Anda di halaman 1dari 25

Presentasi Referat

FRAKTUR MANDIBULA
Disusun Oleh:
Ikhman Himawan Sutanto
NPM 112170041

Pembimbing:
dr. H. Edi Riyanto B., Sp.THT-KL

FRAKTUR MANDIBULA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
CIREBON
2016
LATAR BELAKANG
Jumlah penduduk di Indonesia semakin lama semakin bertambah, begitu pula
dengan mobilitas yang dilakukan juga semakin bertambah. Semakin bertambahnya
kendaraan bermotor di Indonesia, semakin bertambah pula resiko kecelakaan lalu
lintas. Dari beberapa penelitian yang dilakukan, cidera yang paling sering terjadi
adalah cidera kepala dan leher. Dari seluruh fraktur di daerah wajah, dua pertiga
yang sering terjadi adalah fraktur mandibula. Hal ini dikarenakan meskipun
mandibula merupakan tulang wajah yang terpadat dan terkuat, bentuk anatomis
dan posisi mandibula yang menonjol mengakibatkan tulang ini sering mengalami
fraktur mandibula.

Fraktur mandibula merupakan fraktur kedua tersering pada kerangka wajah, hal
ini disebabkan kondisi mandibula yang terpisah dari kranium.

Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang mandibula. Hilangnya


kontinuitas pada rahang bawah (mandibula), dapat berakibat fatal bila tidak
ditangani dengan benar.
ANATOMI OS MANDIBULA
Mandibula adalah tulang rahang bawah pada manusia dan berfungsi
sebagai tempat menempelnya gigi geligi
Mandibula berhubungan dengan basis kranii dengan adanya temporo-
mandibular joint dan disangga oleh otot-otot mengunyah
Mandibula terdiri dari korpus berbentuk tapal kuda dan sepasang ramus.
Foramen mental dapat dilihat di bawah gigi premolar kedua. Dari lubang
ini keluar a., v., n. alveolaris inferior
Corpus mandibula bertemu dengan ramus masing-masing sisi pada
angulus mandibulae.
Fraktur mandibula sangat penting dihubungkan dengan adanya otot yang
berorigo atau berinsersio pada mandibula ini. Otot tersebut adalah otot
elevator, otot depressor dan otot protrusor
Mandibula dipersarafi oleh saraf mandibular, alveolar inferior, pleksus
dental inferior dan nervus mentalis.
Sistem vaskularisasi pada mandibula dilakukan oleh arteri maksilari
interna, arteri alveolar inferior, dan arteri mentalis
DEFINISI FRAKTUR MANDIBULA

Fraktur adalah discontinuitas dari jaringan tulang yang


biasanya disebabkan oleh adanya kecelakaan yang
timbul secara langsung.

Fraktur mandibula adalah putusnya kontinuitas tulang


mandibula. Hilangnya kontinuitas pada rahang bawah
(mandibula), yang diakibatkan trauma oleh wajah
ataupun keadaan patologis, dapat berakibat fatal bila
tidak ditangani dengan benar
ETIOLOGI FRAKTUR MANDIBULA
Etologi dari fraktur mandibula berhubungan dengan sosial dan usia. Negara
Belanda sebagai contoh, menggunakan sepeda sebagai sarana transportasi,
sehingga kecalakaan bersepeda merupakan faktor penyebab utama dari
fraktur mandibula.
Pada kota-kota besar di Amerika, kebanyakan kejadian disebabkan karena
kecelakaan kendaraan bermotor atau kekerasan individual.
Sebagai contoh New York dan San Franscisco, memiliki kepadatan penduduk
tinggi dan penggunaan kendaraan rendah, Sehingga kebanyakan kejadian
disebabkan oleh kekerasan individual,
sedang pada daerah tengah Amerika dimana kepadatan penduduknya jarang
dan frekuansi pengunaan kendaraan tinggi menyebabkan kecelakaan menjadi
faktor utama dalam terjadinya fraktur mandibula
a) Kecelakaan berkendara 43%.
b) Serangan/ kekerasan 34%.
c) Kecelakaan kerja 7%.
d) Trauma olahraga 7%.
e) Lain-lain 5%.
KLASIFIKASI FRAKTUR MANDIBULA
1) Lokasi Anatomi / Anatomi
Kelly dan Hariggana membagi fraktur mandibula bedasarkan
lokasi anatomisnya
a. Fraktur Dentoalveolar
Semua fraktur yang terbatas pada tooth-bearing area
mandibula tanpagangguan pada underlying osseus
structure
b. Fraktur Symphysis
Fraktur pada regio incisivus mandibula yang memanjang
dari processus alveolar ke batas inferior secara vertikal
c. Fraktur Parasymphysis
Fraktur yang muncul diantara foramen mentale dengan
distal incisivus lateral mandibula dan memanjang dari
processus alveolar ke batas inferior
d. Fraktur Body Mandibula
Fraktur yang muncul diantara foramen mentale
dengan distal molar kedua dan memanjang dari
processus alveolar ke batas inferior.
e. Fraktur Angle
Fraktur distal ke molar kedua yang memanjang
dibentuk dari titik temu body dan ramus mandibula
pada retromolar area dengan titik yang dibentuk dari
titik inferior body mandibula dan posterior border
ramus mandibula.
f. Fraktur Ascending Ramus
Fraktur yang dibetntuk dari garis fraktur yang
memanjang secara horizontal melewati anterior-
posterior ramus mandibula atau garis fraktur
yang memanjang secara vertikal dari sigmoid
notch ke batas inferior mandibula
g. Fraktur Processus Condylus
Fraktur yang memanjang dari sigmoid notch ke
posterior border ramus mandibula sepanjang
aspect superior ramus; atau fraktur yang
melibatkan condylus bisa diklasifikasikan menjadi
extracapsular atau intracapsular, tergantung dari
relasi fraktur dan capsular attachment.
2) Pola Fraktur
a. Fraktur Tertutup/Simple Fraktur
Terdiri dari satu garis fraktur yang tidak berhubungan
exterior
b. Fraktur Terbuka/Fraktur Compound
Fraktur yang berhubungan dengan lingkungan luar karena
melibatkan mukosa, ligament periodontal gigi, dan
processus alveolar.
c. Greenstick Fraktur
Fraktur ini sering terjadi pada anak-anak yang
mengakibatkan diskontiunitas tulang yang tidak lengkap
d. Comminuted Fraktur
Fraktur yang terdiri dari multipel fragmen tulang pada satu
lokasi fraktur.
e. Complex Fraktur
Jenis injury yang menunjukan kerusakan struktur yang
berdekatan dengan tulang seperti pembuluh darah besar,
saraf dan sendi.
f. Telescope or Impacted Fraktur
Tipe cedera yang jarang terjadi pada mandibula, tetapi
menunjukan satu fragmen tulang yang terdorong ke satu
fragment lainnya
g. Indirect Fraktur
Fraktur ini muncul pada titik yang jauh dari lokasi trauma.
Contohnya fraktur condylar muncul pada fraktur symphysis.
h. Direct Fractur
Fraktur yang muncul secara cepat berdekatan dengan titiik
kontak lokasi trauma
i. Pathology Fracture
Fraktur hasil dari fungsi normal atau minimal trauma pada
tulang yang sudah lemah oleh patologis.
j. Displaced Fraktur, fraktur bisa nondisplaced, deviated,
displaced.
k. Fraktur Dislokasi
Dislokasi muncul ketika kepala condylus bergerak pada fossa
glenoidalis tanpa artikularis.
TANDA DAN GEJALA FRAKTUR MANDIBULA
1. Perubahan oklusi.
Perubahan oklusi sebagian besar disebabkan oleh fraktur
mandibula. Klinisi harus menanyakan pada pasien apakah
gigitannya terasa berbeda.
2. Anesthesia, Paresthesia, atau Diesthesia pada Bibir Bawah.
Hal ini berkaitan dengan gangguan pada nervus alveolar
inferior dimana nervus ini melewati foramen mandibula.
3. Pergerakan Abnormal Mandibula
Beberapa pasien dengan fraktur mandibula mempunyai
pembukaan mulut yang terbatas dan trismus.
4. Perubahan pada Kontur dan Bentuk Lengkung Mandibula.
Walaupun kontur wajah tertutuoi oleh bengkak, klinisi
harus memeriksa wajah dan mandibula untuk kontur yang
abnormal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan rontgen
Untuk menentukan lokasi, luas dan jenis fraktur.

Scan tulang, tomogram, CT-scan/ MRI


Memperlihatkan frakur dan mengidentifikasikan
kerusakan jaringan lunak

Pemeriksaan darah lengkap


Hb menurun terutama fraktur terbuka, peningkatan
leukosit adalah respon stres normal setelah trauma.
5. Laserasi, Hematoma, dan Ekimosis.
Trauma menyebabkan hilangnya kontinuitas kulit
atau mukosa secara signifikan atau perdarahan
subkutaneus-submukosal karena trauma pada
mandibula.
6. Kehilangan Gigi dan Krepitasi Saat Palpasi.
Pemeriksaan pada gigi dan tulang pendukung dapat
membantu diagnosis fraktur pada prosessus
alveolaris, korpus dan simfiseal.
7. Rubor, Kalor, Tumor, dan Dolor.
Kemerahan, panas yang terlokalisasi, bengkak, dan
rasa sakit merupakan tanda-tanda sejak jaman
Yunani kuno. Jika semua hal tersebut ditemukan
merupakan tanda-tanda primer dari dugaan adanya
fraktur mandibula.
TATALAKSANA FRAKTUR MANDIBULA
Prinsip penanganan fraktur mandibula pada langkah
awal bersifat kedaruratan seperti jalan nafas (airway),
pernafasan (breathing), sirkulasi darah termasuk
penanganan syok (circulaation), penaganan luka
jaringan lunak dan imobilisasi sementara serta evaluasi
terhadap kemungkinan cedera otak.

Tahap kedua adalah penanganan fraktur secara definitif


yaitu reduksi/reposisi fragmen fraktur (secara tertutup
(close reduction) dan secara terbuka (open reduction)),
fiksasi fragmen fraktur dan imobilisasi, sehingga
fragmen tulang yang telah dikembalikan tidak
bergerak sampai fase penyambungan dan
penyembuhan tulang selesai.
Pemasangan InterMaxillary Fixation
Pemasangan Fiksasi Kaku
Tindak Lanjut Poscaoperasi
Berikan analgetik pada periode postoperasi.
Serta berikan antibiotic spectrum luas pada
pasien fraktur terbuka dan re evaluasi
kebutuhan nutrisi. pantau intermaxilla fixation
(IMF) selama 4-6 minggu. Kencangkan kabel
setiap 2 minggu. Setelah wire di buka, evaluasi
dengan foto panoramix untuk memastikan
fraktur telah union.
KOMPLIKASI FRAKTUR MANDIBULA

Komplikasi setelah dilakukannya perbaikan pada


fraktur mandibula umumnya jarang terjadi.
Komplikasi yang paling umum terjadi pada fraktur
mandibula adalah infeksi atau osteomyelitis.
Tulang mandibula merupakan daerah yang paling
sering mengalami gangguan penyembuhan
fraktur baik itu malunion ataupun non-union, hal
ini akan memberi keluhan berupa rasa sakit dan
tidak nyaman (discomfort) yang berkepanjangan
pada sendi rahang (Temporo mandibular joint)
oleh karena perubahan posisi dan ketidakstabilan
antara sendi rahang kiri dan kanan.

Anda mungkin juga menyukai