Anda di halaman 1dari 74

KISTA

RONGGA MULUT

Muhammad Aryaditha Yunial

PPDGS BMM 2018


Kista Rongga Mulut

 Definisi Kista :
Rongga patologis yang tertutup, berkapsul dengan lapisan epitel,
tumbuh abnormal dalam rongga anatomis baik pada jaringan
keras atau lunak yang berisi liquid atau semiliquid. (Robinson,
1975)
KLASIFIKASI KISTA RONGGA
MULUT :
Kista Odontogenik
D
Kista Radikular
e (Periapikal)
f
i
n Merupakan suatu kista inflamasi yang berada
di apikal dari gigi yang nonvital
i (Marx dan Stern. Oral and Maxillofacial Pathology :
A Rationale for Diagnosis and Treatment.2003:573)
s Merupakan suatu kista odontogenik yang terinflamasi
i karena adanya granuloma periapikal yang kronis dan
stimulasi dari sel-sel malassez yang
ada pada membran periodontal
(Sapp, Eversole, Wysocki.
Oral and Maxillofacial Pathology.1997:40)
Kista Radikular (Periapikal)

 Sering terjadi
 gigi non-vital / fragmen akar gigi
 Sisa sel epitel malassez
 Merupakan respon inflamasi
 Lokasi : apikal gigi
 Ukuran : 0,5 cm – 5 cm
Patogenesis

Perluasan dari pulpa Nekrosis pulpa


yang terinflamasi

Invasi bakteri
Gejala klinik :
- Ada gigi / akar gigi nonvital
- Ukuran kecil  asymptomatik
- Ukuran kecil, terinfeksi  sakit
- Ukuran besar  pembengkakan dan
sensitif terhadap sentuhan ringan
Kista Radikular (Periapikal)

 Gambaran radigrafi :
- Lamina dura di sekitar gigi yang
terlibat menipis
- Daerah radiolusen
di sekitar apikal
gigi dan berbatas jelas
KISTA DENTIGEROUS

Kantung berlapis epitel yang terbentuk mengelilingi mahkota gigi


impaksi. (Thoma)
 Perlekatan pada servik gigi (Cemento enamel junction).
 Kista Odontogen ke-2 yang paling umum terjadi. (24%)
 Perbandingan laki-laki >> perempuan.
 Banyak terjadi 60 %: usia 20-30 tahun.
 Setelah mahkota gigi terbentuk sempurna ~ primordial
 70 % RB, 30 % RA.
Etiologi
 Degenerasi
retikulum stellata setelah
pembentukan mahkota selesai.
 Degenerasi perubahan epitel enamel.
Ekspansi Kista
Perbedaan tek.osmolalitas
Terbentuk Kista Dentigerous
Degenerasi retikulum stellata,
Degenerasi epitel enamel
Patogenesis
Gambaran
Klinik
Ekstra Oral :
 TAK, kecuali pada kista yang besar  asimetri
wajah.
 Asimptomatik, kecuali jika mendesak saraf atau
terinfeksi.
 Kecepatan pertumbuhan lambat.
 Konsistensi keras, kecuali bila ekspansi kista
menembus tulang kortikal  krepitasi-lunak.
Gambaran Klinik

Inta Oral :
1. Gigi impaksi
2. Terdapat gigi impaksi  M3 RB =
62 %, C RA = 12 %, M3 RA, P2 RB,
Supernumerary tooth.
3. Muccobucal fold terangkat.
Gambaran
Radiologis
 Radiolusensi:
 Unilokuler, terdapat
multilokuler.
 Berbatas jelas.
 Mengelilingi mahkota gigi
impaksi.
Pergerakan gigi yang terlibat
 mesial-distal atau
superior-inferior.
 Resorbsi akar gigi sebelah.
Gambaran
Histologi
 Kista dentigerous non-inflamasi:
 Dinding jaringan ikat fibrosa  jaringan
ikat longgar dan berisi glycosaminoglycan
ground substance.
 Dinding epitel: 2 sampai 4 lapis non-keratin
sel epitel dan jaringan ikat yang datar.
 Berlapis keratin (parakeratin & ortokeratin)
 recurent.
 Pada 5 %- 6% kasus, lapisan pada dinding
jaringan ikat memperlihatkan proliferasi
ameloblastik.
Gambaran
Histologik
 Kista Dentigerous dengan inflamasi:
 Dinding fibrosa lebih banyak kolagen dengan
berbagai macam infiltrasi produk radang
kronik.
 Lapisan epitel non-keratin mengalami
hyperplasia dengan perkembangan rete ridge
dan gambaran skuamosa.
Perawatan

Enukleasi disertai pengambilan gigi


impaksi yang terkait.
Bila gigi ingin dipertahankan 
marsupialisasi yang diikuti enukleasi
setelah terbentuk jaringan tulang yang
cukup.
Semua jaringan kista dikirim ke lab
untuk diperiksa.
Kista Lateral Periodontal

Definisi

 Kista pertumbuhan yang terjadi pada bagian


lateral dari akar gigi (Sciubba, Regezi)
 Kistaprimordial yang timbul dari sisa dental
lamina yang terletak antara krista inter-
radikular atau bagian tengah akar (Marx,
Stern)
 Kista non keratinisasi, non-inflamatorik, dan
kista pertumbuhan pada gigi vital (Shear)
Etiologi

 (Slootweg) Dapat berasal dari 3 sumberfragmen


dental lamina, reduksi epitel email (lapisan sisa2 organa
email yang mengitari email), atau sisa epitel Malassez
(jejaring sisa sarung akar Hertwig di ruang periodontal)
Patogenesis

 Dipercaya berhubungan dengan


proliferasi sisa dental lamina
(Marx, Stern)
 Pada masing-masing gigi,
odontogenesis dimulai dengan
proliferasi epitel (dental
lamina)organa email
 Setelah mbtk organa
emaildental lamina
menyerpih dan terdegenerasi
(meskipun demikian, dapat
tersisa dalam bentuk pulau2
kecilbertanggungjawab atas
kejadian sejumlah kista
odontogenik
Gambaran klinis

E.O :
 Tidak ada pembengkakan/ deformasi wajah
I.O :
 Asimtomatik (kecuali ada infeksi sekunder)
 Gigi vital
 Gigi tanpa kegoyangan
 Kebanyakan terjadi pada daerah P, C, dan
terkadang I (Rb) & I 2 (Ra)
Gambaran klinis

 Berupa pembengkakan kecil di dalam atau sedikit di


bagian inferior interdental papilla (warna = mukosa
sekitarnya/ sedikit lebih pucat)
 Kebanyakan berdiameter < 1 cm
Gambaran klinis
Gambaran radiografis
 Radiolusensi unilokular
berbatas jelas di antara
dua akar gigi
 Berdiameter kurang dari
1 cm
 Bentuk ‘tear drop figure’
 Terletak pada margin
servikal gigi
 Akar terkadang
mengalami divergensi
Gambaran radiografis

Radiolusensi anatomis foramen mentalis, sinus maksilaris,


kanalis nutrien
Gambaran histopatologis
 Kista dilapisi oleh epitel
kuboid atau epitel
skuamosa dengan
ketebalan selapis hingga
lima lapisan sel
 Gambaran tipikal berupa
penebalan fokal (teca)
seperti plak yang
mengandung glikogen
 Tidak terdapat tanda
infiltrasi sel-sel radang
Perawatan

 Enukleasi kista perhatikan struktur


vital di seputar akar gigi
Prognosis
 Jarang terjadi rekurensi
 Regenerasi tulang akan terjadi 6 bulan
s/d 1 tahun
 Apabila terjadi divergensi gigi, biasanya
akan kembali ke inklinasi normal pasca
enukleasi
ODONTOGENIC KERATOCYST

 Merupakan kista rongga mulut yang paling agresif


 10% dari kista dentigerous dan 30% dari kista
primordial merupakan OKC
 Sekitar 40% kejadian OKC berhubungan dengan kista
dentigerous
 Secara epidemiologi memiliki frekuensi 11% dari total
kista mulut dan rahang
 Berhubungan dengan nevoid basal sel sindrom
 Beberapa peneliti mengangkap OKC sebagai benign
cystic neoplasma
 Merupakan kista yang rekuren
Etiologi

Berasal dari sisa dental


lamina (rest of dental
lamina) pada mandibula
& maksila. (Regezi)
Gambaran Klinis
 Pada lesi yang kecil umumnya hanya terlihat pada pemeriksaan
radiografis, pada lesi yang besar dapat terlihat seperti:
 Ekstra Oral
 Pembengkakan
 Warna sama dengan sekitarnya
 Permukaan licin dan rata
 Palpasi keras, krepitasi
 Intra Oral
 Pembengkakan
 Warna sama dengan sekitarnya
 Nyeri tekan negatif
 Palpasi keras, krepitasi
Gambaran Radiografis
 Radiolusensi yang berbatas jelas oleh garis sklerotik
 Sedikit atau tanpa ekspansi tulang kortikal
 Dapat memiliki mimik seperti kista yang lain
 OKC pada maksila umumnya lebih kecil dibandingkan mandibula
 Pertumbuhan dalam arah anterioposterior
 Dapat memiliki posisi (terhadap gigi)
 Periapikal
 Pericoronal
 Lateral Root Position
 Dapat memiliki bentuk:
 Unilokular (bentuk utama)
 Bilocular
 Multilokular (soap bubble appearence)
r a n R ad i o gr a fi s
Gamba

Unilokular

Multilokular
Gambaran Histopatologis
 Lapisan epitelnya tipis ( 8-10 lapisan sel)
 Lapisan basalnya memiliki karakteristik seperti
pagar dgn nucleus yang terpolarisasi dan berwarna
 Luminal epithelial cell terparakeratin dan
menghasilkan profil yg berbengkok-bengkok spt
ombak
 Komponen jaringan ikat fibrosa pd dinding kista
biasanya bebas inflamasi dan tipis
 Lumen kista mengandung cairan berbau seperti keju
(bukan pus) yang secara mikroskopis merupakan
kumpulan debris berkeratin
Gambaran Histopatologis
Diagnosis Banding
 Kista rongga mulut:
 Kista Radikular
 Kista Dentigerous
 Kista Lateral Periodontal
 Kista Nasopalatinal
 Keratinizing Odontogenic Cyst
 Nevoid basal sel sindrom (Gorlin Sindrom)
 Ameloblastoma
Terapi
 Enukleasi dan Kuretase disertai :

 Pengambilan Tulang 1-2 m sekitar lesi (apabila


ekspansi sudah sampai korteks, eksisi pada jaringan
lunak yang melapisinya). (Bataineh)

 Chemical Cauterzation dengan Carnoy’s solution.


(Neville)
Prognosis
 Prognosis pada umumnya baik
 Memiliki tingkat rekurensi yang tinggi mencapai

 30%
Diperlukan follow up jangka panjang sekitar 5-10 tahun
Calcifying Odontogenic Cyst
 Calcifying odontogenic cyst
 = Gorlin’s Cyst,
 Memiliki sifat/bentuk kista (86-98%) maupun neoplasma (2-14%)
 WHO memasukkannya kedalam odontogenik tumor
 0,37 - 2,1% dari seluruh odontogenik tumor
 Intraosseus dan ekstra osseus
 Sebagian besar intra osseus lesion
 13 -30% periperal /ekstra osseus lesion.
 Kasus Sama di maksilla dan mandibula
 65% di daerah insisif sampai caninus
 Umur penderita dari bayi sampai orang tua
 Sebagian besar ditemukan pada dekade kedua dan ke tiga dari
kehidupan. (Buchner et al)
 Dikaitkan dengan gigi tidak erupsi, terutama gigi caninus
 Ditemukan pada pemeriksaan rutin (tidak ada gejala)
Patogenesis

 Praetorius et al. dan Buchner et al.


COC berasal dari sisa enamel organ, dari
epitel odontogenik didalam folikel gigi
atau dari sisa epitel odontogenik di dalam
tulang atau jaringan gingiva
Gambaran klinis

Intra Osseus
 Ekstra Oral
Terlihat adanya pembengkakan pada rahang
apabila berukuran besar

 Intra Oral
Mukosa hiperemis
Ekstra Osseus
 Intra Oral
massa gingiva yang menonjol dan terlokalisir
Permukaan halus
Konsistensi lunak
tanpa ada ciri khusus
secara klinis dapat menyerupai gingival
fibroma, periperal giant cell granuloma
 Ekstra Oral
Tidak ada pembengkakan EO
Gambaran Radiografis
 Radiolusensi berbatas jelas.
 Pada pusat lesi intraosseus material terkalsifikasi
tampak didalam radiolusensi.
 Biasanya unilokuler
 Struktur radiopak didalam lesi (bentuk kalsifikasi
irreguler ataupun bentuk seperti gigi) tampak pada 1/3
kasus yang ada.
 Dikaitkan dengan gigi tidak erupsi, terutama kaninus
 Ukuran diameter lesi antara 2.0 sampai 4.0 cm
 Lesi terbesar dilaporkan 12 cm
 Resorbsi akar gigi tetangga dan pergeseran gigi
tetangga
Histopatologi

 Sebagian besar lesi tampak sebagai proliferasi kistik dengan


dinding jaringan ikat fibrosa yang dilapisi oleh epitel odontogenik.
 Lapisan epitel squamosa tebalnya bervariasi. 4 sampai 10 sel
 Sel Basal lapisan Epitelium dominannya berbentuk kuboid atau
kolumnar
 Seperti ameloblastoma
 Adanya ghost cells : eosinofil pucat yang berubah yang ditandai
dengan hilangnya intisel
 Kumpulan ghost cells dapat berfusi membentuk massa besar yang
tidak beraturan dan aseluler.
 Di dalam sel ghost terjadi kalsifikasi.
 Awalnya tampak seperti granule basofil yang dapat meningkat
besar dan jumlahnya untuk kemudian membentuk massa material
terkalifikasi yang luas
Basal
layer
Ghost cell

Ghost
cell
Kista Non Odontogen
Kista Globulomaksilaris
Definisi
 Kista fisural yang
terbentuk dari epitel (non-
odontogenik) yang
tercakup pada daerah
pertemuan antara prosesus
nasalis mediana dan
prosesus maksilaris pada
bagian globular
 Terutama pada regio gigi insisif lateral
dan gigi kaninus rahang atas
Kista Globulomaksilaris
Etiologi

 Epitel (non-odontogenik) yang tercakup pada daerah


pertemuan antara prosesus nasalis mediana dan prosesus
maksilaris pada bagian globular
Patogenesis

 Kegagalan fusi prosesus nasalis


mediana dan prosesus maksilaris pada
bagian globular
 Epitel(non-odontogenik) yang
tercakup pada daerah pertemuan
antara prosesus nasalis mediana dan
prosesus maksilaris pada bagian
globular tersebut berproliferasi
membentuk kista
Gambaran Klinis

 Ekstra oral
 Umumnya tidak menimbulkan gejala
 Intra oral
 Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, kecuali jika
kista terinfeksi
 Gigi pada regio yang terlibat vital, kecuali jika kista
terinfeksi dan melibatkan gigi tersebut
Terutama pada regio gigi insisif lateral dan gigi
kaninus rahang atas
Sangat jarang pada regio gigi insisif sentral dan gigi
insisif lateral
 Gigi pada regio yang terlibat mengalami kemiringan jika
kista mendesak akar gigi
Gambaran Radiografis

 Radiolusensi
unilokular berbatas
tegas di antara apikal
gigi
 “pear shape”
 Divergensi akar gigi
Gambaran Histopatologis

 Kista dilapisi
 Stratifiedsquamous
epithelium
 Pseudostratified
columnar epithelium
 (respiratory
Kapsul kista dilapisi
epitelium)
jaringan ikat fibrosa
 Kista mengandung sel-sel
radang
 jika terinfeksi
Perawatan

 Enukleasi
 jika ukuran kista kecil
 Marsupialisasi
 jika ukuran kista besar
KISTA NASOPALATINA
DEFINISI
Kista non odontogenik yang timbul dari sisa epitel
dari dua duktus nasopalatinus embrionik
dengan demikian kista ditemukan di sepanjang
alur duktus (midline palatal posterior ke arah
papila insisivum). Kista pada midline palatal
posterior (dulu disebut median palatal cyst) dan
kista pada jaringan lunak papila palatum (dahulu
disebut cyst of palatine papilla) sekarang
dianggap sebagai kista duktus nasopalatinus
dalam lokasi berbeda (Marx, Stern)
ANATOMI &EMBRIOLOGI

• Dua saluran terbentuk di


pertemuan antara palatum
primer dan palatum
sekunderkanalis insisivum
• Fusi ini juga membentuk
struktur epitelduktus
nasopalatinus
• Pada keadaan umum, duktus
terdegenerasi dan
meninggalkan epthelial
remnants di belakang kanalis
insisivum
ANATOMI & EMBRIOLOGI
• Kanalis yang terbentuk
dari tulang
• Menghubungkan dasar
cavum nasi dengan
palatum durum anterior
• Jalan masuk oral ke
kanalis adalah foramen
palatina anterior
• Di dalam kanal terdapat
nervus nasopalatinus
dan sisa duktus
nasopalatinus
PATOGENESIS

• Belum jelas, namun diperkirakan


mencerminkan degenerasi kistik dari
duktus nasopalatinus (Neville)
• Aktivasi sel-sel duktus nasopalatinus
embrionik melalui stimulasi infeksi
(Marx, Stern)
GAMBARAN KLINIS EKSTRAORAL

• Kista berukuran besar


dapat menimbulkan
ekspansi labial
• Ekspansi tersebut bisa
ditekantulang palatal
di bawah mukosa telah
teresorpsi
GAMBARAN KLINIS INTRAORAL

• Pembengkakan jaringan lunak di midline palatal


(cenderung ke arah anterior)di belakang insisif
rahang atas
• Memiliki riwayat yang cukup
panjangasimtomatik
• Terkadang menyebabkan ekspansi fluktuan
‘through and through’ yang melibatkan mukosa
alveolar labial dan palatum anterior
• Terkadang terinfeksiterjadi drainasecairan
asin yang tidak menyenangkan
GAMBARAN RADIOGRAFIS
• Terkadang ditemukan secara tidak
sengaja
• Berupa radiolusensi unilokular
berbentuk hati
• Bila berukuran kecilmembentuk
radiolusensi unilokular pada kanalis
insisivus yang terekspansi
• Bila ukuran cukup besarmembentuk
resorpsi dengan tepi halus dan teratur
pada gigi-gigi insisif atas
GAMBARAN HISTOPATOLOGIS

• Kista dilapisi epitel


skuamosa berlapis
• Kista dilapisi epitel
kolumnar dengan atau
tanpa silia
• Kombinasi keduanya
• Terdapat campuran
endotel, serabut syaraf,
lemak, dan kelenjar mukus
• Sel-sel radang terkadang
dijumpai
TERAPI

• Enukleasi melalui pendekatan labial


• Pada kista berukuran besar, dinding
kista akan melekat pada
periosteumperlu ekstra hati-
hatipalatal tear
• Pada resorbsi tulang yang
beratmaxillary palatal splint10-14
hari
• Marsupialisasirumit dan menghambat
regenerasi tulang (Marx, Stern)
PROGNOSIS
• Mengingat kista ini adalah kista
pertumbuhan dan
perkembanganprognosis pasca
pengangkatan kista cukup baik
• Regenerasi
tulangtergantung keadaan
sistemik pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai