Anda di halaman 1dari 38

MAKALAH

Asuhan Keperawatan Gawat Darurat Dengan Abortus

OLEH :

NAMA : NAHDATUL JANNAH

NIM : PO.713.201.18.1.069

TINGKAT : II B

DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmat Nya
penyusun masih diberi kesehatan sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat
pada waktunya. Makalah yang berjudul “Makalah Asuhan Keperawatan Gawat
Darurat Dengan Abortus” ini disusun untuk memenuhi tugas mahasiswa dari mata
kuliah kegawatdarutatan diprogram studi ilmukeperawatan.

Kami menyadari bahwa makalah ini tidaklah sempurna oleh karena itu, kritik
dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan demi
kesempurnaan makalah ini dimasa akan datang.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para mahasiswa khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Dan semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan para mahasiswa dan masyarakat dan
pembaca.

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG

2
Abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di
dunia,tampa mempersoalkan penyebabnya,dimana kandungan seorang
perempuan hamil dengan spontan gugur. Jadi perlu dibedakan antara “
abortus yang disengaja” dan “abortus spontan” (Manuaba, 2011).

Adapun penyebab langsung kematian ibu di Indonesia pada tahun 2007


adalah perdarahan yang mencapai 28%, pre eklamsi dan eklamsi 24%,
infeksi 11% dan aborsi tidak aman sebesar 5%, sedangkan penyebab tidak
langsung adalah rendahnya akses pada perempuan dalam mendapatkan
layanan, terlalu tua saat melahirkan 13,9%, terlalu muda 0,3%, terlalu sering
melahirkan 37%, dan terlalu pendek waktu melahirkan9,4%.
Menurut WHO (World Health Organisation), Pada 2015 mendatang angka
kematian ibu melahirkan di Indonesia ditargetkan menurun menjadi 103
kematian per
100.000 kelahiran, karena kementerian telah menyiapkan beberapa program
termasuk juga pengawasan dan evaluasi. Namun angka kematian ibu di
Indonesia saat ini pada tahun 2010 tergolong masih cukup tinggi yaitu
mencapai 228 kematian per 100.000 kelahiran. Walaupun sebelumnya
Indonesia telah mampu melakukan penurunan dari angka 300 kematian per
100.000 kelahiran pada tahun 2009 (Ericca, 2011).
Penanganan yang terpenting dalam menangani masalah abortus adalah
bidan mampu mengetahui dari gejala-gejala abortus agar dalam
mendiagnosa suatu masalah tepat dan sebaiknya dalam hal ini bidan
melakukan kolaborasi dengan dokter dan di tunjang oleh fasilitas yang
memadai.
Menurut WHO (World Health Organisation),, di seluruh dunia sekitar 40-60
juta ibu yang tidak menginginkan kehamilannya melakukan aborsi setiap
tahun. Sekitar
500.000 ibu mengalami kematian yang disebabkan oleh kehamilan dan
persalinan, sekitar 30-50 % di antaranya meninggal akibat komplikasi abortus
yang tidak aman dan sekitar 90 % kematian tersebut terjadi di Negara
berkembang termasuk Indonesia, (Ericca, 2011).
AKI di Indonesia tahun 2010 masih cukup tinggi bahkan tertinggi di
ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) yakni 228 kematian per
100.000 kelahiran hidup, AKI di Filipina 170 kemaian per 100.000 kelahiran
hidup, di Thailand kematian per 100.000 kelahiran hidup, brunai 39,0
kematian per 100.000 kelahiran hidup dan di singapura 6 kematian per
100.000 kelahiran hidup, (Susanto, C.E, 2011). Di Sulawesi selatan
berdasarkan data yang di peroleh dari dinas kesehatantingkat
1 dari bulan januari – desember 2007 jumlah ibu yang mengalami abortus
2478 orang dan yang mengalami kematian 4 orang dan pada tahun 2008
jumlah ibu yang mengalami abortus adalah 2571 orang dan yang mengalami
kematian 2 orang dan pada tahun 2009 jumlah ibu yang mengalami abortus
adalah 2571 orang dan yang mengalami kematian 6 orang(Susanto,
C.E,2011).

B. RumusanMasalah
1. Apa Pengertian abortus?
2. Apa Jenisabortus?
3. Bagaimana Patofisiloginyaabortus?
4. Apa Penyebababortus?
5. Bagaimana Uji diagnosticabortus?
6. Bagaimana Penatalaksanaan medisabortus?
7. Bagaimana Asuhan keperawatan?

C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertianabortus
2. Mengetahui Jenis abortus
3. MengetahuiPatofisiloginyaabortus
4. Mengetahui Penyebababortus
5. Mengetahui Uji diagnosticabortus
6. Mengetahui Penatalaksanaan medisabortus
7. Mengetahui Asuhan keperawatanabortus
BAB II

PEMBAHASA

2.1 DEFINISI
Abortus(keguguran) merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin
dapat hidup diluar kandungan yang menurut para ahli ada usia sebelum 16
minggu dan 28 minggu dan memiliki BB 400-100 gram, tetapi jika terdapat fetus
hidup dibawah 400 gram itu diangggap keajaiban karna semakin tinggi BB anak
waktu lahir Makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru Sofian,
2015).
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum
janin dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo, 2010).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram,
(Mansjoer,dkk,2000).
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode
obat- obatan atau bedah, (Morgan, 2011).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut
abortus.Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai
1000 gram atau umur kehamilan 28 minggu.Ada juga yang mengambil sebagai
batas untuk
abortusberatanakyangkurangdari500gram.Jikaanakyanglahirberatnyaantara500
– 999 gram disebut juga dengan immature.Abortus adalah berakhirnya suatu
kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau belum kehamilan tersebut
berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diuar
kandungan, (prawirohardjo, 2010).
Dari definisi diatas kelompok menyimpulkan bahwa abortus merupak
suatu keadaan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar
dengan usia kurang dari 20 minggu (Kelompok,2019).
2.2 ETIOLOGI
1. Kelainan pertumbuhan hasilkonsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian
mudigah pada kehamilan muda. Faktor yang menyebabkan kelainan ini
adalah :
1) Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering
untuk abortus dini dan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh
cacat kromosom. Kelainan yang sering ditemukan pada abortus
spontan adalah trisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks.
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurangsempurna.
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi
kurang sempurna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil
konsepsi terganggu.Endometrium belum siap untuk menerima
implasi hasil konsepsi. Bisa juga karena gizi ibu kurang karena
anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obat-obatan tembakau
dan alcohol.Radiasi, virus, obat-obatan, dan sebagainya dapat
mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya
dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh
teratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol,
kafein, danlainnya.
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena
hipertensimenahun.Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan
menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan
gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini biasa terjadi sejak
kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.Infeksi pada
plasenta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat
berfungsi.Gangguan pembuluh darah plasenta, diantaranya pada diabetes
melitus. Hipertensi menyebabkan gangguan peredaran darah palsenta
sehingga menimbulkan keguguran.
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dan
toksoplasmosis.Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat :
penyakit menyangkut infeksi virus akut, panas tinggi dan inokulasi,
misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar . nefritis kronis dan gagal
jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada metabolisme
asam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan
mengakibatkan kematian janin. Obat-obat tertentu, khususnya preparat
sitotoksik akan mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat.
Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsang
kontraksiuterus.
Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus
abdominalis, pielonefritis, malaria, dan lainnya.Toksin, bakteri, virus, atau
plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga
menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi abortus.
Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat
kontrol metabolik pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat
meningkatkan resiko terjadinya abortus, dimana autoantibodi tiroid
menyebabkan peningkatan insidensi abortus walaupun tidak terjadi
hipotiroidism yang nyata.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus
pada trimester kedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan
bawaanuterus.
Abnoramalitas uterus yang mengakibatkan kalinan kavum uteri atau
halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya
fibroid, malformasi kongenital, prolapsus atau retroversio uteri.Kerusakan
pada servik akibat robekan yang dalam pada saat melahirkan atau akibat
tindakan pembedahan (dilatasi, amputasi).
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai
keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri, uterus arkatus, uterus
septus, retrofleksi uteri, serviks inkompeten, bekas operasi pada serviks
(konisasi, amputasi serviks), robekan servikspostpartum.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada kavum uteri.Hubungan
seksual khususnya kalau terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus
pada wanita dengan riwayat keguguran yangberkali-kali.
6. Faktor-faktorhormonal.
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai
penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu,
yaitu saat plasenta mengambil alih funngsi korpus luteum dalam produksi
hormon.
7. Sebab-sebabpsikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi
uterus lewat hipotalamus-hipofise.
8. Penyebab dari segi Maternal
1) Penyebab secara umum:
(1) Infeksi
a. Virus, misalnya cacar, rubella,hepatitis.
b. Infeksibakteri, misalnyastreptokokus.
c. Parasit, misalnyamalaria
(2) Infeksi kronis
a. Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimesterkedua.
b. Tuberkulosis paruaktif.
c. Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa,dll.
d. Penyakit kronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia
berat,penyakit jantung, toxemia gravidarum
e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan,dll.
f. Traumafisik.
2) Penyebab yang bersifatlokal:
(1) Fibroid,inkompetensia serviks.
(2) Radang pelvis kronis,endometrtis.
(3) Retroversikronis.
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil,
sehinggamenyebabkanhiperemia danabortus.
9. Penyebab dari segi Janin
1) Kematian janin akibat kelainanbawaan.
2) Mola hidatidosa.
3) Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dandegenerasi.
4) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan
bahwa pada 70% kasus, ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang
atau terjadi malformasi pada tubuh janin.
5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah
kelainan chromosomal.
6) Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan
implantasi denganadekuat.

2.3 KLASIFIKASI
Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Abortus Spontan:
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan.
Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage).
Keguguran adalah setiap kehamilan yang berakhir secara spontan
sebelum janin dapat bertahan. Sebuah keguguran secara medis disebut
sebagai aborsi spontan. WHO mendefenisikan tidak dapat bertahan hidup
sebagai embrio atau janin seberat 500 gram atau kurang, yang biasanya
sesuai dengan usia janin (usia kehamilan) dari 20 hingga 22 minggu atau
kurang. Aspek klinis abortus spontan dibagi menjadi lima subkelompok,
yaitu:
a.Threatened Miscarriage (Abortus Iminens)
Adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada usia kehamilan 20
minggu, dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya
dilatasi serviks. Yang pertama kali muncul biasanya adalah perdarahan,
dan beberapa jam sampai beberapa hari kemudian terjadi nyeri kram perut.
Nyeri abortus mungkin terasa di anterior dan jelas bersifat ritmis : nyeri
dapat berupa nyeri punggung bawah yang menetap disertai perasaan
tertekan di panggul atau rasa tidak nyaman atau nyeri tumpul di garis
tengah suprapubis.
b. Inevitable Miscarriage (Abortus TidakTerhindarkan)
Yaitu Abortus tidak terhindarkan (inevitable) ditandai oleh pecah
ketuban yang nyata disertai pembukaanserviks.
c. Incomplete Miscarriage (Abortus tidaklengkap)
Pada abortus yang terjadi sebelum usia gestasi 10 minggu, janin dan
plasentabiasanya keluar bersama-sama, tetapi setelah waktu ini keluar
secara terpisah. Apabila seluruh atau sebagian plasenta tertahan di uterus,
cepat atau lambatakan terjadi perdarahan yang merupakan tanda utama
abortus inkomplet.
d. MissedAbortion
Hal ini didefenisikan sebagai retensi produk konsepsi yang telah
meninggal in utero selama 8 minggu. Setelah janin meninggal, mungkin
terjadi perdarahan pervaginam atau gejala lain yang mengisyaratkan
abortus iminens, mungkin juga tidak. Uterus tampaknya tidak mengalami
perubahan ukuran, tetapi perubahan- perubahan pada payudara biasanya
kembali seperti semula.
e. Recurrent Miscarriage atau Abortus Habitualis (AbortusBerulang)
Keadaan ini didefinisikan menurut berbagai kriteria jumlah dan
urutan, tetapi definisi yang paling luas diterima adalah abortus
spontan yang terjadi berturut-turut selama tiga kali ataulebih
2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat):
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan
apabila kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi
dibawah 100 gram bisa hidup di luar tubuh. Abortus ini dibagi 2 yaitu :
a. Abortusmedisinalis
Abortus medisinalis (abortus therapeutica) yaitu abortus karena
tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat
membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu
mendapat persetujuan 2 sampai 3 tim dokter ahli.
b. Abortuskriminalis
Yaitu abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak
legal atau tidak berdasarkan indikasi medis dan biasanya dilakukan secara
sembunyi- sembunyi oleh tenaga tradisional.
2.4. FATWAYABORTUS

Fisiologi organ terganggu Abortus ( Mati janin


penyakit ibu/ bapak <16-28 minggu/ bb
panggul sempit <40-100 gram)

Abortus spontan Abortus provokatus

Curetase Kurang pengetahuan

Post anatesi Jaringan terputus/terbuka

Kekurangan volume
carian

Resikoinfeksi

Resiko syok
(hipovolemik)
Ab. Imminens Ab. Intoleransi aktivitas
Ab.Insipens Medisinalis
Ab. Ab.Kriminalis
Imkompletus Gangguan rasa nyaman
Ab.
Komplitus
Missed abortion
Nyeri abdomen

Ansietas

Resiko infeksi

Penurunan syaraf
oblongata Nyeri ganngguan Invasi bakteri
pemenuhan ADL

Penurunan syaraf
vegetatif Perdarahan

Peristaltik Penyerapan cairan di


colon

Gangguan eliminasi
(konstipasi

( Sumber : Buku Aplikasi NANDA NIC-NOC, 2015 )


2.5 MANIFESTASIKLINIS
Tanda dan gejala secara umum pada abortus imminen adalah :
1. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20minggu
2. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau
cepat dan kecil, suhu badan normal ataumeningkat
3. Perdarahan pervagina mungkin disertai dengan keluarnya jaringan hasilkonsepsi
4. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri pingang
akibat kontraksi uterus
5. Pemeriksaan ginekologi:
a. Inspeksi Vulva : perdarahan pervagina ada atau tidak jaringan hasil
konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b. Inspekulo : perdarahan dari cavum uteri, osteum uteri terbuka atau
sudah tertutup, ada atau tidak jaringan keluar dari ostium, ada atau
tidak cairan atau jaringan berbau busuk dariostium
c. Colok vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, teraba atau
tidak jaringan dalam cavum uteri, besar uterus sesuai atau lebih kecil
dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang, tidak nyeri pada
perabaan adneksa, cavum douglas tidak menonjol dan tidaknyeri
d. Hasil pemeriksaan kehamilan masihpositif
2.6 KOMPLIKASI
Komplikasi yang mungkin timbul (Budiyanto dkk, 2017) adalah:
1. Perdarahan akibat luka pada jalan lahir, atonia uteri, sisa jaringan
tertinggal, diatesa hemoragik dan lain-lain. Perdarahan dapat timbul segera
pasca tindakan, dapat pula timbul lama setelahtindakan.
2. Syok akibat refleks vasovagal atau nerogenik. Komplikasi ini
dapatmengakibatkan kematian yang mendadak. Diagnosis ini ditegakkan bila
setelah seluruh pemeriksaan dilakukan tanpa membawa hasil. Harus diingat
kemungkinan adanya emboli cairan amnion, sehingga pemeriksaan histologik
harus dilakukan denganteliti.
3. Emboli udara dapat terjadi pada teknik penyemprotan cairan ke dalam
uterus. Hal ini terjadi karena pada waktu penyemprotan, selain cairan juga
gelembung udara masuk ke dalam uterus, sedangkan pada saat yang sama
sistem vena di endometrium
dalamkeadaanterbuka.Udaradalamjumlahkecilbiasanyatidakmenyebabkan
kematian, sedangkan dalam jumlah 70-100 ml dilaporkan sudah dapat memastikan
dengan segera.
4. Inhibisi vagus, hampir selalu terjadi pada tindakan abortus yang dilakukan
tanpa anestesi pada ibu dalam keadaan stress, gelisah, dan panik. Hal ini
dapat terjadi akibat alat yang digunakan atau suntikan secara mendadak
dengan cairan yang terlalu panas atau terlaludingin.
5. Keracunan obat/ zat abortivum, termasuk karena anestesia. Antiseptik
lokal seperti KmnO4 pekat, AgNO3, K-Klorat, Jodium dan Sublimat dapat
mengakibatkan cedera yang hebat atau kematian. Demikian pula obat-obatan
seperti kina atau logam berat. Pemeriksaan adanya Met-Hb, pemeriksaan
histologik dan toksikolgik sangat diperlukan untuk menegakkandiagnosis.
6. Infeksi dan sepsis. Komplikasi ini tidak segera timbul pasca tindakan tetapi
memerlukanwaktu.
7. Lain-lain seperti tersengat arus listrik saat melakukan abortus dengan
menggunakan pengaliran aruslistrik.
2.7 PEMERIKSAANPENUNJANG
1. Tes kehamilan : positif bila janin masih hidup, bahkan 2 – 3 minggu
setelah abortus
2. Pemeriksaan doopler atau USG untuk menentukkan apakah janin masihhidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen pada missedabortion
2.8 PENATALAKSAAN
Penatalaksanaan abortus imminens menurut varney 2001 adalah :
1. Trimester pertama dengan sedikit perdarahan, tanpa disertai kram:
a. Tirah baring untuk meningkatkan aliran darah ke rahim dan
mengurangirangsangan mekanis, terutama bagi yang pernah abortus
sampai perdarahan benar – benarberhenti
b. Istirahatkan panggul (tidak berhubungan seksual, tidak melakukan irigasi
atau memasukkan sesuatu ke dalam vagina)
c. Tidak melakukan aktifitas seksual yang menimbulkanorgasme
2. Pemeriksaan pada hari berikutnya di rumah sakit:
a. Evaluasi tanda – tandavital
b. Pemeriksaan selanjutnya dengan spekulum : merupakan skrining vaginitis
dan servisistis : observasi pembukaan serviks, tonjolan kantong ketuban,
bekuan darah, atau bagian – bagianjanin
c. Pemeriksaan bimanual : ukuran uterus, dilatasi, nyeri
tekan,effacement, serta kondisi ketuban
3. Jika pemeriksaan, negatif dapat dilakukan pemeriksaan ultrasonografi
untukmenentukkan kelangsungan hidup janin, tanggal kelahiran, dan jika
mungkin untuk menenangkanwanita
4. Jika pemeriksaan fisik dan ultrasonografi negatif, tenangkan ibu,
kajiulang gejala bahaya dan pertahankan nilai normal
5. Konsultasikan ke dokter jika terjadi perdarahan hebat, kram meningkat,
atau hasil pemeriksaan fisik dan ultrasonogrfi menunjukkan hasilabnormal
Terapi yang diberikan menurut Masjoer (2001) adalah sedativa ringan
seperti phenobarbital 3 x 30 mg dan menurut Manuaba (2007) diberikan
terapi hormonal yaitu progesteron, misalnya premaston hingga perdarahan
berhenti.
BAB III
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN ABORTUS

Kasus:

Ny. “N” hamil25 tahun dilarikan ke RS UMM tanggal 07-03-2018klien


mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl 09.00 WIB
menggunakan sepeda motor. Klien jatuh keaspal dalam keadaan duduk dan
terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter. Klien ditemukan saksi
dalam keadaan tidak sadarkan diri dengan posisi terlentang, terlihat darah
segardari daerah jalan lahir, dari keterangan keluarga usia kehamilannya 20
minggu. Dari pengkajian di RS didapatkan : TD 90/70 mmHg, nadi 110
x/menit, suhu 36,10C, RR 29 x/menit, nafas cepat dan dangkal, akral dingin
(Gcs 7) dan terdapat suara tambahan (ronchi), CRT > 3 detik, konjungtiva
anemis, ditemukan laserasi pada ulna sinistra, contusion pada daerah
inguinalis, krepitasi pelvis (+), perdarahan pervaginam (+), hasil pemeriksaan
ketuban intact.
3.1 Primarysurvey
a. Airway : Terdapat sumbatan jalan napas berupa darah danlendir
b. Bretiang:
Look : Adanya pengembangan dinding dada. Frekuensi 32x/
menit Listen : Terdengar suara nafas stidor
Feel : Terasa hembusan nafas, terlihat otot bentu pernafasan
c. Circulation : Akral dingin, kulit pucat terdapat pendarahan di telingga,
hidung, mulut, CRT > 3detik.
d. Disability : GCS 7 (E2, M3, V2) dan kesadaransopor
3.2 Pengkajiansekunder
A. Biodata
Data pasien :Ibu
1. Nama : Ny“N”
2. Umur : 25tahun
3. Pendidikan :SMA
4. Pekerjaan : IRT
5. Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja
- Bali Data penanggungjawab
1. N
a
m
a

T
n
.
W
2. Umur : 29Tahun
3. Pekerjaan :PNS
4. Pendidikan : S1PGSD
5. Alamat : Perumahan Jalak Putih V no 46 Singaraja -Bali

1. Alasandatang/dirawat
Klien mengalami kecelakaan lalu lintas ketika hendak kepasar pkl 09.00
WIB menggunakan sepeda motor dan diboncengi suami dalam posisi duduk
miring tidak berpegangan dengan suaminya, Klien jatuh keaspal dalam
keadaan duduk dan terhempas dari sepeda motornya sejauh 1 meter.
2. Keluhanutama
Klien ditemukan saksi dalam keadaan tidak sadarkan diri denganposisi
terlentang, terlihatdarah sega ke arah kaki, dari keterangan keluargausia
r
kehamilannya 29 minggu
3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 12tahun Siklus : 30 hari
Lama : 5hari Teratur : teratur
Sifat darah :Cair Keluhan : Tidak ada

4. Riwayatperkawinan
Statusperkawinan :Menikah Menikah ke : 1 (satu)
Usia menikah pertama kali :22Tahun Lama : 3Tahun

5. Riwayat obstetrik : G2P1A0Ah1

Hamil Persalinan Nifas


ke Tang Umur Jenis Peno Komplik JK BB laktasi komplik
g al kehamil persalin l ong asi lahir a si
a a
n n
1 20-3- Aterm Spontan Bidan Tidak L 2600 Asi Tidak
10 ada gr eks ada
Hamil Ini
6. Riwayat kontrasepsi yangdigunakan
No Jenis Pasang Lepas
kontra Tangg Oleh Tempat Keluha Tanggal Oleh Temp Alas an
s al n at
epsi
Ibu Mengat tidak perna Menggunaka alat kontrase
akan h n psi

7. Riwayat KehamilanSekarang
A. ANC pertama umur kehamilan : 6minggu
B. KunjunganANC
1. Trimester I
Frekuensi :2x
Keluhan : Mual, Flek-
flek Komplikasi : Tidak ada
Terapi : Asamfolat
2. Trimester II
Frekuensi :-
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi :-
3. Trimester III
Frekuensi
:-
Keluhan : -
Komplikasi : -
Terapi :-
C. Imunisasi TT : 1kali
TT I : tanggal : 25 Januari 2018
D. Pergerakan janin selama 24 jam ( dalam sehari)
Ibu mengatakan belum merasakan gerakan janin.

8. Riwayat kesehatan
1. Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun danmenahanun)
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular (PMS, TBC,
Hepatitis), menurun (DM, Asma, Hipertensi), menahun (Jantung, Ginjal)
2.Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga (menular, menurun dan
menahanun)Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak sedang
menderita penyakit menular (PMS, TBC, Hepatitis), menurun (DM,
Asma,Hipertensi
), menahun ( Jantung, Ginjal )
3. Riwayat keturunankembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga suami dan ibu tidak punya riwayat
keturunan kembar.
4. Riwayatoperasi
Ibu mengatakan tidak ada riwayat oprasi
5. Riwayat alergiobat
Ibu mengatakan tidak ada riwayat alergi obat.

9. Pola pemenuhan kebutuhan


SebelumHamil Saat Hamil
a. Nutrisi
Makan
Frekuensi :3xsehari 3x sehari
Jenis :Nasi,sayur,lauk Nasi,sayur,lauk
Porsi :1 piring 1 piring
Pantangan :Tidakada Tidakada
Keluhan :Tidakada Tidakada
Minum
Frekuensi :6-7xsehari 7-8x sehari
Jenis :AirPutih,teh Air putih, the,susu
Porsi :1gelas 1 gelas
Pantangan :Tidakada Tidakada
Keluhan :Tidakada Tidakada
b. Eliminasi
BAB
Frekuensi :1xsehari 1x sehari
Warna :Kuning Kuning
Konsistensi :Lembek Lembek
Keluhan :Tidakada Tidak ada
BAK
Frekuensi :3-4xsehari 4-5x sehari
Warna :Kuningjernih Kuningjernih
Konsistensi :Cair Cair
Keluhan :Tidakada Tidak ada
c. Istirahat
Tidursiang
Lama :2jam/hari 2 jam/hari
Keluhan :Tidakada Tidak
ada Tidur malam
Lama :8jam/hari 8jam/hari
Keluhan :Tidakada Tidakada
d. PersonalHygien
Mandi :2x/hari 2x/hari
Gantipakaian :2x/hari 2x/hari
Gosokgigi : 3x/hari 3x/hari
Keramas :3x/minggu 3x/minggu
e. Pola seksualitas
Frekuensi :3x/minggu 1x/minggu
Keluhan :Tidakada Tidak ada
f. Pola aktivitas ( Terkait kegiatan fisik, olahraga)
Ibu mengatakan di rumah melakukan kegiatan sehari- hari yaitu
memasak,mnyapu, dan menjaga anak.Ibu mengatakan jarang melakukan
kegiatan olah raga.

10. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, minuman


beralkohol.)Ibu mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu-jamuan dan
minum minuman yangberalkohol.

11. Data psikososial, spiritual, dan ekonomi ( pererimaan ibu/ suami/ keluarga
terhadap kelahiran, dukungan keluarga, hubungan dengan suami/ keluarga/
tetangga, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, keadaan ekonomi
keluarga)
1. Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilanini.
2. Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat mendukung kehamilanini.
3. Ibu mengatakan hubungan dengan suami,keluarga dan tetangga baik – baiksaja.
4. Ibu mengatakan akan melakukan perawataan bayi denganbaik
5. Ibu mengatakan selalu taan dalam melaksanakaan sholat 5waktu
6. Ibu mengatakan selalu aktif dalam mengikuti kegiatansocial.
7. Ibu mengatakan keadaan ekonomi keluarga sangatbaik.

12. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalina, nifas)


g. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentangkehamilan
h. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentangpersalinan
i. Ibu mengatakan sudah mengetahui tentanngnifas

13. Lingkungan yang berpengaruh ( sekitar rumah dan hewan peliharaan)


1. Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah tidak ada berpengaruhburuk
2. Ibu mengatakan tidak memeliharaan hewan peliharaandirumah.

3.3 DataObyektif
1. Pemeriksaanumum
Keadaan :Baik
umum :Sopor
Kesadaran :Stabil
Status :
emisional
Tanda Vital
Tekanan Darah :120/70mmHg Nadi :83x/menit
Pernapasan : 20x/menit Suhu :36,50c
BB : 52kg TB : 155cm

2. Pemeriksaanfisik
Kepala :Bentuk mesochepal, tidak ada benjolan abnormal,tidak ada nyeri tekan
Wajah :Bentuk oval, tidak ada bekas luka operasi,tidak pucat,tidak ada
cloasma gravidarum.
Mata :Simetris, tidak ada secret,scleraputihkonjungtiva merah muda
Hidung :Simetris. Tidak ada polip. Tidak ada secret, tidak ada gerak cuping
hidung saatbernafas
Mulut :Simetris. Tidak ada stomatitis, tidak ada karies gigi, tidak ada
perdarahan gusi, lidahbersih.
Telingga :Simetris, tidak ada serumen, Pendengaranbaik.

Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe dan vena
jugularis Dada :Tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada
wheezing,pernafasanteratur.
Payudara :Simetris, putting susu menonjol, areola mammae hiperpigmentasi,
tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeritekan.
Abdomen :Pembesaran sesuai umur kehamilan, tidak ada bekas luka, tidak ada
bekas operasi, tidak ada linea nigra, tidak ada linea alba, tidak ada
striaegravidarum.
Palpasi
LeopoldI : fundus
tegang LeopoldII
: belum teraba
LeopoldIII : belum teraba
LeopoldIV : belum teraba
Osborntest : Tidak
dilakukan Pemeriksaan
Mc.Donald
TFU :-cm TBJ : -
gram Auskultasi
DJJ : -x/mnt
Ekstremitas atas : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada sianosis, kuku bersih warna
merahmuda.
Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari lengkap masing-masing 5,
tidak ada odema, tidak ada varices, reflek patella ada, kuku
bersih warna merahmuda.
Genetalialuar : Terjadi pengeluaran flek-flek, tidak ada odema, tidak ada
bekas luka operasi, tidak ada pembesaran kelenjarbartholini.
Pemeriksaan panggul : Tidak dilakukan
(Bila perlu)
Periksa Dalam Tanggal:07-03-2012
Pukul:10.10WIB Indikasi : keluarnyaflek-
flek
Hasil : tidak ada pembukaanserviks
3. Pemeriksaanpenunjang
Tanggal:07-03-2012 Pukul:10.10WIB
USG : Hasilnya janin masih ada di dalam uterus
4. DataPenunjang
Dilakukan pemeriksaan PP test dengan hasil postif
3.4 ANALISADATA
No. Data Etiologi Masalah
1. DS : Kejadian kecelakaan Resiko syok
- penolong lalu lintas
mengakatan korban (hipovolemik
mengalami Benturan
perdarahanhebat )
- Penolong Abortus
mengatakan keluar
darah segar dan spontan
menggumpal pada
daerah jalanlahir Ansietas
DO :
- Konjungtivaanemis Nyeri abdomen
- Pasien tampakpucat
- Pasien lemah Gangguan rasa

nyaman Perdarahan

Resiko syok
(hipovolemik
)
2. Kejadian kecelakaan Kekurangan
DS : lalu lintas volume
- Penolong cairan
mengatakan korban Benturan
banyak
mengungeluarkan Abortus
darah
DO : spontan
- TD 90/70mmHg
- nadi 110 Ansietas
x/meni suhu36,10C
Nyeri abdomen
Gangguan rasa

nyaman Perdarahan

Kekurangan volume
cairan
3. RR 29 x/menitDS : Kejadian kecelakaan Gangguan
lalu rasa
- Pasien
lintas nyaman
mengatakan nyeri
pada Perutbagian
Benturan
bawah dan
pada
Pinggang.
Perdarahan

DO :
- Pasien tampak
Abortus spontan
tidak sadarkan diri
setelah kecelakaan

Ansietas
- TD 90/70mmHg
- nadi 110x/meni
- suhu36,10C Nyeri abdomen
- RR 29x/menit

Gangguan rasa
nyaman

3.5. DIAGNOSAKEPERAWATAN
1. Resiko syok (hipovolemik) berhubungan denganperdarahan
2. Kekurangan volume cairan berhubungan denganperdarahan
3. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ansietas dan nyeriabdomen
3.6. RENCANAKEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervens
i
o
1 Resiko  Syokprevetion  Syokprevention
 Syokmanagement 1. Monitor status sirkulasi,
syok
Kriteria hasil : warna kulit, suhu tubuh,
(hipovolemik)
1. Nadi dibatas denyut jantung dan ritme,
berhubungan
yangdiharapka nadi perifer dan kapiler
dengan
n refill
perdarahan
2. Irama jantung 2. Monitor suhu dan
dalam batas pernafasan
yang 3. Monitor tanda awalsyok
diharapkan 4. Monitor tanda dan gejala
3. Irama asites
pernapasan 5. Berikan cairan iv dan oral
yang yangtepat
diharapkan 6. Ajarkan keluarga dan
 Hidrasi pasien tentang tanda dan
1. Indicator: gejala datangnya syok.
 Mata 7. Syokmanagement
cekung 8. Monitor fungsineurologis
tidakditemuka
n
 Demam
tidak
ditemukan
 TDnormal
1. Hematokrit DBN
2 Kekurangan  Fluidbalace  . Fluidmanagement
volume  Hydration 1. Pertahankan cacatan
 Nutritionalstatus intake dan output
cairan
Kriteria hasil : yangakurat
berhubungan
1. Mempertahankan 2. Monitor tekanan
dengan
urine output sesuai darah pasien
perdarahan
dengan usia, BB, 3. Monitor vitalsign
BJ, urine  Hyovolemiamanagement
normal, HT 1. Berikan cairan IV dan
normal. monitor adanya tanda
2. Tekanan dan gejala kelebihan
darah,nadi,
volume
suhu tubuh dalam
cairan
batas normal 2. Monitor tingkat HB danHT
 turgor kulitbaik 3. Dorong pasien
untuk menambah
intakeoral.
4. Kolaborasi dengandokter
3 Gangguan  Ansienty Anxienty
rasa nyaman  Fearlevel reduction(penurun
berhubungan  Comfort an kecemasan)
dengan Kriteria hasil :  Gunakan pendekatan
ansietas 2. Mampu mengontrol yang menenangkan
kecemasan  Temani pasien untuk
dan nyeri
3. Kualitas istirahat memberikan keamanan
abdomen
dan tiduradekuat dan mengurangitakut
4. Dapat  Bantu pasien mengenali
mengontol situasi yang
ketakutan menimbulkan kecemasan
5. Mengontrolnyeri  Dorong pasien untuk
 Respon mengungkapkan
terhadap perasaan,
pengobatan ketakutan,persepsi
 Berikan obat untuk
mengurangikecemasan
 Monitor fungsirenal
 Monitor tekanannadi
 Monitor status cairan,
input dan ouput
3.7.IMPLEMENTASI
No Tanggal Diagnosa keperawatan Implementasi
1 08 -12- Resiko syok (hipovolemik) - Syokprevention
2018
berhubungan dengan - Memonitor status
perdarahan sirkulasi, warna
kulit, suhu tubuh,
denyut jantung
dan ritme, nadi
perifer dan
kapilerrefill
- Memonitor suhu
danpernafasan
- Memonitor tanda
awalsyok
- Memonitor tanda
dan gejalaasites
- Memberikan
cairan iv dan oral
yang tepat
- Mengajarkan
keluarga
dan pasien
tentang tanda
dan gejala
datangnyasyok.
- Syokmanagemen
t
- Memonitorfungsi
2 Gangguan rasa nyaman 1. Mengunakan
berhubungan dengan pendekatan
ansietas dan nyeri yang
abdomen menenangkan
2. Menemani pasien
untuk
memberikan
keamanandan
mengurangi takut
3. Membantu
pasien mengenali
situasi yang
menimbulkan
kecemasan
4. Mendorong
pasien untuk
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan,persep
si
5. Memberikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan
6. neurologis
7. Memonitor
fungsi renal
8. Memonitor
tekanan nadi
9. Memonitor
status cairan,
input
dan
ouput
2 Kekurangan volume cairan  Fluid
berhubungan dengan management
perdarahan 1. Mempertahan
k an
cacatan intake
dan
output

yang akurat
2. Memonitor
tekanan
darah pasien
3. Memonito
r vitalsign
 Hyovolemia
management
1. Memberik
a n cairan
IV dan
monitor
adanya
tanda
dan gejala
kelebihan
volume
cairan
2. Memonitor
tingkat HB
dan HT
3. Mendoron
g pasien
untuk
menamba
h
intakeoral.
4. Mengkola
b orasi
dengan
dokter
3.8.EVALUASI

No Tanggal Diagnosa keperawatan Evaluas


i
1 08-12-2018 Resiko (hipovolemik) S : kelurarga
dengan mengatakan
syok
pasien masih
berhubunga
nampak
n
panik
perdarahan O : perdarahan sudah mulai
berhenti
- Pasien tampak lebih
tenang A : Masalah
teratasi sebagian P :
Intervensi di lanjutkan
2 Kekuranga volume S : Keluarga mengatakan
n cairan darah pada bagian
berhubung dengan pervaginam mulai
an berhenti
perdarahan O : tidak ada lagi tanda-
tanda kekurangan
cairan
A : Masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
3 Gangguan rasa nyaman S : Pasien mengatakan
berhubungan dengan nyeri pada Perut bagian
ansietas dan nyeri abdomen bawah dan padaPinggang
sudah mulai berkurang.
O : nyeri mulai berkurang
dengan skala nyeri
6
A : masalah teratasi
sebagian
P : Intervensi dilanjutkan
BAB IV

PENUTU

4.1.KESIMPULAN

Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum


janin dapat hidup diluar kandungan.Sebagai batasan ialah kehamilan kurang
dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram

Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.


Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8
minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian
mudigah pada kehamilan muda.
Klafikasi abortus menurrut (Cunningham, 2013) dibagi menjadi dua yaitu :
1. Abortus Spontan:
Yaitu abortus yang terjadi tanpa tindakan mekanis atau medis untuk
mengosongkan uterus, maka abortus tersebut dinamai abortus spontan.
Kata lain yang luas digunakan adalah keguguran (miscarriage).
2. Abortus Provokatus (abortus yang sengaja dibuat):
Yaitu menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup di luar kandungan
apabila kehamilan belum mencapai 100 gram, walaupun terdapat kasus bayi
dibawah 100 gram bisa hidup di luartubuh
4.2.SARAN

Penulis mengetahui bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga
penulis mengharapkan saran atau kritik yang membangun dari pembaca
sehingga makalah ini bisa mendekati kata sempurna. Opini dari para pembaca
sangat berarti bagi kami guna evaluasi untuk menyempurnakan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

Nurarif .A.H. dan Kusuma. H. (2015). APLIKASI Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction.

Kusuma. H, dan Nurarif. A. H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


NANDA (North American Nursing Diagnosis Association) NIC-NOC.
Yogyakarta: Media Hardy.

Morgan, (2011).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan


Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih bahasa: I Made K., Nimade S.

Musliha (2010). Keperawatan Gawat Darurat nuha medika, Yogyakarta.

31

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai