Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENDARAHAN AWAL KEHAMILAN / ABORTUS

DOSEN PENGAMPU :

Iis Fatimawati S.Kep., Ns., M. Kes

OLEH :

Afan Fadli

2010002

S1-Keperawatan 2B

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH

SURABAYA TA.2022
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjaadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjaadi pda setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadan abortus, miscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan yang
terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutamaa setelah melewati trimester III
disebut perdarahan antepartum
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan pada
kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan
kegagalaan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa batasan tentang
peristiwa yang ditandaai dengan perdarahan pada kehamilan muda, salah satunya adalah
abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari kejadian yang
diketahui 15-20% merupakan abortus spontaan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari
pasangan yang mencoba hamil akan mengalami keguguran 2 kali yang beruntun, dan
sekitar 1% dari pasaangaan mengalami 3 atau lebih kegugurn beruntun. Rata-rata terjadi
114 kasus abortus per jam. Sebagaian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan
ntara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya
bisa mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin, oleh sebab
itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada ibu hamil
untuk selalu memeriksasakan kehamilannya dan waspada terhadap komplikasi yang
terjadi.
Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi.
Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun
kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk
mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi dari yang
mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya
keras menyembuyikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta
tanda yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat remaja
enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih
memperihatinkan, mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas
seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan iala kehailan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo,2009).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer, dkk, 2000).
Abartus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obat-
obatan atau bedah, (morgan, 2009).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus.
Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram
atau umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak yang kurang dari 500 gram, jika anak yang lahir beratnya antara
500- 999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada
atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar kandungan, (prawirohardjo, 2010).

B. Penyebab abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
 Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kel
ainan hasilkonsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada keha
milan muda. Faktoryang menyebabkan kelainan ini adalah :
1)  Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk 
abortus dinidan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom. 
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,polip
loidi dan kemungkinan pula kelainan kromosomseks.
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang semp
urna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. E
ndometrium belum siap untukmenerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga 
karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3)  Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obatobatan tembakau dan alcoho
l
 Radiasi, virus, obatobatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi
maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan penga
ruhteratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya

2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.
 Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasentater
ganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini 
biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.Infeksi pada pla
senta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.Gangguan pembul
uh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus. Hipertensimenyebabkan gangguan 
peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran.

3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dantoksoplasmosis.
Penyakitpenyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut infeksi virusak
ut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar . nefritis
kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada metabolis
measam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian 
janin.Obatobat tertentu, khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses normal 
pembelahan sel yang cepat. Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsan
gkontraksi uterus.
Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, piel
onefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui pla
senta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi abortus.
Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrolmetaboli
k pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat meningkatkan resikoterjadin
ya abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortuswalau
pun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata.

4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
rkedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.

Abnoramalitas uterus yang mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap
pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasikongenital, prolapsus
atau retroversion uteri.Kerusakan pada servik akibat robekan yang dalam pada saat
melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi, amputasi).Rahim merupakan
tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma
uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviksinkompeten, bekasoperasi
pada serviks (konisasi, amputasiserviks), robekanserviks postpartum.

5. Trauma.
Tapi biasanya jika terja dilangsung pada kavum uteri. Hubungan seksual khususny kalau
terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang
berkali-kali.

6. Faktor-faktor hormonal.

Misalnya penurunan sekres progesterone diperkirakan sebaga penyebab terjadinya


abortus pada usia kehamilan 10 sampai 12 minggu, yaitu saat plasenta mengambil alih
funngsi korpus luteum dalam produksi hormon.

7. Sebab-sebabpsikosomatik.

Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.

8. Penyebab dari segi Maternal

1) Penyebab secara umum:

(1) Infeksia.Virus, misalnyacacar, rubella, hepatitis.

b.Infeksibakteri, misalnyastreptokokus.

c.Parasit, misalnya malaria.

(2) Infeksi kronis

a.Sifilis, biasanyamenyebabkan abortus pada trimester kedua.


b.Tuberkulosisparuaktif.

c. Keracunan, misalnyakeracunantembaga, timah, air raksa, dll.

d.Penyakitkronis, misalnya : Hipertensi, nephritis, diabetes, anemia berat,


penyakit jantung, toxemia gravidarum

e. Gangguan fisiologis, misalnya Syok, ketakutan, dll.

f.Traumafisik.

2) Penyebab yang bersifatlokal:

(1) Fibroid, inkompetensia serviks.

(2) Radang pelvis kronis, endometrtis.

(3) Retroversikronis.
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan
hyperemia dana bortus.

9. Penyebab dari segi Janin

1) Kematian janin akibat kelainan bawaan.

2)Mola hidatidosa.

3)Penyakit plasenta dan desidua, misalnya inflamasi dan degenerasi.

4) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya menunjukkan bahwa


pada 70% kasus,ovum yang telah dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi
malformasi pada tubuh janin.

5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah
kelainan chromosomal.

6) Pada 20% kasus, terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk melakukan


implantasi dengan adekuat.

C. Patofisiologi

Pada awal abortus terjadi perdarahan desi dua basalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus.Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.

Pada kehamilan kurangdari 8 minggu, villi korialis belum menembus desi dua
secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai
14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna
dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin
dikeluarkan terlebih dahulu dari pada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti
kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum),janin lahir mati, janin masih hidup,molakruenta, fetus kompresus, maser asi atau
fetus papiraseus.

D. Macam-macam Abortus

1. Abortus imminens - threatened abortion (kegugurangmengancam).

Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20


minggu,dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Pada tipe ini terlihat perdarahan pervaginam. Pada 50% kasus, perdarahan tersebut hanya
sedikit serta berangsur-angsur akan berhenti setelah berlangsung beberapa hari dan
kehamilan berlangsung secara normal. Meskipun demikian, wanita yang mengalaminya
mungkin tetap merasa khawatirakan akibat perdarahan pada bayi. Biasanya
kekhawatirannya akandapatdiatasidenganmenjelaskankalujaninmengalamingangguan,
makakehamilannyatidakakanberlanjut.Abortusimminensmerupakan abortus yang paling
banyakterjadi.

Pada abortusini, perdarahan berupa bercak yang menunjukkan ancaman terhadap


kelangsungan kehamilan. Namun, pada prinsipnya kehamilan masih bisa berlanjut atau
dipertahankan.Setengah dari abortus ini akan menjadi abortus inkomplit atau komplit,
sedangkan sisanya kehamilan akan berlangsung. Beberapa kepustakaan menyatakan
bahwa abortus ini terdapat adanya risiko untuk terjadinya prematuritas atau gangguan
pertumbuhan dalam rahim.

A. Diagnosa pada abortus imminent adalah :

(1) Perdarahanflek-flek (bisasampaibeberapahari).

(2) Rasa sakitsepertisaatmenstruasibisaadaatautidak .

(3) Serviks dan OUE masihtertutup.

(4) PP test (+).

B. Penanganan abortus imminensmeliputi :

(1) Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsan gmekanik.

(2)Terapi hormone progesterone intramuscular atau dengan berbagai zat


progestasional sintetik peroral atau secara intramuskular.Walaupun bukti
efektivitasnya tidak diketahui secarapasti.

(3) Pemeriksaan ultrasonografi untuk menentukan apakah janin masih hidup.

2. Abortus insipiens - inevitable abortion (KeguguranBerlangsung)

Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya


dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam
uterus.Abortusinsipiens diatandai oleh kehilangan darah sedang hingga berat, kontraks
iuterus yang menyebabkan nyerikram pada abdomen bagian bawah dan
dilatasiserviks.Abortusinsipiens merupakan keadaan dimana perdarahan intrauteri
berlangsung dan hasil konsep simasih berada di dalam cavum uteri. Abortus ini sedang
berlangsung dan tidak dapat dicegah lagi,OUE terbuka, teraba ketuban, dan berlangsung
hanya beberapa jam saja.
A. Diagnosa abortus insipiens :

(1) Perdarahanbanyak, kadang-kadangkeluargumpalandarah.

(2) Nyeri hebatdisertaikontraksirahim.

(3) Serviksatau OUE terbuka dan/atauketubantelahpecah.

(4) Ketubandapatterabakarenaadanyadilatasiserviks.

(5) PPtestdapatpositifataunegatif .

B. Penanganan Abortus Insipiensmeliputi :

(1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengana
spirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :

a. Berikan ergomefiin 0,2 mg intramuskuler (dapat di ulang setelah 15


menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat di ulang
sesudah 4 jam bilaperlu).

b. Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.

(2) Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :

a. Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil


konsepsi.

b. Jika perlu, lakukan infus20 unitoksitosin dalam 500 ml cairan intravena


(garam fisiologik atau larutan ringer laktat dengan kecepatan 40 tetes
permenituntukmembantuekspulsihasilkonsepsi.

(3) untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

3. Abortus inkompletus (kegugurantidaklengkap).

Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan


masih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus inkompletus berkaitan dengan retensi
sebagian produk pembuahan (hampirselaluplasenta) yang tidakbegitu mudah terlepas
pada kehamilan dini sepertihalnya pada kehamilan aterm. Dalam keadaan ini perdarahan
tidak segera berkurang sementar serviks tetapterbuka.

Abortus inkompletus merupakan suatu abortus di mana hasil konsepsi telah lahir
atau teraba pada vagina (belum keluar semua) dan masih ada sisa-sisa jaringan yang
tertinggal(biasanya jaringan plasenta).

a. Diagnosa abortus inkomplitadalah:


(1) Umur kehamilanbiasanyadiatas 12 minggu, ataubisakurang
(2) Perdarahansedikitkemudianbanyak, disertaikeluarnyahasilkonsepsi, tidakjarang
pasiendatangdalamkeadaansyok.
(3) Serviksterbuka (1-2 jari, seringterabasisajaringan).
(4) PP test positifataunegatif, anemia

b. Penanganan abortus inkomplit :

(1) Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat
dilakukan secara digital atau dengan cunamovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beriergometrin 0,2mg intramuskulerataum iso
prostol4 00 mcg per oral.

(2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi hasil konsepsi dengan :

a. Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuretta
jam sebaiknya hanya dilakukan jikaa spirasivakum manual tidak tersedia.

b. Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera beriergometrin 0,2 mg intramuskuler(diulang


setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400 mcg peroral (dapat diulang setelah 4 jam
bilaperlu).

(3) Jika kehamilan lebih dari 16 minggu:

a. Berikan infusoksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer
laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terja diekspulsi hasil konsepsi

b. Jika perluberikan misoprostol 200 mcg per vaginamsetiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi (maksimal 800 mcg)

c. Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.

(4) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

4. Abortus kompletus (Keguguran Lengkap)

Pada abortus jenisini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri. Perdarahan segera
berkurang setelahi sirahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam massa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.Abortus kompletus terjadi kalau semua produk
pembuahan janin, selaput ketuban dan plasenta sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri
kemudian akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalamiinvolusi.

A. Diagnosa abortus kompletsadalah :

(1) Perdarahan yang sedikit

(2) Ostium uteri telahmenutup

(3) Uterus telahmengecil

B. Penanganan abortus komplit :

(1) Tidakperluevaluasilagi.

(2) Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.

(3) Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.

(4) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hariselama 2
minggu. Jika anemia berat berikan transfuse darah.

(5) Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.

5. Abortus habitualis

Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.Etiologi
abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab abortus spontan. Selain itu telah
ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocytetrophoblast
cross reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah atau tidak ada akan mengalami abortus.

a. Diagnosa abortus habitualisadalah :

(1) Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mulas.

(2) Ketuban menonjol dan pada suatu saat pecah.

(3) Timbul mulas yang selanjutnya diikuti dengan melakukan pemeriksaan vaginal tiap minggu.

(4) Penderita sering mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan banyak lender dari vagina

(5)Diluar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan dengan histerosalfingografi yaitu


ostium internum uteri melebarlebihdari 8 mm.

b. Penanganannya terdiriatas :

(1) Memperbaiki keadaan umum.


(2) Pemberian makanan yang sempurna.

(3) Anjuran istirahat cukup banyak.

(4) Larangan koitus dan olah raga.

(5)Terapi dengan hormone progesteron, vitamin, hormontiroid, dan lainnya mungkin hanya
mempunyai pengaruh psikologis.

6. Missed abortion

Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih,maka
keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan per
vaginam sedikit hingga menimbulkan gambaran abortus imminens. Kalau tidak terjadi abortus
dengan pitocininfusini,sekurang kurangnya terjadi pembukaan yang memudahkan curettage.
Dilatasi dapat juga dihasilkan dengan pemasangan laminariastift.

A. Gejala-gejala selanjutnya ialah :

(1) Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan macera sijanin.

(2) Buah dada mengecil kembali.

(3) Gejala-gejala lain yang penting tidak ada, hanya ammenorhoe berlangsung terus.Biasanya
keaddanini berakhir dengan abortus yang spontan selambat-lambatnya 6minggu setelah janin
mati. Kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali,maka janin lebih cepat
dikeluarkan. Sebalikya kalau kehamilan lebih lanjut reten sijanin lebih lama. Sebagai batas
maksimal reten si janin diambil 2 bulan, kalau dalam2 bulan belum lahir disebut missed abortion
(abortus tertunda)

.B. Diagnosa missed abortion adalah :

(1) Gejala subyektif kehamilan menghilang

(2) Mammae agak mengendor lagi

(3) Uterus tidak membesar lagi bahkan mengecil

(4) Tes kehamilan menjadi negatif, serta denyut jantung janin menghilang.

(5) Dengan ultrasonografi (USG) dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya
sesuai dengan usia kehamilan.

(6) Perlu diketahui pula bahwa missed abortion kadang-kadang disertai gangguan pembekuan
darah karena hipofibrinogenemia, sehingga pemerikaan kearah ini perludilakukan.

C. Penatalaksanaan :
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera
dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor,sepertia pakah kadar
fibrinogen dalam darah suda trmulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang
mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan
karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin
yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan

7. Abortus infeksiosa, abortus septik

Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septic
adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah
atau peritoneum.

Penyulit serius pada abortus umumnya terjadi akibat abortus kriminalis. Perdarahan hebat,
sepsis, syok bakterial, dan gagal ginjal akut pernah terjadi pada abortus legal tetapi dengan
frekuensi yang jauh lebih kecil. Hasil biasanya adalah metritis, tetapi dapat juga terjadi
parametritis, peritonitis,endokarditis, dan septikemia. Dari 300 abortus septik di Parkland
Hospital, bahkan darah posotif pada seperempatnya. Hampir dua pertiga adalah bacteria anaerob
sedangkan koliform juga sering dijumpai. Organisme lain yang dilaporkan menjadi penyebab
abortus septic antara lain adalah haemophilus influenzae, campylobacter jejuni, dan
streptokokusgrup

A. Terapi infeksi antara lain adalah evakuasi segera produk konsepsi disertai anti mikroba
spektrumluassecaraintravena. Apabila timbul sepsis dan syok, perlu di berikan terapi suportif.
Abortusseptik juga pernah dilaporkan menyebabkan koagulopati intravascular diseminata.

A. Diagnosa abortus infeksiosaadalah :

(1) Abortus yang disertai dengan gejala dan tanda infeks ialat genitalia, seperti panas,takikardi,
perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar, lembek serta nyeritekan, dan
adanya leukositosis.

(2) Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil.

(3) Demamtinggi, dan tekanan darahm enurun.

(4) Untuk mengetahui kuman penyebab perludilakukan pembiakan darah dan getah pada serviks
uteri.

8.Abortus provokatus (abortus yang sengajadibuat)

80 % dari semua abortus, Yaitu: Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20
minggu akibat suatu tindakan. Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan
belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat
kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terushidup.

A. Macam-macam abortus provokatus :

1) Abortus provocatusartificialis atau abortus therapeuticus.Abortusprovocatusartificialisa dalah


Pengguguran kehamilan, biasanya dengan alat-alat, dengan alasan bahwa kehamilan
membahayakan membawa maut bagi ibu, misalnya karena ibu berpenyakit
berat.Abortusprovocatus pada hami lmuda (di bawah 12minggu) dapat dilakukan dengan
pemberian prostaglandin atau curettage dengan penyedotan (vakum) atau dengan sendok
curet.Pada hamil yang tua (di atas 12 minggu) dilakukan hysterotomi juga dapat disuntikkan
garam hypertonis (20%) atau prostaglandin intra-amnial.

Indikasi untuk abortus therapeuticus misalnya : penyakit jantung (rheuma),hypertensiessensial,


carcinoma darocervik.Merupakan terminasi kehamilan secara medis atau bedah sebelum
janinmampu hidup (viabel). Beberapa indikasi untuk abortus terapeutik diantaranya adalah
penyakit jantung persisten dengan riwayat dekompensasikordis dan penyakit vaskuler hipertensi
tahap lanjut. Yang lain adalah karsinomaserviksinvasif.American College Obstetricians and
Gynecologists (1987) menetapkan petunjuk untuk abortus terapeutik :

a) Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau mengganggu kesehatan
secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko kesehatan perlu
dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.

b) Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam halinipadaevaluasi wanita
yang bersangkutan perlu diterapkan kriteria medis yang sama.

c) Apabila berlanjutnya kehamilan kemungkinan besar menyebabkan lahirnya bayi dengan


retardasi mental atau deformitasfisik yang berat.

2) Abortus provocatuscriminalis. Abortusprovocatuscriminalisa dalah pengguguran kehamilan


tanpa alasan medis yang syah dan dilarang oleh hukum.Abortusprovokatuskriminalis adalah
interupsi kehamilan sebelum janin mampu hidup atas permintaan wanita yang bersangkutan,
tetap ibuan karena alasan penyakit janin atau gangguan kesehatan ibu. Sebagian besar abortus
yang dilakukan saat ini termasuk dalam katagori ini.

KomplikasiAkibat Abortus

Komplikasi yang berbahaya pada abortus adalahperdarahan, perforasi, infeksi, dansyok.

1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus darisisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
diberikan transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
2. Perforasi

Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Jika terjadi peristiwaini, penderita perlu diamati denganteliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera
dilakukan laparatomi dan tergantung dariluas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
perluhisterektomi.

3. Infeksi

Sejumlah penyakit kronik diperkirakan dapat menyebabkan abortus. Brucellaabortus dan


Campylobacter fetus merupakan kausa abortus pada sapi yang telah lama dikenal,tetapi
keduanya bukan kausasignifikan pada manusia. Bukti bahwatoxo plasma gondii menyebabkan
abortus pada manusia kurang meyakinkan.tidak terdapat bukti bahwa Listeria monocytogenes
atau Chlamydia trachomatis menyebabkan abortus pada manusia. Herpes simpleks dilaporkan
berkaitan dengan peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi genital pada awal
kehamilan. Abortus spontan secara independen berkaitan dengan antibodi virus imunodefisiensi
manusia (HIV-1) dalam darah ibu,seroreaktivitassifilis pada ibu, dan kolonisasi vagina pada ibu
oleh streptokokusgrup B.

4. Syok

Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dank karena infeksi berat
(syo kendoseptik)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil
konsepsi,kelainan plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor
hormonal, sebab-sebab psikosomatik, sebab darijanin, dan lain-lain Aborsi secara umum dibagi
atas aborsis pontan&aborsi provokatus(buatan). Aborsiprovokatus (buatan) secara aspek hukum
dapat golongkan menj adi dua, yaitu aborsi provokatusterapetikus (buatan legal)
&aborsiprovokatuskriminalis (buatanilegal). Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan
tentang aborsi terdapat dalam dua undang-undang yaitu KUHP &UUKesehatan. Dalam KUHP &
UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukanaborsi (pengguguran kandungan, tidak
disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetik usataumedisinalis),
diatur dalam UU Kesehatan.Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan
saat melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut melakukan
operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh,karena operasi tersebut
merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan
janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas medisseperti
ini tidak masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan)
yang tidak alami.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita selekta kedokteran Edisi ketiga, jilid 1, FKUI. Jakarta: Media
Aesculapius

Morgan, geri & Carole Hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta PT. Bina Pustaka.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Dorland. 2002. Kamus Kedokteran Edisi 29. Jakarta : EGC.

Fauzi, Ahmad Lucianawaty,Mercy.Hanifa,Laily.Bernadette, Nur. 2002. Aborsi di Indonesia.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengatur_ole_pemerintahan_Indonesia)

Anda mungkin juga menyukai