DOSEN PENGAMPU :
OLEH :
Afan Fadli
2010002
S1-Keperawatan 2B
SURABAYA TA.2022
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu komplikasi terbanyak pada kehamilan ialah terjaadinya perdarahan.
Perdarahan dapat terjaadi pda setiap usia kehamilan. Pada kehamilan muda sering
dikaitkan dengan kejadan abortus, miscarriage, early pregnancy loss. Perdarahan yang
terjadi pada umur kehamilan yang lebih tua terutamaa setelah melewati trimester III
disebut perdarahan antepartum
Perdarahan pada kehamilan muda dikenal beberapa istilah sesuai dengan
pertimbangan masing-masing, tetapi setiap kali kita melihat terjadinya perdarahan pada
kehamilan kita harus selalu berfikir tentang akibat dari perdarahan ini yang menyebabkan
kegagalaan kelangsungan kehamilan itu sendiri. Dikenal beberapa batasan tentang
peristiwa yang ditandaai dengan perdarahan pada kehamilan muda, salah satunya adalah
abortus.
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram.
Angka kejadian abortus sukar ditentukan karena abortus provokatus banyak yang
tidak dilaporkan, kecuali bila sudah terjadi komplikasi. Sementara itu, dari kejadian yang
diketahui 15-20% merupakan abortus spontaan atau kehamilan ektopik. Sekitar 5% dari
pasangan yang mencoba hamil akan mengalami keguguran 2 kali yang beruntun, dan
sekitar 1% dari pasaangaan mengalami 3 atau lebih kegugurn beruntun. Rata-rata terjadi
114 kasus abortus per jam. Sebagaian besar studi menyatakan kejadian abortus spontan
ntara 15-20% dari semua kehamilan. Kalau dikaji lebih jauh kejadian abortus sebenarnya
bisa mendekati 50%.
Abortus disebabkan oleh beberapa faktor baik dari ibu maupun dari janin, oleh sebab
itu kita sebagai tenaga kesehatan harus memberikan wawasan dan HE pada ibu hamil
untuk selalu memeriksasakan kehamilannya dan waspada terhadap komplikasi yang
terjadi.
Pada remaja, remaja berarti menjalani proses berat yang membutuhkan banyak
penyesuaian dan menimbulkan kecemasan. Lonjakan pertumbuhan badani dan
pematangan organ-organ reproduksi adalah salah satu masalah besar yang mereka hadapi.
Perasaan seksual yang menguat tak bisa tidak dialami oleh setiap remaja meskipun
kadarnya berbeda satu dengan yang lain. Begitu juga kemampuan untuk
mengendalikannya. Ketika mereka harus berjuang mengenali sisi-sisi dari yang
mengalami perubahan fisik-psikis-sosial akibat pubertas, masyarakat justru berupaya
keras menyembuyikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta
tanda yang lalu lalang di kepala mereka.
Pandangan bahwa seks adalah tabu, yang telah sekian lama tertanam, membuat remaja
enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Yang lebih
memperihatinkan, mereka justru merasa paling tak nyaman bila harus membahas
seksualitas dengan anggota keluarganya sendiri.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Abortus
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat
hidup diluar kandungan. Sebagai batasan iala kehailan kurang dari 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram, (prawirohardjo,2009).
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia kehamilan
kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500 gram, (Mansjoer, dkk, 2000).
Abartus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui metode obat-
obatan atau bedah, (morgan, 2009).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup di dunia luar disebut abortus.
Anak baru mungkin hidup di dunia luar kalau beratnya telah mencapai 1000 gram
atau umur kehamilan 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai batas untuk
abortus berat anak yang kurang dari 500 gram, jika anak yang lahir beratnya antara
500- 999 gram disebut juga dengan immature.
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat – akibat tertentu) pada
atau belum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu
untuk hidup diluar kandungan, (prawirohardjo, 2010).
B. Penyebab abortus
1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi.
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum usia 8 minggu. Kel
ainan hasilkonsepsi yang berat dapat menyebabkan kematian mudigah pada keha
milan muda. Faktoryang menyebabkan kelainan ini adalah :
1) Kelainan kromosom, terutama trimosoma dan monosoma X
Abnormalitas embrio atau janin merupakan penyebab paling sering untuk
abortus dinidan kejadian ini kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom.
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi,polip
loidi dan kemungkinan pula kelainan kromosomseks.
2) Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang sempurna
Bila lingkungan di endometrium di sekitar tempat implantasi kurang semp
urna sehinga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu. E
ndometrium belum siap untukmenerima implasi hasil konsepsi. Bisa juga
karena gizi ibu kurang karena anemia atau terlalu pendek jarak kehamilan.
3) Pengaruh teratogen akibat radiasi, virus, obatobatan tembakau dan alcoho
l
Radiasi, virus, obatobatan, dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi
maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan penga
ruhteratogen. Zat teratogen yang lain misalnya tembakau, alkohol, kafein, dan lainnya
2. Kelainan pada plasenta, misalnya endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.
Endarteritis dapat terjadi dalam vili koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasentater
ganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini
biasa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.Infeksi pada pla
senta dengan berbagai sebab, sehingga palsenta tidak dapat berfungsi.Gangguan pembul
uh darah plasenta, diantaranya pada diabetes melitus. Hipertensimenyebabkan gangguan
peredaran darah palsenta sehingga menimbulkan keguguran.
3. Faktor maternal seperti pneumonia, typus, anemia berat, keracunan dantoksoplasmosis.
Penyakitpenyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit menyangkut infeksi virusak
ut, panas tinggi dan inokulasi, misalnya pada vaksinasi terhadap penyakit cacar . nefritis
kronis dan gagal jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kesalahan pada metabolis
measam folat yang diperlukan untuk perkembangan janin akan mengakibatkan kematian
janin.Obatobat tertentu, khususnya preparat sitotoksik akan mengganggu proses normal
pembelahan sel yang cepat. Prostaglandin akan menyebabkan abortus dengan merangsan
gkontraksi uterus.
Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortus yaitu pneumonia, tifus abdominalis, piel
onefritis, malaria, dan lainnya. Toksin, bakteri, virus, atau plasmodium dapat melalui pla
senta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin, kemudian terjadi abortus.
Kelainan endokrin misalnya diabetes mellitus, berkaitan dengan derajat kontrolmetaboli
k pada trimester pertama.selain itu juga hipotiroidism dapat meningkatkan resikoterjadin
ya abortus, dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi abortuswalau
pun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata.
4. Kelainan traktus genetalia, seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada trimester
rkedua), retroversi uteri, mioma uteri dan kelainan bawaan uterus.
Abnoramalitas uterus yang mengakibatkan kalinan kavum uteri atau halangan terhadap
pertumbuhan dan pembesaran uterus, misalnya fibroid, malformasikongenital, prolapsus
atau retroversion uteri.Kerusakan pada servik akibat robekan yang dalam pada saat
melahirkan atau akibat tindakan pembedahan (dilatasi, amputasi).Rahim merupakan
tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai keadaan abnormal dalam bentuk mioma
uteri, uterus arkatus, uterus septus, retrofleksi uteri, serviksinkompeten, bekasoperasi
pada serviks (konisasi, amputasiserviks), robekanserviks postpartum.
5. Trauma.
Tapi biasanya jika terja dilangsung pada kavum uteri. Hubungan seksual khususny kalau
terjadi orgasme, dapat menyebabkan abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang
berkali-kali.
6. Faktor-faktor hormonal.
7. Sebab-sebabpsikosomatik.
Stress dan emosi yang kat diketahui dapat mempengarhi fungsi uterus lewat
hipotalamus-hipofise.
b.Infeksibakteri, misalnyastreptokokus.
f.Traumafisik.
(3) Retroversikronis.
(4) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga menyebabkan
hyperemia dana bortus.
2)Mola hidatidosa.
5) Pada 40% kasus, diketahui bahwa latar belakang kejadian abortus adalah
kelainan chromosomal.
C. Patofisiologi
Pada awal abortus terjadi perdarahan desi dua basalis, diikuti dengan nerkrosis
jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas dan dianggap benda asing
dalam uterus.Kemudian uterus berkontraksi untuk mengeluarkan benda asing tersebut.
Pada kehamilan kurangdari 8 minggu, villi korialis belum menembus desi dua
secara dalam jadi hasil konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8 sampai
14 minggu, penembusan sudah lebih dalam hingga plasenta tidak dilepaskan sempurna
dan menimbulkan banyak perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin
dikeluarkan terlebih dahulu dari pada plasenta hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti
kantong kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum),janin lahir mati, janin masih hidup,molakruenta, fetus kompresus, maser asi atau
fetus papiraseus.
D. Macam-macam Abortus
(1) Istirahat baring. Tidur berbaring merupakan unsure penting dalam pengobatan,
karena cara ini menyebabkan bertambahnya aliran darah ke uterus dan
berkurangnya rangsan gmekanik.
(4) Ketubandapatterabakarenaadanyadilatasiserviks.
(5) PPtestdapatpositifataunegatif .
(1) Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengana
spirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
Abortus inkompletus merupakan suatu abortus di mana hasil konsepsi telah lahir
atau teraba pada vagina (belum keluar semua) dan masih ada sisa-sisa jaringan yang
tertinggal(biasanya jaringan plasenta).
(1) Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu, evaluasi dapat
dilakukan secara digital atau dengan cunamovum untuk mengeluarkan hasil konsepsi yang
keluar melalui serviks. Jika perdarahan berhenti, beriergometrin 0,2mg intramuskulerataum iso
prostol4 00 mcg per oral.
(2) Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan kurang 16 minggu,
evaluasi hasil konsepsi dengan :
a. Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih. Evakuasi dengan kuretta
jam sebaiknya hanya dilakukan jikaa spirasivakum manual tidak tersedia.
a. Berikan infusoksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena (garam fisiologik atau ringer
laktat) dengan k ecepatan 40 tetes permenit sampai terja diekspulsi hasil konsepsi
b. Jika perluberikan misoprostol 200 mcg per vaginamsetiap 4 jam sampai terjadi ekspulsi hasil
konsepsi (maksimal 800 mcg)
Pada abortus jenisini, hasil konsepsi telah keluar semua dari cavum uteri. Perdarahan segera
berkurang setelahi sirahim dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam massa ini luka rahim telah sembuh dan epitelisasi telah selesai
Semua hasil konsepsi sudah dikeluarkan.Abortus kompletus terjadi kalau semua produk
pembuahan janin, selaput ketuban dan plasenta sudah keluar. Perdarahan dan rasa nyeri
kemudian akan berhenti, serviks menutup dan uterus mengalamiinvolusi.
(1) Tidakperluevaluasilagi.
(4) Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg per hariselama 2
minggu. Jika anemia berat berikan transfuse darah.
5. Abortus habitualis
Abortus habitualis adalah abortus spontan yang terjadi 3 kali atau lebih berturut-turut.Etiologi
abortus habitualis pada dasarnya sama dengan penyebab abortus spontan. Selain itu telah
ditemukan sebab imunologik yaitu kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocytetrophoblast
cross reactive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah atau tidak ada akan mengalami abortus.
(1) Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa disertai mulas.
(3) Timbul mulas yang selanjutnya diikuti dengan melakukan pemeriksaan vaginal tiap minggu.
(4) Penderita sering mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan banyak lender dari vagina
b. Penanganannya terdiriatas :
(5)Terapi dengan hormone progesteron, vitamin, hormontiroid, dan lainnya mungkin hanya
mempunyai pengaruh psikologis.
6. Missed abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan di dalam rahim selama 2 bulan atau lebih,maka
keadaan itu disebut missed abortion. Sekitar kematian janin kadang-kadang ada perdarahan per
vaginam sedikit hingga menimbulkan gambaran abortus imminens. Kalau tidak terjadi abortus
dengan pitocininfusini,sekurang kurangnya terjadi pembukaan yang memudahkan curettage.
Dilatasi dapat juga dihasilkan dengan pemasangan laminariastift.
(1) Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorbsi air ketuban dan macera sijanin.
(3) Gejala-gejala lain yang penting tidak ada, hanya ammenorhoe berlangsung terus.Biasanya
keaddanini berakhir dengan abortus yang spontan selambat-lambatnya 6minggu setelah janin
mati. Kalau janin mati pada kehamilan yang masih muda sekali,maka janin lebih cepat
dikeluarkan. Sebalikya kalau kehamilan lebih lanjut reten sijanin lebih lama. Sebagai batas
maksimal reten si janin diambil 2 bulan, kalau dalam2 bulan belum lahir disebut missed abortion
(abortus tertunda)
(4) Tes kehamilan menjadi negatif, serta denyut jantung janin menghilang.
(5) Dengan ultrasonografi (USG) dapat ditentukan segera apakah janin sudah mati dan besarnya
sesuai dengan usia kehamilan.
(6) Perlu diketahui pula bahwa missed abortion kadang-kadang disertai gangguan pembekuan
darah karena hipofibrinogenemia, sehingga pemerikaan kearah ini perludilakukan.
C. Penatalaksanaan :
Setelah diagnosis missed abortion dibuat, timbul pertanyaan apakah hasil konsepsi perlu segera
dikeluarkan. Tindakan pengeluaran itu tergantung dari berbagai faktor,sepertia pakah kadar
fibrinogen dalam darah suda trmulai turun. Hipofibrinogenemia dapat terjadi apabila janin yang
mati lebih dari I bulan tidak dikeluarkan. Selain itu faktor mental penderita perlu diperhatikan
karena tidak jarang wanita yang bersangkutan merasa gelisah, mengetahui ia mengandung janin
yang telah mati, dan ingin supaya janin secepatnya dikeluarkan
Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septic
adalah abortus infeksiosa berat disertai penyebaran kuman atau toksin ke dalam peredaran darah
atau peritoneum.
Penyulit serius pada abortus umumnya terjadi akibat abortus kriminalis. Perdarahan hebat,
sepsis, syok bakterial, dan gagal ginjal akut pernah terjadi pada abortus legal tetapi dengan
frekuensi yang jauh lebih kecil. Hasil biasanya adalah metritis, tetapi dapat juga terjadi
parametritis, peritonitis,endokarditis, dan septikemia. Dari 300 abortus septik di Parkland
Hospital, bahkan darah posotif pada seperempatnya. Hampir dua pertiga adalah bacteria anaerob
sedangkan koliform juga sering dijumpai. Organisme lain yang dilaporkan menjadi penyebab
abortus septic antara lain adalah haemophilus influenzae, campylobacter jejuni, dan
streptokokusgrup
A. Terapi infeksi antara lain adalah evakuasi segera produk konsepsi disertai anti mikroba
spektrumluassecaraintravena. Apabila timbul sepsis dan syok, perlu di berikan terapi suportif.
Abortusseptik juga pernah dilaporkan menyebabkan koagulopati intravascular diseminata.
(1) Abortus yang disertai dengan gejala dan tanda infeks ialat genitalia, seperti panas,takikardi,
perdarahan pervaginam yang berbau, uterus yang membesar, lembek serta nyeritekan, dan
adanya leukositosis.
(2) Apabila terdapat sepsis, penderita tampak sakit berat, kadang-kadang menggigil.
(4) Untuk mengetahui kuman penyebab perludilakukan pembiakan darah dan getah pada serviks
uteri.
80 % dari semua abortus, Yaitu: Abortus provokatus adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20
minggu akibat suatu tindakan. Menghentikan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar tubuh
ibu. Pada umumnya dianggap bayi belum dapat hidup diluar kandungan apabila kehamilan
belum mencapai umur 28 minggu, atau berat badan bayi belum 1000 gram, walaupun terdapat
kasus bahwa bayi dibawah 1000 gram dapat terushidup.
a) Apabila berlanjutnya kehamilan dapat mengancam nyawa ibu atau mengganggu kesehatan
secara serius. Dalam menentukan apakah memang terdapat resiko kesehatan perlu
dipertimbangkan faktor lingkungan pasien.
b) Apabila kehamilan terjadi akibat perkosaan atau incest. Dalam halinipadaevaluasi wanita
yang bersangkutan perlu diterapkan kriteria medis yang sama.
KomplikasiAkibat Abortus
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus darisisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
diberikan transfuse darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak
diberikan pada waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Jika terjadi peristiwaini, penderita perlu diamati denganteliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera
dilakukan laparatomi dan tergantung dariluas dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau
perluhisterektomi.
3. Infeksi
4. Syok
Syok pada abortus dapat terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dank karena infeksi berat
(syo kendoseptik)
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup
diluar kandungan. Sebagai batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin
kurang dari 500 gram. Adapun berbagai macam penenyebab abortus yaitu, kelainan hasil
konsepsi,kelainan plasenta, faktor maternal, kelainan traktus genitalia, trauma, faktor-faktor
hormonal, sebab-sebab psikosomatik, sebab darijanin, dan lain-lain Aborsi secara umum dibagi
atas aborsis pontan&aborsi provokatus(buatan). Aborsiprovokatus (buatan) secara aspek hukum
dapat golongkan menj adi dua, yaitu aborsi provokatusterapetikus (buatan legal)
&aborsiprovokatuskriminalis (buatanilegal). Dalam perundang-undangan Indonesia, pengaturan
tentang aborsi terdapat dalam dua undang-undang yaitu KUHP &UUKesehatan. Dalam KUHP &
UU Kesehatan diatur ancaman hukuman melakukanaborsi (pengguguran kandungan, tidak
disebutkan soal jenis aborsinya), sedangkan aborsi buatan legal (terapetik usataumedisinalis),
diatur dalam UU Kesehatan.Jika seorang wanita yang tengah mengandung mengalami kesulitan
saat melahirkan, ketika janinnya telah berusia enam bulan lebih, lalu wanita tersebut melakukan
operasi sesar. Penghentian kehamilan seperti ini hukumnya boleh,karena operasi tersebut
merupakan proses kelahiran secara tidak alami. Tujuannya untuk menyelamatkan nyawa ibu dan
janinnya sekaligus. Hanya saja, minimal usia kandungannya enam bulan. Aktivitas medisseperti
ini tidak masuk dalam kategori aborsi; lebih tepat disebut proses pengeluaran janin (melahirkan)
yang tidak alami.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer,Arif,dkk. 2000. Kapita selekta kedokteran Edisi ketiga, jilid 1, FKUI. Jakarta: Media
Aesculapius
Morgan, geri & Carole Hamilton. 2009. Obstetri & Ginekologi. Jakarta EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta PT. Bina Pustaka.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : PT. Bina Pustaka.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Gugur_kandungan#Pengatur_ole_pemerintahan_Indonesia)