Anda di halaman 1dari 20

Pembimbing:

dr. Hendri Sp.B


 Anatomi
 Mandibula memiliki
korpus dan sepasang
ramus.
 Pada ujung dari masing-
masing ramus terdapat
dua buah penonjolan
disebut prosesus
kondiloideus dan
prosesus koronoideus.
Definisi
Fraktur adalah diskontinuitas dari jaringan tulang yang biasanya
disebabkan oleh adanya kecelakaan yang timbul secara langsung.
Fraktur mandibula adalah diskontinuitas tulang mandibula atau rahang
bawah, yang diakibatkan trauma oleh wajah ataupun keadaan patologis,
dapat berakibat fatal bila tidak ditangani dengan benar.
Etiologi
 Fraktur traumatik disebabkan
oleh
 Kecelakaan kendaraan bermotor
(43%)
 Kekerasan atau perkelahian (34%)
 Kecelakaan kerja (7%)
 Terjatuh (7%)
 Kecelakaan berolahraga (4%)
 Kecelakaan lainnya (5%)
 Fraktur patologik
 Fraktur patologik dapat disebabkan
oleh kista, tumor tulang,
osteogenesis imperfekta,
osteomyeleitis, osteoporosis, atropi
atau nekrosis tulang.
Tipe fraktur
 Simple atau fraktur tertutup
 Compound atau fraktur terbuka
 Comminuted
 Greenstick
 Pathologi
 Multiple
 Impacted
 Atrophic
 Indirect
Klasifikasi Fraktur Mandibula

 Prosesus alveolaris
 Midline
 Simphisis
 Parasimphisis
 Body
 Angle
 Ramus
 Prosesus kondilaris
 Prosesus koronoid
 Perubahan Oklusi
 Anesthesia, Paresthesia, atau Diesthesia pada Bibir Bawah.
 Pergerakan Abnormal Mandibula
 Perubahan pada Kontur dan Bentuk Lengkung Mandibula
 Laserasi, Hematoma, dan Ekimosis
 Kehilangan Gigi dan Krepitasi Saat Palpasi
1. Anamnesis
 Kapan terjadi kecelakaan
 Obyek benda yang membentur
 Arah benturan
 Perawatan yang pernah dilakukan
 Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
 Perubahan oklusi
 Perubahan kontour wajah
dan lengkung mandibula
 Laserasi, bleeding,
swelling, dan ekimosis
Palpasi

 Swelling, step deformity,


tenderness.
 Nyeri tekan
 Krepitasi
 Abnormal mandibular
movement
 Paresthesia pada bibir
3.Pemeriksaan Radiologis

i. Skull AP/L
ii.Panoramic Foto
iii.Towne`s foto
iv.Temporo Mandibular Joint (T.M.J) buka –
tutup mulut
v.CT Scan
Prinsip-prinsip perawatan fraktur
1.Reduksi / Reposisi
2.Fiksasi dan Imobilisasi
3.Rehabilitasi
Tujuan utama perawatan fraktur madibula adalah
Restorasi fungsi mandibula, khususnya, sebagai salah satu
bagian dari sistem mastikasi,
Berbicara normal seperti semula
Buka tutup-mulut seperti semula

restorasi oklusi normal pasien


 Konservatif
 Ketika terlihat garis fraktur pada tampilan radiografis tapi
tidak terlihat displacement.
 Kontrol rasa sakit dengan obat analgesik
 Kontrol infeksi untuk mencegah infeksi maka antibiotik
profilaksis perlu diberikan.
 Stabilisasi sementara bagian yang terkena fraktur dengan
perban barrel.
 Diet
 Instruksi untuk menjaga kebersihan rongga mulut
 Instruksi untuk menggerakkan rahangnya dengan pelan
 Aktif
 Reduksi Tertutup
 Reduksi Terbuka
 
• Pada reduksi tertutup perawatan dilakukan tanpa operator/dokter melihat
frakturnya secara langsung/tidak dilakukan pembukaan jaringan.
• Intermaxillary Fixation (IMF)
Yaitu proses fiksasi yang dibantu dengan aplikasi kawat-kawat atau karet
elastik antara rahang atas dan rahang bawah. Metode utama fiksasi ini
adalah wiring, arch bars, dan splints.
 Indikasi
 Fraktur yang tidak menguntungkan pada sudut, bodi atau daerah parasimfisis
mandibula
 Terjadinya kegagalan pada metode tertutup
 Fraktur yang membutuhkan tindakan osteotomi
 Fraktur yang membutuhkan bone graft
 Multiple fraktur
 Interosseous wiring
 Lag screw
 Plating
 Komplikasi yang paling umum terjadi pada fraktur mandibula adalah
infeksi atau osteomyelitis, yang nantinya dapat menyebabkan berbagai
kemungkinan komplikasi lainnya.

Anda mungkin juga menyukai