Oleh:
Kelompok 1 Kelas Reguler A
1. Nenik Fauzah
2. Pradita Novianastasia
3. Sekar Wati
4. Tuniroh
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................................................. 2
C. Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 4
A. Definisi Filsafat .................................................................................................. 4
B. Filsafat Barat (Mazhab-Mazhab dan Aliran-Aliran Terpenting) dari Masa
Yuani Sampai Modern ............................................................................................ 13
BAB III STUDI KASUS ............................................................................................. 37
BAB IV PEMBAHASAN ........................................................................................... 39
BAB V KESIMPULAN .............................................................................................. 42
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 42
B. Saran .................................................................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani “philosophia” dari kata “philos”
artinya cinta dan “Sophia” artinya pengetahuan yang bijaksana. Kemunculan
filsafat pada abad ke 5 SM merupakan pendobrakan terhadap jaman mitos pada
masa itu. Pada masa tersebut terjadi revolusi pemikiran terhadap dominasi
jaman mitos atas klaim kebenaran. Masa ini merupakan masa penting dimana
akal mulai digunakan dalam upaya mencari kebenaran yaitu akal sebagai sarana
mencari kebenaran dan akal sebagai sumber kebenaran. Sejarah pemikiran
memasuki jaman baru yaitu jamam Logos atau ilmu. Filsafat dikatakan sebagai
mother of science. Filsafat membuat cabang-cabang ilmu yang berkembang
menjadi ranting-ranting ilmu dan sub-ranting ilmu. Ilmu menjadi semakin
spesifik dan teknis. Sehingga sampai sekarang ini banyak sekali permasalahan
mendasar yang muncul menyebabkan ilmu semakin jauh dari hakikatnya
(Kaelan dalam Wilujeng: 2012).
Pengetahuan tentang filsafat ilmu semakin dirasakan manfaatnya
mengingat seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada awalnya,
filsafat mengkaji ilmu dengan tujuan untuk mensejahterakan umat manusia
namun sekarang ini ilmu semakin menyimpang jauh dari filsafat. Menurut
Nessa, dkk tahun 2014 manfaat filsafat ilmu akan semakin terasa pada saat akan
melakukan penelitian. Aspek penyadaran akan penyimpangan ilmu sangat
dibutuhkan bagi mahasiswa, sehingga mereka tidak mengulangi hal yang sama
dimasa mendatang. Pengetahuan yang memadai sangat diperlukan, supaya
penelitian yang akan dilakukan dapat direncanakan dengan baik, sistematis,
efisien dan menghasilkan sesuatu sesuai dengan rencana. Banyak kasus dimana
peneliti tidak memahami dengan baik rencana penelitian yang telah dibuat,
sehingga pada waktu melakukan penelitian di lapangan, melakukan penelitian
1
2
B. Tujuan
Berdasarkan latar belakang tersebut maka makalah ini memiliki tujuan
yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui definisi filsafat dan filsafat barat.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui definisi filsafat
b. Untuk mengetahui filsafat barat
c. Untuk mengetahui peranan ilmu filsafat
C. Manfaat
A. Definisi Filsafat
1. Pengertian Filsafat
a. Filsafat dalam arti Cinta Kebijaksanaan (Hikmah)
Ini adalah arti derivatif dari kata filsafat. Seorang filsuf Yunani
klasik yaitu Phytagoras mengambil kata “Filsafat” dari dua kata Yunani
yaitu Philo dan Shopia. Philo yang berarti cinta sedangkan Shopia berarti
bijaksana. Jadi, kata philoshopia berarti cinta kepada kebijaksanaan.
Sebelum Phitagoras orang Yunani mengartikan kata Shopia adalah
sebagai kemahiran dan kecakapan dalam suatu pekerjaan, seperti
perdagangan dan pelayaran. Kemudian berkembang dan makna tersebut
digunakan untuk menyebut jenis pengetahuan tertinggi yang bisa
mengantarkan kita untuk mengetahui kebenaran murni. Kata “filsafat”
kemudian masuk ke dalam bahasa Arab menjadi “filsafah”, dan masuk
kedalam bahasa inggris “philosophy”. Filsafat sangat terkait erat dengan
pengamatan dan pemikiran rasional.
b. Filsafat dalam Arti Umum
Dalam arti ini, filsafat digunakan untuk menyebut berbagai
pernyataan yang muncul dalam pemikiran manusia tentang berbagai
kesulitan yang dihadapinya. Beginilah Aristoteles memahami filsafat,
ketika ia menyebutnya sebagai sebuah nama dari ilmu dalam arti yang
paling umum. Pemahaman filsafah seperti ini selanjutnya berkembang
dalam pemikiran Islam.
c. Filsafat dalam Arti Khusus
Filsafat dalam arti ini sinonim dengan kata sistem dari sebuah
mazhab tertentu. Maka sejarah filsafat pada dasarnya hanyalah sejarah
4
5
mengetahui sesuatu yang misterius pada saat tidur dan tidak menutup
kemungkinan untuk mengetahuinya pada saat terjaga. Dengan
demikian, maka wahyu merupakan termaenasi Ilahi yang ditaerima
oleh akal para nabi melalui daya imajinasinya.
3. Filsafat dan Ilmu
a. Yang Dimaksud dengan Kata “Ilmu”
Ilmu merupakan ilmu-ilmu eksakta (ilmu alam, kimia dan cabang-
cabangnya), yakni ilmu-ilmu yang pembahasan dan bentuknya
berdasarkan aspek keantitas, sehingga kadang-kadang ilmu-ilmu tersebut
dinamakan dengan ilmu-ilmu eksakta kuantitatif.
b. Hubungan Ilmu dan Filsafat Dalam Sejarah
1) Filsafat Mencakup Pengertian Ilmu
Filsafat dipahami sebagai setiap usaha yang dilakukan oleh
akal untuk sampai kepada pengetahuan. Trend ini secara umum dapat
dilihat pada filsuf-filsuf Yunani dan Muslim.
2) Independensi Ilmu Pengetahuan dari Filsafat
Para filsuf menegaskan bahwa fenomena-fenomena yang ada
merupakan sesuatu yang tunduk kepad ahukum-hukum, sama halnya
dengan fenomena-fenomena alam lainnya. Filsuf yang mulai
melakukan kajian filsafat terhadap objek-objek ilmiah, dimana
mereka telah membangun mahzab-mahzab filsafatnya atas dasar teori-
teori ilmiah dan kejelasan metode-metode yang dibuat oleh para
ilmuwan.
3) Kerjasama antara Ilmu dan Filsafat Dewasa Ini
Perhatian ini mencakup ilmu pengetahuan dalam pengertiannya
secara umum seperti yang telah didefinisikan dan bukan dalam
pengertian yang sempit dan terbatas pada ilmu eksakta saja.
a) Yang disajikan filsafat untuk ilmu
9
khususnya alam langit. Tentu saja keteraturan ini harus ada sebabnya.
Allah adalah sebab dari keteraturan ala mini, karena Dialah yang
mengatur alam ini. Adanya Gerakan. Jiwa menggerakan makhluk hidup,
sehingga jiwa merupkan sebab dari gerakan yang ada di dalamnya.
Namun kita melihat bahwa alam semesta –khususnya benda-benda
langit seharusnya bergerak, sehingga meski ada wujud Tuhan yang
menggerakan alam.
Berkaitan dengan jiwa, Plato berpendapat bahwa jiwa bersifat
abadi, karena pengetahuan kita terhadap berbagai hakikat dalam jiwa
merupakan bukti dari eksistensi jiwa di masa lalu dalam dunia ide serta
bukti dari sifat tahu dan sifat lupa akan sebagai hakikat, ketika ia bersatu
dengan badan Manusia dapat saja secara tiba-tiba mengingat apa yang
pernah diketahuinya pada mas lalu. Plato membagi jiwa ke dalam tiga
daya, yakni: (1) daya pikir yang berpusat di kepala, (2) daya marah,
yang berpusat di dada dan (3) daya nafsu, yang berpusat di perut dan
yang ada di bawah perut.plato membuat perumamaan jiwa dengan tiga
daya tersebut serupa dengan gerobak yang dikendalikan oleh seorang
sais berupa akal (daya pikir). Gerobak tersebut ditrik oleh dua ekor kuda
yang masing-masing mencerminkan marah dan nafsu. Dengan begitu
terciptalah keseimbangan antara daya-daya jiwa, dimana kekuatan akal
(daya pikir) mampu mengusai daya nafsu dengan memanfaatkan daya
marah. Berkaitan dengan pandanagnnya tentang pengetahuan, Plato
adalah filsuf pertama yang mengkaji persoalan pengetahuan secara
intensif dan mendeskripsikannya dari berbagai seginya. Plato dengan
seolah-olah Sokrates yang berucap bertanya-tanya dalam salah satu
dialognya, “Apa itu pengetahuan?”. Kemudian ia jawab sendiri bahwa
pengetahuan ittu bukan persepsi sensoris, karena pengetahuan dalam
pandangannya bersumber dari akal. Plato berpendapat bahwa
pengetahuan pada dasarnya bersifat natural. Artinya bahwa manusia
17
tidak memperolehnya lewat indera, karena jiwa seperti yang telah kami
sebutkan sebelum turun kea lam ini telah berada di dunia ide. Hal itu
karena jiwa telah mengenal berbagai hal tersebut sebagai pengetahuan
dasar.
Plato menggunakan istilah al-jadal dalam arti diskusi. Diskusi
disini bukan diskusi palsu, namun diskusi murni yang di lahirkan ilmu,
yaitu diskusi antara dua orang atau lebih, atau diskusi antara seseorang
dengan jiwanya. Dalam pandangan Plato, al-jadal terjadi dalam dua
tingkat, yaitu menanjak dan menurun. Debat menanjak terjadi ketika
akan menanjak dari entitas inderawi kepada entitas rasional. Urutannya
berjalan dari sensasi, dugaan, lalu ilmu deduktif dan berakhir ke ilmu
murni. Sensasi menyadarkan kekuatan jiwa. Problem penting dalam dari
pemikiran ini adalah bahwa dugaan merupakan kegelisahan dalam jiwa
yang mendorongnya untuk mencari ilmu Jiwa menarik ke tingkat
berikutnya dengan mempelajari ilmu hitung, mekanisme, astronomi dan
music. Jadi pengetahuan-pengetahuan ini adalah jenis pengetahuan
pertengahan natara dugaan dan ilmu hakiki. Setelah itu, manusia
mendorong pikirannya untuk terus berjalan menu pemahaman murni
untuk sampai kepada ilmu yang sempurna, guna mencapai gambaran-
gambaran universal dan tetap, yaitu idea.
Debat menurun, pikiran turun dari alam rasional ke berbagai imu
untuk menghubungkan ilmu-ilmu itu dengan prinsip-prinsipnya dan
terus turun menuju persoalan-persoalan inderawi untuk menafsirkannya.
Sarana debat menurun ini adalah devisi logika, karena genre tersebut
membagi jenis ke dalam macam-macamnya.
b. Rene Descartes (1596-1650 M)
Descartes adalah filsuf Prancis yang dilahirkan pada tanggal 31
Maret 1596 M di wilayah Touine, Prancis. Ia mempelajari bahasa-
bahasa kuno, sastra (prosa dan syair), geografi, sejarah, astronomi
18
satunya adalah Aris Toteles yang mewakili aliran klasik, dan empat yang
lainnya Roger Bacon, John Locke, David Hume dan John Stuart Mills
mewakili masa modern.
a. Aristoteles ( 384 – 322 Sm )
Ia adalah seorang filsuf Yunani yang dilahirkan di satu kota
perbatasan Macedonia. Ketika berumur 18 tahun, ia pergi ke Atena untuk
belajar kepada Plato. Dalam waktu yang tidak begitu lama, ia
menampakan kecerdasannya, sehingga Plato mengaguminya dan
menamakannya si akal, karena kecerdasannya yang luar biasa dan si kutu
buku karena kerajinannya membaca. Di antara peristiwa – peristiwa
penting dalam kehidupannya adalah kesibukannya mengajar Alexander
The Great selama beberapa waktu dan pembangunan sekolahnya yang
diberi nama Liceum (dihubungkan dengan arena olahraga tempat sekolah
itu didirikan).
Aristoteles menyampaikan pelajaran kepada murid – muridnya
sambil berjalan di antara pepohonan dan bunga – bunga yang rimbun di
halaman sekolah. Karena itu Aristoteles dan murid – muridnya di gelari
al-massyain (orang – orang yang suka berjalan). Ia pun membanguan
perpustakaan untuk sekolahnya, yang kemudian dianggap merupakan
perpustakaan pertama di zaman klasik, Ia juga membangun sebuah
laboratorium sejarah alam dan mewariskan sejumlah buku karangan
mengenai berbagai disiplin ilmu kemanusiaan, diantaranya adalah logika,
fisika, serta metafisika, etika, politik dan seni secara khusus. Aristoteles
mengajarkan kepada kita batasan – batasan dan definisi – definisi yang tak
terhitung dalam berbagai cabang pengetahuan dan banyak menunjukan
esensi dari berbagai hal, serta mengarang buku – buku sehingga ia berhak
mendapatkan gelar Guru Pertama (al-Ustadz al-Awwal). Buku – bukunya
senantiasa menjadi sumber dan referensi yang sangat pentingbagi para
pemikir sampai saat ini.
25
37
38
membantu pemantauan, mulai sejak ibu hamil, melahirkan, sampai masa nifas. Kita
melakukan pendekatan ke kader Posyandu karena masyarakat dekat dengan kader,
kemudian kasih penjelasan kepada mereka kalau panggang api terhadap ibu dan
bayinya bagaimana? Kita bukan hanya satu kali, jadi terus-menerus mendekatkan diri
ke masyarakat,” paparnya.
Kini, masyarakat Jenilu telah meninggalkan budaya panggang api. Tujuan
menghangatkan tubuh ibu dan bayi dilakukan lewat pemberian selimut dan minyak
telon. Tradisi bukan hanya hilang dari Desa Jenilu, juga di empat desa lainnya di
Kabupaten Belu yang 60 persen penduduknya tergolong buta huruf.
“Kondisi kesehatan kalau mereka sakit, harus berobat ke bidan terdekat karena
di desa semua sudah punya bidan. Untuk sekarang juga sudah tidak lagi ditangani
oleh dukun,” tutupnya.
Bidan Rosalinda merupakan salah seorang bidan inspirasional yang menjadi
nominator Srikandi Award 2011 dalam kategori Tantangan Budaya. Ia bersama
delapan bidan inspirasional lainnya akan berlaga di ajang tahunan Ikatan Bidan
Indonesia (IBI) dan Sari Husada ini pada malam penobatan Selasa, 20 Desember
2011 di Balai Kartini, Jakarta (Okezone: 2011).
BAB IV
PEMBAHASAN
39
40
hati mementingkan keselamatan dan hak pasien. Berkaitan dengan teori filsafah
pancasila dimana suatu kegiatan atau ritual akan berubah waktu demi waktu seiring
dengan adanya ilmu moderen. Pergerakan sosial yang terjadi dimasyarakat telah
tergariskan oleh hal –hal yang ideal bagi manusia, baik sebagai individu maupun
sebagai anggota masyarakat dan mengarahkan manusia kearah kemajuan.
Sesungguhnya manusia perlu juga untuk memikirkan eksistensi, jiwa, membatasi
kedudukan, serta menentukan tujuan hidupnya. Sesuai dengan teori Ismail (2012)
yang menyatakan bahwa kajian ilmiah ataupun suatu pandangan baru menuntut
kerjasama antara satu dengan yang lain, antara ilmuan dengan kolega-koleganya. Hal
tersebut dimaksudkan untuk sampai pada suatu hakikat (kebenaran murni). Sehingga
munculah prinsip kolektif.
Metode yang digunakan Bidan Rosalinda tidak langsung memaksa masyarakat
Jenilu untuk langsung mau mengubah budaya panggang api akan tetapi beliau
memberikan penjelasan terlebih dahulu dengan media ikan bakar yang disamakan
dengan budaya panggang api tersebut. Sehingga masyarakat menjadi paham apa yang
emmang sebaiknya bagus untuk dirinya dan tanpa paksaan. Tindakan Beliau juga
sesuai dengan sila ke 4 Pancasila yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyarawatan perwakilan. Dimana dalam kasus tersebut
Beliau telah melakukan sebuah musyawarah baik kepada pasien maupun keluarga
pasien sehingga bisa benar-benar mencapai mufakat yaitu tidak meneruskan budaya
panggang api. Hal tersebut sesuai teori Immanuel Kant tentang mazhab kritisme
dalam Ismail (2012) bahwa salah satu cara memverifikasi berbagai pendapat dan
membebaskan berbagai pemikiran dari keyakinan sebagai pemikiran-pemikiran yang
ajeg (mantap tak berubah) yaitu dengan kritik.
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Filsafat juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara
Republik Indonesia, maka masyarakat Indonesia menjadikan filsafat sebagai
perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kenegaraan.
Filafat ini adalah Pancasila. Sila-sila yang tercantum dalam Pancasila
merupakan pedoman dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Khususnya bagi
seorang bidan harus bisa mengamalkan filsafat bangsa yaitu pancasila, baik
dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam menolong pasien.
Suatu kewajiban bagi Bidan dalam menjalankan profesi dan memberikan
pelayanan yang terbaik untuk pasien. Bukan semata-mata hanya karena uang
namun ketulusan melayani tanpa membeda-bedakan satu sama lain merupakan
salah satu implementasi dari sila yang terkandung dalam pancasila.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Diharapkan makalah ini bisa menambah wawasan bagi mahasiswa
mengenai definisi filsafat dan filsafat barat.
2. Bagi Poltekes Bhakti Pertiwi Husada
Diharapkan untuk menambah referensi buku tentang ilmu filsafat
agar dapat membantu melancarkan kegiatan pembelajaran.
3. Bagi Penulis
Diharapkan penulis mampu menguasai materi yang telah ditugaskan
dan juga paham mengenai definisi filsafat dan filsafat barat.
42
DAFTAR PUSTAKA
Ismail, F.F. 2012. Cara Mudah Belajar Filsafat. Yogyakarta: Diva Press.
Nessa, M.N, dkk. 2014. Buku Ajar Filsafat Ilmu.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11830/FILSAFAT%2
0IKAN.pdf?sequence. Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016 jam 08.15 WIB.
Wilujeng. 2012. Filsafat, Etika dan Ilmu.
http://ejournal.undip.ac.id/index.php/humanika/article/download/5313/4774.
Diakses pada tanggal 25 Oktober 2016 jam 15.03 WIB.
Yulianti, F, ed. 2011. Bidan Rosalinda Menentang Tradisi Panggang Api di NTT.
http://lifestyle.okezone.com/read/2011/12/19/27/544584/bidan-rosalinda-
menentang-tradisi-panggang-bayi-di-ntt. Diakses pada tanggal 25 Oktober
2016 jam 14.19 WIB.