Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

ABORTUS

Disusun untuk memenuhi tugas mandiri

Mata Kuliah : Askep Kegawatdaruratan III

Dosen : Ns. Vergeina Ayu, M. Mastur, S.Kep, M.Kep

Di Susun Oleh :

Rahel Tya Lampeang

1814201064

A2 / VI

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA

MANADO

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya penyusun masih
diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Makalah
yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dengan Abortus” ini
disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata kuliah kegawatdarutatan diprogram
studi ilmu keperawatan. Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi kesempurnaan
makalah ini dimasa akan datang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan pembaca.

Manado, 23 mei 2021


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia,tampa


mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang perempuan hamil dengan spontan
gugur. Jadi perlu dibedakan antara “ abortus yang disengaja” dan “abortus"

Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007 adalah
perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%, infeksi 11% dan aborsi
tidak aman sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak langsung adalah rendahnya akses pada
perempuan dalam mendapatkan layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%, terlalu muda
0,3%, terlalu sering melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan 9,4%

Menurut WHO (World Health Organisation), Pada 2015 mendatang angka kematian
ibu melahirkan di Indonesia ditargetkan menurun menjadi 103 kematian per 100.000 kelahiran,
karena kementerian telah menyiapkan beberapa program termasuk juga pengawasan dan
evaluasi. Namun angka kematian ibu di Indonesia saat ini pada tahun 2010 tergolong masih
cukup tinggi yaitu mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya
Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka 300 kematian per 100.000 kelahiran .

Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah bidan mampu
mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam mendiagnosa suatu masalah tepat dan
sebaiknya dalam hal ini bidan melakukan kolaborasi dengan dokter dan di tunjang oleh fasilitas
yang memadai.

Menurut WHO (World Health Organisation),, di seluruh dunia sekitar 40-60 juta ibu
yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap tahun. Sekitar 500.000 ibu
mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan persalinan, sekitar 30-50 % di
antaranya meninggal akibat komplikasi abortus yang tidak aman dan sekitar 90 % kematian
tersebut terjadi di Negara berkembang termasuk Indonesia.

AKI di Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi di ASEAN
(Association of Southeast Asian Nations) yakni 228 kematian per 100.000 kelahiran hidup, AKI
di Filipina 170 kemaian per 100.000 kelahiran hidup, di Thailand 44 kematian per 100.000
kelahiran hidup, brunai 39,0 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan di singapura 6 kematian
per 100.000 kelahiran hidup, (Susanto, C.E, 2011). Di Sulawesi selatan berdasarkan data yang di
peroleh dari dinas kesehatan tingkat 1 dari bulan januari – desember 2007 jumlah ibu yang
mengalami abortus 2478 orang dan yang mengalami kematian 4 orang dan pada tahun 2008
jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang mengalami kematian 2
orang dan pada tahun 2009 jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang
mengalami kematian 6 orang

B. Rumusan masalah

1. Apa Pengertian abortus ?

2. Apa Jenis abortus?

3. Apa Penyebababortus?

4. Bagaimana Uji diagnostic abortus?

5. Bagaimana Penatalaksanaan medis abortus?

6. Bagaimana Asuhan keperawatan?

C. Tujuan

1. Mengetahui Pengertian abortus

2. Mengetahui Jenis abortus

3. Mengetahui Patofisiloginyaabortus

4. Mengetahui Penyebab abortus

5. Mengetahui Uji diagnostic abortus

6. Mengetahui Penatalaksanaan medis abortus

7. Mengetahui Asuhan keperawatan abortus


BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI

Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat


hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16 minggu dan 28 minggu
dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah 400 gram itu
diangggap keajaiban karna semakin tinggi BB anak waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk
dapat hidup terus. Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.

Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer,dkk, 2000). Abortus
adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obat-obatan atau bedah.

Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut


abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram
atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk abortus berat
anak yang kurang dari 500 gram. Jika anak yang lahir beratnya antara 500 – 999 gram disebut
juga dengan immature.Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu)
pada atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diuar kandungan,Dari definisi diatas kelompok menyimpulkan bahwa abortus
merupak suatu keadaan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
dengan usia kurang dari 20 minggu.

B. ETIOLOGI

1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan


sebelum usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian
mudigah pada kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini adalah :

1) Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X Abnormalitas embrio atau


janin merupakan penyebab paling sering untuk abortus dini dan kejadian ini kerap kali
disebabkan oleh cacat kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah
trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna. Bila lingkungan di endometrium di
sekitar tempat implantasi kurang sempurna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.Endometrium belum siap untuk menerima implasi hasil konsepsi. Bisa
juga karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan

. 3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau dan alcohol.Radiasi,


virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan
hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen. Zat teratogen
yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya

. 2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena


hipertensimenahun.Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi
plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin.
Keadaan ini biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.Infeksi
pada plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.Gangguan
pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus. Hipertensi menyebabkan
gangguan peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran.

3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan


toksoplasmosis.Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut
infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar .
nefritis kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada
metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan
kematian janin. Obat-obat tertentu, khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses
normal pembelahan sel yang cepat. Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan
merangsang kontraksi uterus. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia,
tifus abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya.Toksin, bakteri, virus, ata7
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin,
kemudian terjadi abortus. Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan
derajat kontrol metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat
meningkatkan resiko terjadinya abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan
peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata.

4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus. Abnoramalitas uterus yang
mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran
uterus, misalnya fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau retroversio uteri.Kerusakan
pada servik akibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat tindakan
pembedahan (dilatasi, amputasi). Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin
dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus septus,
retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks (konisasi, amputasi
serviks), robekan serviks postpartum
. 5. Trauma. Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan seksual
khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat
keguguran yang berkali-kali.

6. Faktor-faktor hormonal. Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai


penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta
mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi hormon.

7. Sebab-sebab psikosomatik. Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi
fungsi uterus lewat hipotalamus-hipofise.

8. Penyebab dari segi Maternal

1) Penyebab secara umum

: (1) Infeksi

a. Virus, misalnya cacar, rubella, hepatitis.

b. Infeksibakteri, misalnya streptokokus

c. Parasit, misalnya malaria

(2) Infeksi kronis

a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester kedua.

b. Tuberkulosis paru aktif.

c. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa, dll.

d. Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat, penyakit


jantung, toxemia gravidarum

e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.

f. Trauma fisik.

2) Penyebab yang bersifat lokal:

(1) Fibroid, inkompetensia serviks.

(2) Radang pelvis kronis, endometrtis.

(3) Retroversikronis.

(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan hiperemia dan
abortus.
9. Penyebab dari segi Janin.

1) Kematian janin akibat kelainan bawaan.

2) Mola hidatidosa.

3) Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

4) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa pada 70% kasus,
ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi pada tubuh janin

. 5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah kelainan
chromosomal.

6) Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan implantasi
dengan adekuat.

C.KLASIFIKASI

Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :

1. Abortus Spontan : Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis
untuk mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang
luas digunakan adalah keguguran (miscarriage). Keguguran adalah setiap kehamilan yang
berakhir secara spontan sebelum janin dapat bertahan. Sebuah keguguran secara medis
disebut sebagai aborsi spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup sebagai
embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang, yang biasanya sesuai dengan usia janin (usia
kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau kurang. Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi
lima subkelompok, yaitu :

a. Threatened Miscarriage (Abortus Iminens) Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari


uterus pada usia kehamilan 20 minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasi serviks. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan, dan
beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut. Nyeri abortus mungkin
terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri dapat berupa nyeri punggung bawah yang
menetap disertai perasaan tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis
tengah suprapubis.

b. Inevitable Miscarriage (Abortus Tidak Terhindarkan) Yaitu Abortus tidak terhindarkan


(inevitable) ditandai oleh pecah ketuban yang nyata disertai pembukaan serviks
C. Incomplete Miscarriage (Abortus tidak lengkap) Pada abortus yang terjadi sebelum usia
gestasi 10 minggu, janin dan plasentabiasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu
ini keluar secara terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan di uterus, cepat
atau lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama abortus inkomplet. d. Missed
Abortion Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah meninggal in utero
selama 8 minggu. Setelah janin meninggal, mungkin terjadi perdarahan pervaginam atau
gejala lain yang mengisyaratkan abortus iminens, mungkin juga tidak. Uterus tampaknya tidak
mengalami perubahan ukuran, tetapi perubahan-perubahan pada payudara biasanya kembali
seperti semula.

e. Recurrent Miscarriage atau Abortus Habitualis (Abortus Berulang) Keadaan ini didefinisikan
menurut berbagai kriteria jumlah dan urutan, tetapi definisi yang paling luas diterima adalah
abortus spontan yang terjadi berturut-turut selama tiga kali atau lebih

2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) :

Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada umumnya
dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan apabila kehamilan belum mencapai
100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100 gram bisa hidup di luar tubuh. Abortus
ini dibagi 2 yaitu :

a. Abortus medisinalis Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena tindakan
kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat membahayakan jiwa ibu
(berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.

b. Abortus kriminalis Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara sembunyi-sembunyi
oleh tenaga tradisional.
BAB IV

PENUTUP

A .KESIMPULAN

Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. Biasanya menyebabkan
abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat
menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda.

Klafikasi abortus menurrut (Cunningham ) dibagi menjadi dua yaitu :

1 Abortus Spontan :

Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk mengosongkan
uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan. Kata lain yang luas digunakan adalah
keguguran (miscarriage).

2. . Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat) :

Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh ibu. Pada
umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan apabila kehamilan belum
mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi dibawah 100 gram bisa hidup diluar tubuh.

B. SARAN

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca sehingga makalah ini bisa
mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk
menyempurnakam makalah ini
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction. Kusuma. H, dan Nurarif. A. H.
(2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA (North American Nursing
Diagnosis Association) NIC-NOC. Yogyakarta: Media Hardy. Morgan, (2011).Rencana
Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S. Musliha (2010). Keperawatan Gawat Darurat nuha
medika, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai