Anda di halaman 1dari 15

Pembimbing : drg.

Sri Angky Soekanto , PhD


Presentan : drg. Wyndi dan drg. Irfan
PPDGS BM UI 2018
Introduction
• Infeksi odontogenik masih menjadi penyebab utama infeksi
penyakit gigi dan mulut di Spanyol mulai dari anak-anak hingga
orang tua.
• Infeksi tersebut bersumber dari karies gigi, infeksi dentoalveolar
(infeksi pada pulpa dan abses periapikal), radang gusi, periodontitis
(termasuk peri-implantitis), infeksi ruang aponeurotik, osteitis dan
osteomielitis.
• Diperkirakan di Spanyol infeksi odontogenik sekitar 12% dari
peresepan antibiotik, diberikan oleh dokter gigi dalam 62% kasus
dan oleh dokter keluarga dalam 36% kasus yang sama .
• Pengobatan infeksi odontogenik didasarkan pada dua elemen utama
yaitu perawatan bedah dan terapi antibiotik.
• Dalam kebanyakan kasus, peresepan antibiotik bersifat empiris dan
berkaitan dengan sejumlah faktor yang tidak selalu dikenal dan
didefinisikan, termasuk diantaranya khasiat persepsi, pengetahuan
empiris rekomendasi terapi, adanya pendapat mengenai etiologi
umum, serta resistensi bakteri yang tidak diharapkan pada berbagai
penggunaan antibiotik.
• Beberapa studi telah dilakukan di Spanyol 10 tahun terakhir yang
menggambarkan perilaku profesional kesehatan dalam perawatan
primer berkaitan dengan peresepan antibiotik; Studi-studi ini
menunjukkan bahwa ada yang berlebihan didalam peresepan
antibiotik, serta tidak pantas dalam penggunaannya .
• Beberapa studi telah dilakukan di Spanyol 10 tahun terakhir yang
menggambarkan perilaku profesional kesehatan dalam perawatan
primer berkaitan dengan peresepan antibiotik; Studi-studi ini
menunjukkan bahwa ada yang berlebihan didalam peresepan
antibiotik, serta tidak pantas dalam penggunaannya.
• Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menilai kinerja dokter gigi
dan dokter keluarga di Spanyol didalam meresepkan antibiotik
untuk pengobatan odontogenik infeksi, serta menentukan
perbedaan antara kedua kelompok.
Bahan dan metode

• Sebuah studi cross-sectional dilakukan dengan mendistribusikan


200 poling kepada dokter gigi dan dokter keluarga Departemen
Perawatan Primer dari Layanan Kesehatan Catalan (Generalitat de
Catalunya, Spanyol) untuk menentukan perbedaan dalam
meresepkan antibiotik pada pengobatan infeksi odontogenik.
• Polling terdiri dari 3 pertanyaan:
1) Pada pasien dengan infeksi odontogenik, antibiotik apa yang akan
Anda resepkan sebagai pilihan pertama?
2) Pada pasien dengan infeksi odontogenik, antibiotik apa yang akan
Anda resepkan sebagai pilihan yang kedua ?
3) Pada pasien dengan infeksi odontogenik dan alergi terhadap
penisilin, antibiotik apa yang akan Anda meresepkan?
Hasil

Gambar 1. Antibiotik pilihan pertama yang diresepkan oleh dokter gigi dan dokter keluarga
Gambar 2. Antibiotik pilihan kedua yang diresepkan oleh dokter gigi dan dokter keluarga
Gambar 3. Antibiotik pilihan yang diresepkan oleh dokter gigi dan dokter keluarga
pada pasien alergi terhadap penicillin
Diskusi

• Di Spanyol kecenderungan untuk meresepkan antibiotik untuk


infeksi apa pun, terlepas dari etiologinya. Meskipun memerlukan
resep resmi dari seorang praktisi (dokter atau dokter gigi) untuk
pembelian antibiotik, 30% dari semua penjualan antibiotik di
Spanyol dilakukan tanpa persyaratan ini.
• Dalam penelitian, peresepan yang paling sering diberikan oleh
kedua kelompok responden untuk pengobatan odontogenik
infeksi adalah beta-laktam.
• Mayoritas dokter keluarga meresepkan amoksisilin kombinasi
dengan asam klavulanat, sedangkan dokter gigi hanya
meresepkan amoksisilin.
• Data ini konsisten dengan yang disediakan oleh Hail et al.,yang mengklaim
bahwa 71% dari dokter gigi meresepkan antibiotik beta-laktam, dan 48%
untuk amoksisilin dan 23% untuk amoksisilin kombinasi dengan asam
klavulanat. Sedangkan dokter keluarga meresepkan 59% beta-laktam, dan
41% kombinasi dengan asam klavulanat serta 16% meresepkan
amoksisilin.
• Sebanyak 3% dari resep dokter keluarga spiramisin, dengan atau tanpa
metronidazol, sebagai pilihan antibiotik pertama untuk pengobatan
odontogenik infeksi.
• Berbeda dengan sebagian besar penulis, seperti Bresco-Salinas et Al, yang
merekomendasikan penggunaan amoksisilin sebagai pilihan obat pertama.
• Bascones et al. dan Isla et al. yang merekomendasikan amoxicillin
dikombinasikan dengan asam klavulanat
• Para penulis ini menganalisis efek antibiotik yang biasa digunakan
dalam kedokteran gigi untuk menghancurkan bakteri pada infeksi
odontogenik, dilakukanlah analisis farmakokinetik dan
farmakodinamik yang menyimpulkan bahwa amoksisilin yang
dikombinasikan dengan asam klavulanat, dan klindamisin sangat
efektif melawan mikroorganisme pada infeksi odontogenik ,
sedangkan spiramisin dan metronidazol tidak dapat menutupi
spektrum bakteri pada infeksi odontogenik.
• Jumlah mikroorganisme yang resisten dalam penggunaan antibiotik
yang biasa digunakan dalam pengobatan infeksi odontogenik telah
terjadi dua kali lipat dalam 15 tahun terakhir.
• Herrera et al. Menyatakan penggunaan betalactamase menghasilkan
spesies resisten sebanyak 87,1% pasien dengan periodontitis.
• Bresco-Salinas et al. Mengamati resistensi yang tinggi terhadap
metronidazole (50,5%), eritromisin (39,1%) dan azitromisin (33,2%)
secara odontogenik infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
• Sobottka et al. mengisolasi 87 patogen dari 37 pasien dengan abses
periapikal; menemukan bahwa 100% dari patogen yang rentan
terhadap amoksisilin yang dikombinasikan dengan asam klavulanat,
tetapi sensitivitas menurun antara 70% dan 75% untuk doksisiklin,
klindamisin dan amoksisilin.
• Beberapa penulis merekomendasikan penggunaan moxifloxacin
sebagai pilihan antibiotik kedua. Sobottka et Al.menemukan
60% strain resisten terhadap eritromisin.
• Thomas et al. menemukan 12% dari strain resisten terhadap
clindamycin. Namun, sensitivitas patogen ke kuinolon, Thomas
et al. mengamati 100% strain rentan terhadap moxifloxacin,
sedangkan Sobottka et al. menemukan 98% strain rentan
terhadap moxifloxacin dan levofloxacin.
• Namun, penulis lain menegaskan bahwa penggunaan
moxifloxacin pada pengobatan infeksi odontogenik dapat
berkontribusi dalam meningkatkan resistensi terhadap
fluorokuinolon.
Kesimpulan

• Terdapat perbedaan yang jelas di antara dokter


keluarga dan dokter gigi dalam meresepkan antibiotik
untuk pengobatan infeksi odontogenik.
• Beta-laktam adalah antibiotik pilihan pertama,
sementara clindamicin adalah pengganti untuk alergi
penisilin pada pasien. Serta tidak dibenarkan
meresepkan makrolida sebagai antibiotik pilihan
pertama dalam pengobatan infeksi odontogenik.

Anda mungkin juga menyukai