DOSEN PENGAMPUH :
DI SUSUN OLEH :
A2/SEMESTER VII
FAKULTAS KEPERAWATAN
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada saat terjadi bencana, semua alur yang terjadi akan berubah secara total,
termasuk alur kesehatan. Pada saat tidak terjadi bencana, seorang perawat akan
memprioritaskan pasien yang sedang mengalami situasi yang gawat darurat terlebih
dahulu. Hal tersebut akan berbeda ketika terjadi suatu bencana dimana yang menjadi
prioritas adalah korban bencana yang notabene mengalami sedikit luka dan yang
mendapat luka serius cenderung ditinggal.
Peran perawat adalah melayani kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi
peran ini menjadi tidak penting ketika terjadi bencana dimana kesehatan dan keselamatan
masyarakat menjadi sangat rentan. Namun hal ini lah yang akan menjadi tantangan bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme dalam melakukan
penanggulangan bencana dengan berdasarkan pada nilai dan moral , sehingga diperlukan
perawat yang mampu berinteraksi dengan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai
dan moral. Dalam situasi tersebut, dibutuhkan aplikasi nilai dan moral dalam diri seorang
perawat yang baik sehingga tercipta peran perawat yang mampu menghargai nilai dan
moral yang dimiliki dari pasien tersebut.
Dalam pengambilan keputusan, nilai merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan karena akan mempengaruhi persepsi dan motivasi seseorang. Perawat harus
menciptakan suasana saling menghormati akan nilai dan kebiasaan yang dijunjung oleh
masyarakat. Suasana dalam menciptakan penghargaan akan nilai dan moral dari individu
pasien tersebut meliputi penghargaan akan hidup, penghargaan akan martabat, dan
penghargaan akan hak klien.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bencana
3
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu
yang dilayani.
Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis yang sulit dalam
menghadapi sumber daya yang langka. Keputusan sering dibuat untuk kebaikan yang
lebih baik daripada individu. Pergeseran fokus dari merawat individu untuk
menyediakan layanan kesehatan yang optimal di tingkat komunitas tidak datang
secara alami banyak perawat. Misalnya, selama bencana, seorang perawat yang
4
bekerja di triase mungkin perlu memilih antara dua pasien yang membutuhkan
operasi, satu luka parah dengan peluang kecil untuk bertahan hidup dan yang lain
dengan luka serius tapi bagus peluang pemulihan.
Selama masa non-bencana, pasien yang kritis akan dikirim ke operasi pertama,
tetapi dalam bencana dengan sumber daya terbatas, pasien dengan peluang terbesar
untuk bertahan hidup akan menjadi yang pertama. Di situasi lain, perawat mungkin
perlu memberikan imunisasi dengan vaksin terbatas yang tersedia. Merupakan hal
yang sulit untuk menentukan prioritas.
Pasal 37 (Kewajiban)
5
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Pada dasarnya penyelenggaraan
adalah tiga tahapan yakni :
1. Pra bencana yang meliputi:
situasi tidak terjadi bencana
situasi terdapat potensi bencana
2. Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana
3. Pasca bencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana.
6
Peran Perawat Saat Bencana
o UU No.38 Tahun 2014 Pasal 35 tentang tenaga kesehatan.
Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat
dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih
lanjut.
Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang
mengancam nyawa atau kecacatan Klien. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.
7
Peran Perawat Pasca Bencana.
PP No. 21 Pasal 56 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana. Peran perawat adalah menyediakan pelayanan keperawatan kepada korban
bencana dan ikut melakukan rehabilitasi pasca bencana seperti melakukan rehabilitasi
mental kepada korban bencana.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Menjelaskan bahwa: –
Pasal 82 tentang pelayanan kesehatan bencana: pelayanan kesehatan dimaksud pada
ayat (2): tanggap darurat dan paska bencana; mencakup pelayanan kegawat daruratan
yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. –
Pasal 83 ayat (1) setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut, dan
kepentingan terbaik bagi pasien. – Ayat (2) Pemerintah menjamin perlindungan
hukum bagi setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.
8
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan Materi yang sudah penulis bahas di Atas maka Penulis memberikan
Kesimpulan pada makalah ini bahwa ;
Aspek etik dan legal dalam keperawatan bencana diperlukan agar perawat dapat
membuat suatu keputusan yang tidak melawan nilai yang ada, ketika sedang bekerja di
ruangan ataupun ketika bencana yang mengharuskan perawat bekerja lebih cepat dan tepat,
baik dalam diri perawat maupun masyarakat, perawat harus bekerja profesional dengan
9
disertai moral kompeten. Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis yang
sulit dalam menghadapi sumber daya yang langka. Keputusan sering dibuat untuk kebaikan
yang lebih baik daripada individu.
Secara legal perawat memiliki hak dan kewajibannya dalam melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Perawat harus memiliki
kemampuan untuk menilai keadaan dengan cepat dan sesuai dengan keilmuan atau
kompetensi yang ia miliki untuk mengambil keputusan secara professional.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat Bermanfaat Bagi Pembaca dan kiranya Makalah ini dapat
Memberikan Sedikit Pemahaman Mengenai Keperawatan Bencana dan Bagaimana Perawat
dalam menerapkan Penanganan Bencana Baik dilingkungan Keluarga Maupun di lingkungan
Sekitarnya.
10
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna.
Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber
yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.
Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.
DAFTAR PUSTAKA
Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, PDF
diakses pada 20 September 2021
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, PDF diakses
pada 20 September 2021
Elon, Yunus. Aspek Etik dan Legal dalam Keperawatan Gawat Darurat, Emergency and
Critis Universitas Advent Indonesia, PDF Diakses pada 20 September 2021
11
Widyastuti, Merina. Aspek Legal Keperawatan Bencana, PPT diakses pada 21 September
2021.
12