Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN SISTEM PERSARAFAN

Disusun oleh :

Kelompok 3

1. Deibi Lamansiang (1814201042)

2. Meice T Sidabariba (1814201061)

3. Jeninda Telenggen (1714201096)

4. Eli Wenda (1714201492)

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

FAKULTAS KEPERAWATAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan anugrahnya kami

dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Makalah yang telah kami buat tentang MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN SISTEM

PERSARAFAN ini guna untuk memenuhi tugas dari MANAJEMEN GADAR. Makalah yang

kami buat ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu apabila ditemukan kesalahan mohon dimaafkan.

Harapan kami semoga pembaca dapat mengerti tentang MANAJEMEN

KEGAWATDARURATAN SISTEM PERSARAFAN sehingga kita semua selalu dalam

keadaan sehat.

Atas perhatian dari kita semua, kami ucapkan terima kasih.


ISI DAFTAR

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSANA MASALAH

C. TUJUAN

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

1. SARAF PUSAT

2. SARAF TEPI

3. SISTEM SARAF TAK SADAR (SARAF OTONOM)

B. PENYUSUN SEL SARAF

C. FUNGSI

D. MEKANISME PENGHANTAR IMPULS

BAB III PEMBAHSAN KASUS

A. PENGERTIAN 3 KASUS
1. STROKE
2. EPILEPSI
3. MIGRAIN
B. ETIOLOGI 3 KASUS
1. STROKE
2. EPILEPSI
3. MIGRAIN
C. JENIS-JENIS / KLASIFIKASI 3 KASUS
1. STROKE
2. EPILEPSI
3. MIGRAIN
D. PATOFISIOLOGI 3 KASUS
1. STROKE
2. EPILEPSI
3. MIGRAIN
E. PENANGANAN SECARA MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN 3 KASUS
1. STROKE
2. EPILEPSI
3. MIGRAIN

BAB IV PENUTUP

A. KESIMPULAN
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem saraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan

mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan Anda untuk

melakukan berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua

aktivitas mental, termasuk berpikir, belajar, dan mengingat. Ini juga membantu Anda

mengontrol bagaimana tubuh bereaksi dalam keadaan darurat.

Sistem saraf pada manusia terdiri dari otak, sumsum tulang belakang, organ-organ

sensorik (mata, telinga, dan organ lainnya), dan semua saraf yang menghubungkan organ-

organ tersebut dengan seluruh tubuh. Sistem ini bekerja dengan mengambil informasi

melalui bagian tubuh atau indera tertentu, memproses informasi tersebut, serta memicu

reaksi, seperti membuat otot Anda bergerak, merasakan sakit, atau bernapas.

Dalam menjalankan kerjanya tersebut, sistem saraf terbagi menjadi dua struktur atau

susunan, yaitu sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak

dan sumsum tulang belakang, sedangkan saraf tepi terdiri dari saraf yang menghubungkan

saraf pusat ke seluruh tubuh Anda. Adapun saraf tepi terbagi ke dalam dua susunan besar,

yaitu saraf somatik dan otonom.

(REFERENSI :googlescholer jurnal)

A. RUMUSANA MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan Sitem Saraf?


2. Apa saja penyusun Sel saraf ?

3. Apa saja fungsi Sistem saraf?

4. Bagaimana mekanisme penghantar impuls?

5. Kasus-kasus apa saja yang ada pada sistem saraf?

B. TUJUAN

1. Mampu Memahami Pengeritan Sistem Saraf?

2. Mampu Memahami Penyusun Sel Saraf?

3. Mampu Memahami Fungsi Sistem Saraf ?

4. Mampu Memahami mekanisme Penghantar Impuls ?

5. Mampu Memahami Kasus-kasus pada Sistem Saraf ?


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI SISTEM PERSARAFAN

Sistem saraf adalah sistem kompleks yang berperan dalam mengatur dan

mengoordinasikan seluruh aktivitas tubuh. Sistem ini memungkinkan Anda untuk

melakukan berbagai kegiatan, seperti berjalan, berbicara, menelan, bernapas, serta semua

aktivitas mental, termasuk berpikir, belajar, dan mengingat. Ini juga membantu Anda

mengontrol bagaimana tubuh bereaksi dalam keadaan darurat. tubuh kia terdapat sel-sel

reseptor

1. Saraf Pusat

Sistem saraf pusat mengendalikan seluruh pengaturan dan pengolahan rangsangan, 

mulai dari mengatur pikiran, gerakan, emosi, pernapasan, denyut jantung, pelepasan

berbagai hormon, suhu tubuh, hingga koordinasi seluruh sel saraf untuk melakukan

fungsi pengaturan di dalam tubuh.

2. Saraf Tepif

ungsi utama dari sistem saraf tepi adalah menerima rangsangan dan

menghantarkan semua respons yang sudah diolah oleh sistem saraf pusat. Sistem ini

terdiri dari beberapa fungsi dan bagian, yaitu:

 Fungsi sensorik
Bagian ini berfungsi untuk menerima setiap rangsangan atau impuls, baik

yang dari luar maupun dalam tubuh. Rangsangan yang diterima bisa berupa

cahaya, suhu, bau, suara, sentuhan, tekanan.

 Fungsi motoric

Bagian motorik berperan untuk memberikan tanggapan atau reaksi tubuh

terhadap rangsangan yang sudah diproses oleh sistem saraf pusat. Ketika

terkena gangguan, misalnya karena penyakit saraf motorik, maka tubuh

tidak dapat bergerak dengan normal atau bahkan tidak dapat bergerak sama

sekali.

 Fungsi somatic

Selain kedua fungsi tersebut, sistem saraf tepi juga mengelola respons

semua kegiatan yang tidak disadari, seperti respons flight-or-fight dan

kebalikannya.

Contohnya, ketika mengalami ancaman, tubuh akan merespons keadaan

tersebut dengan mempercepat denyut nadi, meningkatkan frekuensi

pernapasan, serta meningkatkan aliran darah. Setelah keadaan yang dirasa

mengancam sudah teratasi, tubuh akan mengembalikan respons ke kondisi

normal.

3. Sistem Saraf Tak Sadar (Saraf Otonom)


Sistem saraf tak sadar disebut juga saraf otonom adalah sistem saraf yang
bekerja tanpa diperintah oleh sistem saraf pusat dan terletak khusus pada sumsum
tulang belakang, Sistem saraf otonom terdiri darri neuron-neuron motoric yang
mengatur kegiatan organ-organ dalam, misalnya jantung, paru-paru, ginjal,
kelenjar keringat, otot polos sistem pencernaan, otot polos pembuluh darah.

(REFERENSI :googlescholerjurnal)

B. PENYUSUN SEL SARAF

1. Dendrit

Menerima dan melakukan pengantaran dari rangsangan yang dimiliki untuk menuju ke

badan sel.

2. Badan Sel

Melakaukan penerimaan rangsangan dari dendrit yang dimana akan dilakukan

pengantaran menuju neurit

3. Inti Sel

Merupakan sebagai sebuah bentuk aka npengatur yang dimana merupakan sebagai

sebuah sifat kuturunan yang ada pada sebuah sel.

4. Neurit

Sebagai sebuah penjuluran sitoplasma dari badan sel.

5. Selubung Mielin

Memberikan sebuah bentuk perlindungan terhadap neurit yang dimana berasal dari

adanya kerusakan guna untuk melakukan pencegahan dari adanya impuls bocor.

6. Sel Schwann

Melakukan percepatan dari bergeraknnya impuls.

7. Oligodendrosit

Melakukan pembentukan dari sebuah selubung mielin yang berada di akson

8. Sinapsis
Melakukan pengiriman impuls yang berasal dari akson untuk dihantarkan menuju

dendrit

C. FUNGSI
Setelah mengetahui bagian umum dari sistem saraf, anda perlu mengenali fungsi sistem

saraf. Fungsi yang paling utama adalah untuk menerima, pengolah dan menyampaikan

rangsangan dari seluruh organ. Fungsi ini akan berjalan dengan baik jika ada koordinasi

antara fungsi sensorik, fungsi pengatur, dan fungsi motorik.

Fungsi sistem saraf adalah sebagai penerima informasi dalam bentuk stimulasi,

memproses informasi yang diterima dan memberi respons/reaksi terhadap stimulasi.

( penyusun sel saraf dan fungsi)

REFERENSI : google scholer dan hellodokter.com)

D. MEKANISME PENGHANTAR IMPULS

terjadi melalui dua cara, yaitu:

1. Melalui sel saraf

 Saat serabut saraf dalam keadaan istirahat atau mengalami polarisasi (keadaan sel

reseptor tidak mengalami rangsangan), membran luar serabut saraf bermuatan

positif dan membran dalam negatif.

 Perbedaan muatan terjadi karena mekanisme pompa kalium-natrium (transport

aktif), yaitu konsentrasi Na⁺ diluar membran akson neuron lebih tinggi dan

konsentrasi ion K⁺ di dalam membran lebih besar daripada di luar membran.


 Jika terjadi rangsangan maka akan terjadi depolarisasi atau potensial aksi.

Rangsangan ini menyebabkan permeabilitas membran plasma terhadap ion Na⁺

meningkat, sehingga ion Na⁺ berdifusi ke dalam membran dan ion K⁺ segera

berdifusi keluar membran. Akibatnya, membran luar bermuatan negatif dan

membran dalam (sitoplasma) positif.

 Keadaan transport aktif tersebut menimbulkan aliran listrik di antara daerah yang

mengalami polarisasi dengan daerah yang mengalami depolarisasi.

 Arus listrik tersebut menyebabkan depolarisasi di daerah di sebelahnya. Perubahan

potensial sepanjang serabut saraf disebut impuls saraf.

 Setelah impuls disampaikan, bagian yang mengalami depolarisasi akan isitrahat dan

tidak ada impuls. Waktu istirahat untuk pemulihan disebut dengan fase refraktori

atau undershoot.

2. Melalui Celah Sinapsis

 Celah sinapsis, adalah titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan

neuron lain.

 Arah perambatan dari sinapsis sangat khas, yaitu hanya terjadi dalam satu arah.

 Impuls menyebabkan neurotransmitter terlepas dari vesikula sinapsis (terjadi

eksositosis) dan berdifusi melewati celah sinapsis.

 Neurotransmitter adalah zat kimia yang dapat merambatkan impuls dari prasinaps

ke membran postsinaps, contohnya asetilkolin.


 Membran plasma postsinaps mengalami depolarisasi (kondisi saat sel reseptor

menerima rangsangan), sehingga menimbulkan impuls pada membran sel saraf

berikutnya.

 Asetilkolin kemudian diuraikan oleh enzim yang dihasilkan oleh membran

postsinaps.

 Dari penghantaran impuls melalui dua cara tersebut diatas akan nampak gerakan

pada anggota tubuh yang dimanifestasikan sebagai alur impuls gerakan.

(REFERENSI : roboguru.com)
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN DARI 3 KASUS

a. Stroke

Stroke merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang

dipengaruhi oleh banyak faktor risiko terdiri dari yang tidak dapat diubah berupa

usia dan jenis kelamin dan yang dapat diubah seperti hipertensi, peningkatan

kadar gula darah, dislipidemia, dan pekerjaan.

(REFENSI : google scholer.jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/119)

b. Epilepsi

Epilepsi adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis,

disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak secara

berlebihan dan berkala, reversibel dengan berbagai etiologi. Aktifitas kejang

dapat terlokalisasi pada area khusus di otak atau menyeluruh. Kejang fokal dapat

meluas menjadi kejang umum. Secara fisiologi epilepsi didefinisikan merupakan

gangguan keseimbangan diantara eksitasi serebral dan inhibisi adalah ujung

terhadap tidak terkontrolnya eksitasi. Serangan kejang juga diakibatkan oleh

abnormalitas konduksi kalium, kerusakan kanal ion, dan defisiensi


ATP-ase yang berkaitan dengan transport ion, dapat menyebabkan

ketidakstabilan membran neuron. Pada pasien epilepsi penanganan anestesi

terbaik adalah dengan general anestesi. General anestesi mempunyai manfaat

terapeutik untuk pasien kejang apabila pasien telah menjalani pengobatan dengan

obat anti kejang maka harus diteruskan sampai operasi.

Referensi : google scholer jurnal anestesi.fk.ugm.ac.id/jka.ugm/download-file-

774756.pdfl

c. Migrain

Migrain adalah suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodik

(berulang) tanpa adanya ancaman kehidupan, tetapi keadaan ini dapat

mempengaruhi fungsi dan kesehatan sebagai akibat langsung serangan dan efek

jangka panjang yang dapat mempengaruhi prestasi, kesuksesan kerja,

produktifitas, kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Pengobatan

migrain yang secara holistik dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni

pengobatan obat-obatan sebagai pengobatan utama yang mampu mengurangi rasa

sakit, mengurangi frekuensi kekambuhan yang harus dikonsumsi secara teratur

sehingga tentu akan memberian efek samping di kemudian hari. Untuk itu,

seringkali dokter melengkapi pengobatannya dengan intervensi non farmakologi

atau pengobatan home treatment untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit

yang diderita.

Referensi : google shcoler,jurnal.eprints.umm.ac.id/30505/.

B. ETIOLOGI

a. Stroke
Penyebab stroke sangat bervariasi, mulai dari akibat adanya gumpalan darah pada

pembuluh darah di otak, pembuluh darah di otak pecah, tekanan darah tinggi, hingga

pengaruh obat-obatan pengencer darah.

Stroke sangat berisiko dialami penderita tekanan darah tinggi (khususnya hipertensi

maligna), kolesterol tinggi, berat badan berlebih, dan diabetes. Risiko yang sama

juga dapat terjadi pada orang yang kurang berolahraga serta memiliki kebiasaan

mengonsumsi alkohol atau merokok.

(REFERENSI :google scholer.com)

b. Epilepsi

Epilepsi dapat mulai diidap pada usia kapan saja, umumnya kondisi ini terjadi sejak

masa kanak-kanak. Berdasarkan penyebabnya, epilepsi dibagi dua, yaitu:

 Epilepsi idiopatik, disebut juga sebagai epilepsi primer. Ini merupakan jenis

epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. Sejumlah ahli menduga bahwa kondisi

ini disebabkan oleh faktor genetik (keturunan).

 Epilepsi simptomatik, disebut juga epilepsi sekunder. Ini merupakan jenis epilepsi

yang penyebabnya bisa diketahui. Sejumlah faktor, seperti luka berat di kepala,

tumor otak, dan stroke diduga bisa menyebabkan epilepsi sekunder.

(Refensi : google scholer jurnal)

c. Migrain

Meski penyebabnya belum diketahui, sejumlah faktor berikut ini diduga dapat

memicu timbulnya serangan migrain:


 Perubahan hormon pada wanita. Fluktuasi kadar hormon pada wanita,

terutama estrogen, berkaitan erat dengan timbulnya migrain. Sebagian wanita

terserang migrain pada saat mengalami penurunan kadar estrogen yang

signifikan, seperti sebelum atau selama masa menstruasi, selama masa

kehamilan, atau menopause.

 Pola makan dan minum. Mengonsumsi makanan asin atau makanan olahan,

penambahan rasa manis atau rasa gurih (aspartam atau MSG), serta minuman

beralkohol atau mengandung kafein dapat memicu serangan migrain.

 Pemicu dari lingkungan sekitar, seperti asap rokok, aroma parfum atau

penghapus cat, dan suara bising.

 Faktor emosi, seperti stres, gelisah, tegang, depresi, atau terlalu gembira.

 Faktor fisik dan kebiasaan, seperti kelelahan, kualitas tidur yang buruk, postur

tubuh yang buruk, gangguan tidur karena perbedaan waktu saat bepergian (jet

lag), pasca olahraga berat, atau hipoglikemia (kadar gula yang rendah).

 Efek samping konsumsi obat, seperti pil KB atau terapi penggantian hormon.

Selain pemicu di atas, beberapa faktor juga dapat membuat seseorang cenderung

mudah mengalami migrain. Di antaranya adalah:

 Memiliki riwayat keluarga yang mengalami migraine

 Berjenis kelamin wanita.

(REFERENSI :google scholer)

C. JENIS-JENIS DAN KLASIFIKASI

a. Stroke

 Jenis-Jenis
1) Stroke Iskemik (Stroke Sumbatan), Stroke yang paling sering terjadi

 Stroke Emboli : Bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam

jantung atau pembuluh arteri besar yang terangkut menuju otak 

 Stroke Trombotik : Bekuan darah atau plak yang terbentuk di dalam

pembuluh arteri yang mensuplai darah ke otak

2) Stroke Hemoragik (Stroke Berdarah)

 Perdarahan Intraserebral : Pecahnya pembuluh darah dan darah masuk

ke dalam jaringan yang menyebabkan sel-sel otak mati sehingga

berdampak pada kerja otak berhenti. Penyebab tersering

adalah Hipertensi

 Perdarahan Subarachnoid : Pecahnya pembuluh darah yang berdekatan

dengan permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan tulang

tengkorak. Penyebabnya bisa berbeda-beda, tetapi biasanya karena

pecahnya aneurisma

(REFENSI : google scholer)

 Klasifikasi stroke

1. Stroke iskemik

Stroke iskemik terjadi ketika gumpalan darah menyumbat aliran darah

yang menuju otak. Gumpalan darah ini paling sering disebabkan oleh

aterosklerosisAterosklerosis adalah penumpukan lemak pada dinding

pembuluh darah. Tumpukan lemak ini bisa terlepas lalu menyumbat

pembuluh darah di otak.Klasifikasi stroke iskemik juga dapat terjadi


akibat emboli. Emboli merupakan gumpalan darah yang berasal dari

bagian tubuh lain, dan menyumbat pembuluh darah di otak.Sekitar 15

persen kasus emboli disebabkan oleh gangguan irama jantung, yang

dikenal dengan fibrilasi atrium.Gumpalan darah penyebab stroke

iskemik tidak dapat menghilang dengan sendirinya. Ini berarti, jenis

stroke yang juga disebut stroke non-hemoragik ini memerlukan

penanganan medis.Beberapa kondisi yang meningkatkan risiko

terjadinya stroke iskemik meliputi:

 Berusia lebih dari 60 tahun

 Mengidap hipertensi, penyakit jantung, kolesterol tinggi, atau

diabetes

 Mengalami gangguan irama jantung (aritmia)

 Merokok

 Memiliki anggota keluarga yang juga mengidap stroke

2. Stroke hemoragik

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah otak pecah dan darah

akan keluar ke jaringan di sekitarnya. Perdarahan di dalam otak

dinamakan perdarahan intraserebral. Sedangkan perdarahan yang terjadi

di lapisan antara otak dan tulang tengkorak disebut perdarahan

subarakhnoid.Kondisi stroke hemoragik bisa disebabkan oleh tiga hal

utama di bawah ini:

 Aneurisma, yakni pembuluh darah otak tipis, sehingga rawan pecah


 Malformasi arteri-vena, yakni kondisi pembuluh darah yang tidak

normal

 Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Selain itu, klasifikasi stroke hemoragik juga dapat disebabkan oleh

cedera, kelainan darah, maupun penggunaan kokain.Secara umum,

gejala stroke hemoragik akan semakin memburuk seiring berjalannya

waktu. Tetapi gejala pada pendarahan subarakhnoid bersifat tiba-

tiba.Gejala stroke hemoragik tersebut dapat berupa sakit kepala yang

hebat, linglung, mual dan muntah, lebih sensitif terhadap cahaya,

gangguan penglihatan, atau pingsan.

3. Transient ischemic attack (TIA)

Transient ischemic attack (TIA) disebabkan oleh penyumbatan

pembuluh darah di otak, yang bersifat sementara. Kondisi ini juga lebih

dikenal dengan istilah stroke ringan.Berbeda dengan klasifikasi stroke

lain, gejala TIA cuma berlangsung singkat. Durasi gejala ini biasanya

tidak lebih dari Iima menit, dan akan menghilang dalam 24

jam.Meskipun gejala stroke ringan umumnya menghilang dengan

sendirinya, kondisi ini merupakan tanda bahaya bahwa stroke berisiko

terjadi di kemudian hari.Sama seperti jenis stroke iskemik atau

hemoragik, TIA juga membutuhkan penanganan segera. Lebih dari

sepertiga pasien yang tidak menjalani pengobatan lebih lanjut, akan

mengalami stroke dalam waktu satu tahun setelah TIA.

(REFENSI : googlescholerjurnal)
b. Epilepsi

 Jenis-Jenis

1. Epilepsi Umum

a. Petit Mal (absence)

Gangguan kesadaran secara mendadak. Penderita diam tanpa reaksi.

Tak berapa lama, setelah kondisinya membaik, penderita lalu

melanjutkan kegiatannya semula.

b. Grand Mal

Diawali kehilangan kesadaran kemudian kejang-kejang, air liur

berbusa. Sedangkan saat tidur, penderita pun mengorok.

c. Mioklonik

Terjadi kontraksi singkat dari satu atau sekelompok otot bervariasi

dari yang tidak terlihat sampai sentakan hebat. Mengakibatkan

misalnya mendadak jatuh atau tiba-tiba melempar benda yang

sedang dipegang.

2. Epilepsi Partial

a. Sederhana (tanpa ganggguan kesadaran)

Umumnya berupa kejang-kejang, kadang kesemutan, atau rasa kebas

pada suatu tempat, berlangsung beberapa menit per jam

b. Kompleks (diserta gangguan kesadaran)


Diawali partial sederhana, diikuti rasa seperti mimpi, daya ingat

terganggu, halusinasi atau kosong pikiran. Sering diikuti otomatisme,

misalnya mengulang-ulang ucapan, melamun atau lari-lari tanpa

tujuan.

c. Umum Sekunder

Perkembangan dari partial sederhana menjadi umum.

Epilepsi idiopatik, disebut juga sebagai epilepsi primer. Ini

merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya tidak diketahui. ...

 Klasifikasi

1. Epilepsi simptomatik, disebut juga epilepsi sekunder.

2. Ini merupakan jenis epilepsi yang penyebabnya bisa diketahui.

(Refensi : googlescholerjurnal)

c. Migrain

 Jenis-Jenis

1. Migrain Okular

Migrain okular adalah subtipe migrain yang ditandai oleh adanya

gangguan visual pada mata. Misalnya seperti melihat lampu-lampu

yang berkedip/berkilauan, garis zig-zag hingga

gambar psikedelik mengerikan yang berdenyut-denyut dan bergelora

seakan hidup. Berbeda dengan jenis-jenis migrain lainnya, migrain tipe

ini dapat terjadi tanpa disertai rasa sakit kepala. Gejalanya juga bersifat

sementara (20-30 menit) dan dapat hilang dengan sendirinya meski

tanpa konsumsi obat-obatan.


2. Migrain Hemiplegia

Salah satu jenis migrain yang sangat langka dan lebih sering terjadi

pada anak-anak dibandingkan orang dewasa. Kelumpuhan pada satu sisi

tubuh (hemiplegia) menjadi gejala khasnya, diluar gejala lainnya seperti

sakit kepala hebat dan berdenyut, gangguan penglihatan,

kesemutan, kesulitan bicara, mual, muntah dan penurunan kesadaran.

3. Migrain Basilar

Migrain basilar adalah tipe migrain yang berasal dari batang otak atau

kedua sisi otak (cerebral hemispheres). Dikenal juga dengan beragam

nama berbeda, seperti migrain arteri basilar, sindrom Bickerstaff dan

migrain vertebrobasilar. Meskipun belum benar-benar dapat dipastikan,

kondisi ini diduga disebabkan oleh terjepitnya arteri basilar.

gejalanya dimulai dengan rasa sakit yang berdenyut di sisi atau

belakang kepala, kemudian mulai timbul sensasi berputar (vertigo) yang

dapat diikuti pula dengan beragam gejala lain seperti gangguan visual

pada satu sisi penglihatan, mati rasa dan kesemutan pada satu sisi

wajah, kesulitan bicara, mual, muntah, kebingungan hingga penurunan

kesadaran.

4. Menstrual Migraine
Dinamakan menstrual migraine lantaran kondisi ini dipicu oleh

fluktuasi hormon dalam siklus menstruasi. Biasanya terjadi 2 hari

sebelum atau 3 hari setelah menstruasi. Sekitar 60% wanita mengalami

salah satu jenis migrain yang ditandai dengan gejala aura disertai

perubahan suasana hati serta kram perut ini.

5. Abdominal Migraine

Sesuai dengan namanya, migrain jenis ini menyerang area perut bukan

kepala. Gejalanya berupa nyeri tumpul seperti ditekan atau diremas

disekitar area pusar dan dapat pula disertai dengan gejala lain seperti

mual, muntah, kehilangan nafsu makan dan kulit pucat.

Migrain perut atau abdominal migraine ini lebih sering menyerang

anak-anak, terutama yang berusia 5-10 tahun. Sekitar 70 persen dari

anak-anak dengan kondisi seperti ini tumbuh dengan migrain di kepala

dan gangguan pencernaan ketika mereka dewasa.

6. Migrain Vestibular

Istilah migrain vestibular menyiratkan hubungan kausal antara migrain

dan sistem vestibular yang bertanggung jawab dalam menjaga

keseimbangan tubuh. Sederhananya, seseorang dianggap menderita

migrain vestibular jika ia memiliki riwayat migrain yang disertai

dengan episode serangan vertigo spontan selama beberapa menit/jam.


7. Migrain Kronis

Migrain kronis (chronic migraine) didefinisikan sebagai sakit kepala

dengan karakteristik umum migrain yang terjadi setidaknya selama 15

hari atau lebih per bulannya, minimal  selama 3 bulan berturut-turut.

Dalam beberapa kasus, migrain kronis dapat menjadi pertanda dari

kondisi serius dan mematikan seperti cedera otak traumatis, infeksi

otak, tumor otak dan peningkatan tekanan intrakranial.

Itulah subtipe atau jenis-jenis migrain yang dapat diketahui. Memahami

lebih dalam dari masing-masingnya dapat membantu mempermudah

mengidentifikasi jenis migrain apa yang dimiliki sambil berkonsultasi

dengan dokter guna mendapat pengobatan yang tepat.

 Klasifikasi

Nyeri kepala sendiri diklasifikasikan kedalam tiga kelompok besar. Nyeri

kepala cluster, migrain, dan tension headache.

(REFENSI :googlescholerjurnal.honestdocs.com)
D. PATOFISIOLOGI

STROKE
EPILEPSI
MIGRAIN
E. PENANGANAN SECARA MANAJEMEN KEGAWATDARURATAN
a. stroke

Penanganan stroke bergantung dari jenis stroke yang dialami, apakah itu merupakan

stroke iskemik atau stroke hemoragik.

1. Stroke iskemik

Pada stroke iskemik, dokter harus segera membuat aliran darah

ke otak kembali lancar. Dokter akan memberikan obat yang dapat memecah

sumbatan di aliran darah, yang dikenal dengan intravenous tissue plasminogen

activator (tPA). Obat ini biasanya disuntikan melalui pembuluh vena di lengan,

dan bekerja dengan mengencerkan bekuan darah yang menyumbat pembuluh

darah di otak pada keadaan stroke.

Selain itu, pada beberapa kasus dokter juga bisa mengatasi penyumbatan dengan

langsung memasukkan obat ke area penyumbatan dengan bantuan selang

(kateter). Kateter ini dimasukan melalui pembuluh darah di lipatan paha dan terus

sampai ke area pembuluh darah yang tersumbat. Prosedur ini dikenal dengan

istilah intra-arterial thrombolysis.

Pada kasus stroke dengan bekuan darah yang besar, dokter juga bisa memasukan

alat yang dapat membuka jalan di pembuluh darah yang tersumbat (stent). Namun,

biasanya prosedur ini tetap dikombinasikan dengan tPA.

2. Stroke hemoragik
Pada kondisi stroke hemoragik, penting untuk mengontrol perdarahan

yang terjadi dan menurunkan tekanan di dalam otak. Beberapa kasus stroke

hemoragik yang mengalami perdarahan luas, perlu dilakukan operasi. Namun,

sebelum melakukan operasi, dokter juga perlu mempertimbangkan efek terapi dan

efek samping dari operasi itu sendiri, tergantung dari keparahan stroke yang

dialaminya.

Pemberian beberapa obat juga dapat dilakukan seperti obat pengencer

darah, obat penurun tekanan di dalam otak, obat penurun tekanan darah, hingga

obat pencegah kejang. Pada beberapa kasus, transfusi darah perlu dilakukan untuk

mencegah efek pengenceran darah.

Jika perdarahan di dalam otak sudah berhenti, biasanya penanganannya

bersifat suportif. Tubuh secara alami dapat menyerap darah dari hasil perdarahan

di otak. Namun, bila perdarahan yang terjadi memang menyebabkan perdarahan

yang hebat, maka tetap perlu dilakukan operasi untuk mengeluarkan darah

tersebut dan mengurangi tekanan di dalam otak.

Pada kasus stroke hemoragik yang berhubungan dengan kelainan

pembuluh darah di otak, seperti arterivenous malformation (AVM), maka perlu

dilakukan operasi perbaikan pembuluh darah, yang lagi-lagi tergantung dari

tingkat keparahannya.

Stroke merupakan keadaan darurat yang membutuhkan pertolongan medis

secara cepat dan tepat. Ya, penanganan stroke memang berlomba dengan waktu.

Oleh karena itu, bila Anda mengetahui ada seseorang yang mengalami gejala
stroke, segera panggil ambulans agar mendapatkan penanganan medis di rumah

sakit.

(REFENSI : google scholer)

b. Epilepsi

Farmakoterapi merupakan cara penangnaan penyakit dengan pengunaan obat-

obatan yang sesuai dengan indikasinya. Farmakoterapi juga mengkaji mengenai

kedudukan suatu obat dalam mengatasi penyakit yang tidak jarang disertai berbagai

pemberat (komplikasi) sehingga memerlukan penyesuaian pengobatan.

Pada dasarnya terdapat beberapa aspek yang perlu dinilai dalam mengobati kondisi

medis yang disertai pemberat, yakni :

 Penilaian klinis (keadaan pasien)

 Penilaian hasil pemeriksaan tertentu terkait pengobatan, contohnya SGOT dan

SGPT pada penyakit hati (liver), ataupun peningkatan ureum, kreatinin serta

kecepatan penyaringan glomerulus pada gagal ginjal

 Menghindari obat-obatan yang terbukti menyebabkan gangguan fungsi organ

tertentu, bila tidak memungkinkan maka obat tetap digunakan dengan dosis yang

disesuaikan melalui pertimbangan manfaat yang didapat lebih besar dari risiko

pengunaan obat tersebut

c. Migrain

1. Sakit kepala disertai nyeri leher dan demam

Sakit kepala yang disertai nyeri atau kaku pada leher dan demam bisa jadi pertanda
meningitis. Meningitis atau radang selaput sistem saraf pusat dapat dengan cepat

berubah menjadi kritis.

Gejala khasnya adalah demam, sakit kepala dan kekakuan pada otot leher yang

berlangsung selama berjam-jam atau dirasakan sampai 2 hari.

2. Sakit kepala disertai mual

Mual parah atau muntah disertai gangguan syaraf seperti kesulitan berbicara atau

berjalan dapat menjadi tanda-tanda stroke hemorrhagic, yaitu stroke yang disertai

pendarahan pada otak.

Kerusakan akibat strok ini dapat terjadi dengan sangat cepat, baik karena

pendarahan atau karena meningkatnya tekanan cairan pada otak. Pendarahan pada

jaringan otak dapat menyebabkan kematian.

3. Sakit kepala paling parah yang belum pernah dirasakan sebelumnya

Sakit kepala biasa sudah cukup menyakitkan. Tapi jika mengalami sakit kepala

yang dirasa paling buruk dari yang sudah pernah dialami sebelumnya, itu bisa jadi

pertanda aneurisma.

Aneurisma adalah bocor atau pecahnya pembuluh darah pada otak. Rembesan darah

yang membasahi otak menyebabkan pasien hanya mengeluh pusing. Namun lama-

kelamaan, rembesan darah dapat menjadi banjir darah di otak. Inilah yang

menyebabkan penderitanya meninggal mendadak.

(REFENSI : googlescholer jurnal)


BAB IV

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN
Stroke adalah penyakit yang menakutkan sebagai penyebab kecacatan

nomer 1 dan penyakit mematikan nomer 3 di dunia. Dari laporan Riskesdas

kondisi stroke di Indonesia semakin meningkat, tercatat prevalensi stroke tidak

hanya menyerang usia lanjut namun juga menyerang usia produktif. Stroke

merupakan penyakit akibat gangguan peredaran darah otak yang dipengaruhi oleh

banyak faktor risiko terdiri dari yang tidak dapat diubah berupa usia dan jenis

kelamin dan yang dapat diubah seperti hipertensi, peningkatan kadar gula darah,

dislipidemia, dan pekerjaan.

Epilepsi Suatu kedaan dimana beberapa bagian otak mengalami listrik

secara serentak dan mengakibatkan bangkitan / kejang.

Epilepsi bisa menyerang siapa saja termasuk anda, tidak selalu melalui garis

keturunan. Epilepsi bisa disembuhkan dengan meminum obat anti epilepsi dan

hidupo secara teratur. Segera bawa ke dookter, rumah sakit atau puskesmas

terdekat. Epilepsi bukan penyakit gangguan jiwa. Berbahaya jika tidak ditangani

secara tepat.

Migrain adalah suatu kondisi kronik dengan serangan yang bersifat episodik

(berulang) tanpa adanya ancaman kehidupan, tetapi keadaan ini dapat

mempengaruhi fungsi dan kesehatan sebagai akibat langsung serangan dan efek

jangka panjang yang dapat mempengaruhi prestasi, kesuksesan kerja,

produktifitas, kesehatan mental, hubungan keluarga dan sosial. Pengobatan

migrain yang secara holistik dapat dilakukan dengan berbagai cara yakni

pengobatan obat-obatan sebagai pengobatan utama yang mampu mengurangi rasa

sakit, mengurangi frekuensi kekambuhan.

Anda mungkin juga menyukai