2 Fraktur Mandibula
2.2.1 Definisi
Menurut Kamus Kedokteran Gigi, fraktur adalah diskontinuitas dari
ataupun keadaan patologis; suatu patahan jaringan keras. Trauma adalah luka
atau cedera pada jaringan. Mandibula adalah rahang bawah. Jadi, fraktur
2.2.2 Etiologi
Mandibula sering terkena cedera karena posisinya yang menonjol.
utama. Penyebab fraktur mandibula dibagi menjadi dua yaitu faktor luar
mandibula yang berasal dari faktor luar yaitu 43% karena kecelakaan
saat olahraga.
Dental implant merupakan perawatan restoratif bagi pasien
baik.
Manson et al mengungkapkan bahwa fraktur mandibula bisa
dan terlibat dalan garis fraktur tak boleh dihilangkan, hanya implant yang
terbanyak yaitu: 29,1% pada kondilus, 24,5% pada angulus, 22% pada
simfisis, 16% pada bodi, 4% pada dentoalveolar, dan 1,3% pada prosessus
fraktur angulus lebih sering terjadi pada dewasa muda karena kondisi
segmen kecil.
4. Greenstick, fraktur yang mnyebabkan rusaknya korteks tulang.
5. Patologik, fraktur yang berasal dari luka ringan akibat luka pada tulang
sebelumnya.
6. Multiple, merupakan varian dari fraktur dimana terdapat dua atau lebih
garis fraktur dalam satu tulang yang tidak berhubungan satu sama lain.
7. Impaksi, fraktur dimana salah satu fragmen benar-benar mendorong
jaringan keras.
Menurut anatomi mandibula:
1. Midline, fraktur diantara incisivus sentral.
2. Parasimfiseal, fraktur yang terjadi di daerah simfisis.
3. Simfisis, fraktur yang berupa garis vertikal di bagian distal caninus
4. Body, daerah distal simfisis hingga regio molar ke tiga
5. Angulus, daerah distal molar ke tiga
6. Ramus
7. Kondilar
8. Prosessus koronoideus
9. Prosessus alveolaris
intermaksillari.
2. Kelas II
Adanya gigi hanya pada salah satu sisi garis fraktur. Biasanya
mandibula.
d. Fraktur pada angulus mandibula di regio molar ketiga.
e. Fraktur pada ramus mandibula antara angulus mandibula dan
sigmoid notch.
f. Fraktur pada prosessus koronoideus.
g. Fraktur pada prosessus kondilaris.
Klasifikasi penting dari fraktur mandibula berkaitan dengan arah
tarikan otot:
1. Vertikal favorable atau unfavorable
2. Horizontal favorable atau unfavorable
*Favorable = tak searah tarikan otot
Unfavorable = searah tarikan otot
terasa berbeda. Perubahan pada oklusi dapat disebabkan oleh fraktur gigi,
trauma pada TMJ dan otot mastikasi. Open bite anterior disebabkan karena
fraktur mandibula.
2. Anesthesia, paresthesia, atau diesthesia pada bibir bawah.
Untuk memeriksa adanya perubahan sensasi pada bibir bawah dan
mulut yang terbatas dan trismus. Contohnya deviasi pada salah satu sisi
pterigoideus lateralis.
Ketidakmampuan mandibula untuk membuka disebabkan karena
gigi.
4. Perubahan pada kontur dan bentuk lengkung mandibula.
Walaupun kontur wajah tertutuoi oleh bengkak, klinisi harus
datar pada bagian lateral wajah mungkin disebabkan oleh fraktur corpus,
mandibula. Jika ada deviasi dari bentuk U yang normal pada kurva
penutupan. Arah dan tipe fraktur dapat dilihat melalui luka. Namun, klinisi
fraktur simfiseal.
6. Kehilangan gigi dan krepitasi saat palpasi.
Pemeriksaan pada gigi dan tulang pendukung dapat membantu
yang kuat dapat menyebabkan fraktur gigi juga pada tulang yang
dengan menggunakan dua tangan dengan ibu jari p[ada gigi dan jari lain
merupakan tanda-tanda sejak jaman Yunani kuno. Jika semua hal tersebut
mandibula.
Pemeriksaan radiologis yang dapat mendiagnosis adanya fraktur
mandibula:
1) Panoramik
2) Lateral oblique
3) Posteroanterior
4) Oklusal
5) Periapikal
6) Proyeksi Towne
7) Foto TMJ
8) CT (Computed Tomography) scan
1. Terapi medis
Pasien dengan fraktur non-displaced atau minimal displaced
fraktur condilar dapat diobati dengan analgesik, diet lunak, dan observasi.
merupakan kontraindikasi.
Teknik dari reduksi secara tertutup dan fiksasi dari fraktur
kawat 24-gauge antara 2 gigi yang stabil, dengan penggunaan kawat yang
loop Ivy, telah berhasil. Arch bar dengan kabel 24 – dan 26-gauge yang
maxillofacial set dapat digunakan sebagai lag screw.) Arch bar dapat
Splints juga telah digunakan pada kasus ini karena memberikan fiksasi
resiko infeksi.
Fraktur yang diobati dengan fiksasi maxillomandibular (MMF)
komplikasi dari gigi yang tetap pada garis fraktur. Hal ini menyimpulkan
pada gigi di extraksi dan gigi di tahan pada garis fraktur. Beberapa literatur
2. Terapi bedah
Gunakan cara paling sederhana yang paling mungkin untuk
bawah dan gigi-gigi rahang atas), sebagai dasar pemikiran dan diagnosis
atas dan bawah dengan kawat (intermaxilari fixation), serta fiksasi dan
screw).
Gambar imobilisasi fraktur mandibula secara interdental :
1) Menggunakan kawat
Kawat dibuat seperti mata, kemudian mata tadi dipasang disekitar
dua buah gigi atau geraham dirahang atas ataupun bawah. Rahang bawah
yang patah difiksasi pada rahang atas melalui mata di kawat atas dan
bawah, Jika perlu ikatan kawat ini dipasang di berbagai tempat untuk
dipasang pada gigi maxilla dan juga pada semua gigi mandibula yang
menyatukan fraktur
4) Fraktur yang hanya ditangani dengan jalan reduksi tertutup
Oleh sebab itu ilmu oklusi merupakan dasar yang penting bagi
jaringan lunak termasuk otot dan pembuluh saraf disekitar rahang dan
wajah.
4. Komplikasi
Komplikasi setelah dilakukannya perbaikan pada fraktur
non-union, hal ini akan memberi keluhan berupa rasa sakit dan tidak
sendi rahang kiri dan kanan. Hal ini tidak hanya berdampak pada sendi
oklusi yang tidak normal. Kondisi inilah yang banyak dikeluhkan oleh
secara adekuat.
Ada beberapa faktor risiko yang secara spesifik berhubungan
fraktur, adanya benda asing, tarikan otot yang tidak menguntungkan pada