Disusun oleh
Kelompok 2F:
Daftar isi…………………………………………………………………………. 1
Kata pengantar…………………………………………………………………… 2
BAB I: Pendahuluan……………………….…………………………………… 3
1.1.Latar belakang....................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah.................................................................................. 3
1.3.Tujuan.................................................................................................... 3
Daftar pustaka……………………………………………………………………. 11
1
Kata pengantar
Puji syukur kami naikkan untuk kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan nikmat dan karunia Nya kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Kelainan Medik Dental mengenai Klasifikasi dan Etiologi Celah Bibir dan Langit-
langit.
Harapan kami adalah agar makalah ini dapat menambah pengetahuan sehingga dapat
mendalami mengenai topik tersebut.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik
dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
2
BAB I
Pendahuluan
Celah palatum (cleft palate) dan celah bibir (cleft lip) adalah salah satu kelainan
kongenital orofasial. Kelainan tersebut terjadi karena kegagalan penyatuan prossesus fasialis
dengan sempurna sehingga terjadi celah pada bibir atau palatum. Cleft palate dan cleft lip tidak
selalu terjadi secara bersamaan. Ada tiga jenis kelainan cleft yaitu cleft lip tanpa disertai cleft
palate, cleft palate tanpa disertai cleft lip, cleft lip disertai dengan cleft palate. Data
Internasional menunujukan kasus cleft palate dan cleft lip ditemukan 1 dari 1000 bayi yang
lahir. Dari keseluruhan kasus cleft palate dan cleft lip prevalensinya adalah 45%, cleft lip 25%
dan cleft palate 35%. Insiden cleft lip sering ditemukan pada anak laki laki dibanding
perempuan dengan perbendingan 1:2 sedang cleft palate adalah sebaliknya. Untuk menangani
kasus ini, seorang dokter gigi maupun calon dokter gigi penting untuk mengetahui mengenai
etiologi dari cleft palate dan cleft lip.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
sebagai berikut:
Tujuan dari makalah ini adalah agar mahasiswa dan mahasiswi dapat mengerti secara
lebih dalam mengenai Klasifikasi dan Etiologi Celah Bibir dan Langit-langit. Dengan itu,
penelitian ini juga diharap untuk dapat membantu para mahasiswa untuk menguasai topik
tersebut, sehingga dapat mempermudah mereka dalam menjalani program studinya di Fakultas
Kedokteran Gigi UPDM(B).
3
BAB II
Isi
4
2. Sumbing unilateral yang mengenai bibir dan rahang serta meluas ke foramen
insisivum.
Gambar 2. Sumbing unilateral mengenai bibir dan rahang meluas ke foramen incisivum.1
5
5. Langit-langit sumbing disertai dengan bibir sumbing anterior unilateral.
Bibir dan langit-langit sumbing juga dapat terbagi menjadi tiga jenis, menurut letaknya
terhadap foramen insisivum, yaitu di anterior, posterior, dan di anterior-posterior.1
6
Gambar 7. Sumbing posterior foramen insisivum.1
4. Kategori ketiga dibentuk oleh kombinasi sumbing yang terletak di anterior dan
posterior foramen insisivum.
a. Sumbing anterior bervariasi dalam tingkat keparahannya, dari kecacatan yang
hampir tidak terlihat di vermilion bibir hingga yang meluas sampai ke dalam
hidung. Pada kasus- kasus berat, sumbing meluas lebih dalam, membentuk
sumbing di rahang atas, dan maksila terbelah di antara gigi seri lateral dan gigi
taring. Seringnya, sumbing yang demikian meluas ke foramen insisivum.1
7
Gambar 9. Sumbing posterior dengan kasus berbeda.1
8
2.2 Etiologi celah bibir dan langit-langit
Ellis (2003) penyebab terjadi celah wajah telah lama diselidiki. Penyebab celah pada
setiap kasus tidak diketahui secara pasti. Tidak ada faktor tunggal penyebab terjadinya celah.
Suatu sindrom yaitu sindrom fisik, perkembangan dan kadang – kadang karakter terjadi
secara bersamaan. Sindrom yang telah dapat diidentifikasi berhubungan dengan
terjadinya celah kurang lebih 300 sindrom. Sindrom ini kira-kira 15 % dari seluruh kasus
celah bibir dan palatum tetapi 50 % kasus diantaranya terjadi pada celah langit-langit.2
Untuk kasus celah non sindrom, herediter berperan secara nyata menjadi
penyebab terjadinya celah. Akan tetapi dari penelitian yang dilakukan hanya 20 % hingga 30
% kasus celah bibir dan palatum yang terjadi secara herediter. Faktor lingkungan juga memberi
pengaruh terjadinya celah yaitu saat perkembangan embrionik ketika penggabungan bibir dan
palatal. Defisiensi nutrisi, radiasi, beberapa obat-obatan, hipoksia, virus, dan vitamin dan
menyebabkan terjadinya celah dan wanita perokok memiliki 50%-70% lebih besar
kemungkinan memiliki anak dengan celah langit-langit dan bibir dibanding bukan perokok.2
9
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang kami buat. Kami sadar bahwa makalah ini memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami merekomendasikan pembaca mencari referensi pembanding
dari makalah yang kami buat. Kami menghargai apabila ada kritik dan saran, agar kedepannya
kami bisa lebih baik lagi dalam penulisan suatu makalah, khususnya tentang Klasifikasi dan
Etiologi Celah Bibir dan Langit-langit.
10
Daftar pustaka
11