ABORTUS KOMPLIT
Disusun Oleh :
CIUMBULEUIT BANDUNG
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.3 Etiologi
3.1 Kesimpulan
3.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya,
sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan Makalah yang berjudul
Abortus Komplit.
Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca serta menjadi
referensi khususnya bagi kami dalam mengarungi masa depan. Kami sadar
bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan untuk memperbaiki karya tulis kami
selanjutnya.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi abortus
2. Untuk mengetahui definisi abortus komplitus
3. Untuk mengetahui apa saja etiologi abortuis komplitus
4. Untuk mengetahui asuhan kebidanan yang diperlukan
BAB II
PEMBAHASAN
Kelainan ovum
Abnormalitas kromosom sering terjadi di antara embrio dan janin fase awal
yang mengalami abortus spontan serta menjadi sejumlah besar atau sebagian
besar kehamilan awal yang sia-sia. Penelitian menyebutkan bahwa 50-60% dari
abortus dini spontan berhubungan dengan anomali kromosom pada saat
konsepsi.
defisiensi hormon tersebut secara teoritis akan mengganggu nutrisi pada hasil
konsepsi dan berperan dalam peristiwa kematian janin.
faktor imunologi
Baik umur sperma atau ovum dapat mempengaruhi angka insiden abortus
spontan. Gamet yang bertambah tua dalam traktus genitalis wanita sebelum
fertilisasi, dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya abortus.
Kelainan genetalia ibu
a. Anomali congenital (hipoplasia uteri, uterus bikornus, dll).
b. Kelainan letak dari uterus seperti retrafleksi uteri fiksata.
c. Tidak sempurnanya persiapan uterus menanti nidasi yang telah
dibuahi.
d. Uterus terlalu cepat teregang (ada, kehamilan ganda).
e. Distorsio uterus.
Gangguan sirkulasi plasenta
Dijumpai pada ibu yang menderita penyakit refatis, hipertensi, hoksemia
gravidarum, anomaly plasenta, dan endarteritis oleh lues.
Penyakit-penyakit ibu
Misalnya pada :
a. penyakit Infeksi yang memnyebabkan demam tinggi seperti
pneumonia, tifoid, pielitis, rubeola, demam malta, dsb.
b. toksin dari ibu/invasi kuman/virus pada fetus.
c. keracunan nikotin, gas racun, alcohol, dll
d. Ibu yang arfiksia pada dekompensasi kordis, penyakit paru
berat, anemi gravis.
e. Malnutrisi, avitaminosis dan gangguan metabolisme, hipotiroid,
kekurangan vitamin A, C, atau E, diabetes melitus.
Antagonis Rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah
fesus, sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.
1. penegakan diagnosis
2. Pemeriksaan ginekologi :
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Saran kami sebagai penyusun makalah ini, semoga makalah ini dapat
bermanfaat dan dapat menjadi inspirasi bagi pembaca dan masih terdapat
banyak kesalahan-kesalahan. Oleh karena itu, kami senantiasa menerima saran
dan kritik yang sifatnya membangun.
DAFTAR PUSTAKA
2. Morgan, geri dan Carole hamilton. 2009. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta :
EGC.
7.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengaturan_oleh_pemerintah_I
ndonesia)