Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Definisi aborsi menurut WHO adalah pengeluaran embrio atau


janin yang berat badannya 500 gram atau kurang, yang setara dengan usia
kehamilan sekitar 22 minggu. Dalam praktik, aborsi lebih sering
dideskripsikan sebagai keguguran (abortus) untuk menghindari terjadinya
distress, karena beberapa wanita menghubungkan istilah aborsi dengan
terminasi kehamilan yang disengaja. Masalah awal kehamilan (abortus).
(Chris Brooker, 2008).
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh karena akibat-
akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu
atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan.
(Saifuddin AB, dalam Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, 2006).
Jadi, istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil
konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Berdasarkan
variasi berbagai batasan yang ada tentang usia/berat lajir janin viabel
(yang mampu hidup diluar kandungan), akhirnya ditentukan suatu batasan

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |1
abortus sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai 500 gram
atau usia kehamilan 20 minggu (terakhir, WHO/FIGO 1998: 22 minggu).

B. Etiologi
Sebab-sebab abortus tersebut antara lain:
1. Etiologi dari keadaan patologis
Abortus spontan terjadi dengan sendiri atau yang disebut dengan
keguguran.Prosentase abortus ini 20% dari semuajenis abortus. Sebab-
sebab abortus spontan yaitu :
a. Faktor Janin
Perkembangan zigot abnormal. Kondisi ini menyebabkan
kelainan pertumbuhan yang sedemikian rupa sehingga janin tidak
mungkin hidup terus. Abortus spontan yang disebabkan oleh
karena kelainan dari ovum berkurang kemungkinannya kalau
kehamilan sudah lebih dari satu bulan, artinya makin muda
kehamilan saat terjadinya abortus makin besar kemungkinan
disebabkan oleh kelainan ovum. Beberapa sebab abortus adalah :
1) Kelainan kromosom
Pada umumnya kelainan kromosom yang terbanyak
mempengaruhi terjadinya aborsi adalah Trisomi dan
Monosomi X. Trisomi autosom terjadi pada abortus trisemester
pertama yang disebabkan oleh nondisjuntion atau inversi
kromosom. Sedangkan pada monosomi X (45, X) merupakan
kelainan kromosom tersering dan memungkinkan lahirnya bayi
perempuan hidup (sindrom Turner).
2) Mutasi atau faktor poligenik
Dari kelainan janin ini dapat dibedakan dua jenis aborsi,
yaitu aborsi aneuploid dan aborsi euploid. Aborsi aneuploid
terjadi karena adanya kelainan kromosom baik kelainan
struktural kromosom atau pun komposisi kromosom.
Sedangkan pada abortus euploid, pada umumnyanya tidak

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |2
diketahuai penyebabnya. Namun faktor pendukung aborsi
mungkin disebabkan oleh : kelainan genetik, faktor ibu, dan
beberapa faktor ayah serta kondisi lingkungan.
(Williams,2006)
b. Faktor ibu
Berbagai penyakit ibu dapat menimbulkan abortus misalnya :
1) Infeksi yang terdiri dari :
a) Infeksi akut
Virus, misalnyacacar, rubella, dan hepatitis.Infeksibakteri,
misalnya streptokokus.Parasit, misalnya malaria.
b) Infeksi kronis
Sifilis, biasanya menyebabkan abortus pada trimester
kedua.Tuberkulosis paru aktif.
2) Keracunan, misalnya keracunan tembaga, timah, air raksa,dll
3) Penyakit kronis, misalnya :
a. hipertensi jarang menyebabkan abortus di bawah
80minggu
b. Nephritis
c. Diabetesangkaabortus dan
malformasicongenitalmeningkat pada wanitadengan
diabetes. Resikoiniberkaitandenganderajat control
metabolic pada trisemesterpertama.
d. Anemia berat
e. Penyakit jantung
f. Toxemia gravidarum yang berat dapat menyebabkan
gangguan sirkulasi pada plasenta
4) Trauma, misalnya laparatomi atau kecelakaan dapat
menimbulkan abortus
5) Kelainan alat kandungan hipolansia, tumor uterus, serviks yang
pendek, retro flexio utero incarcereta, kelainan endometriala,
selama ini dapat menimbulkan abortus.

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |3
6) Hubungan seksual yang berlebihan sewaktu hamil, sehingga
menyebabkan hiperemia dan abortus
7) Uterus terlalu cepat meregang (kehamilan ganda,mola)
c.     Pemakainan obat dan faktor lingkungan
1) Tembakau
Merokok dapat meningkatkan resiko abortus euploid.
Wanita yang merokok lebih dari 14 batang per hari memiliki
resiko 2 kali lipat dobandingkan wanita yang tidak merokok.
2) Alkohol
Abortus spontan dapat terjadi akibat sering mengkonsumsi
alkohol selama 8 minggu pertama kehamilan.
3) Kafein
Konsumsi kopi dalam jumlah lebih daari empat cangkir per
hari tampak sedikit meningkatkan abortus spontan
4) Radiasi
5) Kontrasepsi
Alat kontrasepsi dalam rahim berkaitan dengan peningkatan
insiden abortus septik setelah kegagalan kontasepsi.
6)  Toxin lingkungan
Pada sebagian besar kasus, tidak banyak informasi yang
menunjukkan bahan tertentu di lingkungan sebagai penyebab.
Namun terdapat buktibahwa arsen, timbal, formaldehida,
benzena dan etilen oksida dapat menyebabkan abortus (barlow,
1982)
2. Etiologi non-patologis misalnya : aborsi karena permintaan wanita
yang bersangkutan

C. Manifestasi Klinis
Diduga abortus apabila seorang wanita dalam masa reproduksi
mengeluh tentang perdarahan per vaginam setelah mengalami haid yang

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |4
terlambat juga sering terdapat rasa mulas dan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah. Secara umum terdiri dari:
a. Terlambat haid atau amenhore kurang dari 20 minggu.
b. Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum tampak lemah atau kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal
atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.
c. Perdarahan per vaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil
konsepsi.
d. Rasa mulas atau kram perut di daerah simfisis, sering disertai nyeri
pinggang akibat kontraksi uterus.
Sedangkan secara khusus, tanda dan gejala abortus Inkomplit
adalah:
a. Perdarahan yang banyak atau sedikit serta memanjang, sampai
terjadi keadaan anemis
b. Perdarahan mendadak banyak menimbulkan keadaan gawat.
c. Terjadi infeksi ditandai dengan suhu tinggi.
d. Dapat terjadi degenerasi ganas (kario karsinoma).
e. Serviks masih membuka
f. Kadang-kadang teraba jaringan di dalamnya
Menurut Mansjoer, 2001
a. Terlambat haid atau amenorhe kurang dari 20 minggu
b. Pada pemeriksaan fisik : keadaan umum tampak lemah kesadaran
menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi
normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat
c. Perdarahan pervaginam mungkin disertai dengan keluarnya
jaringan hasil konsepsi
d. Rasa mulas atau kram perut, didaerah atas simfisis, sering nyeri
pingang akibat kontraksi uterus.

D. Klasifikasi
Klasifikasi abortus terbagi atas 2 yaitu :

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |5
1) Abortus spontan :
1. Abortus Imminens (abortus mengancam/threatened abortion)
a. Proses awal dari suatu keguguran ditandai dengan perdarahan
pervagina, sementara ostium uteri eksternum masih tertutup dan
hasil konsepsi/  janin masih baik didalam uterus
b. Pengeluaran hasil konsepsi berupa darah yang disertai mules
atau tanpa mules.
c. Pada abortus imminiens, kehamilan masih dapat di pertahankan.
d. Jika janin masih hidup, umumnya dapat bertahan sampai
kehamilan atern dan lahir normal.
e. Jika terjadi kematian janin, dalam waktu singkat dapat terjadi
abortus spontan.
f. Penentuan kehidupan janin dilakukan ideal dengan
ultrasonografi, dilihat gerakan denyut jantung janin dengan
gerakan janin
g. Jika sara terbatas, pada usia diatas 12-16 minggu denyut jantung
janin dicoba didengarkan dengan alat Doppler atau laennec.
Keadaan janin sebaiknya segera ditentukan, karena
mempengaruhi rencana penatalaksanaan/ tindakan.
2.  Abortus Insipiens (disebut juga sebagai abortus sedang
berlangsung/ inevitable abortion)
a. Proses abortus yang sedang berlangsung dan tindak dapat lagi
dicegah, ditandai dengan terbukanya ostium uteri eksternum,
selain perdarahan.
b. Abortus yang sedang berlasung dan tidak dapat dipertahankan
lagi kehamilannya, yang dapat berkembang menjadi abortun
inkomplit/ komplit.
c. Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana
hasil konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini
menujukan proses abortus sedang berlangsung dan akan
berlanjut menjadi abortus inkomplit/komplit.

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |6
d. Perdarahan pervaginam, dimana dapat timbul rasa nyeri di
daerah perut bawah dan panggul, serviks mulai mebuka dan
hasil konsepsinya menjulur kenanalis serviks.
3.  Abortus Inkomplit
a. Pengeluaran sebagian janin pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
b. Perdarahan pada kehamilan muda dimana sebagian dari hasil
konsepsi telah keluar kavum uteri melai kanalis servikalis
c. Proses abortus dimana sebagian hasil konsepsi telah keluarmelai
jalan lahir
4. Abortus Komplit
a. Prosesus abortus dimana keseluruhan hasil konsepsi telah
keluar melalui jalan lahir.
b. Perdarahan pada kehamilan muda dimana seluruh hasil
kontrasepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri.
5.  Missed Abortions
a. Kehamilan yang tidak normal, janin mati pada usia kurang dari
20 hari yang tidak dapat dihindari.
b. Berakhirnya suatu kehamilan sebelum 20 minggu, namun
keseluruhan hasil konsepsi tersebut bertahan dalam uterus
selama 6 minngu atatu lebih.
c. Adannya retensi yang lama terhadap janin yang telah mati
dalam paruh pertama kehamilan, atau retensi hasil konsepsi
dalam uterus selama 8 minggu atatu lebih, kejadiannya sekitar
2% dari kehamilan
d. Perdarahan pada kehamilan muda disertai dengan retensi hasil
konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih
2) Abortus provokatus :
1. Abortus Infeksius dan Abortus Septik

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |7
a. Abortus infeksius adalah suatu abortus yang telah disertai
komplikasi berupa infeksi, baik yang diperoleh dari luar rumah
sakit maupun yang terjadi setelah tindakan di rumah sakit.
b. Abortus septic adalah suatu komplikasi lebih jauh daripada
abortus infeksius, dimana pasien telah masuk dalam keadaan
sepsis akibat infeksi tersebut. Angka kematian akibat abortus
septic ini cukup tinggi (sekitar 60%).
c. Abortus infeksius adalah adanya abortus yang merupakan
komplikasi dan disertai infeksi genitalia, sering dikaitkan
dengan tindakan abortus tidak aman sehingga dapat
menyebabkan perdarahan hebat.
d. Abortus septic adalah abortus infeksius berat yang disertai
pengeluaran kuman/toksin, septic syok bacterial dan gagal ginjal
akut.
e. Abortus infeksius adalah abortus yang disertai dengan infeksi
genital.
f. Abortus septic adalah keadaan yang lebih parah dari abortus
infeksius karena disertai dengan penyebaran kuman atau
toksinnya kedalam peredaran darah dan peritoneum, sehingga
dijumpai adanya tanda peritornitis umum atau sepsis dan
disertai dengan syok.
2. Abortus Habitualis/Recurent Abortion
a. Abortus yang terjadi tiga kali berturut-turut atau lebih oleh sebab
apapun.
b. Abortus spontan yang terjadi tiga kali atau lebih secara berturut,
penyebab tersering karena factor hormonal. Istilah abortus
habitualis masih digunakan untuk menjelaskan pola abortus yang
terjadi.

E. Patofisiologi

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |8
Pada awal abortus terjadilah perdarahan dalam desidua basalis,
kemudian diikuti oleh nekrosis jaringan di sekitarnya. Hal tersebut
menyebabkan hasil konsepsi terlepas sebagian atau seluruhnya, sehingga
merupakan benda asing dalam uterus. Keadaan ini menyebabkan uterus
berkontraksi untuk mengeluarkan isinya. Pada kehamilan kurang dari
delapan minggu, hasil konsepsi biasanya dikeluarkan seluruhnya karena
villi koriales belum menembus desidua secara mendalam. Pada kehamilan
antara 8-14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam, sehingga
umumnya plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan
banyak perdarahan. Pada kehamilan 14 minggu ke atas

umumnya yang dikeluarkan setelah ketuban pecah ialah janin, disusul


beberapa waktu kemudian plasenta. Perdarahan tidak banyak jika plasenta
segera terlepas dengan lengkap. Peristiwa abortus ini menyerupai
persalinan dalam bentuk miniatur.Hasil konsepsi pada abortus dapat
dikeluarkan dalam berbagai bentuk. Ada kalanya kantong amnion kosong
atau tampak di dalamnya benda kecil tanpa bentuk yang jelas (blighted
ovum), mungkin pula janin telah mati lama (missed abortion)

F. Pathway

faktor janin,faktor ibu

Abortus

Perdarahan dalam desidua basalis

Hasil konsepsi terlepas dari uterus

Uterus berkontraksi kurang pengetahuan ANSIETAS

DEFISIENSI
PENGETAHUAN
AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |9
Hasil konsepsi Hasil konsepsi keluar
keluar sempurna dengan sempurna

RESIKO
Perdarahan INFEKSI

G. Komplikasi
Komplikasi yang serius kebanyakan terjadi pada pasien abortus yang
tidak aman (unsafe abortion) walaupun kadang-kadang dijumpai juga pada
abortus spontan.Komplikasi dapat berupa perdarahan, kegagalan ginjal,
infeksi, syok akibat perdarahan dan infeksi sepsis.
1. Perdarahan
Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa
hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah.Kematian karena
perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada
waktunya.
2. Perforasi
Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus
dalam posisi hiperretrofleksi.Jika terjadi peristiwa ini penderita perlu
diamati dengan teliti jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan
laparatomi, dan tergantung dari luas dan bentuk perforasi, penjahitan
luka perforasi atau perlu histerektomi.Perforasi uterus pada abortus
yang dikerjakan oleh seorang awam menimbulkan persoalan gawat
karena diperlukan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi pada
kandungan kemih atau usus.Dengan adanya dugaan atau kepastian
terjadi perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |10
luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan
seperelunya guna mengatasi komplikasi.
3. Infeksi
Infeksi dalam uterus dan adneksa dapat terjadi dalam setiap abortus
tetapi biasanya didapatkan pada abortus inkomplet yang berkaitan erat
dengan suatu abortus yang tidak aman (unsafe abortus).
4. Syok
Syok pada abortus bias terjadi karena peradangan (syok
hemoragik) dan karena infeksi berat (syok endoseptik).

H. Pemeriksaan penunjang
1. Tes kehamilan : pemeriksaan HCG, positif bila janin masih hidup,
bahkan 2-3 minggu setelah abortus.
2. Pemeriksaan doppler atau USG : untuk menentukan apakah janin
masih hidup.
3. Histerosalfingografi, untuk mengetahui ada tidaknya mioma uterus
submukosa dan anomaly kongenital.
4. BMR dan kadar urium darah diukur untuk mengetahui apakah ada
atau tidak gangguan glandula thyroidea.
5.  Pemeriksaan kadar hemoglobin cenderung menurun akibat
perdarahan.

I. Penatalaksanaan
Teknik aborsi dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Teknik bedah
a. Kuretose / dilatasi
Kurotase ( kerokan ) adalah cara menimbulkan hasil konsepsi
memakai alat kuretase (sendok kerokan) sebelum melakukan
kuratase, penolong harus melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukan letak uterus, keadaan serviks. Mengan isi uterus dengan

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |11
mengerok isinya disebut kuretase tajam sedangang mengosongkan
uterus dengan vakum disebut kuretase isap .
b. Aspirasi haid
Aspirasi rongga endometrium menggunakan sebuah kanula karman 5
atau 6 mm fleksibel dan tabung suntik, dalam 1 sampai 3 minggu
setelah keterlambatan haid disebut juga induksi haid, haid instan dan
mini abortus.
c. Laporotomi
Pada beberapa kasus, histerotomi atau histerektomi abdomen untuk
abortus lebih disukai daripada kuretase atau induksi medis. Apabila
ada penyakit yang cukup significanpada uterus, histerektomi
mungkin merupakan terpa ideal.
2. Teknik medis
a.  Oksitosin
b.   Prostaglandin
c.    Urea hiperosomik
d.    Larutan hiperostomik intraamnion

J. AsuhanKeperawatanSecaraUmum
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan
data dan menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan
kebutuhan perawatan bagi klien.
Data Subjektif
1.     Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi;
nama, umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status
perkawinan, perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
2.     Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan
pasienakan datang dengan keluhan utama perdarahan pervagina
disertai dengan keluarnya bekuan darah atau jaringan, rasa nyeri
atau kram pada perut. Pasien juga mungkin mengeluhkan terasa ada

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |12
tekanan pada punggung, mengatakan bahwa hasil test kencing
positif hamil, merasa lelah dan lemas serta mengeluh sedih karena
kehilangan kehamilannya.
3.    Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien
pergi ke Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan
pervaginam di luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari
usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
4.    Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah
dialami oleh klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di
mana tindakan tersebut berlangsung.
5.    Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang
pernah dialami oleh klien misalnya DM, jantung, hipertensi ,
masalah ginekologi/urinary, penyakit endokrin, dan penyakit-
penyakit lainnya.
6.    Riwayat kesehatan keluarga: Yang dapat dikaji melalui
genogramdan dari genogram tersebut dapat diidentifikasi mengenai
penyakit turunan dan penyakit menular yang terdapat dalam
keluarga.
7.    Riwayat kesehatan reproduksi: Kaji tentang mennorhoe, siklus
menstruasi, lamanya, banyaknya, sifat darah, bau, warna dan
adanya dismenorhoe serta kaji kapan menopause terjadi, gejala
serta keluahan yang menyertainya
8.    Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas: Kaji bagaimana keadaan
anak klien mulai dari dalam kandungan hingga saat ini, bagaimana
keadaan kesehatan anaknya.
9.    Riwayat seksual: Kaji mengenai aktivitas seksual klien, jenis
kontrasepsi yang digunakan serta keluahn yang menyertainya.
10. Riwayat pemakaian obat: Kaji riwayat pemakaian obat-
obatankontrasepsi oral, obat digitalis dan jenis obat lainnya.

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |13
11. Pola aktivitas sehari-hari: Kaji mengenai nutrisi, cairan dan
elektrolit, eliminasi (BAB dan BAK), istirahat tidur, hygiene,
ketergantungan, baik sebelum dan saat sakit.
12.  Data psikososial
- Kaji orang terdekat dengan klien, bagaimana pola komunikasi
dalam keluarga, hal yang menjadi beban pikiran klien dan
mekanisme koping yang digunakan.
- Status sosio-ekonomi : Kaji masalah finansial klien
13. Data spiritual: Kaji tentang keyakinan klien terhadap Tuhan YME,
dan kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan
14. Pemeriksaan Fisik
a) Inspeksi adalah proses observasi yang sistematis yang tidak
hanya terbatas pada penglihatan tetapi juga meliputi indera
pendengaran dan penghidung. Hal yang di inspeksi antara lain :
- Mengobservasi kulit terhadap warna, perubahan warna,
laserasi, lesi terhadap drainase, pola pernafasan terhadap
kedalaman dan kesimetrisan, bahasa tubuh, pergerakan dan
postur, penggunaan ekstremitas
- Inspeksi Vulva: perdarahan pervaginam ada atau tidak
jaringan hasil konsepsi, tercium bau busuk dari vulva
b) Palpasi adalah menyentuh atau menekan permukaan luar
tubuhdengan jari.
- Sentuhan: merasakan suatu pembengkakan, mencatat suhu,
derajat kelembaban dan tekstur kulit atau menentukan
kekuatan kontraksi uterus. Suhu badan normal atau
meningkat
- Tekanan: menentukan karakter nadi, mengevaluasi edema,
memperhatikan posisi janin atau mencubit kulit untuk
mengamati turgor. Denyut nadi normal atau cepat dan kecil
- Pemeriksaan dalam: menentukan tegangan/tonus otot atau
respon nyeri yang abnormal

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |14
c) Perkusi adalah melakukan ketukan langsung atau tidak langsung
pada permukaan tubuh tertentu untuk memastikan informasi
tentang organ atau jaringan yang ada dibawahnya.
- Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi
yang menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau
konsolidasi.
- Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada
tidaknya refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks
kulit perut apakah ada kontraksi dinding perut atau tidak
d)  Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan
bantuanstetoskop dengan menggambarkan dan
menginterpretasikan bunyi yang terdengar. Mendengar:
mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada
untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau
denyut jantung janin. Tekanan darah normal atau menurun
(Johnson & Taylor, 2005 : 39)

2. DiagnosaKeperawatan
a. Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
b. Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
c. Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
d. Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan
pasien mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan
pada punggung, pasien tampak meringis
e. Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan
granulosit, perdarahan, kondisi vulva lembab
f. Cemas b.d kurang pengetahuan
g. Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan
pasien mengeluh sedih kehilangan kehamilannya.

3. RencanaKeperawatan

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |15
No Diagnosa Tujuan dan KH INTERVENSI RASIONAL
1. 1.    Devisit Tujuan: setelah a.  Kaji kondisia.    Pengeluaran cairan
Volume diberikan asuhan status pervaginal sebagai
Cairan b.d keperawatan … hemodinamika akibat abortus
perdarahan x… jam tidakb. Ukur pengeluaran memiliki karekteristik
terjadi devisit harian bervariasi
volume cairan,c.  Berikan sejumlahb.   Jumlah cairan
seimbang antara cairan pengganti ditentukan dari jumlah
intake dan output harian kebutuhan harian
baik jumlah d. Evaluasi status ditambah dengan
maupun kualitas. hemodinamika jumlah cairan yang
Kreteria hasil: hilang pervaginal
-       Turgor kulit c.    Tranfusi mungkin
elastis dan diperlukan pada
lembab kondisi perdarahan
-       Mukosa mulut massif
lembab d.   Penilaian dapat
-       Nadi 75- dilakukan secara
80x/mnt harian melalui
-       RR 18-20x/mnt pemeriksaan fisik
2. Risiko Tujuan: setelah a.      Observasi a.      dengan
syok diberikan asuhan Keadaan Umum mengobservasi KU
hemoragik keperawatan pasien pasien dapat di ketahui
berhubung selama ...x.... jam
b.      Observasi tanda apakah pasien jatuh
an dengan diharapkan syok tanda vital kedalam keadaan syok
perdarahan tidak terjadi.
c.       Observasi atau tidak
pervagina Kriteria evaluasi: kesadaran pasien b.      penurunan tekanan
m -       Kesadaran d.      Observasi tanda- darah atau denyut nadi
pasien CM tanda perdarahan, yang tidak normal
-       Tanda vital jumlah, warna, mengindikasikan
normal adanya adanya tanda syok

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |16
-       Syncope tidak stolsel/gumpalan c.       dengan
terjadi e.       Kolaborasi: mengobservasi
-       Perdarahan -Kolaborasi dalam kesadaran pasien dapat
tidak terjadi pemberian cairan diketahui apakah
fisiologis pasien mengalami
-Kolaborasi dalam syncope atau tidak
pemberian d.      dengan
mengobservasi tanda-
tanda perdarahan
dapat dilakukan
penanganan segera
apabila perdarahan
terjadi sehingga
terhindar dari syok
e.       kolaborasi:
          cairan fisiologis
berfungsi untuk
resusitasi guna
mencegah kehilangan
cairan lebih banyak
lagi
transfuse
          untuk mengganti
kehilangan darah yang
berlebihan akibat
perdarahan
pervaginam
3. Gangguan Tujuan: setelah a.     Kaji tingkat
a.       Mungkin klien tidak
Aktivitas diberikan asuhan kemampuan klien mengalami perubahan
b.d keperawatan untuk beraktivitas berarti, tetapi
kelemahan selama ...x....b.    Kaji pengaruh perdarahan masif perlu

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |17
, jam kllien dapat aktivitas terhadap diwaspadai untuk
penurunan melakukan kondisi menccegah kondisi
sirkulasi aktivitas tanpa uterus/kandung klien lebih buruk
adanya c.     Bantu klien
b.      Aktivitas
komplikasi untuk memenuhi merangsang
kebutuhan peningkatan
aktivitas sehari- vaskularisasi dan
hari pulsasi organ
d.    Bantu klien untuk reproduksi
melakukan c.       Mengistiratkan
tindakan sesuai klilen secara optimal
dengan d.      Mengoptimalkan
kemampuan/kondi kondisi klien, pada
si klien abortus imminens,
e.     Evaluasi  istirahat mutlak sangat
perkembangan   diperlukan
kemampuan klien
e.       Menilai kondisi
melakukan umum klien
aktivitas

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |18
4. Nyeri Tujuan; setelah a.       Kaji tingkat
a.      Tingkat nyeri pasien
berhubung diberikan asuhan nyeri pasien dapat dikaji
an dengan keperawatan b.      Observasi tanda menggunakan skala
kontraksi selama ....x.. jam vital.      nyeri ataupun
uterus diharapkan nyeri
c.       Terangkan nyeri deskripsi
ditandai berkurang atau yang diderita klien
b.      tekanan darah
dengan terkontrol dan penyebabnya terutama akan
pasien Kriteria d.      Ajarkan metode meningkat bila pasien
mengeluh evaluasi : distraksi merasa nyeri
nyeri pada          Pasien e.       Kolaborasi c.       Meningkatkan
perut, melaporkan nyeri dalam pemberian koping klien dalam
terasa berkuran analgetik melakukan guidance
kram,           Pasien tampak mengatasi nyeri
terasa ada rileks d.      Menggalihkan
tekanan           Tanda vital perhatian pasien
pada normal terhadap nyeri
punggung, e.       analgetik
pasien mengurangi nyeri dan
tampak membantu pasien
meringis. merasa rileks
5. Risiko Tujuan: setelah a.      Kaji kondisi a.  Perubahan yang
infeksi diberikan asuhan keluaran/dischart terjadi pada dishart
berhubung keperawatan yang keluar ; dikaji setiap saat
an dengan selama ....x... jam jumlah, warna, dan dischart keluar.
penurunan diharapkan tidak bau Adanya warna yang
hemoglobi terjadi infeksi
b.      Terangkan pada lebih gelap disertai
n dan selama perawatan klien pentingnya bau tidak enak
granulosit, perdarahan. Krite perawatan vulva mungkin merupakan
perdarahan ria hasil: selama masa tanda infeksi
, kondisi          Suhu 37-38 C perdarahan b. Infeksi dapat timbul
vulva           Tidak tampak
c.      Lakukan akibat kurangnya

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |19
lembab tanda-tanda pemeriksaan kebersihan genital
infeksi biakan pada yang lebih luar
dischart c.  Berbagai kuman
d.     Lakukan dapat teridentifikasi
perawatan vulva melalui dischart
e.      Terangkan pada d. Inkubasi kuman pada
klien cara  area genital yang
mengidentifikasi relatif cepat dapat
tanda inveksi menyebabkan infeksi.
f.       Anjurkan pada e.  Berbagai manivestasi
suami untuk   tidak klinik dapat menjadi
melakukan tanda nonspesifik
hubungan infeksi; demam dan
senggama se;ama peningkatan rasa nyeri
masa perdarahan mungkin merupakan
gejala infeksi
f.  Pengertian pada
keluarga sangat
penting artinya untuk
kebaikan ibu;
senggama dalam
kondisi perdarahan
dapat memperburuk
kondisi system
reproduksi ibu dan
sekaligus
meningkatkan resiko
infeksi pada pasangan.
7. Cemas s.d Tujuan: setelah a.       Kaji tingkata.    Ketidaktahuan dapat
kurang diberikan asuhan pengetahuan/perse menjadi dasar
pengetahu keperawatan psi  klien dan peningkatan rasa

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |20
an selama ....x...jam keluarga terhadap cemas
diharapkantidak penyakit b.    Kecemasan yang
terjadi b.      Kaji derajat tinggi dapat
kecemasan, kecemasan yang menyebabkan
pengetahuan klien dialami klien penurunan penialaian
dan keluarga
c.       Bantu klien objektif klien tentang
terhadap penyakit mengidentifikasi penyakit
meningkat penyebab c.    Pelibatan klien secara
kecemasan      aktif dalam tindakan
d.      Asistensi klien keperawatan
menentukan tujuan merupakan support
perawatan bersama yang mungkin berguna
e.       Terangkan hal- bagi klien dan
hal seputar aborsi  meningkatkan
yang perlu kesadaran diri klien
diketahui olehd.   Peningkatan nilai
klien dan keluarga objektif terhadap
masalah berkontibusi
menurunkan
kecemasan
e.    Konseling bagi klien
sangat diperlukan bagi
klien untuk
meningkatkan
pengetahuan dan
membangun support
system keluarga;
untuk mengurangi
kecemasan klien dan
keluarga

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |21
DAFTAR PUSTAKA

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |22
repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/40045/4/Chapter%20II.pdf.
Diaksespadatanggal 15 Mei 2018

www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/article/download/6354/5220. Diaksespadatanggal
15 Mei 2018

repository.ump.ac.id/1443/3/PUTRI%20NIDA%20HANA%20BAB%20II.pdf.
Diaksespadatanggal 15 Mei 2018

PEDOMAN ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS

GANGGUAN REPRODUKSI

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |23
Tanggal Pengkajian : 14 Mei 2018

Jam : 11.00 WIB

A. BIODATA
Klien PenanggungJawabKlien
Nama : Ny. S (47 thn) Tn. M

Agama : Islam Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan :Petani/ibu rumah tangga

Status Pernikahan :Sudah Menikah Sudah Menikah

Alamat : sukuh, sleman Dukuh, sleman

Diagnosa Medis : Abortus Inkomplit

B. STATUS KESEHATAN SAAT INI

1. Alasan kunjungan / keluhan utama saat ini :Pasien dibawa ke IGD RSU
sleman pada tanggal 13 Mei 2018 dengan keluhan keluar darah dari jalan
lahir, kemudian dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien dan didapat KU:
baik , compos mentis Nadi: 80 ×/menit, RR: 22×/menit, TD: 110/70
mmHg, Suhu: 36,5°C, darah yang keluarberwarnamerahkehitaman. Dan
didapat diagnose sementara yaitu Abortus Inkomplit setelah itu pasien di
pindahkan keruang Alamanda 1
2. Faktor Pencetus : Abortus inkomplit disebabkan oleh ketidaktahuan
pasien tentang kehamilan yang dialami dan pasien tetap melakukan

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |24
pekerjaan berat sehingga timbulnya kelelahan dan menyebabkan
perdarahan
3. Lamanya Keluhan : Pasien mengatakan bahwa masih keluar darah dari
jalan lahir namun sudah berkurang
4. Timbulnya Keluhan : Jarang
5. Faktor yang memperberat : Pasien merasa tidak nyaman karena
keluarnya flek dari jalan lahir
6. Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya :
Sendiri : Pasien mengatakan bahwa untuk mengatasi keluhannya pasien
dibawa keluarga pergi ke rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan.

Oleh Orang Lain : Keluarga mengatakan bahwa pasien segera dibawa ke


rumah sakit ketika mengalami perdarahan

7. Diagnosa Medik : Abortus inkomplit

C. RIWAYAT KELUARGA
Genogram

D. RIWAYAT MASA LALU


1. Penyakit yang pernah dialami

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |25
Kanak-kanak :Pasien mengatakan bahwa ia tidak memiliki riwayat

penyakit apapun saat kecil

Kecelakaan : Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah mengalami

kecelakaan

Pernah dirawat : Pasien mengatakan bahwa sebelumnya pernah dirawat

di Rumah Sakit dengan masalah yang sama

(perdarahan)

Operasi : Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dilakukan

tindakan operasi

2. Alergi
Pasien mengatakan tidak mempunyai alergi terhadap makanan, minuman
atau obat-obatan

Tipe : Tidak ada

Reaksi : Tidak ada

Tindakan : Tidak ada

3. Imunisasi
Ibu pasien mengatakan bahwa Ny. S sudah diimunisasi lengkap pada
waktu kecil

Tipe : BCG, Campak, Polio, Hepatitis B, DPT

Reaksi : Masuk

Tindakan : Tidak ada

4. Kebiasaan
Pasien mengatakan tidak mempunyai kebiasaan seperti merokok, minum
kopi, konsumsi obat-obatan ataupun konsumsi alkohol

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |26
5. Obat-obatan
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan, kecuali obat yang diresepkan
oleh dokter saat pasien diperiksa

E. PEMERIKSAAN FISIK DAN KELUHAN FISIK YANG DIALAMI


1. Kesadaran umum : Baik
2. Kesadaran : Compos mentis
3. Vital Sign
S: 36,9°C

N: 103 x/menit

T: 130/90 mmHg

P: 20 x/menit

4. Kepala
Bentuk: Simetris, rambut berminyak dan agak kotor, berwarna hitam,
dantidak ada lesi maupun benjolan

5. Mata
Ukuran pupil : Isokor
Akomodasi : Baik
Bentuk : Bulat
Konjungtiva : Pucat
Fungsi Penglihatan : Pasien mengatakan fungsi penglihatannya sudah
agak kabur, namun tidak menggunakan alat bantu
Dua bentuk : Normal/simetris
Tanda-tanda radang : Tidak ada kemerahan pada mata, tidak ada tanda
tanda konjungtivitis
Pemeriksaan mata :Pasien mengatakan tidak pernah melakukan
pemeriksaan mata terakhirkarena merasa tidak
ada gangguan pada mata

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |27
Operasi : Pasien mengatakan tidak pernah melakukan
operasi pada kedua matanya
Kacamata : Pasien tidak menggunakan kacamata
Lensa kontak : Pasien tidak menggunakan lensa kontak

6. Hidung
Reaksi alergi : Pasien mengatakan dirinya tidak memiliki

alergi pada apapun

Cara mengatasinya : Tidak ada

Pernah mengalami flu : Pasien mengatakan pernah mengalami flu

Bagaimana frekuensinya : Pasien mengatakan dalam setahun

mengalami flu sampai 2x dalam setahun

Sinus : Fungsi penghirup pasien masih normal,

tidak terdapat polip, tidak ada tanda tanda

peradangan

Perdarahan : Tidak ada perdarahan pada sinus

7. Mulut dan tenggorokan


Gigi geligi :Gigi tampak bersih dan masih terlihat utuh

Kesulitan/gangguan bicara :Pasien mengatakan tidak mengalami

kesulitan dan gangguan dalam bicara

Kesulitan menelan :Pasien mengatakan tidak ada kesulitan

dalam menelan tetapi untuk makan selalu

mual. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid

Pemeriksaan gigi terakhir :Pasien mengatakan tidak pernah

melakukan pemeriksaan gigi karena tidak

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |28
ada gangguan pada giginya

8. Pernafasan
Suara paru : Vesikuler

Pola nafas : Baik dan teratur

Batuk : Pasien tidak mengalami batuk

Sputum : Tidak memiliki sputum

Nyeri : Tidak ada keluhan nyeri pada saat bernafas

Kemampuan melakukan

aktivitas : Untuk aktivitas ambulasi dibantu, namun

makan dan BAB pasien dapat melakukan

secara mandiri

Batuk darah : Pasien tidak pernah mengalami batuk darah

Rontgen foto terakhir : Tidak ada

Hasil : Tidak ada

9. Sirkulasi
Nadi perifer : Pasien tidak mengalami sianosis
Capillary refilling : Kembalidalam 1 detik

Distensi vena jugularis : Tidak terdapat bendungan vena

jugularis

Suara jantung : Normal

Suara tambahan : Tidak ada bunyi tambahan

Irama jantung (monitor) : Regular

Nyeri : Tidak ada nyeri yang dirasakan pasien

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |29
Edema : Tidak ada edema

Palpitasi : Tidak ada

Perubahan warna : Kulit pasien tidak terlihat pucat

(kulit, kuku, bibir, dll)

Keadaan ekstremitas : Pasien tidak mengalami edema pada

ekstremitas, kekuatan otot dalam rentang

normal. Pasien terpasang infus di tangan


sebelah kiri.

10. Nutrisi
Berat badan : 75 Kg

Tinggi badan : 157 Cm

Status gizi : Tidak ada masalah

Jenis diit : Nasi, sayur, laukpauk

Nafsu makan : Nafsu makan baik

Rasa mual : Tidak ada

Muntah : Tidak ada

Intake cairan : Setelah dilakukan kuretase, pasien hanya minum ± 3-4

gelas / hari

11. Eliminasi
a. BAB
Pola rutin : Pasien mengatakan BAB 1x sehari

Penggunaan pencahar : Pasien tidak menggunakan obat pencahar

Colostomi/Illeostomi : Pasien tidak pernah dilakukan colostomi

Konstipasi/Obstipasi : Pasien tidak mengalami konstipasi

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |30
Diare : Pasien tidak mengalami diare

b. BAK
Pola rutin : Pasien BAK 4-5 x sehari

Inkotinensia : Pasien tidak mengalami inkontinensia urin

Infeksi : Pasien mengatakan tidak merasa nyeri

pada saat BAK, pasien mengatakan

membersihkan daerah kewanitaan hanya

saat mandi yaitu 1 kali sehari

Hematuri : Pasien tidak mengalami hematuri

Kateter : Pasien tidak terpasang kateter

Urin output : 1000 cc

12. Reproduksi
Status GestasiG3 P1 A1
No Gg. Proses Lama Tempat Masalah Masalah Keadaan
Anak Kehamilan Persalinan Persalinan Persalinan/ Persalinan Bayi Anak saat
ini
Penolong
1. Abortus

2. Tidak ada Normal 29 jam Bidan Tidak ada Tidak ada Baikdanb
erumur 3
tahun
3. Abortus

Pemeriksaan payudara : Tidak ada benjolan dan pembengkakan pada

payudara pasien, puting pasien tidak inferted

Keluhan payudara : Pasien mengatakan tidak ada keluhan pada

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |31
payudara nya

Pemeriksaan genetalia : Pasien pernah diperiksa genetalianya sebelum

dilakukan kuretase. Distribusi rambut merata, tidak


ada tanda infeksi dari edema, lesi, kemerahan,
tetapi terdapat bercak flek-flek sekitar 1 cm.

Keluhan genetalia : Pasien mengatakan ada keluhan pada organ

Genitalianya yaitu ketidaknyamanan karena ada


flek

Usia menarche : Pasien menstruasi pertama berusia 15 tahun

Siklus menstruasi : Pasien mengalami menstruasi selama 7-15

hari

Karakteristik menstruasi : Pasien menstruasi tidak teratur dan disertai

nyeri

Menopause : Pasien belum mengalami Menopause

Keluhan yang muncul selama ini : Tidak ada

Masalah yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi : Abortus

Sejak kapan : Satu hari sebelum masuk rumah sakit

Sudah dilakukan apa : Kuretase

Pembedahan ginekologi :Ada, karena pasien mengalami abortus

inkomplit

Kapan : 15 Mei 2018, pukul 12.00 WIB

Pengaruh pembedahan terhadap kehidupan seksualitasnya : Pasien mengatakan


kehidupan seksualitas nya baik sajadan tidak ada hambatan terhadap tindakan
kesehatan yang dilakukan padanya

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |32
Pemeriksaan papsmear : Pasien mengatakan tidak pernah melakukan

Pemeriksaan papsmeear

Terakhir : Tidak ada

Hasil : Tidak ada

Keputihan : Tidak ada

Penggunaan kateter : Pasien tidak terpasang kateter

13. Neurosis
Tingkat kesadaran : Compos mentis

GCS : 15 (E : 4, M : 5, V : 6)

Disorientasi : Pasien tidak mengalami disorientasi orang,

waktu dan tempat

Tingkah laku : Pasien bersikap baik dan terlihat kooperatif

dengan perawat

Riwayat epilepsi : Pasien tidak memiliki riwayat penyakit

tersebut/kejang/parkinson

Reflek : Reflek patella positif

Kekuatan : Pasien memiliki kekuatan mengenggam

yang baik

14. Muskuloskeletal
Kekuatan otot : Kekuatan otot pasien masih baik dan tidak

ada keluhan berarti

Pergerakan Ekstermitas : Pergerakan ekstremitas atas dan bawah

masih baik

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |33
Nyeri : Pasien tidak mengalami nyeri pada bagian

ekstremitas

Kekakuan : Pasien tidak mengalami kekakuan

ekstremitas

Pola latihan Gerak : Pasien berjalan masih diabantu oleh

keluarganya

15. Kulit
Warna : Warna kulit kecoklatan

Integritas : Baik

Turgor : Turgor kulit baik

F. KESEHATAN LINGKUNGAN
Kebersihan : Baik

Bahaya : Tidak ada bahaya dengan pasien

Polusi : Tidak ada polusi asap motor dan pembakaran sampah

G. PSIKOSOSIAL
1. Pola pikir dan persepsi
a. Alat bantu yang digunakan
( - ) kacamata

( - ) alat bantu

Pasien tidak menggunakan alat bantu apapun, tetapi jika berjalan


masih dibantu keluarganya

Kesulitan yang dialami

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |34
( - ) sering pusing dan terasa nyeri

( - ) menurunnya sensitivitas terhadap sakit

( - ) menurunnya sensitivitas terhadap panas/dingin

( - ) membaca/menulis

2. Persepsi diri
Pasien mengatakan bahwa saat ini masalah yang dialaminya terjadi
karena ketidaktahuannya tentang kehamilannya dan ia berpikir bahwa
ia segera pulih.
3. Suasana hati
Pasien merasa cemas karena perdarahan yang dialami, dan klien
sedikit menyesal karena tidak mengetahui kalau dia hamil sehingga
terjadi keguguran
4. Hubungan/komunikasi
a. Bicara : Pasien dapat berbicara dengan lancar
b. Bahasa utama : Bahasa Indonesia
( √ ) jelas

( √ ) relevan

( √ ) mampu mengekspresikan

( √ ) mampu mengerti orang lain, yaitu

c. Tempat tinggal
( ) sendiri

( √ ) bersama orang lain, yaitu : Suami dan anaknya

Kehidupan keluarga

-Adat istiadat yang dianut : AdatJawa

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |35
-Pembuatan keputusan dalam keluarga :
Pasienmengatakandiabiasanyaberdiskusidengansuamiuntukmemb
uatkeputusan

-Pola komunikasi : Kliedapatberkomunikasidenganbaik di


sekitarlingkungantempattinggalnya.

-Keuangan

( √ ) memadai

( ) kurang

Kesulitan dalam keluarga

( - ) hubungan dengan orang tua

( - ) hubungan dengan sanak keluarga

( - ) hubungan perkawinan

5. Kebiasaan seksual
a. Gangguan hubungan seksual disebabkan kondisi sebagai berikut :
( ) fertilitas ( ) menstruasi

( ) libido ( ) kehamilan

( ) ereksi ( √ ) alat kontrasepsi

b. Pemahaman terhadap fungsi seksual :


Klienbelummemahamidanmengertitentangfungsiseksual.
c. Masalah kebiasaan seksual yang dialami : Pasien tidak mengalami
gangguan pada kebiasaan seksualnya
6. Pertahanan koping
Pengambilan keputusan

( ) sendiri

( √ ) dibantu orang lain, sebutkan : Dalam mengambil keputusan


biasanya pasien berdiskusi dengan suaminya

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |36
Yang disukai tentang diri sendiri : Pasien mengatakan bahwa ia
menyukai seluruh anggota badannya

Yang ingin diubah dari kehidupan : Pasien ingin mencegah terjadinya


abortus kembali dengan lebih memahami dan mengetahui tanda dan
gejala kehamilan

Yang dilakukan jika stress

( √ ) pemecahan masalah

( ) makan

( ) tidur

( ) makan obat

( ) cari pertolongan

( ) lain-lain (misal: marah, diam, dll) sebutkan

7. Sistem nilai – Kepercayaan


- Siapa atau apa sumber kekuatan :
Keluarga terutama suami pasien dan anaknya
- Apakah Tuhan, agama, kepercayaan penting untuk anda :
Penting, karena pasien dalam melakukan segala aktivitas selalu
berdoa
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang dilakukan (macam dan
frekuensi) sebutkan :
Pasien sering melakukan sholat 5 waktu dirumahnya
- Kegiatan agama atau kepercayaan yang ingin dilakukan selama di
RS, sebutkan :
Pasien tidak menjalankan ibadah selama sakit dan hanya bisa
berdoa diatas tempat tidur

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |37
DATA LABORATORIUM
Nilai
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Keterangan
normal
12 Mei
HEMATOLOGI
2018
DARAH LENGKAP
Hemoglobin 12,6 g/dl 12-16 Normal
Leukosit 15640 H /uL 4800-10800 High
LED . /mm 0-20
Hitung Jenis Sel
Eosinofil % 6,0 H % 1-3 High
Basofil % 0,1 % 0-1 Low
Neutrofil Batang % . % 1-6
Neutrofil Segmen % 59,5 % 50-70 Normal
Limfosit % 29,3 % 20-40 Normal
Monosit % 5,1 % 2-8 Normal
Hematokrit 37,4 % 37-47 Normal
Protein Plasma . g/dl 6-8
Trombosit 303 10^3/uL 150-450 Normal
Eritrosit 4,30 10^6/uL 4,2-5,4 Normal
MCV 86,8 fL 80-100 Normal
MCH 29,3 pg 27-32 Normal
MCHC 33,8 g/dl 32-36 Normal

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |38
RDW 12,2 %
GolonganDarah O
ABO
RHESUS ANTI-D Positif
PT 15,4 H Detik 12-16 Normal
INR 0,93
APTT 33,4 detik 26-42 Normal
KIMIA
GulaDarahSewaktu 115 mg/dl 70-125 Normal
IMUNOSEROLOG
I
HBsAG Non Reaktif Non Reaktif
Anti HCV Non Reaktif Non Reaktif
Anti HIV Non Reaktif
TesKehamilan Positif

TERAPI
Tanggal Jenis Terapi Rute Terapi Dosis Indikasi Terapi
14 Mei Cefadroxil Oral 500 gr/12 Mengobati infeksi pada
2018 jam saluran kemih, saluran
pernafasan, kulit,
kelamin.

Mengatasi nyeri ringan


500 gr/8 pasca operasi
Asam mefenamat Oral
jam

Vit C Oral Mengontrol organ


250 gr/12 tubuh tetap stabil dan
jam daya tahan tubuh yang
baik

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |39
Infus RL IV 500 cc Menambah cairan dan
elektrolit

AsuhanKeperawatanAbortusInkomplit |40

Anda mungkin juga menyukai