GANGGUAN
PENGINDERAAN
Mata Kuliah : Askep Kegawatdaruratan IV
Dosen : Ns. Donny Sahensolar, S.Kep., M.Kes
Kelompok 4
Pingki Muneri 1614201113
Priska Ruung 1814201035
Rahel Tya Lampeang 1814201064
Nur Adha S. Patuti 1814201052
Meidy F. Lahengko 1814201245
Stherli A. Tamara 1814201262
DEFINISI
Sistem penginderaan adalah organ akhir yang
dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu.
Serabut saraf yang menanganinya merupakan alat perantara
yang membawah kesan rasa (Sensory infersion) dari organ
indera menuju ke otak dimana perasaan ini ditafsirkan.
Tingkat kenyamanan
04
Gangguan Otak
01 02
Defisit sensori Deprivasi
sensori
03
Beban
sensori yang
berlebih
Pemeriksaan Fisik pada sistem
Penginderaan (Sistem Sensori)
Pemeriksaan fisik pada sistem sensori berfokus pada fungsi neurologisnya
klasifikasi dari pemeriksaan fisik sistem sensori didasarkan pada organ sensori berupa
sistem indra. Sistem indera yang dikenal berupa pancaindera, yaitu :
Olfactory Tactile
Adanya pemeriksaan fisik
sistem sensori bertujuan
sebagai berikut :
Uji weber dengan menggunakan alat Uji rinne yaitu untuk membandingkan Uji scwababach yaitu untuk
garputala yaitu untuk membedakan hantaran udara dan tulang membandingkan hantaran
tuli konduktif dan tuli sensorineural bunyi dari 2 subjek.
Pemeriksaan fisik indera pengecap
b. Pemeriksaan fisik G
Fokus utama pada pemeriksaan mata. Ketika pelebaran pupil,
akan dapat ditemukan gambaran kekeruhan lensa berbentuk berkas putih. K
Pasien mengeluhkan adanya diplopia, pandangan berkabut. Tajam
penglihatan pasien juga mengalami penurunan (myopia), tampak gelisah
dan merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi A
c. Pemeriksaaan penunjang J
pemeriksaan visus untuk mengetahui batas penglihatan
pasien. Dan dapat juga dilakukan pemeriksaan lapang I
pandang.
A
d. Penatalaksanaan Bedah Katarak
1) Ekstraksi Katarak Ekstra Kapsular (EKEK) N
2) Ekstraksi Katarak Intra Kapsular (EKIK)
DIAGNOSA KEPERAWATAAN
01 02
Gangguan Persepsi Sensori b.d Ansietas b.d ancaman terhadap
Gangguan penglihatan d.d konsep diri d.d tampak gelisah
penurunan ketajaman dan merasa khawatir dengan
penglihatan, diplopia, akibat dari kondisi yang dihadapi
pandangan berkabut
I DIAGNOSA 1 : Gangguan Persepsi Sensori b.d Gangguan penglihatan d.d
N
T
penurunan ketajaman penglihatan, diplopia, pandangan berkabut
E Intervensi Utama dan Pendukung : Minimalisasi rangsangan, manajemen
R stres, manajemen perilaku, teknik menenangkan
V
E
N Tujuan/Kriteria Hasil : Respon sesuai stimulus membaik, orientasi membaik,
S
I ketajaman penglihatan meningkat, reaksi pupil meningkat
K
E Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
P - Periksa status mental, - Batasi stimulus - Ajarkan cara meminimalisasi - Kolaborasi pemberian
E status sensori, dan lingkungan stimulus obat yang mempengaruhi
R tingkat kenyamanan - berikan kesempatan untuk - Ajarkan teknik menurunkan persepsi stimulus
A - Identifikasi stresor menenangkan diri stres
- Identifikasi masalah - Bicara nada dengan nada - Informasikan keluarga bahwa
W
yang dialami rendah dan tenang keluarga sebagai dasar
A - Ciptakan ruangan tenang pembentukan kognitif
T dan nyaman - Anjurkan melakukan teknik
A - Buat kontrak dengan menenangkan hingga
N pasien perasaan menjadi tenang
I DIAGNOSA 2: Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri d.d tampak gelisah
N dan merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang dihadapi
T
E Intervensi Utama dan Pendukung : Reduksi ansietas, terapi relaksasi,
R konseling, dukungan emosional
V
E Tujuan/Kriteria Hasil : Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi
N menurun, perilaku gelisah menurun
S
I Observasi Terapeutik Edukasi Kolaborasi
- Identifikasi saat - Ciptakan suasana terapeutik untuk - Anjurkan keluarga untuk - Kolaborasi
K tingkat ansietas menumbuhkan kepercayaan tetap bersama pasien, jika pemberian obat anti
E berubah - Pahami situasi yang membuat perlu ansietas, jika perlu
P - Monitor tanda-tanda ansietas - Anjurkan - Rujuk untuk
E ansietas - Gunakan pendekatan yang tenang mengungkapkan konseling, jika perlu
- Identifikasi penurunan dan meyakinkan perasaan dan persepsi
R tingkat energi, - Ciptakan lingkungan tenang dan - Anjurkan mengambil
A ketidamampuan tanpa gangguan dengan posisi nyaman
W berkonsentrasi atau pencahayaan dan suhu ruang - Anjurkan untuk menunda
A gejala lain yang nyaman, jika memungkinkan pengambilan keputusan
T mengganggu - Fasilitasi mengungkapkan perasaan saat stres
A kemampuan kognitif cemas, marah atau sedih
- Berikan kesempatan untuk bertanya
N