Anda di halaman 1dari 22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN MATERI
1. PENGERTIAN
a. Menurut Prawirohardjo,2009
Abortus merupakan ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagai batasan
adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram (Prawirohardjo,2009 ).
b. Menurut MANSJOER
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada usia
kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang dari 500
gram (MANSJOER, 2000 ) .
c. Menurut Morgan,2009
Abortus adalah terminasi kehamilan yang tidak diinginkan melalui
metoda obat-obatan atau bedah ( Morgan, 2009 ).
Berakhirnya kehamilan sebelum anak dapat hidup diluar
kandungan disebut Abortus.Anak mungkin dapat hidup diluar
kandungan kalau berat janin telah mencapai 1000 gram atau
kehamila mencapai 28 minggu. Ada juga yang mengambil sebagai
batas untuk abortus adalah berat janin 500 gram -999 gram disebut
juga dengan Immature.
d. Menurut Prawirohardjo,2010
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat
tertentu) pada atau belum usia kehamilan tersebut berusia 22
minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar
kandungan( Prawirohardjo,2010 )

http://repository.unimus.ac.id
7
2. PENYEBAB ABORTUS
a. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi
Biasanya menyebabkan abortus pada kehamilan sebelum
usia 8 minggu. Kelainan hasil konsepsi yang berat dapat
menyebabkan kematian mudigah pada kehamilan muda.Faktor
yang menyebabkan kehamilan ini adalah : kelainan kromosom
terutama trimosoma dan monosoma X.Abnormalitas embrio janin
merupakan penyebab paling sering untuk abortus dan kejadian ini
kerap kali disebabkan oleh cacat kromosom.
Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan
adalah triisomi,poliploidi dan kemungkinan pula kelainan
kromosom seks. Lingkungan sekitar tempat implantasi kurang
sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi
terganggu. Endometrium belum siap untuk menerima implasi hasil
konsepsi. Bisa juga karena gizi ibu kurang karena anemia atau
terlalu pendek jarak kehamilan.
Pengaruh teratogen akibat radiasi,virus dan obat-
obatan.tembakau dan alkohol.Radiasi,virus,obat-obatan dan
sebaginya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun
lingkungan hidupnya dalam uterus.Pengaruh ini umumnya
dinamakan tetarogen. Zat tetarogen yang lain misalnya
tembakau,alkohol,kofein dll. Kelainan pada plasenta misalnya
endarteritis vili korialis karena hipertensi menahun.Infeksi pada
plasenrta dengan berbagai sebab sehingga plasenta tidak dapat
berfungsi. Gangguan pembuluh darah plasenta diantaranya pada
diabetes militus. Hypertensi menyebabkan gangguan peredaran
darah plasenta sehingga dapat menimbulkan keguguran.Faktor
maternal seperti pneumonia,thypus,anemia berat,keracunan dan
toksoplasmosis.

http://repository.unimus.ac.id
8
Penyakit-penyakit maternal dan penggunaan obat : penyakit
menyangkut infeksi virus akut,panas tinggi dan inokulasi misalnya
pada vaksinasi terhadap penyakit cacar,nefritis kronis dan gagal
jantung dapat mengakibatkan anoksia janin. Kelainan pada
metabolisme asam folat yang diperlukan untuk perkembangan
janinakan mengakibatkan kematian janin.
Obat-obatan tertentu khususnya preparat sitotoksis akan
mengganggu proses normal pembelahan sel yang cepat.
Prostaglandin akan menyebabkan abortus yang merangsang
kontraks iuterus. Penyakit infeksi dapat menyebabkan abortu yaitu
pneumonia, thypusabdominalis ,pielonefritis, malaria dan
lainnya.Toksin,bakteri,virus atau plasmodium dapat melalui
plasenta masuk ke janin sehingga menyebabkan kematian janin
kemudian terjadi abortus.
Kelainan endokrin misalnya diabetes militus berkaitan
dengan derajat kontrol metabolik pada trimester pertama selain itu
juga hipotiroidism dapat meningkatkan resiko terjadinya abortus
dimana autoantibodi tiroid menyebabkan peningkatan insidensi
abortus walaupun tidak terjadi hipotiroidism yang nyata.Kelainan
traktus genetalia seperti inkompetensi serviks (untuk abortus pada
trimester kedua),retroversi uteri,mioma uteri dan kelainan bawaan
uteri.
Abnormalitas uterus yang ,mengakibatkan kelainan kavum
uteri atau halangan terhadap pertumbuhan dan pembesaran uterus
misalnya fibroid,malformasi kongenital,prolapsus atau retroversio
uteri.Kerusakan pada serviks akibat robekan yang dalam pada saat
melahirkan atau akibat tindakan pembedahan ( dilatasi/amputasi )
Rahim merupakan tempat tumbuh kembangnya janin dijumpai
keadaan abnormal dalam bentuk mioma uteri,uterus arkatus,uterus

http://repository.unimus.ac.id
9
sepsus,retrofleksi uteri,serviks incompeten,bekas operasi pada
serviks( konisasi,amputasi serviks ),robekan serviks postpartum.
b. Trauma
Tapi biasanya jika terjadi langsung pada cavum uteri, hubungan
seksual khususnya kalau terjadi orgasme,dapat menyebabkan
abortus pada wanita dengan riwayat keguguran yang berkali-kali.
c. Faktor-faktor hormonal
Misalnya penurunan sekresi progesteron diperkirakan sebagai
penyebab terjadinya abortus pada usia kehamilan 10-12 minggu
yaitu pada saat plasenta mengambil alih fungsi korpus luteum
dalam produksi hormon.
d. Sebab-sebab psikosomatik
Stres dan emosi yang tidak diketahui dapat mempengaruhi fungsi
uterus lewat hipotalamus-hipofise.
e. Penyebab dari segi maternal
1) Penyebab secara umum
a) Infeksi
Virus misalnya cacar,rubella,hepatitis,.
Infeksi bakteri misalnya streptokokus.
Parasit misalnya malaria.
b) Infeksi kronis
Sifilis biasanyua menyebabkan abortus pada trimester
kedua.
Tuberculosis paru aktif
Keracunan misalnya keracunan tembaga,timah,air raksa dll.
c) Penyakit kronis
Misalnyahypertensi,nephritis,diabetes,anemiaberat,penyakit
jantung,toxemia gravidarum
d) Gangguan fisiologis
Misalnya syock,ketakutan dll

http://repository.unimus.ac.id
10
e) Trauma fisik
2) Penyebab yang bersifat lokal
a) Fibroid,inkompetensia serviks
b) Radangpelvis kronis,endometritis
c) Retroversia kronis
d) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus
3) Penyebab dari segi janin
a) Kematian janin akibat kelainan bawaan
b) Mola hidatidosa
c) Penyakit plasenta dan desidua misalnya inflamasi dan
degenerasi
d) Pemeriksaan USG janin dan histopatologis selanjutnya
menunjukan bahwa pada 70% kasus ovum yang telah
dibuahi gagal untuk berkembang atau terjadi malformasi
pada tubuh janin
e) Pada 40% kasus diketahui bahwa latar belakang kejadian
abortus adalah kelainan chromosomal
f) Pada 20% kasus terbukti adanya kegagalan trofoblast untuk
melakukanimplantasi dengan adekuat
3. PATOFISIOLOGIS
Pada awal abortus terjadi perdarahan desiduabasalis,diikuti dengan
nekrosis jaringan sekitar yang menyebabkan hasil konsepsi terlepas
dan dianggap benda asing dalam uterus. Kemudian uterus berkontraksi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut. Pada kehamilan kurang dari
minggu,vili korialis belum menembus desiduasecara dalam jadi hasil
konsepsi dapat dikeluarkan seluruhnya. Pada kehamilan 8-14 minggu
penembusan sudah lebih dalamhingga plasenta tidak dilepaskan
sempurna dan menimbulkan banyak perdarahan.

http://repository.unimus.ac.id
11
Pada kehamilan lebih dari 14 minggu janin dikeluarkan terlebih dahulu
daripada plasenta,hasil konsepsi keluar dalam bentuk seperti kantong
kosong amnion atau benda kecil yang tidak jelas bentuknya (blightes
ovum),janin lahir mati,janin masih hidup,mola kruenta,fetus
kompresus,maserasi atau fetus papiraseus.

4. MACAM-MACAMABORTUS
a. Abortus Imminens-threatened abortion (keguguran yang
mengancam)
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu dimana hasil konsepsi masih dalam uterus
dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Tanda-tanda abortus imminens
1) Perdarahan flek-flek (bisa sampai beberapa hari)
2) Rasa sakit seperti saat menstruasi bisa ada atau tidak
3) Serviks dan OUE masih tertutup
4) PP test (+)

b. Abortus Insipiens-inevitable abortion (keguguran sedang


berlangsung)
Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat
tetapi hasil konsepsi msh dalam uterus
Tanda-tanda abortus insipiens :
1) Perdarahan banyak kadang-kadang keluar gumpalan darah
2) Nyeri hebat disertai kontraksi rahim
3) Serviks atau OUE terbuka dan atau ketuban telah pecah
4) PP test dapat positif atau negatif

http://repository.unimus.ac.id
12
c. Abortus Incompletus ( keguguran tidak lengkap )
Pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu
denganmasih ada sisa tertinggal dalam uterus. Abortus
inkompli berkaitan dengan retensi sebagian produk
pembuahan( hampir selalu plasenta ) yang tidak begitu mudah
lepas pada kehamilan dini seperti halnya pada kehamilan
aterm.
Tanda-tanda abortus Incomplit :
1) Umur kehamilan biasanya diatas 12 minngu atau bisa
kurang
2) Perdarahan sedikit kemudian banyak disertai keluarnya
hasil konsepsi,tidak jarang pasien datang dalam keadaan
syock
3) Serviks terbuka 1-2 jari sering teraba sisa jaringan
4) PP tes positif atau negatif
5) Anemia

d. Abortus Komplit ( keguguran lengkap )


Pada abortus jenis ini hasil konsepsi telah keluar semua dari
cavum uteri. Perdarahan segera berkurang setelah isi rahim
dikeluarkan dan selambat-lambatnya dalam 10 hari perdarahan
berhenti sama sekali karena dalam masa ini luka rahim telah
sembuh dan epitelisasi telah selesai. Semua hasil konsepsi
sudah dikeluarkan semua.
Tanda-tanda abortus komplit:
1) Perdarahan yang sedikit
2) Ostium uteri telah menutup
3) Uterus telah mengecil

http://repository.unimus.ac.id
13
e. Abortus Habitualis
Adalah abortus spontan yang terjadi 3x atau lebih berturut-
turut.
Etiologi abortus habitualis pada dasarnya sama dengan abortus
spontan. Selain itu telah ditemukan sebab imunologik yaitu
kegagalan reaksi terhadap antigen lymphocyte tropoblast cross
reaktive (TLX). Pasien dengan reaksi lemah atau tidak ada
akan mengalami keguguran.
Tanda-tanda abortus habitualis
1) Kehamilan triwulan kedua terjadi pembukaan serviks tanpa
disertai mules
2) Ketuban menonjol dan suatu saat akan pecah
3) Timbul mulas yang selanjutnya akan diikuti dengan
melakukan pemeriksaan vaginal tiap minggu
4) Penderita akan mengeluh bahwa ia telah mengeluarkan
banyak lendir dari vagina
5) Diluar kehamilan penentuan serviks inkompeten dilakukan
dengan histerosalpingografi yaitu ostium internum uteri
melebar lebih dari 8mm.

f. Missed Abortion
Kalau janin muda yang telah mati tertahan didalam rahim
selama 2 bulan atau lebih. Sekitar kematian janin kadang-
kadang ada perdarahan pervaginam sedikit hingga
menimbulkan gambaran abortus imminens
Tanda-tanda missed abortion :
1) Rahim tidak membesar malahan mengecil karena aborsi air
ketuban dan macerasi janin
2) Buah dada mengecil kembali

http://repository.unimus.ac.id
14
3) Gejala-gejala yang penting tidak ada hanya ammenorhoe
berlangsung terus
4) Tes kehamilan menjadi negatif serta denyut jantung janin
menghilang
5) Dengan USG bisa ditentukan apakah janin sudah mati dan
besarnya sesuai umur kehamilan
6) Perlu diketahui bahwa missed abortion kadang disertai
dengan gangguan pembekuan darah karena
hipofibrinogenemia,sehingga pemeriksaan kearah ini perlu
dilakukan.
7) Biasany keadaan ini berakhir dengan abortus spontan
selambat-lambat 6 minggu setelah janin

g. Abortus infeksiosa-abortus septik


Abortus infeksiosa Adalah abortus yang disertai infeksi pada
genetalia.
Abortus septik adalah abortus infeksiosa berat disertai
penyebaran kuman atau toksin kedalam peredaran darah atau
peritoneum.
Tanda-tanda abortus infeksiosa :
1) Abortus yang disertai dengan gejala dan tanda infeksi
genetalia seperti panas,takikardi,perdarahan pervaginam
yang berbau,uterus yang membesar,lembek serta nyeri
tekan dan adanya leukositosis
2) Apabila terdapat sepsis penderita tampak sakit berat
kadang-kadang menggigil
3) Demam tinggi dan tekanan darah menurun
4) Untuk mengetahui kuman penyebab perlu dilakukan
pembiakan darah dan getah pada serviks uteri.

http://repository.unimus.ac.id
15

h. Abortus Provokatus ( abortus yang sengaja dibuat )


Adalah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu akibat
suatu tindakan

5. ABORTUS KOMPLETUS
Abortus Kompletus merupakan abortus yang tidak dapat dihindari.
Abortus Kompletus ( keguguran lengkap ) adalah abortus yang hasil
konsepsi ( desidua dan fetus ) keluar seluruhnya sebelum usia
kehamilan 20 minggu.
a. Tanda-tanda Abortus Kompletus :
1) Perdarahan pervaginam
2) Adanya kontraksi uterus
3) Ostium serviks sudah menutup
4) Adanya pengeluaran jaringan
5) Tidak ada sisa jaringan dalam uterus
6) Uterus telah mengecil
b. Penegakan Diagnosa
Abortus Kompletus ditegakan bila jaringan yang keluar juga
diperiksa kelengkapannya. Untuk memastikan rahim bersih
atau belum dilakukan USG oleh dokter spesialis Obstetri dan
Gynekologi.
c. Penanganan Abortus Kompletus
1) Tidak perlu penanganan khusus apabila rahim telah bersih
2) Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak yang
bisa mengkibatkan anemia berat dan perlu pananganan
dengan tranfusi
Apabila terdapat anemia sedang berikan tablet sulfas
ferrosus 60mg perhari selama 2 minggu. Anjurkan ibu

http://repository.unimus.ac.id
16
untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung
protein,vitamin dan mineral
3) Apabila kondisi ibu baik cukup berikan tablet
methylergometrin 3x1 tablet/ hari untuk 3-5 hari,asam
mefenamat 3x500mg/hari,tablet Fe
4) 1x60mg/hari selama 2 minggu,amoxillin 3x500mg/hari
selama 3 hari untuk mencegah terjadinya infeksi.
5) Pastikan tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan
meliputi KU,tanda-tanda vital dan pengeluaran pervaginam
6) Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut
dirumah
7) Anjurkan ibu untuk diet tinggi protein,vitamin dan mineral
8) Anjurkan ibu untuk kontrol setelah obat habis atau jika ada
keluhan

6. KOMPLIKASI AKIBAT ABORTUS


Komplikasi yang bebahaya akibat abortus adalah
perdarahan,perforasi,infeksi dan syok.
a. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uteri dari sisa-
sisa hasil konsepsi dan bila perlu diberikan tranfusi darah.
Kematian karenaperdarahan dapat trerjadi apabila pertolongan
tidak diberikan pada waktunya.
b. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada
uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peritiwa ini
penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya
perlu segera dilakukan laparotomi dan tergantung dari luas dan
bentuk perforasi,penjahitan luka perforasi atau perlu
histererktomi

http://repository.unimus.ac.id
17
c. Infeksi
Sejumlah penyalit kronik diperkirakan dapat menyebabkan
abortus, brucella abortus dan campylobacter fetus merupakan
kausa abortus. Pada sapi yang telah lama dieknal,tetapi
keduanya bukan kausa signifikan pada manusia, bukti bahwa
toxoplasmagondii menyebabkanabortus pada manusia kurang
mayakinkan. Tidak terdapat bukti bahwa listeria
monocytogenes atau chlamydia trachomatis menyebabkan
abortus pada manuasia. Herpes simplek dilaporkan berkaitan
dengan peningkatan insidensi abortus setelah terjadi infeksi
genital pada awal kehamilan. Abortus spontan secara
independen berkaitan dengan antibodi virus imunodefisiensi
manusia (HIV-1) dalam darah ibu dan kolonisasi vagina pada
ibu oleh streptokokus grup B
d. Syock
Syock pada abortus dapat terjadi karena perdarahan ( syock
haermorragie) dan karen infeksi berat ( syock endoseptik )

B. KONSEP ASUHAN KEBIDANAN


1. Pengertian
Manajemen Kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan
berdasarkan teori yang ilmiah,penemuan-penemuan,ketrampilan dalam
rangkaian tahapan untuk mengambil keputusan yg berfokus pada klien
( Varney,1997 ).
2. Proses manajemen menurut Helen Varney.
a. Langkah I : Pengumpulan Data
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk
mengevaluasi keadaan klien

http://repository.unimus.ac.id
18
1). Data Subyektif
Biodata
Nama : Nama klien dan suami agar tidak keliru bila
ada kesamaan nama dengan klien lain ( Christina
I,1984 : 84 )
Umur : Dalam kurun waktu reproduksi sehat,dikenal
bahwa usia aman untuk hamil dan persalinan
adalah20-30 tahun. Usia < 20 tahun dan > 35 tahun
merupakan usia yang beresiko ( Sarwono,1999 )
Pendidikan : Makin rendah pendidikan ibu,kematian
bayi makin tinggi sehingga perlu diberi penyuluhan
( Depkes RI,1993 : 30 )
Pekerjaan : Pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk
mengetahui taraf hidup dan sosial ekonominya agar
nasehat kita sesuai ( Sulaiman S,1982 : 153 )
Perkawinan : Berapa kali kawin dan berapa lamanya
untuk membantu menentukan bagaimana keadaan
alat kelamin ibu. Bila orang hamil sudah lama
kawin,nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
dipertimbangkan dalam pimpinan persalinan atau
anak mahal ( Sulaiman S,1983 : 155 )
Alamat : Untuk mengetahui ibu tinggal
dimana,menjaga kemungkinan bila ada ibu yang
namanya sama ( Christina I,1984 : 84 )

2). Keluhan Utama

a). Nyeri perut bagian bawah

b). Perdarahan

http://repository.unimus.ac.id
19

3). Riwayat Kebidanan

a). Haid
Menarche pada umur pubertas 12-16 tahun,sela,a
haid siklus teratur21-35 hari,dengan pengeluaran
darah 50-70cc,ibu tidak mengalami gangguan
hadiatau nyeri ( Sarwono,1999 103-104 )
b). Riwayat Kehamilan dahulu
ANC minimal 4 kali,imunisasi 2 kali pada umur
kehamilan 4-7 bulan,tenggang waktu pemberian 4
minggu,mendapat obat Feminimal 90 tablet dan
vitamin b complek serta yodium. Ibumendapat
penyuluhan perawatan payudara dan senam
hamil,nutrisi.
c). Riwayat Persalinan dahulu
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti
perdarahan,sectio caesaria,solusio plasenta,plasenta
previa yang kemungkinan dapat terjadi atau timbul
pada persalinan yang akan datang
d). Riwayat Nifas dahulu
Adanya penyakit nifas yang lalu ( perdarahan,febris
) kemungkinan terjadi penyulit.
4). Riwayat Kesehatan Ibu
Ibu dengan riwayat hypertensi perlu ditentukan pimpinan
persalinan dan kemungkinan bisa menyebabkan transient
hipertention.

a). Ibu hamil dengan TBC aktif kemungkinan bisa menular


pada bayi.

http://repository.unimus.ac.id
20

b). Ibu riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap


persalinan,kemungkinan terjadi inertia uteri,atonia
uteri,distosia bahu karena anak besarsedangkan akibatnya
bayi cacat bawaan,janin besar atau IUFD
c). Bila ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi
tertular melalui ASI
5. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular ( TBC
atau hepatitis ) maka kemungkinan besar tertular. Bila dalam
keluarga ada riwayat kembarmaka kemungkinan menurun
( Sarwono P,1999 : 104 ).
a. Riwayat psiko,sosial,budaya dan spiritual
1). Riwayat psikososial
Mengkaji apakah ibu merasa cemas atau takut dengan
penyakitsekarang
2). Riwayat budaya
Mengetahui adat apa yang dianut ibu untuk mengurangi
rasa sakit
3). Riwayat spiritual
Mengetahui apakah ibu dengan sabar,tabah dan
menyerahkan segalanya pada Tuhan.
b. Pola kebiasaan sehari-hari
1). Nutrisi
Pada umumnya pola makan juga bisa menunjang
terjadinya abortus,misalnya makanan yang mengandung
alkohol ( nanas,durian,anggur,tape dll )

http://repository.unimus.ac.id
21
2). Aktifitas
Aktifitas yang berat atau yang dapat mengganggu
kesehatan ibu sebaiknya dikurangi agar
prosespenyembuhan lancar
3). Istirahat
Istirahat yang cukup dapat membantu ibu memulihkan
kondisinya. Jumlah istirahat yang baik adalah 8 jam
perhari
4). Personal hygiene
Kebersihan badan khususnya alat kelamin harus
diperhatikan agar kuman-kuman tidak masuk dalam
vagina dan menambah parahnya penyakit ibu.

5). Eliminasi

Biasanya ibu sering BAK dan BAB,biasanya 1 hari


sekali

6). Sexual
Sebaiknya ibu menghindari hubungan sexual dulu
karena akan menimbulkan perdarahan.

b. Data obyektif

1). Pemeriksaan Umum

Keadaan Umum baik

Kesadaran : Composmentis

Tanda-tanda vital :

Suhu : Normalnya 36-37 derajat celcius

Nadi : Normalnya < 100 x/ menit

http://repository.unimus.ac.id
22

Pernapasan: Normalnya 18-24x/menit

Tensi : Normalnya < 130/90 mmHg

2). Pemeriksaan Fisik

a). Inspeksi

Muka : Pucat atau tidak,oedema atau tidak

Mata : Konjungtiva pucat atau tidak,sklera ikterus


atau tidak

Mulut : Bibir pucat atau tidak,ada stomatitis apa


tidak

Leher : Kelenjar thyroid membesar atau


tidak,kelenjar lymfe membesar atau tidak

Ketiak : Pembesaran kelenjar lymfe atau tidak

Payudara : Jaringan parut ada atau


tidak,membesar atau tidak

Lipatan paha : Pembesaran kelenjar lymfe ada


atau tidak,hernia inguinalis ada atau tidak

Vulva : Perdarahan pervaginam ada atau


tidak,oedema atau tidak

Ektremitas : Varises atau tidak,oedema apa


tidak

b). Perkusi

Perut : Kembung atau tidak

http://repository.unimus.ac.id
23

Kaki : Reflek patella positif atau negatif

c). Palpasi

Perut : Tinggi fundus uteri,nyeri tekan atau


tidak

d). Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan Dalam :

Untuk mengetahui apakah ada


pembukaanServik,serta kelinan-kelainan yang dapat
diketahui

Laboratorium :

Mengetahui bagaimana kadar haemoglobin ibu


(normal 10-14gr% )

c. Langkah II : Identifikasi Diagnosa atau Masalah


Pada langkah ini bidan mengidentifikasi diagnosa atau
masalah
Diagnosa : G...P... dengan abortus Kompletus
Data subyektif : Ibu mengatakan sedang hamil....bulan
Ibu mengatakan mengeluarkan gumpalan darah
sejak kapan
Ibu mengatakan perutnya terasa nyeri

Data Obyektif : Keadaan umum baik

Kesadaran

Tanda-tanda vital

Palpasi

http://repository.unimus.ac.id
24

Pemeriksaan Khusus

d. Langkah III : Identifikasi diagnosa atau masalah potensial


Pada langkah ini,bidan mengidentifikasi diagnosa atau
masalah potensial adalah :
1). Potensial terjadiya anemia akibat perdarahan

2). Potensial terjadinya infeksi

3). Potensial terjadinya shock haemorhagik


( Rustam Mochtar,1984 : 214 )
e. Langkah IV : Identifikasi kebutuhan segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik untuk
melakukan konsultasi dengan dokter atau tenaga kesehatan
lain berdasarkan kondisi pasien.
f. Langkah V : Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Diagnosa :G...P... dengan Abortus Kompletus

Tujuan : Ibu melakukan anjuran petugas,perdarahan


berhenti

Kriteria : Keadaan umum baik,perdarahan berhenti


Intervensi : Lakukan tindakan atau pendekatan terapeutik

Dengan pendekatan terapeutik akan terjalin hubungan yang


baik dan rasa percaya antara petugas dengan klien

Jelaskan pada ibu tentang keadaan saat ini

Dengan penjelasan ibu mengerti tentang keadaan saat ini

Lakukan infromed consent

Sebagai tanggung gugat antara petugas dengan klien

http://repository.unimus.ac.id
25

Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi dan


tindakan

g. Langkah VI : Implementasi

Pelaksanaan rencana Asuhan menyeluruh seperti pada


langkah kelima. Langkah ini bisa dilakukan oleh bidan atau
sebagian lagioleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya

h. Langkah VII : Evaluasi


Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan
tersebut efektif. Bila efektif pendokumentasian asuhan
diterapkan dalam bentuk SOAP

D. TEORI KEWENANGAN BIDAN

Bidan adalah salah satu tenaga kesehatan pemberi pelayanan kepada


masyarakat dan harus memberi pelayanan yang terbaik demi mendukung program
pemerintah untuk pembangunan dalam negara salah satunya adalah aspek
kesehatan. Maka diperlukan adanya Peraturan ataupun Undang-Undang kesehatan
yang memuat Registrasi dan Praktik Bidan seperti yang diatur dalam
PERMENKES RI NO 28/2017.

Berdasarkan kasus Abortus Kompletus,Kewenangan Bidan pada Permenkes RI


No.20 tahun 2017 adalah :

1. Pasal 18
Dalam penyelenggaraan praktik Kebidanan Bidan memiliki
kewenangan untuk memberikan :

a. Pelayanan kesehatan Ibu

b. Pelayanan kesehatan Anak

http://repository.unimus.ac.id
26

c. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2. Pasal 19

a. Pelayanan kesehatan ibu yang dimaksudkan pasal 18 a diberikan


pada masa sebelum hamil,masa hamil,masa nifas,masa menyusui dan
masa antara dua kehamilan

b. Pelayanan kewenangan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


meliputi

1). Pelayanan konseling pada masa pra hamil

2). Pelayanan ante natal pada kehamilan normal

3). Pelayanan persalinan normal

4). Pelayanan ibu nifas normal

5). Pelayanan ibu menyusui

6). Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

1) Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada


ayat (2)berwenang untuk :
a. Episiotomi
b. Pertolongan persalinan normal
c. Penjahitan luka jalan lahir derajat 1dan 2
d. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan rujukan
e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil
f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas
g. Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi asi
eskslusif
h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan post
partum

http://repository.unimus.ac.id
27
i. Penyuluhan dan konseling
j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil
k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

http://repository.unimus.ac.id

Anda mungkin juga menyukai