Anda di halaman 1dari 19

TUGAS MAKALAH

ABORTUS INSIPIENS

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK TIGA KELAS B TEGAL

1 Asmaul Husna 2004294


2 Miftakhul Janah 2004316
3 Nely Muyasaroh 2004318
4 Nuzulianti 2004323
5 Retno Fremi Yuniarsih 2004325
6 Siti Mulyati 2004333
7 Siti Prihatin 2004334
8 Susilowati 2004340
9 Tanti Lutfiani 2004341
10 Veryanah Sunarsih 2004343

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


KARYA HUSADA SEMARANG
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan ke-hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik, tepat pada waktunya
adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Midfery I
dengan judul Abortus.

Dalam penyelesaian makalah ini , kami banyak mengalami kesulitan, terutama


disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan
dan bantuan dari berbagai pihak dan kami ucapkan kepada rekan rekan sejawat dan
seperjuangan yang telah memberi pengarahan kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah ini. Karena itu, sudah sepantasnya jika kami mengucapkan terima kasih kepada
semua pihakyang terlibat.

Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran, penulisan
makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna penulisan makalah yang lebih baik lagi
dimasa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah yang sederhana ini, dapat
memberikesadaran tersendiri bagi generasi muda.

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

World Health Organization (WHO), pada tahun 1999 telah mengeluarkan panduan
“Making Pregnancy Safer” sebagai prioritas setiap negara dan pada tahun 2000, para negara
anggota PBB mengadopsi Milenium Development Declaration yang memberi penekanan
pada kesehatan ibu serta kehamilan dan persalinan yang aman dalam perkembangan di setiap
negara. Sasarannya ialah mengurangi angka kematian ibu sebesar 75 % antara tahun 1990-
2015 (Manuaba, 2008).
Menurut WHO (2006), kejadian abortus di Indonesia paling tinggi diantara negara Asia
Tenggara lainnya yaitu sebesar 2 juta dari 4,2 juta orang. Penyebab utama kematian pada ibu
hamil dan melahirkan adalah perdarahan 38%, eklamsi 24%, infeksi 11%, komplikasi puerpurium
8%, abortus 5%, emboli obstetri 3%, dan lain-lain 11% (BKKBN, 2012). Tujuan penelitian untuk
menganalisis karakteristik ibu hamil dengan kejadian abortus.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 15-50% kematiMenurut Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) 15-50% kematian ibu disebabkan oleh abortus. Abortus berdampak
perdarahan atau infeksi yang dapat menyebabkan kematian. Oleh karena itu, kematian ibu
yang disebabkan abortus sering tidak dilaporkan dalam penyebab kematian ibu, tapi
dilaporkan sebagai perdarahan atau sepsis. Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja maupun
disengaja dan dapat dialami oleh semua ibu hamil yang umur kehamilan usia muda
(Rosdiana, 2009).
Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia sampai saat ini masih cukup tinggi masih tinggi.
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Risdakes) diperoleh AKI tahun 2007 adalah sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup. Jika dibandingkan dengan AKI tahun 2010 sebesar 214 per 100.000
kelahiran hidup, AKI tersebut sudah jauh menurun. Namun masih jauh dari target Millenium
Development Goals (MDGs) tahun 2015 yaitu sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup
(Depkes RI, 2010).
Menurut sekretaris jendral Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan (2007)
menyebutkan bahwa 90% kematian ibu disebabkan oleh perdarahan, toksemia gravidarum,
infeksi, partus lama dan komplikasi abortus.komplikasi abortus itu sendiri meliputi
perdarahan yang merupakan penyebab pertama kematian ibu di indonesia infeksi perforasi ,
gagal ginjal akut dan syok, oleh karena itu Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) (2005) melaporkan abortus sebagai penyebab kematian maternal ke-4
setelah perdarahan, keracunan kehamilan (eklamsi maupun pre eklamsi) dan infeksi (Yuni,
2010).
Departemen Kesehatan RI (2003) menyatakan tingkat abortus di Indonesia masih cukup
tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai 2,3 juta
abortus per tahun. Affandi (2003) menambahkan bahwa dari 2,3 juta kasus yang terjadi di
Indonesia, sekitar 1 juta terjadi secara spontan, 0,6 juta diaborsi karena kegagalan KB dan
0,7 diaborsi karena tidak digunakannya alat KB.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan,
kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala
dan tanda ringan, sehingga pertolongan medic tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap
sebagai haid terlambat.Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15% (Sarwono,
2005).
Departemen Kesehatan RI (2003) menyatakan tingkat abortus di Indonesia masih cukup
tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara maju di dunia, yakni mencapai 2,3 juta
abortus per tahun. Affandi (2003) menambahkan bahwa dari 2,3 juta kasus yang terjadi di
Indonesia, sekitar 1 juta terjadi secara spontan, 0,6 juta diaborsi karena kegagalan KB dan
0,7 diaborsi karena tidak digunakannya alat KB.
Frekuensi abortus sukar ditentukan karena abortus buatan banyak tidak dilaporkan,
kecuali apabila terjadi komplikasi, juga karena sebagian abortus spontan hanya disertai gejala
dan tanda ringan, sehingga pertolongan medic tidak diperlukan dan kejadian ini dianggap
sebagai haid terlambat.Diperkirakan frekuensi abortus spontan berkisar 10-15% (Sarwono,
2005).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Abortus ( Keguguran )

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi atau berakhirnya kehamilan sebelum janin
dapat hidup di dunia luar (viable) tanpa mempersoalkan penyebabnya dengan berat badan
<500 gram atau umur kehamilan < 20 minggu (Fadlun, 2012).
Abortus adalah kegagalan kehamilan sebelum umur 28 minggu atau berat janin kurang dari
1000 gram (Manuaba, 2008).
Abortus adalah penghentian kehamilan sebelum umur 20 minggu kehamilan lengkap,
istilah ini digunakan untuk janin hidup maupun lahir mati dengan berat <500 gram ( Ralp dan
Martin, 2009 ) .

2.2 Etiologi Abortus


Menurut Sarwono ( 2007 ), Hal - hal yang menyebabkan abortus ada berbagai macam
diantaranya adalah :
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat,
kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudiqah pada hamil muda.
Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai
a. Kelainan kromosom, kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah
trisomi, poliplodi dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.
b. Lingkungan kurang sempurna, bila lingkungan di endometrium disekitar tempat
implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.
c. Pengaruh dari luar, radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi
baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus, pengaruh ini
biasanya dinamakan pungaruh teratogen.

2. Kelainan pada plasenta


Kelainan yang terjadi seperti infeksi, gangguan pembuluh darah dan hipertensi dapat
menyebabkan gangguan peredaran darah plasenta sehingga menimbulkan keguguran.

a. Penyakit ibu
Penyakit mendadak seperti pneumonia dan malaria dapat menyebabkan abortus.
Toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat masuk melalui plasenta sehingga
menyebabkan kematian janin, dan kemudian terjadilah abortus.

b. Kelainan traktus genitalus (Kelainan yang terdapat dalam rahim)


Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal
dalam dalam bentuk mioma uteri, uterus arkuatus, uterus septus, retrofleksia uterus,
servik inkompeten, bekas operasi pada servik (konisasi,amputasi servik) dan robekan
servik postpartum.

2.3 Patofisiologi
Pada permulaan terjadinya perdarahan dalam desidua basalis, diikuti oleh nekrosis
jaringan sekitarnya, kemudian sebagian atau seluruh hasil konsepsi terlepas. Karena
dianggap benda asing maka uterus berkontraksi untuk mengeluarkannya. Pada kehamilan
dibawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya, karena vili koriolis belum
menembus desidua terlalu dalam, sedangkan pada kehamilan 8 -14 minggu, telah masuk
agak dalam, sehingga umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat
menyebabkan banyak perdarahan (Sarwono, 2007).

2.4 Klasifikasi Abortus


1. Abortus dapat dibagi 2 golongan :
a. Abortus Spontan
Adalah abortus keluarnya hasil konsepsi tanpa intervensi medis maupun mekanis,
atau terjadi tanpa ada unsur tindakan dari luar dan dengan kekuatan sendiri (Fadlun,
2012).
Macam – macam abortus spontan :
1) Abortus Iminens
Adalah keguguran yang akan terjadi dan masih dapat dicegah.Abortus ini masih
ada harapan untuk mempertahankannya ,ostium uteri tertutup,uterus sesuai umur
kehamilan (Fadlun, 2012).
Gejala : nyeri perut bawah atau punggung bawah
2) Abortus Insipiens
Adalah abortus yang sedang berlangsung dan kehamilan tidak dapat
dipertahankan lagi, ostium terbuka, teraba ketuban dan berlangsung hanya
beberapa jam saja (Fadlun, 2012). Gejala : perdarahan banyak keluar gumpalan
yang di sertai nyeri karena kontraksi rahim
3) Abortus Inkomplit (Spontaneus Inkomplitus)
Hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desi
dua atau plasenta. Gejala : Amenore sakit perut dan mules – mules perdarahan
yang bisa sedikit atau banyak sudah keluar fetus atau jaringan. Pada
pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru terjadi didapati serviks terbuka,
kadang – kadang dapat diraba sisa – sisa jaringan dalam kanalis servikalis.
4) Abortus Komplit (Spontaneus Komplitus)
Adalah seluruh hasil konsepsi yang dikeluarkan (desidua dan fetus) dari rahim
pada kehamilan < 20 minggu sehingga rongga Rahim kosong,seluruh bayi telah
dilahirkan dengan lengkap (Fadlun, 2012).
Gambaran Klinis : Perdarahan dan nyeri minimal pada perut bagian bawah
Seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan Ukuran uterus dalam batas normal
Serviks tertutup
5) Abortus habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.
Gejala : Mules Terkadang pasien mengeluh mengeluarkan banyak lendir dari
vagina.
6) Abortus infeksiosus dan abortus septic
a. Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai infeksi genetalia,
b. Abortus septik ialah abortus infeksiosus berat disertai penyebaran kuman
atau toksin kedalam peredaran darah atau peritonium. Gambaran klinis :
Menggigil, Demam tinggi, Tekanan darah menurun
7) Abortus Provokatus (Disengaja) Adalah abortus yang disengaja baik dengan
memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini dibagi lagi menjadi :
a. Abortus Medisinalis (abortus therapeutuca)
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan
dilanjutkan dapat membayahakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis).
b. Abortus Kriminalis
Adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal
atau tidak berdasarkan indikasi medis.

2.5 Faktor Faktor yang Menyebabkan Abortus

Beberapa faktor yang berhubungan dengan abortus antara lain adalah; usia, paritas,
hipertensi, anemia, kemiskinan (tingkat pendapatan), status gizi, dan kondisi kesehatan
(Bobak, 2005).
Menurut Norwitz & Schorge (2008), faktor risiko abortus adalah usia ibu, graviditas yang
meningkat (paritas), keguguran sebelumnya. Menurut Cunningham (2006), risiko terjadinya
abortus meningkat bersamaan dengan peningkatan jumlah paritas, usia ibu, jarak persalinan
dengan kehamilan berikutnya, umur ayah.
Manifestasi Klinik Abortus
Menurut Manjoer (2005), manifestasi klinik pada abortus antara lain adalah sebagai berikut :
a. Terlambat haid atau aminore kurang dari 20 minggu.
b. Pada pemeriksaan fisik keadaan umum tampak lemah atau kesadaran menurun.
c. Tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil. Suhu
tubuh normal atau meningkat.
d. Perdarahan pervaginam, mungkin diserta keluarnya jaringan hasil konsepsi. Rasa
mulas atau keram perut di daerah atas simfisis sering disertai nyeri pinggang akibat
kontraksi uterus.

2.6 Pemeriksaan Genekologi


a. Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam, ada/tidaknya hasil konsepsi, tercium atau
tidaknya bau busuk dari vulva.
b. Inspekulo : perdarahan dari kavum uteri, ostium uteri terbuka atau sudah tertutup.
Ada/tidak jaringan keluar dari ostium. Ada/tidak cairan atau jaringan berbau busuk
dari ostium.
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau tertutup, teraba atau tidak jaringan dalam
kavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat
porsio digoyang, tidak nyeri pada perabaan adneksa, kavum Douglasi tidak menonjol
dan tidak nyeri.

2.7 Pemerisaan Penunjang Abortus


Menurut Manjoer (2005), pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Tes kehamilan: positif bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
b. Pemeriksaan Doopler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup.
c. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortus.

2.8 Komplikasi Abortus


Menurut Manjoer (2005), komplikasi pada abortus adalah perdarahan, perforasi, syok dan
infeksi. Pada missed abortus dengan retensi lama konsepsi dapat terjadi kelainan pembekuan
darah. Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalah perdarahan, perforasi, infeksi dan
syok (Wiknjosastro, 2005).
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika
perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila
pertolongan tidak diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi
hiperetrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamat-amati dengan teliti. Jika
ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk
perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histerektomi, perforasi abortus yang
dikerjakan oleh orang awam menimbulkan personal gawat karena perlukaan uterus
biasanya luas. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi
harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil
tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Infeksi serius disekitar kandungan akibat Rahim yang sobek (Uterine
Perforation).Kerusakan leher rahim (Cervical Lacerations), Infeksi rongga panggul
(Pelvic Inflammatory Disease).Infeksi pada lapisan rahim (Endometriosis).
4. Syok
Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan dan karena infeksi berat.
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. KASUS I
1. PENGKAJIAN I
Pada perkembangan kasus ini penulis menguraikan apa yang telah dilakukan
saat pengkajian di poli kebidanan puskesmas kramat Tegal. Untuk melengkapi
data, penulis langsung mengadakan wawancara dengan klien, sebagai hasil dan
catatan yang ada pada status serta data ibu hamil, data disajikan pada pengkajian
sebagai berikut :
pada hari Kamis, 11 April 2021 pukul 09. 00 WIB, Ny. S datang ke
POLI KEBIDANAN PUSKESMAS KRAMAT Tegal untuk memeriksaakan
kehamilanya. Ibu mengatakan perutnya merasa nyeri perut bagian bawah, keluar
darah banyak dan tidak ada gumpalan dari jalan lahir sudah sejak jam 06.00 WIB.

2. PENGKAJIAN DATA DATA SUBYEKTIF


Ny. S umur 37 tahun, suku bangsa jawa, agama islam, pendidikan SMP,
pekerjaan Ibu Rumah Tanggga, beralamat di Babakan RT 01 RW 02 Tegal.
Suami Ny. S bernama Tn. R Umur 39 tahun, suku bangsa jawa, agama islam,
pendidikan SMP, pekerjaan buruh.
a. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu Ibu mengatakan ini
kehamilan yang kedua dan sudah mempunyai anak satu. Anak yang pertama
laki-laki, saat ini berusia 9 tahun dan berat badan waktu lahirnya yaitu 3200
gr. Ibu mengatakan anak yang pertama lahir di bidan dan pada saat nifas
normal semua. Ibu mengatakan saat ini hamil 4 bulan
b. Riwayat Kehamilan Sekarang,
Kehamilan ini merupakan kehamilan kedua, sudah mempunyai anak satu
dan tidak pernah mengalami keguguran, ANC pertama kali di
Puskesmas Kramat. karena telah mengalami terlambat haid dan timbul tanda-
tanda hamil serta ingin melakukan test kehamilaan. Pada bulan Januari 2021
di Puskesmas Kramat dilakukan pemeriksaan urin dan hasilnya positif, dengan
usia kehamilan 1 bulan. Sampai saat ini Ny. S sudah melakukan periksaan
hamil 2 kali. Selama kehamilan ibu selalu mengkonsumsi tablet penambah
darah sebanyak 2 bungkus, ibu belum mendapatkan imunisasi TT pada
kehamilan ini.
c. Riwayat Menstruasi
Ny. S pertama kali menstruasi (menarche) pada usia 15 tahun, lamanya
haid 7 hari, banyaknya 2 kali ganti pembalut, siklus 28 hari, teratur dan
tidak merasakan nyeri haid baik sebelum dan sesudah mendapatkan
menstruasi. Hari Pertama Haid Terakhir (HPHT) : 5-12-2020 Taksiran
persalinan : 12-9-2021.
d. Riwayat Penggunaan Kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelum kehamilan menggunakan KB suntik 3bulan
selama 2tahun.
e. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti : TBC, DM,
Hipertensi, Kecelakaan/trauma, dan penyakit yang dioprasi. Ibu
mengatakan saat ini tidak sedang menderita penyakit seperti : TBC, DM, dan
Hipertensi. Ibu mengatan dalam keluarganya tidak ada yang menderita penyakit
yang gejalanya seperti : TBC, DM, Hipertensi dan keturunan kembar.
f. Kebiasaan
Ibu mengatakan tidak ada pantang makan, tidak pernah minum jamu, tidak
pernah minum obat-obatan selain dari tenaga kesehatan, tidak pernah minum-
minuman keras/rokok selama hamil dan tidak memelihara binatang dirumahnya
seperti ayam, kucing, dll.
g. Kebutuhan sehari-hari
Ibu mengatakan frekuensi makan 2-3x/hari, menu bervariasi, tidak ada makanan
yang dipantang, sedangkan frekuensi minum 4-5 gelas/hari, terkadang minum
air putih atau air teh, dan tidak ada gangguan pada makan dan minum.
BAB : frekuensi 1 kali sehari, konsistensi padat lembek, tidak ada gangguan.
BAK : Buang Air Kecil sering, frekuensi 5-6 kali/hari, bau khas, warna kuning
jernih, dan tidak ada gangguan. Ibu mengatakan sehari-hari beraktivitas
sebagai ibu rumah tangga saja, biasa mengerjakan pekerjaan rumah yang
ringan seperti: menyapu, memasak, dll.
h. Data Psikologi
Ibu mengatakan ini anak yang diharapkan dan senang dengan
kehamilannya saat ini. Suami dan keluarga juga senang dengan
kehamilannya saat ini tetapi ibu merasa cemas dengan keadaanya saat ini.
i. Data Sosial Ekonomi
Ibu mengatakan Penghasilannya cukup, tanggung jawab perekonomiannya suami
dan pengambilan dalam keputusan yaitu suaminya.
j. Data Perkawinan
Ibu mengatakan status perkawinanya syah, ini adalah perkawinan yang
pertama dan lama perkawinanya yaitu 10 tahun. Usia saat pertama kali
menikah yaitu pada umur 22 tahun.
k. Data Spiritual
Ibu mengatakan taat menjalankan ibadahnya seperti : sholat 5 waktu, mengaji,
puasa, dll. Ibu juga selalu mendoakan agar kehamilannya saat ini bisa
diselamatkan.
l. Data Sosial Budaya
Ibu mengatakan tidak percaya dengan adat istiadat setempat seperti
memakai gunting dan peniti yang dikaitkan pada BH karena menganggap
semua itu hanya mitos saja.
m. Data Pengetahuan Ibu
Ibu mengatakan mengetahui tentang pentingnya memeriksakan
kehamilanya dan mengerti tentang tanda-tanda bahaya pada kehamilan.

3. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA


Kolaborasi dengan dokter spesialis obstetri ginekologi, advice :
a. Pemasangan pemberian cairan infus RL
b. Rujuk ke Rumah sakit

4. INTERVENSI
Tanggal : 11-04-2021
Jam : 09.30 WIB
a. Beritahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga
b. Lakukan kolaborasi dengan dokter SpOG sesuai advice
c. Observasi perdarahan.
d. Lakukan informed consen pada keluarga untuk tindakan berikutnya
e. Beri support mental pada ibu
f. Anjurkan ibu makan-makanan bergizi.
5. IMPLEMENTASI
Tanggal : 11-04-2021
Jam : 10.15 WIB
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa kehamilan ibu
mengalami keguguran dan kemungkinan tindakan yang akan dilakukan yaitu
curatase untuk pengeluaran janin.
b. Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG, advice : Memasang infus Ringer
Laktat
c. Mengobservasi perdarahan
d. Melakukan informed consent pada keluarga
e. Memberikan support mental yaitu dengan menjelaskan pada ibu agar tidak perlu
kwatir karna akan segera dirujuk ke Rumah sakit untuk mendapatkan tindakan
selanjutnya kuretase untuk mengeluarkan sisa keguguran.
f. Menganjurkan ibu makan-makanan yang bergizi sebagai penambah tenaga.

6. EVALUASI
Tanggal : 11-04-2021
Jam : 10.25 WIB
a. Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
b. Telah dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOG sesuai advice : pemberian cairan
infus RL 20 tetesan/menit lancar
c. Perdarahan masih keluar
d. Telah dilakukan informed consent pada keluarga.
e. Ibu sedikit lebih tenang dan menerima untuk dirujuk
f. Ibu bersedia untuk makan dan minum yang bergizi.
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan abortus insipiens di
puskesmas kramat kabupaten Tegal, penulis akan membahas antara teori dan kasus Pada
makalah ini menggunakan konsep dasar asuhan kebidanan menurut teori Hellen Varney
alur pikir bidan dalam menghadapi klien meliputi 7 langkah yaitu pengkajian,
interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi penanganan segera, intervensi,
implementasi dan evaluasi. Adapun uraian pada kasus yang ditemukan pembahasan sebagai
berikut :

I. Pengkajian Data

Pada pengkajian data subyektif dan obyektif tidak di temukan kesulitan. Cara
memperoleh data juga dapat dilakukan dengan baik karena klien dan keluarga
bersikap kooperatif sehingga penggumpulan data dapat dilakukan antara lain dengan
wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik. Pengkajian yang di dapat meliputi
identitas, keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
yang lalu, pola kebutuhan sehari-hari, serta pemeriksaan penunjang.

A. Data Subjektif
Cara pengumpulan data subjektif pada kasus Ny. S dengan melakukan
amamnesa untuk memperoleh gambaran mengenai keadaan pasien. Dalam buku
yang ditulis oleh Masjoer, 2001 salah satu teknik pemeriksaan pada ibu hamil
adalah anamnesa. Anamnesa dapat dilakukan terhadap ibu hamil itu sendiri
(autoanamnesa) dan bisa juga pada keluarganya (alloanamnesa). Hal yang
dinyatakan adalah biodata, data kebidanan, data keluarga, data medic, data
haid, dan data sosial. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek. Dari kasus yang diperoleh, pasien bernama Ny.S usia
37tahun Menurut WHO, usia reproduktif berkisar antara 20-35 tahun sehingga
jika seorang wanita hamil pada usia lebih dari 35 tahun akan mengalami resiko
pada kehamilannya seperti salah satu contoh terjadi abortus dikarenakan usia
wanita yang sudah tua dan penurunan kerja organ tubuh. Keluhan utama
merupakan hal yang sangat penting dikaji dalam membuat asuhan kebidanan.
Keluhan Ny. S, ibu mengatakan perutnya merasa nyeri, mules-mules, keluar
darah dari jalan lahir sejak jam 06.00 WIB.
Dalam buku yang ditulis yang ditulis oleh Prawirohardjo, 2008.
Pengertian abortus spontan adalah abortus atau keguguran yang terjadi secara
alamiah tanpa intervensi luar atau buatan untuk mengakhiri kehamilan.
Dalam hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Riwayat kehamilan
dari Ny. S, ini merupakan kehamilan yang kedua, pernah melahirkan normal satu
kali, dan belum pernah mengalami keguguran ,usia kehamilan Ny. S 18 minggu,
sedangkan dalam teori yang dikemukaan oleh Tiran, 2005. Abortus dapat diartikan
keguguran, ekspulsi produk pembuahan dari dalam uterus sebelum usia
kehamilan 24 minggu, dan janin belum lahir hidup. Dalam hal ini menujukan
kesesuaian antara usia kehamilan ibu dengan batasan usia kehamilan terjadinya
abortus sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan prektek.

B. Data Objektif
Pada pemeriksaan fisik Ny.S mengeluarkan darah banyak , merasakan
mules atau kram perut. Dalam teori abortus yang dikemukakan oleh
Wiknjosastro, 2005, diperlukan kriteria mengenai dugaan abortus adalah
adanya perdarahan pervaginam mungkin disertai keluarnya jaringan atau hasil
konsepsi, rasa mules atau kram perut di daerah simpisis, pada pemeriksaan
inspeksi vulva terdapat perdarahan pervaginam, ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi,tercium bau busuk dari vulva. Hal ini menujukan adannya kesamaan
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Untuk mendukung data
dilakukan pemeriksaan penujang yaitu pemeriksaan dalam pada Ny. S untuk
mengtahui adanya pembukaan serviks.

II. Interpretasi Data


Ny. S umur 37 tahun GII PI A0 Hamil 18 minggu dengan Abortus Insipiens.
Data dasar ibu mengatakan ini kehamilan yang kedua dan sudah mempunyai satu
anak . Ibumengatakan belum pernah keguguran, ibu mengatakan haid terakhirnya
tanggal 05-12-2020 serta ibu mengatakan perutnya merasa nyeri, mules-mules, keluar
darah dari jalan lahir dari jam 06.00 WIB.Menurut teori interpretasi data yang
merupakan langah berdasarkan interpretasi atas data-data yang telah
dikumpulkan.Berdasarkan hal tersebut dalam interpretasi data penulis tidak menemukan
kesenjangan antara kasus dan teori.
III. Diagnosa Potensial
Berdasarkan diagnosa spesifik dan diagnose masalah yang ada ditemukan
diagnose potensial dari masalah tersebut.Pada Ny. S diagnose potensialnya adalah
perdarahan yang disertai nyeri perut dan adanya pembukaan serviks. Dalam buku
yang ditulis oleh Winkjosastro (2005) Abortus mempunyai komplikasi
berbahaya yang harus diantisipasi yaitu Perdarahan , Perdarahan dapat diatasi dengan
pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian
transfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya, Infeksi dapat terjadi karena adanya penyebaran kuman atau
toksin ke dalam sirkulasi dan kavum peritoneum,Syok pada abortus bisa terjadi karena
perdarahan (syok hemoragik), dan infeksi berat (syok endoseptik). Hal ini dapat
disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

IV. Antisipasi Penanganan Segera


Kasus Ny. S dengan Abortus insipiens, antisipasi tindakan segera yaitu dengan
merujuk kerumah sakit untuk mendapatkan tindakan selanjutnya. Pada langkah ini
dilakukan tindakan atau antisipasi penanganan segera .Antisipasi yang dilakukan
sesuai kondisi klein tentunya. Bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai dengan
prioritas masalah atau kebutuhan yang dihadapi kliennya. Setelah bidan merumuskan
tindakan yang perlu dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial
pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan tindakan segera yang harus
dirumuskan untuk menyelamatkan ibu. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera
yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kaloborasi atau bersifat rujukan. Pada
langka ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

V. Rencana Tindakan / Intervensi


Pada kasus Ny. S ibu hamil dengan abortus insipien, rencana tindakan yang
telah disusun oleh tenaga kesehatan sudah disusun sesuai dengan interpretasi data
yang diperoleh yaitu :
a. Beritahukan pada ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
b. Beri ibu support mental agar tidak cemas dengan keadaannya
c. Lakukan inform consent dengan ibu dan keluarga untuk mendapat persetujuan
d. Lakukan persiapan rujukan dengan pemasangan infus untuk memperbaiki keadaan
ibu.
Dalam buku yang ditulis oleh Sarwono prawirohardjo (2008) pengelolaan penderita
ini harus memperhatikan keadaan umum dan perubahan keadaan hemodinamik yang
terjadi dan segera lakukan tindakan evakuasi / pengeluaran hasil konsepsi disusul
dengan kuratase bila perdarahan banyak. Pada umur kehamilan 12 minggu, uterus
biasanya sudah melebihi telur angsa tindakan evakuasi dan kuratase harus hati-hati,
kalau perlu dilakukan evakuasi dengan cara digital kemudian disusul dengan tindakan
kuratase sambil diberikan uterotonika. Hal ini diperlukan untuk mencegah terjadinya
perporasi pada dinding uterus. Paska tindakan perlu perbaikan umum, pemberian
uterotonika, dan antibiotic.

VI. Pelaksanaan Tindakan / Implementasi


Pada langkah ini merupakan perwujudan dari langkah sebelumnya yaitu
perencanaan asuhan, pelaksanan asuhan dilaksanakan secara efesien dan aman atas
kerjasama bidan, dokter, klein, dan tenaga kesehatan lainnya. Sedangkan yang
pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S ibu hamil dengan Abortus insipiens,
bidan berkolaborasi dengan dr.SpOG untuk rencana terapi, berkaitan dengan
intervensi yang diberikan yaitu dengan rujukan.

VII. Evaluasi

Evaluasi merupakan tindakan untuk memeriksa apakah rencana perawatan


yang dilakukan benar-benar telah mencapai tujuan, yaitu memenuhi kebutuhan
ibu, seperti yang diidentifikasi pada langka kedua tentang masalah, diagnosis,
maupun kebutuhan perawatan kesehatan. Rencana tersebut menjadi efektif bila
bidan mengimplementasi semua tindakan dalam rencana dan menjadi tidak
efektif bila tidak diimplementasi (Varney,2009).
Dengan demikian pada kasus Ny. S telah dilakukan sesuai intervensi yaitu
merujuk pasien. Hal ini terdapat persamaan antara kasus dengan teori mengenai
asuhan kebidanan ibu hamil dengan Abortus insipiens pada evaluasi akhir sesuai
harapan dari bidan.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus
insipiens pada Ny.S dengan menggunakan metode 7 langkah varney maka penulis
membuat kesimpulan sebagai berikut :
1. Penulis mampu melakukan pengkajian melalui data subyektif dan data obyektif
pada kasus Ny.S dari hasil pengkajian data subyektif penulis menemukan bahwa
dari segi umur, pendidikan,pekerjaan, paritas, keluhan utama, umur kehamilan, dan
riwayat penggunaan alat kontrasepsi merupakan faktor resiko tinggi pada kasus
tersebut dan dari pengkajian data obyektif penulis melakukan pemeriksaan
obstetri yang menunjang diagnosa bahwa kasus tersebut merupakan kehamilan
dengan Abortus insipiens. Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
2. Penulis mampu menginterpretasikan diagnosa, masalah dan kebutuhan yang
ditemukan. Diagnosa yang diperoleh pada kasus Ny. S umur 37 tahun GII PI A0
hamil 18 minggu dengan abortus insipiens. Masalah yang muncul pada kasus Ny.S
yaitu muncul perasaan takut dan cemas dengan keadaannya saat ini, sehingga
dibutuhkan dukungan berupa support mental supaya ibu tenang menghadapi
keluhan yang dirasakan karena akan segera akan ditangani dengan baik . Penulis
tidak menemukan kesenjangan antara teori dan kasus.
3. Penulis merumuskan diagnosa yang kemungkinan akan mencul sesuai hasil
pengkajian yang telah dilakukan pada Ny.S hamil dengan Abortus insipiens, tidak
muncul diagnosa potensial sehingga terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
4. Pada rencana tindakan segera penulis menemukan data-data yang mengarah
ke diagnosa potensial sehingga penanganan segera pada Ny.S yaitu kolaborasi
dengan dokter SpoG untuk mengantisipasi diagnosa potensial sesuai kebutuhan
Ny.S pada langkah ini penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan
praktek.
5. Pada rencana asuhan di buat berdasarkan diagnosa kebidanan, diagnosa masalah
dan diagnosa kebutuhan. Rencana asuhan yang akan diberikan seperti : beritahu
ibu hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, kolaborasi dengan dokter SpoG,
menjelaskan pada ibu tindakan apa yang akan dilakukan yaitu pemasangan infuse
dan lakukan rujukan dengan informed consent, berikan support mental,
melakukan kolaborasi dengan petugas ambulan untuk menyiapkan kendaraan.
Pada langkah ini secara prinsip tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus.
6. Penulis dapat melaksanakan rencana asuhan menyeluruh yang sebelumnya telah
direncanakan untuk memberikan penanganan kasus ibu hamil pada Ny.S dengan
abortus insipiens. Pada kasus Ny.S Asuhan yang diberikan dilakukan sesuai
prosedur sehingga pada kasus ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.
7. Evaluasi yang diperoleh dari hasil pelaksanaan pada kasus Ny.S hamil dengan
abortus insipiens keadaan umum ibu baik

B. Saran
Beberapa saran yang akan disampaikan penulis untuk lebih mengoptimalkan dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Abortus insipiens di masa
mendatang antara lain :
1. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan adanya berbagai macam kasus atau komplikasi yang menyertai
kehamilan salah satunya kasus kehamilan dengan Abortus insipiens, diharapkan
kepada institusi pendidikan untuk lebih memperbanyak buku materi
pembelajaran dalam bidang kesehatan atau lebih meningkatkan kualitas
pembelajaran seperti meningkatkan keterampilan tentang beberapa cara
mengatasi ibu hamil dengan Abortus insipiens sehingga mencetak generasi
kesehatan yang profesional.
2. Bagi tenaga kesehatan atau puskesmas.
Diharapkan kepada tenaga kesehatan khususnya bidan,untuk meningkatkan
ilmu pengetahuan dan ketrampilan agar mampu mengenali secara tepat adanya
kelainan atau tanda bahaya dalam kehamilan, dengaan cara melakukan pemeriksaan
yang teliti dan menegakan diagnosa secara dini, sehingga dapat membantu
pengelolaan selanjutnya dalam memberikan asuhan sesuai dengan kewenangan.
3. Bagi mahasiswa.
Diharapkan dengan adanya pembuatan makalah ini mahasiswa termotivasi
meningkatkan belajar dan membaca sehubungan dengan kasus kehamilan dengan
Abortus insipiens agar mahasiswa lebih mengerti dan faham.
4. Bagi masyarakat
Diharapkan kepada masyarakat terutama ibu hamil, untuk melakukan
pemeriksaaan selama kehamilan secara teratur dan segera memeriksakan diri ke
tenaga kesehatan, bidan, maupun tempat pelayanan kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai