Anda di halaman 1dari 6

ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN KLINIS UNTUK alat ultrasonic, karena akan

MENEGAKKAN DIAGNOSIS mengganggu kerja alat pacu


b. Penyakit menular seperti hepatitis,
o Sebagai seorang klinisi harus mampu AIDS, HIV, untuk mencegah penularan
melakukan perawatan dan memperbaiki c. Penyakit hati, ginjal, TBC, kanker untuk
kerusakan ataupun keluhan pasien mencegah pemberian obat-obatan yang
o Deskripsi mengenai keluhan pasien harus ditulis merupakan kontraindikasi
dengan teliti dan cermat d. Alergi obat atau bahan tertentu seperti
o Kemampuan untuk mengajukan pertanyaan penicilin, antalgin, akrilik
yang tersusun secara cermat dan tepat 4. Riwayat penyakit gigi:
membantu menetapkan permasalahan yang a. Rasa sakit yang sedang diderita
terjadi meliputi: lokasi, sifat, intensitas, dan
o Gejala: kesatuan informasi yang dicari didalam durasi, rangsang penyebab, keadaan
diagnosis klinis dan didefinisikan sebagai yang memperparah rasa sakit, keadaan
fenomena atau tanda-tanda permulaan yang meringankan rasa sakit
keadaan sakit b. Rasa sakit yang dhaulu pernah diderita
o Klasifikasi gejala: sebelum perawatan
o Subjektif: gejala yang dialami dan c. Perawatan yang pernah dilakukan pada
dilaporkan pasien ke dokter gigi: tumpatan, perawatan saluran akar,
o Objektif: gejala yang dipastikan dokter pemberian obat-obatan
melalui tes d. Pembengkakan, kegoyangan gigi,
o Seorang klinisi harus dapat menentukan perubahan warna
ketepatan diagnosis dengan membedakan e. Trauma meliputi sejarah trauma, jenis
gejala yang ada trauma, penyebab trauma
o Diagnosis banding: cara ini membedakan satu
penyakit dari beberapa penyakit yang serupa Aspek Pertanyaan
yang lain dengan mengidentifikasi perbedaan Lokasi Dimana letak sakitnya? Apakah
gejala terlokalisasi atau menyebar?
Intensitas Bagaimana sakit yang dirasakan?
Pemeriksaan Subjektif Apakah mengganggu tidur?
1. Data umum pasien Awal mula Kapan mulai dirasakan dan sudah
a. Nama, usia, jenis kelamin berapa lama?
b. Alamat, nomor telepon Durasi Apakah berlangsung secara
c. Pekerjaan singkat/selama beberapa jam?
2. Tanda-tanda vital pasien (riwayat fisiologis) Tabel 1
meliputi: Aspek Pertanyaan
a. Pemeriksaan suhu tubuh Riwayat Apakah rasa sakit ini pernah terjadi
b. Denyut nadi sebelumnya?
c. Tekanan darah Frekuensi Seberapa sering rasa sakit ini
d. Pernafasan -> dilaksanakan untuk muncul?
menghindari hal yang tidak diharapkan Faktor Apakah rasa sakit terjadi secara
sebelum melakukan tindakan invasif pemicu spontan atau terjadi karena adanya
tertentu pemicu? Apakah dipengaruhi rasa
3. Riwayat penyakit umum dan penyakit tertentu dingin dan panas, rasa manis,
yang membutuhkan perhatian khusus: gigitan, atau karena posisi
a. Penyakit sistemik seperti diabetes, tertentu?
hipertensi, jantung untuk pertimbangan Faktor Apa yang menyebabkan sakit
penggunaan antibiotik profilaksis dan penghilang hilang? Apakah akrena obat
pemeriksaan tertentu sebelum analgesik, gigitan, atau aplikasi
perawatan gigi, pada penggunaan pacu sensasi dingin?
jantung harus dihindari pemakaian alat- Tabel 2

JA
Pemeriksaan Objektif
1. Pemeriksaan ekstra oral meliputi:
a. Pemeriksaan visual dan palpasi
terhadap penampilan umum
b. Perubahan tonus otot
c. Asimetri fasial iii. Cara tekanan:
d. Pembengkakan 1. Memakai masker dan
e. Perubahan warna sarung tangan secara
f. Kemerahan berurutan
g. Jaringan parut ekstra oral 2. Alat yang dipakai: kaca
h. Kepekaan jaringan limfe servikal/fasial mulut dan stik kayu
2. Pemeriksaan intra oral meliputi: 3. Retraksi pipi dengan kaca
a. Visual mulut
i. Terhadap jaringan lunak rongga 4. Pasien diinstruksikan
mulut (bibir, mukosa pipi, lidah, untuk menggigit stik
palatum, gingiva) meliputi kayu dan menggeser-
perubahan warna, tekstur, geser gigi secara
konsistensi, pembengkakan, perlahan
ulserasi, sinus tract 5. Lakukan tekanan pada
ii. Terhadap gigi, meliputi gigi kontralateral yang
perubahan warna, fraktur, sehat/normal sebagai
abrasi, erosi, karies, restorasi pembanding
sebelumnya, gigi hilang, migrasi, 6. Lakukan tekanan pada
rotasi, impaksi, perawatan gigi yang sakit
saluran akar, mahkota tiruan 7. Intensitas (tekanan) dari
iii. Kebersihan rongga mulut, ringan sampai sedang
karang gigi, sisa akar
b. Perkusi/tekanan
i. Menentukan penyakit
periapikal, inflamasi jaringan
periodontium
ii. Cara perkusi: Tes perkusi
1. Memakai masker dan
sarung tangan secara
berurutan
2. Alat yang dipakai kaca
mulut dan sonde
3. Retraksi pipi dengan kaca Tes tekanan
mulut c. Palpasi
4. Ketuk gigi/permukaan i. Menentukan luas penyebaran
oklusal dengan ujung proses inflamasi
tangkai kaca ii. Cara palpasi:
mulut/sonde 1. Memakai masker dan
5. Lakukan perkusi pada sarung tangan secara
gigi kontralateral yang berurutan
sehat/normal sebagai 2. Alat yang digunakan:
pembanding kaca mulut
6. Lakukan perkusi pada 3. Retraksi pipi dengan kaca
gigi yang sakit mulut
7. Intensitas (tekanan) dari 4. Menekan dengan ujung
ringan sampai sedang jari, mukosa diatas apeks
dengan kuat untuk
JA
melihat adalnya 1. Menentukan gigi vital
fluktuasi, krepitasi, keras atau non vital
atau lunak 2. Panas dari gutta percha
5. Lakukan palpasi pada gigi hangat (jarang dilakukan)
kontralateral yang atau dingin dari butiran
sehat/normal sebagai kapas yang diberi etil
pembanding klorida atau batangan es
6. Lakukan palpasi pada gigi untuk memastikan status
yang sakit persarafan pulpa
3. Permukaan gigi yang
akan diperiksa harus
dalam keadaan kering
dan bersih dari debris
(plak atau kalkulus)
iii. Cara tes dingin (tes temperatur):
Tes palpasi 1. Memakai masker dan
sarung tangan secara
d. Tes vitalitas (sensibilitas pulpa) berurutan
i. Tanda-tanda klinis pulpa yang 2. Alat yang dipakai kaca
non vital/nekrosis: mulut dan pinset
1. Terjadinya 3. Bahan yang dipakai etil
diskolorisasi/menggelap klorida, cotton roll,
nya warna gigi akibat cotton pellet
adanya produk 4. Retraksi pipi dengan kaca
pemecahan hemoglobin mulut
di dalam kamar pulpa. 5. Isolasi daerah kerja
Gigi dapat terlihat abu- dengan cotton roll di
abu dan kehilangan mucobuccal fold
translusensinya. menggunakan pinset
Perubahan-perubahan 6. Keringkan gigi yang akan
ini sukar terdeteksi jika diperiksa dengan cotton
gigi memiliki tambalan pellet
yang luas/memiliki 7. Butiran kapas
restorasi ekstra korona disemprotkan etil klorida
2. Pada pulpa nekrosis lama sampai terlihat bunga es
kelamaan dapat timbul kemudian ditempelkan
saluran sinus (fistula) pada daerah permukaan
dari jaringan periapeks bukal atau labia
kearah mukosa di 8. Pasien diminta untuk
permukaan, biasanya mengangkat tangan jika
didekat apeks gigi yang merasa sensasi di gigi
dicurigai. Jika kon gutta yang sedang diperiksa.
percha kecil dimasukkan Gigi vital cenderung
ke dalam fistula dan memberikan respon
dibuat radiografinya, cepat, sementara positif
gutta percha tersebut palsu memberikan
akan menunjukkan arah respon lebih lambat
saluran sinus tersebut
sampai ke arah infeksi
periapeks
ii. Temperatur/termal

JA
handpiece agar arus
listrik/sirkuit nya lengkap
5. Retraksi pipi dengan kaca
mulut dan isolasi daerah
kerja dengan cotton roll
6. Prob diletakkan apda
permukaan gigi yang
bersih dan kering
kemudian diberi
electrolytic coupling
agent
7. Pada gigi agar arus
listriknya sempurna
biasanya menggunakan
pasta profilaksis
Gambar tes termal dengan etil klorida 8. Arus listriknya dinaikkan
Pengetesan sensibilitas pulpa pada gigi premolar perlahan sampai pasien
pertama atas kanan yang bersih dan kering (A) merasakan sensasi di
Pmenggunakan kapas yang dibasahi etil klorida (B) giginya, dan pada saat
Hindari pengetesan di atas restorasi dan margin merasakan sensasi
gingival untuk mencegah terjadinya reaksi positif tersebut pegangan
palsu pasien pada prob dilepas
sehingga arus listrik
iv. Elektris terputus. Pada alat
1. Menggunakan alat pengetes akan terekam
pengetes pulpa elektris nilai numerik
(electronic pulp tester)
monopolar yang
menyalurkan sedikit arus
listrik (searah/arus bolak
balik) ke pasien dan gigi
yang berkontak dengan
alat untuk dapat
merangsang serabut
saraf pulpa, tanda
mencederai pulpa
v. Cara tes elektris:
1. Memakai masker dan
sarung tangan secara
berurutan
2. Alat yang dipakai: kaca
mulut, pinset, electronic
pulp tester (EPT)
3. Bahan yang dipakai:
cotton roll, cotton pellet, (A). prob dari alat pengetes elektris diletakkan di
pasta profilaksis, permukaan yang bersih dan kering disertai dengan
electrolytic coupling prophypaste
agent (B). perhatikan jari pasien tanpa sarung tangan
4. Lengan pasien harus menyentuh gagang prob agar sirkuit listriknya
berkontak dengan sempurna. Pasien diminta melepas pegangannya
gagang metal dari pada gagang prob (memutus arus) di saat ada
sensasi sensibilitas di giginya
JA
vi. Tes Kavitas iv. Anastesi salah satu gigi, bila sakit
1. Menentukan apabila ada hilang berarti gigi yang
keraguan dari hasil tes dianastesi tersebut adalah gigi
vitalitasnya, seperti pada yang sakit
gigi dengan dentin g. Tes transiluminasi: menentukan
tersier atau sekunder perluasan karies, fraktur mahkota
vii. Cara tes kavitas: vertikal atau kevitalan gigi, caranya:
1. Memakai masker dan i. Memakai masker dan sarung
sarung tangan secara tangan
berurutan ii. Alat yang digunakan kaca mulut
2. Alat yang digunakan: dan alat sinar fiber optic
kaca mulut, handpiece, iii. Retraksi pipi dengan kaca mulut
dan round diamond bur iv. Menggunakan sinar fiber
3. Retraksi pipi dengan kaca optic/lampu led untuk melihat
mulut garis fraktur
4. Melakukan preparasi v. Bila gigi terang agak kemerahan
tanpa anastesi dengan berarti gigi vital. Bila gigi tampak
bur bulat kecil, putaran gelap berarti gigi non vital
tinggi, sampai batas
email dan dentin
5. Bila ngilu, gigi ditambal,
bila tidak tes ngilu
dengan tes termal

h. Tes dengan pewarnaan: menentukan


gigi retak dan lesi karies, dengan cara:
i. Memakai masker dan sarung
tangan
ii. Alat yang digunakan: pinset,
Tes kavitas butiran kapas, cotton roll, kaca
mulut
e. Tes mobilitas: menentukan derajat iii. Retraksi pipi dengan kaca mulut
kegoyangan gigi, dengan cara: iv. Isolasi daerah kerja dengan
i. Memakai masker dan sarung cotton roll
tangan secara berurutan v. Butiran kapas ditetesi biru
ii. Alat yang digunakan: kaca mulut metilen atau cairan betadine
iii. Retraksi pipi dengan kaca mulut menggunakan pinset
iv. Untuk kegoyangan arah lateral, vi. Butiran kapas yang ditetesi
jari telunjuk ditekankan pada cairan diulaskan ke permukaan
permukaan labial kearah palatal gigi
atau bukal vii. Cairan akan rembes ke dalam
v. Untuk kegoyangan arah vertikal, retakan tersebut, untuk lesi
jari telunjuk ditekankan pada karies menggunakan karies
permukaan insisal atau oklusal detector
ke arah apeks
f. Tes anastesi: menentukan apabila ada
keraguan gigi mana yang sakit, caranya:
i. Memakai masker dan sarung
tangan secara berurutan
ii. Alat yang digunakan: kaca mulut, (A) pada pembengkakan lunak yang tidak sakit
syringe, dan larutan anastesi yang terlihat di mukosa dentoalveolar di sebelah
iii. Retraksi pipi dengan kaca mulut distal regio periapeks gigi premolar pertama atas
JA
kiri terlihat saluran sinus dan ke dalam sinus
dimasukkan kon gutta percha steril secara hati-
hati
(B) terlihat lokasi persis dari absesnya gigi 6 kiri
atas adalah gigi vital dan tanpa gejala
(C) pada radiograf

i. Tes radiografi: menentukan keadaan


jaringan gigi dan penyangga gigi yang
tidak dapat dilihat dengan mata,
evaluasi keberhasilan atau kegagalan
selama dan setelah proses perawatan,
dengan cara:
i. Memakai masker dan sarung
tangan secara berurutan
ii. Alat yang dipakai: pesawat
rontgen, pemegang film, alat
pengarah sinar, film
iii. Untuk mendeteksi lesi proksimal
gigi posterior digunakan
radiograf sayap gigit horizontal,
terutama jika gigi tetangganya
masih ada dan pandangan tidak
langsung tidak mungkin
diperoleh
iv. Pakailah selalu pemegang film
dan alat pengarah sinyal agar
diperoleh angulasi optimal dari
berkas sinyal yakni tegak lurus
terhadap titik kontak dan
diperoleh reprodusibilitas film
untuk memantau lesi
dikemudian hari

Ketika radiograf sayap gigit kanan sedang dibuat.


Pemegang film dan alat pengarah sinar (lengan
kuning) memungkinkan pengaturan berkas sinar
yang optimal sehingga bisa diarahkan tegak lurus
ke gigi-gigi dan film intra oral nya

JA

Anda mungkin juga menyukai