ISSNL 23383321
Tuti Alawiyah
Fakultas kedokteran Gigi Univ.Prof.Dr.Moestopo (B) Jakarta
Email : tuti_drg@yahoo.com
ABSTRAK: Perawatan ortodonti merupakan salah satu bidang kedokteran gigi yang berperan penting dalam memperbaiki maloklusi,
estetik wajah, fungsi serta stabilitas hasil perawatan yang baik. Keputusan untuk memulai perawatan akan di pengaruhi oleh manfaat
pada pasien yang diseimbangi dengan resiko dari terapi alat dan prognosis untuk mencapai tujuan perawatan dengan berhasil. Seperti
perawatan gigi yang lain. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk (1) membahas tetntang komplikasi dan resiko dari terapi alat, (2)
Prognosis pada perawatan ortodonti. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah studi pustaka dengan pendekatan deskriptif
eksploratif. Dapat disimpulkan bahwa: (1) Alat Orthodontik terdiri dari 2 macam yaitu alat orthodontic lepasan dan alat orthodontik
cekat. Alat orthodontic lepas adalah alat yang pemakaiannya bisa dilepas dan dipasang oleh pasien. Alat orthodontik cekat adalah alat
yang dipasang secara cekat dengan pengelemena pada gigi pasien sehingga alat tidak bisa dilepas oleh pasien sampai perawatan selesai.
(2) Perawatan orthodontik cekat dan lepasan juga memiliki resiko dan komplikasi. Resiko yang disebutkan di bawah ini adalah yang
umum dialami oleh pengguna alat orthodontik. Resorbsi akar, kehilangan dukungan periodontal, kerusakan jaringan lunak, cedera pulpa,
oral hygiene yang memburuk, karies, inflamasi gingival, Recurrent Apthous Stomatitis (SAR).
Kata kunci: perawatan ortodonti, alat ortodonti, komplikasi dan resiko perawatan
ABSTRACT: orthodontic care is one field of denstistry that plays an important role in improving the malocclusion, facial aesthetics,
functionality and stability of good treatment result. The choice to begin treatment will be influenced by the benefit in patients with risk
which is stabilized by risk of therapy and prognosis tool to achieve successful maintenance purposes. As with other dental care. The
purpose of this paper is to (1) Discuss the complications and risks of therapy tool, (2) Prognosis in orthodontic treatment. Method used
in this paper is to study literature with descriptive exploratory approach. It can be concluded that: (1) Orthodontic Tool consists of two
kinds of removable orthodontic appliance and fixed orthodontic appliance. Loose orthodontic appliance is a tool which use can be
removed and installed by the patient. Print orthodontic appliance is a device mounted in fixed by gluing on the patients's teeth so that
the tool can not be removed by the patient until the treatment is completed. (2) Maintenance of fixed and removable orthodontics also
have risks and complications. The risks mentioned below are commonly experienced by users of orthodontic appliance. Root resorption,
periodontal support loss, soft tissue damage, injury pulp, deteriorating oral hygiene, caries, gingival inflammation, recurrent stomatitis
apthous (SAR).
Keywords: orthodontic treatment, orthodontic appliances, complication and risk of treatment.
harus diperhatikan seperti prevention, interception, adanya maloklusi, sedangkan tujuan interceptive
dan correction terhadap maloklusi dan segala orthodonti adalah menahan maloklusi yang telah
abnormalita lain pada region dentofacial. berkembang atau sedang berkembang, dan untuk
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/4312 mengembalikan oklusi normal (Grebenstein C. dkk,
9/4/Chapter%20II.pdf) 2010:127141).
Secara umum ilmu orthodontik dapat dibagi c. Corrective Orthodonti; Fase geligi permanen
menjadi 3, yaitu: a) Preventive Orthodonti, b) bertujuan untuk memperbaiki maloklusi yang sudah
Interceptive Orthodonti, c) Corrective Orthodonti. terjadi. Corrective orthodonti juga dilakukan setelah
Fase geligi sulung (usia 36 tahun) tujuannya untuk manifestasi maloklusi. Meliputi beberapa prosedur
mencegah terjadinya maloklusi. Preventive teknikal untuk mengurangi atau memperbaiki
orthodonti adalah tindakan pencegahan untuk maloklusi dan untuk menghilangkan maloklusi yang
menjaga atau mempertahankan keadaan yang masih mungkin terjadi. Prosedur bedah corrective
baik/normal, dimana belum ada tanda–tanda ataupun removable atau fixed mechanotherapy, alat fungsional
gejala–gejala anomali, agar tercapai oklusi yang atau orthopedi, atau dalam beberapa kasus melakukan
normal di kemudian hari. Termasuk semua prosedur bedah orthognati (JossVassali I, Grebenstein C, dkk,
untuk mencegah keadaan yang kurang 2010; 13:127141).
menguntungkan atau hal–hal yang berpotensi untuk
Macammacam perawatan orthodonti
mengubah keadaan yang normal, agar nantinya tidak
Alat Orthodonti terdiri dari 2 macam yaitu alat
terjadi maloklusi (http://www.vogueorthodontic
orthodonti lepasan dan alat orthodonti cekat.
cosmetic.co.id/service/17).
1. Alat Orthodonti Lepas
a. Preventive orthodonti; meliputi pemeliharaan gigi
Alat orthodonti lepas adalah alat yang
susu dengan restorasi pada lesi karies yang dapat
pemakaiannya bisa dilepas dan dipasang oleh pasien,
mengubah panjang lengkung rahang, mengamati
alat ini mempunyai kemampuan perawatan yang
erupsi gigi geligi, mengenali dan menghilangkan oral
lebih sederhana dibandingkan dengan alat cekat.
habit yang dapat mengganggu perkembangan normal
Kegagalan perawatan sering terjadi karena pasien
gigi dan rahang, melakukan ekstraksi gigi susu dan
tidak disiplin memakai sesuai dengan aturan
gigi supernumerary yang dapat menghalangi erupsi
pemakaiannya (Eley, B. M,Manson, J.D.dkk
gigi tetap dan pemeliharaan ruang yang terbentuk
1993:91).
karena adanya premature loss gigi susu untuk
Alat orthodonti lepas bisa dipilih sebagai alat
membuat gigi tetapnya erupsi dengan baik.
untuk merawat gigi, apabila:
b. Interceptive Orthodonti; Fase geligi pergantian
a. Kelainan gigi pasien tidak terlalu kompleks,
(usia 612 tahun) tujuannya untuk menghindari hanya diakibatkan oleh letak gigi yang
bertambah parahnya maloklusi. Interceptive menyimpag pada lengkung rahangnya
orthodonti dilakukan ketika situasi abnormal atau sedangkan keadaan rahangnya masih normal
maloklusi telah terjadi. Beberapa prosedur b. Umur pasien diatas 6 tahun dianggap sudah
interceptive orthodonti dilakukan selama manifestasi cukup mampu, memasang, melepas alat
awal maloklusi untuk mengurangi keparahan dalam mulut, merawat, membersihkan alat
maloklusi dan terkadang untuk menghilangkan yang dipakai
penyebabnya. Intercenteptive orthodonti didefinisi c. Keterbatasan biaya untuk pemilihan perawatan
alat ortho cekat (Carranza, F.A, Newman,
kan sebagai tahapan dari ilmu dan seni ortodonti yang
M.G dkk, 2006 Ed ke10:369).
digunakan untuk mengenali dan menghilangkan
Alat orthodonti lepasan memiliki beberapa
kemungkinan malposisi dan ketidakteraturan pada
macam tipe,yaitu:
perkembangan dentofacial complex (JossVassali I, a. Alat orthodonti lepasan aktif, yaitu alat
Grebenstein C, dkk, 2010; 13:127141). Prosedurnya orhodonti yang digunakan untuk
meliputi pencabutan gigi, pengkoreksian terhadap menggerakkan gigi geligi.
anterior crossbite yang berkembang, kontrol terhadap b. Alat orthodonti lepasan pasif, yaitu alat
oral habit yang abnormal, pencabutan gigi orthodonti yang digunakan untuk mem
supernumerary dan ankilosis dan penghilangan pertahankan posisi gigi setelah perawatan
tulang atau jaringan yang menghalangi gigi erupsi. selesai, atau mempertahankan ruangan setelah
Preventive orthodonti dilakukan sebelum terlihat pencabutan awal.
Karies
Peningkatan resiko karies selama perawatan
terjadi oleh karena beberapa faktor, yaitu lesi awal
sulit untuk dijangkau, penurunan kadar pH,
peningkatan volume dental plak, dan peningkatan
jumlah bakteri penyebab karies. Pengguna alat
orthodontik cekat juga akan mengalami peningkatan
laju aliran saliva. Lingkungan rongga mulut yang
demikian menguntungkan bagi mikroorganisme yaitu
S. Mutans sehingga meningkatkan resiko karies.
Karies umumnya terjadi pada permukaan gigi
dan menjadi komplikasi utama pada perawatan
orthodontik, berdampak 2% hingga 96% dari seluruh Gambar 6. Inflamasi Gingiva
pengguna alat orthodonti cekat. Gigi insisiv lateral
atas, kaninus atas, dan premolar bawah merupakan komponenkomponen yang dapat menimbulkan
gigi yang umumnya mengalami karies. Namun trauma atau iritasi pada jaringan mulut. Hal ini bisa
demikian, gigi lain juga ikut terlibat dan gigi anterior terjadi akibat pemasangan komponen ortodontik
lebih sering menunjukkan demineralisasi (Dilsiz A, cekat yang kurang baik, seperti pada penggunaan
Aydin T. 2010; 3033). kawat yang terlalu panjang atau komponen lain yang
menyebabkan terjadinya trauma, misalnya archwire,
ligature wire, loop dan sebagainya. SAR yang terjadi
pada penderita yang menggunakan alat ortodonsi
cekat timbul kemungkinan karena disebabkan oleh
trauma, faktor emosi atau psikis. Penderita kadang
mengalami stress berulang setiap selesai peng
aktivasian alat orthodontinya karena bracket yang
tertekan terus menerus pada mukosa bibir
menimbulkan peradangan atau pendarahan dibawah
epitel yang menyebabkan lesi eksofilik tanpa fibrosis
(Eley, B. M, Manson, J.D. 1993:91).
Gambar 5. Karies Gigi
Inflamasi Gingiva
Alat orthodontik cekat akan mengakibatkan
akumulasi plak yang dapat meningkatkan jumlah dari
mikroba dan perubahan komposisi dari mikrobial.
Retensi plak ini akan beresiko untuk terjadinya lesi
white spot maka meningkatkan kerentanan terhadap
karies dan infeksi periodontal. Bakteri plak pada gigi
merupakan etiologi utama yang menyebabkan
gingivitis yang merupakan tahap awal terjadinya
kerusakan pada jaringan periodontal. Hiperplasi
gingiva dan resesi gingiva adalah hal yang umum
terjadi pada perawatan orthodontik cekat (Kassab
Gambar 7. Recurrent Apthous Stomatitis (SAR)
MM, Cohen RE. 2003; 134:220225).
Recurrent Apthous Stomatitis (SAR) Gangguan sendi temporomandibular
Penggunaan alat ortodontik cekat merupakan Setelah perawatan ortodontik gangguan
salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya SAR. temporonmandibuilar biasanya dari disfungsi
Perawatan ortodonti cekat banyak menggunakan craniomandibular, otot dan gangguan gigi. Dengan
Jurnal Ilmiah WIDYA 260 Volume 4 Nomor 1 JanuariJuli 2017
Komplikasi dan Resiko yang
Tuti Alawiyah, Berhubungan dengan
256 261 Perawatan Ortodonti