Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASPEK ETIK DAN LEGAL DALAM KEPERAWATAN BENCANA DAN

PERENCANAAN PENANGGULANGAN BENCANA

DOSEN PENGAMPUH :

Ns. OLVIN MANENGKEY, S.Kep., M.Kes.

DI SUSUN OLEH :

MEYDI F. LAHENGKO (1814201245)

A2/SEMESTER VII

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN INDONESIA MANADO

2021

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat terjadi bencana, semua alur  yang terjadi akan berubah secara total,
termasuk alur kesehatan. Pada saat tidak terjadi bencana, seorang perawat akan
memprioritaskan pasien yang sedang mengalami situasi yang gawat darurat terlebih
dahulu. Hal tersebut akan berbeda ketika terjadi suatu bencana dimana yang menjadi
prioritas adalah korban bencana yang notabene mengalami sedikit luka dan yang
mendapat luka serius cenderung ditinggal.
Peran perawat adalah melayani kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tetapi
peran ini menjadi tidak penting ketika terjadi bencana dimana kesehatan dan keselamatan
masyarakat menjadi sangat rentan. Namun hal ini lah yang akan menjadi tantangan bagi
profesi keperawatan dalam mengembangkan profesionalisme dalam  melakukan
penanggulangan bencana dengan berdasarkan  pada nilai dan moral , sehingga diperlukan
perawat yang mampu berinteraksi dengan masyarakat yang masih menjunjung tinggi nilai
dan moral. Dalam situasi tersebut, dibutuhkan aplikasi nilai dan moral dalam diri seorang
perawat yang baik sehingga tercipta peran perawat yang mampu menghargai nilai dan
moral yang dimiliki dari pasien tersebut.
Dalam pengambilan keputusan, nilai merupakan aspek penting yang harus
diperhatikan karena akan mempengaruhi persepsi dan motivasi seseorang. Perawat harus
menciptakan suasana saling menghormati akan nilai dan kebiasaan yang dijunjung oleh
masyarakat. Suasana dalam menciptakan penghargaan akan nilai dan moral dari individu
pasien tersebut meliputi penghargaan akan hidup, penghargaan akan martabat, dan
penghargaan akan hak klien.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bencana

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor
alam dan/atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis (UU 24/2007).
Suatu gangguan serius terhadap fungsi suatu masyarakat, sehingga menyebabkan
kerugian yang meluas pada kehidupan manusia dari segi materi, ekonomi atau lingkungan
dan yang melampaui kemampuan masyarakat yang bersangkutan untuk mengatasi dengan
menggunakan sumber daya mereka sendiri. (ISDR, 2004).

B. Pengertian Etika Keperawatan


Norma merupakan aturan-aturan atau Norma yaitu aturan-aturan atau pedoman
khusus mengenai tingkah laku, sikap, dan perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak
boleh dilakukan. Jika kita berbicara norma, norma di bagi menjadi dua yaitu : norma yang
datang dari Tuhan dan norma yang dibuat oleh manusia. Norma Agama dan Norma
Sosial, yang berorientasi untuk mengatur kehidupan manusia agar menjadi manusia yang
berbudaya dan beradab.
Etika merupakan ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu : 1. Baik dan buruk 2. Kewajiban dan
tanggung jawab (Isnaini,2001).
Etika merupakan aplikasi atau penerapan teori tentang filosofi moral ke dalam
situasi nyata dan berfokus pada prinsip-prinsip dan konsep yang membimbing manusia
berpikir dan bertindak dalam kehidupannya yang dilandasi oleh nilai-nilai yang
dianutnya. Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari
martabat dan hak manusia (yang memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.

3
Profesi menyusun kode etik berdasarkan penghormatan atas nilai dan situasi individu
yang dilayani.

 Tipe-Tipe Kode Etik


1. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam
etik, menyangkut masalah biologi dan pengobatan.
o lingkup sempit : bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas treatment atau
inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia.
o lingkup luas: evaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau
bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri,
yang meliputi semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi.

2. Clinical Ethics/Etik kesehatan.


Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada
masalah etik selama pemberian pelayanan , Ex : :adanya persetujuan atau penolakan.

3. Nursing Ethics/Etik Perawatan .


Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan
dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan
keputusan etik.
Kode Etik ICN (International Council of Nurses 2006) menekankan
penghormatan terhadap hak asasi manusia, kepekaan terhadap nilai-nilai dan
kebiasaan, martabat, keadilan dan keadilan. Perawat diharapkan untuk berlatih sesuai
dengan ajaran-ajaran ini dalam bencana dan memodifikasi praktik mereka
sebagaimana diperlukan untuk memenuhi kebutuhan lingkungan bencana (Deeny,
Davies, Gillespie dan Spencer 2007).

Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis yang sulit dalam
menghadapi sumber daya yang langka. Keputusan sering dibuat untuk kebaikan yang
lebih baik daripada individu. Pergeseran fokus dari merawat individu untuk
menyediakan layanan kesehatan yang optimal di tingkat komunitas tidak datang
secara alami banyak perawat. Misalnya, selama bencana, seorang perawat yang

4
bekerja di triase mungkin perlu memilih antara dua pasien yang membutuhkan
operasi, satu luka parah dengan peluang kecil untuk bertahan hidup dan yang lain
dengan luka serius tapi bagus peluang pemulihan.
Selama masa non-bencana, pasien yang kritis akan dikirim ke operasi pertama,
tetapi dalam bencana dengan sumber daya terbatas, pasien dengan peluang terbesar
untuk bertahan hidup akan menjadi yang pertama. Di situasi lain, perawat mungkin
perlu memberikan imunisasi dengan vaksin terbatas yang tersedia. Merupakan hal
yang sulit untuk menentukan prioritas.

C. Aspek Legal keperawatan Bencana

 UU no 36 tahun 2009 pasal 11 tentang kesehatan


Ayat (1) “tenaga kesehatan dikelompokkan ke dalam tenaga medis, psikologi
klinik, keperawatan, kebidanan, kefarmasian, kesehatan lingkungan, gizi,
keterampilan fisik, keteknisian medis, biomedika, kesehatan tradisional dan tenaga
kesehatan lain.” Hak dan Kewajiban Perawat.
 UU No. 38 tahun 2014 tentang tenaga kesehatan
Pasal 36 (Hak) ;
o Memperoleh perlindungan hukum sepanjang sesuai dengan kode etik, standar
pelayanan keperawatan, standar pelayanan profesi, SPO dan perundangan
o Mendapat informasi yang benar, jelas dan jujur dari klie/ keluarganya
o Memperoleh fasilitas kerja sesuai standar.

Pasal 37 (Kewajiban)

o Memberikan pelayanan keperawatan sesuai kode etik, standar pelayanan


keperawatan, standar pelayanan profesi, SPO dan perundangan
o Merujuk klien yang tidak dapat ditangani perawat sesuai dengan lingkup dan
tingkat kompetensinya.
o Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai standar.

D. Perencanaan Penanggulangan Bencana

5
Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana adalah serangkaian upaya yang
meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat, dan rehabilitasi. Pada dasarnya penyelenggaraan
adalah tiga tahapan yakni :
1. Pra bencana yang meliputi:
 situasi tidak terjadi bencana
 situasi terdapat potensi bencana
2. Saat Tanggap Darurat yang dilakukan dalam situasi terjadi bencana
3. Pasca bencana yang dilakukan dalam saat setelah terjadi bencana.

 Peran Perawat Pra Bencana


o UU no 38 tahun 2014 pasal 31 tentang tenaga kesehatan.
Dalam menjalankan tugas sebagai penyuluh dan konselor bagi Klien, Perawat
berwenang:
a. melakukan pengkajian Keperawatan secara holistik di tingkat individu dan
keluarga serta di tingkat kelompok masyarakat;
b. melakukan pemberdayaan masyarakat;
c. melaksanakan advokasi dalam perawatan kesehatan masyarakat;
d. menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan masyarakat; dan
e. melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling.
o Dalam menjalankan tugasnya sebagai pengelola Pelayanan Keperawatan, Perawat
berwenang:
a. melakukan pengkajian dan menetapkan permasalahan;
b. merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi Pelayanan Keperawatan; dan
c. mengelola kasus.
c. Dalam menjalankan tugasnya sebagai peneliti Keperawatan, Perawat
berwenang.
d. melakukan penelitian sesuai dengan standar dan etika;
e. menggunakan sumber daya pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan atas izin
pimpinan; dan
f. menggunakan pasien sebagai subjek penelitian sesuai dengan etika profesi dan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

6
 Peran Perawat Saat Bencana
o UU No.38 Tahun 2014 Pasal 35 tentang tenaga kesehatan.
Dalam keadaan darurat untuk memberikan pertolongan pertama, Perawat
dapat melakukan tindakan medis dan pemberian obat sesuai dengan
kompetensinya. Pertolongan pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertujuan untuk menyelamatkan nyawa Klien dan mencegah kecacatan lebih
lanjut.
Keadaan darurat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan keadaan yang
mengancam nyawa atau kecacatan Klien. Keadaan darurat sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) ditetapkan oleh Perawat sesuai dengan hasil evaluasi berdasarkan
keilmuannya.

o UU No.38 Tahun 2014 pasal 33 ayat (4)


Dalam melaksanakan tugas pada keadaan keterbatasan tertentu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Perawat berwenang:
a. melakukan pengobatan untuk penyakit umum dalam hal tidak terdapat tenaga
medis;
b. merujuk pasien sesuai dengan ketentuan pada sistem rujukan; dan
c. melakukan pelayanan kefarmasian secara terbatas dalam hal tidak terdapat
tenaga kefarmasian

o UU No.36 Tahun 2009 Pasal 63 :


1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan, mengembalikan fungsi tubuh akibat
penyakit dan/atau akibat cacat, atau menghilangkan cacat.
2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan.
3. Pengendalian, pengobatan, dan/atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan
ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan kemanfaatan dan keamanannya.
4. Pelaksanaan pengobatan dan/atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau
ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.

7
 Peran Perawat Pasca Bencana.
PP No. 21 Pasal 56 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana. Peran perawat adalah menyediakan pelayanan keperawatan kepada korban
bencana dan ikut melakukan rehabilitasi pasca bencana seperti melakukan rehabilitasi
mental kepada korban bencana.
Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Menjelaskan bahwa: –
Pasal 82 tentang pelayanan kesehatan bencana: pelayanan kesehatan dimaksud pada
ayat (2): tanggap darurat dan paska bencana; mencakup pelayanan kegawat daruratan
yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut. –
Pasal 83 ayat (1) setiap orang yang memberikan pelayanan kesehatan pada bencana
harus ditujukan untuk penyelamatan nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut, dan
kepentingan terbaik bagi pasien. – Ayat (2) Pemerintah menjamin perlindungan
hukum bagi setiap orang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki.

8
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan

Berdasarkan Materi yang sudah penulis bahas di Atas maka Penulis memberikan
Kesimpulan pada makalah ini bahwa ;

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan


mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis (UU 24/2007).

Aspek etik dan legal dalam keperawatan bencana diperlukan agar perawat dapat
membuat suatu keputusan yang tidak melawan nilai  yang ada, ketika sedang bekerja di
ruangan ataupun ketika bencana yang mengharuskan perawat bekerja lebih cepat dan tepat,
baik dalam diri perawat maupun masyarakat, perawat harus bekerja profesional dengan

9
disertai moral kompeten. Bencana mengharuskan perawat untuk membuat pilihan etis yang
sulit dalam menghadapi sumber daya yang langka. Keputusan sering dibuat untuk kebaikan
yang lebih baik daripada individu.

Secara legal perawat memiliki hak dan kewajibannya dalam melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Perawat harus memiliki
kemampuan untuk menilai keadaan dengan cepat dan sesuai dengan keilmuan atau
kompetensi yang ia miliki untuk mengambil keputusan secara professional.

Dalam penanggulangan Bencana, Peran perawat dalam mengatasi Bencana baik


sebelum bencana hingga Pasca bencana sangatlah penting yaitu ;

1.) Pra Bencana


memberikan konseling dan penyuluhan, melakukan pemberdayaan
masyarakat, menjalin kemitraan dalam perawatan kesehatan dan meningkatkan
pengetahuan terhadap bencana.

2.) Saat terjadi Bencana


Perawat juga memiliki peran saat terjadi bencana atau dalam keadaan darurat
yaitu perawat dapat melakukan tindakan medis dan pemberian pengobatan sesuai
dengan kompetensinya yang bertujuan untuk menyelamatkan nyawa klien dan
mencegah kecacatan.

3.) Pasca Bencana


Saat pasca bencana perawat berperan untuk melakukan pelayanan kesehatan
dan melakukan perawatan kepada klien yang terkena bencana dan melakukan
rehabilitasi mental terhadap klien yang trauma karena terkena dampak dari bencana.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat Bermanfaat Bagi Pembaca dan kiranya Makalah ini dapat
Memberikan Sedikit Pemahaman Mengenai Keperawatan Bencana dan Bagaimana Perawat
dalam menerapkan Penanganan Bencana Baik dilingkungan Keluarga Maupun di lingkungan
Sekitarnya.

10
Saya sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna.

Tentunya, penulis akan terus memperbaiki makalah dengan mengacu kepada sumber
yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya.

Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.

DAFTAR PUSTAKA

Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan, PDF
diakses pada 20 September 2021

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, PDF diakses
pada 20 September 2021

Elon, Yunus. Aspek Etik dan Legal dalam Keperawatan Gawat Darurat, Emergency and
Critis Universitas Advent Indonesia, PDF Diakses pada 20 September 2021

11
Widyastuti, Merina. Aspek Legal Keperawatan Bencana, PPT diakses pada 21 September
2021.

Peraturan Pemerintan Republik Indonesia Nomor 21 Tahu 2008 Tentang Penyelenggaraan


Penanggulangan Bencana, PDF diakses pada 21 September 2021

12

Anda mungkin juga menyukai