RONGGA MULUT
Definisi Kista :
Rongga patologis yang tertutup, berkapsul dengan lapisan epitel,
tumbuh abnormal dalam rongga anatomis baik pada jaringan
keras atau lunak yang berisi liquid atau semiliquid. (Robinson,
1975)
KLASIFIKASI KISTA RONGGA
MULUT :
Kista Odontogenik
D
Kista Radikular
e (Periapikal)
f
i
n Merupakan suatu kista inflamasi yang berada
di apikal dari gigi yang nonvital
i (Marx dan Stern. Oral and Maxillofacial Pathology :
A Rationale for Diagnosis and Treatment.2003:573)
s Merupakan suatu kista odontogenik yang terinflamasi
i karena adanya granuloma periapikal yang kronis dan
stimulasi dari sel-sel malassez yang
ada pada membran periodontal
(Sapp, Eversole, Wysocki.
Oral and Maxillofacial Pathology.1997:40)
Kista Radikular (Periapikal)
Sering terjadi
gigi non-vital / fragmen akar gigi
Sisa sel epitel malassez
Merupakan respon inflamasi
Lokasi : apikal gigi
Ukuran : 0,5 cm – 5 cm
Patogenesis
Invasi bakteri
Gejala klinik :
- Ada gigi / akar gigi nonvital
- Ukuran kecil asymptomatik
- Ukuran kecil, terinfeksi sakit
- Ukuran besar pembengkakan dan
sensitif terhadap sentuhan ringan
Kista Radikular (Periapikal)
Gambaran radigrafi :
- Lamina dura di sekitar gigi yang
terlibat menipis
- Daerah radiolusen
di sekitar apikal
gigi dan berbatas jelas
KISTA DENTIGEROUS
Inta Oral :
1. Gigi impaksi
2. Terdapat gigi impaksi M3 RB =
62 %, C RA = 12 %, M3 RA, P2 RB,
Supernumerary tooth.
3. Muccobucal fold terangkat.
Gambaran
Radiologis
Radiolusensi:
Unilokuler, terdapat
multilokuler.
Berbatas jelas.
Mengelilingi mahkota gigi
impaksi.
Pergerakan gigi yang terlibat
mesial-distal atau
superior-inferior.
Resorbsi akar gigi sebelah.
Gambaran
Histologi
Kista dentigerous non-inflamasi:
Dinding jaringan ikat fibrosa jaringan
ikat longgar dan berisi glycosaminoglycan
ground substance.
Dinding epitel: 2 sampai 4 lapis non-keratin
sel epitel dan jaringan ikat yang datar.
Berlapis keratin (parakeratin & ortokeratin)
recurent.
Pada 5 %- 6% kasus, lapisan pada dinding
jaringan ikat memperlihatkan proliferasi
ameloblastik.
Gambaran
Histologik
Kista Dentigerous dengan inflamasi:
Dinding fibrosa lebih banyak kolagen dengan
berbagai macam infiltrasi produk radang
kronik.
Lapisan epitel non-keratin mengalami
hyperplasia dengan perkembangan rete ridge
dan gambaran skuamosa.
Perawatan
Definisi
E.O :
Tidak ada pembengkakan/ deformasi wajah
I.O :
Asimtomatik (kecuali ada infeksi sekunder)
Gigi vital
Gigi tanpa kegoyangan
Kebanyakan terjadi pada daerah P, C, dan
terkadang I (Rb) & I 2 (Ra)
Gambaran klinis
Unilokular
Multilokular
Gambaran Histopatologis
Lapisan epitelnya tipis ( 8-10 lapisan sel)
Lapisan basalnya memiliki karakteristik seperti
pagar dgn nucleus yang terpolarisasi dan berwarna
Luminal epithelial cell terparakeratin dan
menghasilkan profil yg berbengkok-bengkok spt
ombak
Komponen jaringan ikat fibrosa pd dinding kista
biasanya bebas inflamasi dan tipis
Lumen kista mengandung cairan berbau seperti keju
(bukan pus) yang secara mikroskopis merupakan
kumpulan debris berkeratin
Gambaran Histopatologis
Diagnosis Banding
Kista rongga mulut:
Kista Radikular
Kista Dentigerous
Kista Lateral Periodontal
Kista Nasopalatinal
Keratinizing Odontogenic Cyst
Nevoid basal sel sindrom (Gorlin Sindrom)
Ameloblastoma
Terapi
Enukleasi dan Kuretase disertai :
30%
Diperlukan follow up jangka panjang sekitar 5-10 tahun
Calcifying Odontogenic Cyst
Calcifying odontogenic cyst
= Gorlin’s Cyst,
Memiliki sifat/bentuk kista (86-98%) maupun neoplasma (2-14%)
WHO memasukkannya kedalam odontogenik tumor
0,37 - 2,1% dari seluruh odontogenik tumor
Intraosseus dan ekstra osseus
Sebagian besar intra osseus lesion
13 -30% periperal /ekstra osseus lesion.
Kasus Sama di maksilla dan mandibula
65% di daerah insisif sampai caninus
Umur penderita dari bayi sampai orang tua
Sebagian besar ditemukan pada dekade kedua dan ke tiga dari
kehidupan. (Buchner et al)
Dikaitkan dengan gigi tidak erupsi, terutama gigi caninus
Ditemukan pada pemeriksaan rutin (tidak ada gejala)
Patogenesis
Intra Osseus
Ekstra Oral
Terlihat adanya pembengkakan pada rahang
apabila berukuran besar
Intra Oral
Mukosa hiperemis
Ekstra Osseus
Intra Oral
massa gingiva yang menonjol dan terlokalisir
Permukaan halus
Konsistensi lunak
tanpa ada ciri khusus
secara klinis dapat menyerupai gingival
fibroma, periperal giant cell granuloma
Ekstra Oral
Tidak ada pembengkakan EO
Gambaran Radiografis
Radiolusensi berbatas jelas.
Pada pusat lesi intraosseus material terkalsifikasi
tampak didalam radiolusensi.
Biasanya unilokuler
Struktur radiopak didalam lesi (bentuk kalsifikasi
irreguler ataupun bentuk seperti gigi) tampak pada 1/3
kasus yang ada.
Dikaitkan dengan gigi tidak erupsi, terutama kaninus
Ukuran diameter lesi antara 2.0 sampai 4.0 cm
Lesi terbesar dilaporkan 12 cm
Resorbsi akar gigi tetangga dan pergeseran gigi
tetangga
Histopatologi
Ghost
cell
Kista Non Odontogen
Kista Globulomaksilaris
Definisi
Kista fisural yang
terbentuk dari epitel (non-
odontogenik) yang
tercakup pada daerah
pertemuan antara prosesus
nasalis mediana dan
prosesus maksilaris pada
bagian globular
Terutama pada regio gigi insisif lateral
dan gigi kaninus rahang atas
Kista Globulomaksilaris
Etiologi
Ekstra oral
Umumnya tidak menimbulkan gejala
Intra oral
Umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, kecuali jika
kista terinfeksi
Gigi pada regio yang terlibat vital, kecuali jika kista
terinfeksi dan melibatkan gigi tersebut
Terutama pada regio gigi insisif lateral dan gigi
kaninus rahang atas
Sangat jarang pada regio gigi insisif sentral dan gigi
insisif lateral
Gigi pada regio yang terlibat mengalami kemiringan jika
kista mendesak akar gigi
Gambaran Radiografis
Radiolusensi
unilokular berbatas
tegas di antara apikal
gigi
“pear shape”
Divergensi akar gigi
Gambaran Histopatologis
Kista dilapisi
Stratifiedsquamous
epithelium
Pseudostratified
columnar epithelium
(respiratory
Kapsul kista dilapisi
epitelium)
jaringan ikat fibrosa
Kista mengandung sel-sel
radang
jika terinfeksi
Perawatan
Enukleasi
jika ukuran kista kecil
Marsupialisasi
jika ukuran kista besar
KISTA NASOPALATINA
DEFINISI
Kista non odontogenik yang timbul dari sisa epitel
dari dua duktus nasopalatinus embrionik
dengan demikian kista ditemukan di sepanjang
alur duktus (midline palatal posterior ke arah
papila insisivum). Kista pada midline palatal
posterior (dulu disebut median palatal cyst) dan
kista pada jaringan lunak papila palatum (dahulu
disebut cyst of palatine papilla) sekarang
dianggap sebagai kista duktus nasopalatinus
dalam lokasi berbeda (Marx, Stern)
ANATOMI &EMBRIOLOGI