FRAKTUR MAXILLAFACIAL
1. Pengertian
patologis
a. Traumatic Fracture
1) Perkelahian
2) Kecelakaan
3) Tembakan
b. Pathologic Fracture
Fraktur yang disebabkan oleh keadaan patologis dimana tulang
dalam keadaan sakit, tulang tipis atau lemah, sehingga bila ada
a) Kista
mudah patah
a) Osteomalacia
b) Osteoporosis
3. Patofisiologi
besar atau lebih kecil dari 50 kali gaya gravitasi. Ini berdampak
fraktur yang terisolasi atau dapat disertai dengan fraktur dinding medial.
oleh trauma langsung.
nasofrontal.
Patah tulang lengkung zygomatic: Sebuah pukulan langsung ke
jahitan zygomaticotemporal.
dengan bentuk U-rahang dan leher condylar lemah. Fraktur sering terjadi
Patah tulang alveolar: Ini dapat terjadi dalam isolasi dari kekuatan
rendah energi langsung atau dapat hasil dari perpanjangan garis fraktur
mengakibatkan cedera pada wajah atas, midface, dan wajah yang lebih
rendah
4. Klasifikasi Fraktur
a. Single Fracture
b. Multiple Fracture
Terdapat dua atau lebih garis fraktur yang tidak berhubungan satu
sama lain.
Bilateral = jika satu garis fraktur pada satu sisi dan garis fraktur lain
c. Communited Fracture
anterior maxilla
d. Complicated Fracture
e. Complete Fracture
Tulang patah semua secara lengkap menjadi dua bagian atau lebih
f. Incomplete Fracture
Tulang tidak patah sama sekali, tetapi hanya retak juga penyatuan
g. Depressed Fracture
Bagian tulang yang fraktur masuk ke dalam satu rongga. Sering pada
Dimana fraktur yang satu didorong masuk kef ragmen tulang lain.
Gejala Klinik :
Extra Oral :
a) Luka pada bibir atas yang dalam dan luas. Luka laserasi
b) Bibir bengkak
Intra Oral :
disertai perdarahan
alveolusnya
d) Fraktur corona gigi dengan atau tanpa terbukanya kamar
pulpa
2) Le Fort I
Pada fraktur ini, garis fraktur berada diantara dasar dari sinus
Gejala Klinik :
Extra Oral :
Intra Oral :
3) Le Fort II
terkena juga
Gejala Klinik :
Extra Oral :
hidung
Intra Oral :
depan
mengunyah
c) Palatum mole sering jatuh ke belakang sehingga dorsum
4) Le Fort III
Gejala Klinik :
Extra Oral :
dan telinga
darah
Intra Oral :
berat
6. Manifestasi Klinis
a. Nyeri pembengkakan
d. Deformitas
e. Kelainan gerak
7. Pemeriksaan Diagnostik
lunak
c. Arteriogram : Dilakukan bila kerusakan vascular dicurigai
klien ginjal
8. Penatalaksanaan Medik
Wire
9. Komplikasi
Komplikasi terbagi dua pada saat kecelakaan atau luka dan setelah
terjadi syok dan tekanan pada saraf, ligament, tendon, otot, pembuluh
Fraktur Pembedahan
Nyeri Akut
B. KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang
meliputi adanya nyeri perut, rasa pedih di ulu hati, mual kadang-kadang
rasa panas di dada dan perut, regurgitasi (keluar cairan dari lambung
diperut bagian atas yang dapat pula disertai dengan keluhan lain,
dan beberapa keluhan lainnya (Warpadji Sarwono, et all, 1996, hal. 26).
DX TUJUAN DAN
NO INTERVENSI (NIC)
KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Nyeri akut Tujuan : a. Kaji tingkat nyeri,
beratnya (skala 0 –
a. Terjadinya
10)
penurunan atau
b. Berikan istirahat
hilangnya rasa
dengan posisi
nyeri, dengan
semifowler
kriteria klien
c. Anjurkan klien
melaporkan
untuk menghindari
terjadinya
makanan yang dapat
penurunan atau
meningkatkan kerja
hilangnya ras nyeri.
asam lambung
d. Anjurkan klien
Kriteria hasil :
untuk tetap
a. Mampu mengontrol mengatur waktu
nyeri. makannya
b. Melaporkan bahwa e. Observasi TTV tiap
nyeri berkurang. 24 jam
c. Mampu mengenali f. Diskusikan dan
skala nyeri. ajarkan teknik
relaksasi
Kolaborasi dengan
pemberian obat analgesik
2 Harga Diri Rendah NOC NIC
a) Body Image, Self Esteem
Definisi : disiturbed Enhancement
Perkembangan b) Coping, ineffective a) Tunjukan rasa
persepsi negative c) Personal identity, percaya diri terhadap
tentang harga diri disturbed kemampuan pasien
sebagai respons d) Health behavior, untuk mengatasi
terhadap situasi risk situasi
saat ini (sebutkan) e) Self esteem b) Dorong pasien
situasional, low mengidentifikasi
kekuatan dirinya
Kriteria Hasil : c) Ajarkan keterampilan
a) Adaptasi terhadap perilaku yang positif
ketunadayaan melalui bermain
fisik : respon peran, model peran,
adaptif klien diskusi
terhadap tantangan d) Dukung peningkatan
fungsional penting tanggung jawab diri,
akibat jika diperlukan
ketunadayaan fisik e) Buat statement positif
b) Resolusi berduka : terhadap pasien
penyesuaian f) Monitor frekuensi
dengan kehilangan komunikasi verbal
aktual atau pasien yang negative
kehilangan yang g) Dukung pasien untuk
akan terjadi menerima tantangan
c) Penyesuaian baru
psikososial : h) Kaji alasan-alasan
perubahan hidup : untuk mengkritik atau
respon psikososial menyalahkan diri
adaptiv individu sendiri
terhadap i) Kolaborasi dengan
perubahan sumber-sumber lain
bermakna dalam (petugas dinas social,
hidup perawat spesialis
d) Menunjukkan klinis, dan layanan
Penilaian pribadi keagamaan)
tentang harga diri j) Counseling
e) Mengungkapkan k) Menggunakan proses
penerimaan diri pertolongan
f) Komunikasi interakftif yang
terbuka berfokus pada
g) Mengatakan kebutuhan, masalah,
optimisme tentang atau perasaan pasien
masa depan dan orang terdekat
h) Menggunakan untuk meningkatkan
strategi koping atau mendukung
efektif koping pemecahan
masalah
3 Gangguan Citra NOC NIC
Body image
Tubuh a. Body image
enhancement
b. Self esteem
Definisi : Konfusi Kaji secara verbal dan
Kriteria Hasil :
dalam gambaran non verbal respon klien
a. Body image
mental tentang terhadap tubuhnya
positif
diri-fisik individu Monitor frekuensi
b. Mampu
mengkritik dirinya
mengidentifikasi
Jelaskan tentang
kekuatan
pengobatan, perawatan,
personal
kemajuan dan prognosis
c. Mendiskripsikan
penyakit
secara faktual
Dorong klien
perubahan fungsi
mengungkapkan
tubuh
perasaannya
d. Mempertahankan
Identifikasi arti
interaksi sosial
pengurangan melalui
pemakaian alat bantu
Fasilitasi kontak dengan
individu lain dalam
kelompok kecil
4 Gangguan NOC NIC
Pressure Management
integritas kulit a. Tissue Integrity :
a. Jaga kebersihan
Skin and Mucous kulit agar tetap
Definisi : bersih dan kering
Membranes
b. Monitor kulit akan
Perubahan / b. Hemodyalis adanya kemerahan
gangguan c. Oleskan lotion atau
akses
minyak/baby oil
epidermis dan / pada daerah yang
atau dermis Kriteria Hasil : tertekan
d. Monitor status
a. Integritas kulit
nutrisi pasien
yang baik bisa e. Memandikan pasien
dengan sabun dan
dipertahankan
air hangat
(sensasi, elastisitas, b. Insision site care
a. Membersihkan,
temperatur, hidrasi,
memantau dan
pigmentasi) meningkatkan
proses
b. Tidak ada luka/lesi
penyembuhan pada
pada kulit luka yang ditutup
dengan jahitan, klip
c. Perfusi jaringan
atau straples
baik b. Monitor proses
kesembuhan area
d. Menunjukkan
insisi
pemahaman dalam c. Monitor tanda dan
gejala infeksi pada
proses perbaikan
area insisi
kulit dan d. Bersihkan area
sekitar jahitan atau
mencegah
staples,
terjadinya cedera menggunakan lidi
kapas steril
berulang
e. Gunakan preparat
e. Mampu antiseptic, sesuai
program
melindungi kulit
f. Ganti balutan pada
dan interval waktu yang
sesuai atau biarkan
mempertahankan
luka tetap terbuka
kelembaban kulit (tidak dibalut) sesuai
program
dan perawatan
alami
DAFTAR PUSTAKA
Nurarif, Amin Huda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Sjamsuhidajat R, Jong W. 2008. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi III. Jakarta : EGC
Suardi, NPEP & AA GN Asmara Jaya. 2011. Fraktur pada Tulang Maksila.
Udayana