahu tentang jenis- jenis kontrasepsi yang sesuai, keuntungan
dari kontrasepsi dan cara pemakaian kontrasepsi. Kemudian 30% ibu lainnya
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
Sebagai referensi tambahan dan data dasar bagi penelitian sejenis yang
E. Originalitas Penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Kesehatan Reproduksi
a. Definisi
dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
menikah10
berikut10:
ketiak
dahulu.
NAPZA.
masa depan.
a. Definsi PUS
12
terikat dalam perkawinan yang sah yang umur istrinya antara 15-49
berumur 15-49 tahun dan masih haid, atau pasangan suami-istri yang
istrinya berusia kurang dari 15 tahun dan sudah haid, atau istri sudah
diketahui bahwa: 10
2) Jarak kehamilan 2–4 tahun, adalah jarak yang paling aman bagi
kesehatan ibu-anak.
lima anak;
keseluruhan dari seorang anak yang terdiri dari nilai positif dan nilai
manfaat yang besar maka orang tua menginginkan jumlah anak yang
biaya atau beban karena memiliki anak lebih besar, maka orang tua
anaknya sendiri.22
15
sejahtera.22
d. Pengertian Akseptor KB
terpenuhi.
4. Kontrasepsi
a. Kontrasepsi Hormonal
1) Pengertian
a) Pil kontrasepsi
b) Mekanisme kerja
c) Kontrasepsi suntik
dalam endometrium 36
a) Efektivitas tinggi
b) Pemakaiannya sederhana
setahun)
d) Norplant (implan/susuk)
3 tahun 37.
panjang (5 tahun)37.
b. Kontrasepsi Non-Hormonal
plastik polietilen, ada yang dililit oleh tembaga dan ada yang
tidak 3
2) Kontrasepsi Mantap
yang dikenal dengan dua macam, yaitu Kontap Pria atau MOP
Tubektomi38
kehamilan 38
c. Alat kontrasepsi
1) Kontrasepsi sederhana/alamiah
pengawasan medis, tidak perlu obat dan alat, serta tanpa biaya.
Selain itu, ada manfaat untuk bayi dan untuk ibu dari
2) Kontrasepsi efektif
badan, harus di minum setiap hari dan pada waktu yang sama
b) Minum pil setiap hari pada saat yang sama. Bila menyusui
c) Bila lupa 1 atau 2 pil, minum segera pil yang terlupa dan
ingat.
3) Kontrasepsi mantap
a. Faktor presdiposisi
tingkat pengetahuan.
32
1) Usia
2) Tingkat pendidikan
berpendidikan rendah.13
3) Tingkat pengetahuan
sesuatu dapat berbeda-beda ada yang kurang, cukup dan baik. Hal
b. Faktor pendukung
c. Faktor pendorong
34
pendapatan.
1) Dukungan suami
kontrasepsi.17
(2012) pada ibu yang mendapat dukungan dari suami lebih patuh
2) Sosial budaya
Budaya juga dapat diartikan sebagai pandangan dunia dan satu set
keagamaan.18
maupun barang baik dari pihak lain maupun dari hasil sendiri.
37
B. Kerangka Teori
Pasangan Usia Subur
Faktor penyebab
perilaku individu :
Faktor presdiposisi Pemilihan alat
1. Usia kontrasepsi
2. Pendidikan pasangan usia
3. Pengetahuan subur
Faktor pendukung
a. Keamanan alat
kontrasepsi alat kontrasepsi
b. Ketersediaan alat hormonal dan
kontrasepsi non hormonal
c. Tempat pelayanan
Faktor pendorong
a. Dukungan suami
b. Sosial budaya
c. Tingkat sosial
Keterangan :
: Tidak di teliti
: Di Teliti
BAB III
41
METODE PENELITIAN
adalah suatu penelitian untuk mengetahui yaitu suatu metode penelitian yang
1. Waktu penelitian
2. Tempat penelitian
1. Populasi
penelitian37. Populasi yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah seluruh
211 responden.
33
42
2. Sampel
N
n=
1+ N (d 2 )
Dimana:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
211
n=
1+ 211 (0 , 052 )
211
n=
1,52 = 138,1 dan dibulatkan menjadi 138 pasien .
berikut :
1. Kriteria inklusi
15 tahun dan sudah haid, atau istri sudah berumur lebih dari 50
2. Kriteria eksklusi
ini adalah :
b. Ketika salah satu pasangan suami atau istrinya sedang tidak dapat
ditemui
3. Teknik Sampling
terpenuhi.38
D. Definisi Operasional
44
Skala
No Variabel Definisi Instrumen Hasil Ukur
Ukur
1. Penggunaan Alat kontrasepsi Lembar Pada istri Nominal
alat adalah obat atau Observasi 1. Hormonal
kontrasepsi alat yang di 2. Non hormonal
pada suami gunakan untuk
menunda kehamilan Pada suami
dan istri usia
serta 1. kondom
subur memberhentikan 2. Vasektomi (MOP)
kesuburan 3. Coitus interuptus /
Untuk istri terdapat senggama terputus
1.
kontrasepsi
hormonal dan non
hormonal, untuk
suami terdapat jenis
kontrasepsi
kondom,
vasektomi, dan
coitus interuptus
a. Data Primer
b. Data Sekuder
2. Instrumen Penelitian
a. Karakteristik Responden
pasangan.
Kabupaten Kebumen.
46
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Pelaksanaan
3. Tahap Penutupan
1. Editing (koreksi)
pemeriksaan.
2. Scoring
3. Coding (pengkodean)
Pada istri
Kode 1 : hormonal
Pada suami
Kode 2 : Kondom
48
Kode 3 : Vasektomi
H. Analisa Data
F
X= × 100 %
n
Keterangan :
X : Hasil prosentase
I. Etika Penelitian
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
3. Manfaat (Beneficience)
DAFTAR PUSTAKA
5. Dwi Hadya Jayani, 2019 "Jumlah Penduduk Indonesia 269 Juta Jiwa,
Terbesar Keempat di Dunia," katadata, 2019.
12. Nurhayati, Sri & Mariyam. Pengetahuan dan kemampuan ibu dalam
perawatan daerah perianalpada bayi usia 0-12 bulan di Desa Surokonto wetan
Kecamatan Pageruyung Kabupaten Kendal
41
51
13. Saskara, A.G.D. Ida & Marhaeni A.I.N. (2015). Pengaruh faktor sosial,
ekonomi, dan demografi terhadap penggunaan alat kontrasepsi di
Denpasar.Vol. 8 no 2 Agustus 2015. Jurnal Ekonomi Kuantitatif
16. Sulastri S, Nirmasari C. Hubungan Dukungan Suami dengan Minat Ibu dalam
Pemakaian Kontrasepsi IUD di Bergas. 2014;2–7.
17. afidah, I., & Wibowo, A. (2012). Pengaruh Dukungan Suami Terhadap
Kepatuhan Akseptor Melakukan KB Suntik. Jurnal Biometrika Dan
Kependudukan, 1(1), 72–78
18. Pilliteri, 2010. Maternal & Child Health Nursing: Care of the Childbearing
and Childrearing Family (5th ed.). California: Lippincott.
19. Wijhati, Ellyda. 2011. Pengaruh Faktor Budaya Terhadap Pemilihan IUD
Pada Pasangan Usia Subur Puskesmas Sewon II Kabupaten Bantul DIY.
Stikes „Aisyiyah Yogyakarta
28. Trisnawarman, D., & Erlysa, W., (2007). Sistem penunjang keputusan
pemilihan metode/alat kontrasepsi.Vol.9 no 1 Desember 2007.
30. Anggraeni N., & Dayanti E.D., (2013). Hubungan tingkat social ekonomi
dengan penggunaan IUD. Karya Tulis Ilmiah. Akademi Kebidanan Ngudia
Husada Madura, Madura
31. Utami, Sri A., (2016). Tingkat keparahan gingivitis pada pemakaian alat
kontrasepsi suntik yang mengandung hormone progresteron dan
kombinasi hormon estrogen-progresteron di wilayah kerja Puskesmas
Sumbersari Kabupaten Jember. Skripsi strata satu Universitas Jember.
34. Ratna, I., dan Indrayanti, (2012). Perbedaan pengaruh penggunaan alat
kontrasepsi IUD dan suntik terhadap siklus haid perempuan di
Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru.Vol. 11 no 2. Jurnal Kajian Gender
dan Islam.
35. Seto, Dhini H, Saryono, & Iswati N., (2011). Faktor-faktor yang
mempengaruhi minat wanita usia subur memilih metode kontrasepsi wanita
(MOW) Di Desa Butuh. Vol. 7 no 2 Juni 2011. Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan