Anda di halaman 1dari 5

2.

4 Patofisiologi
Tulang hidung dan kartilago rentan untuk mengalami fraktur karena hidung
letaknya menonjol dan merupakan bagian sentral dari wajah, sehingga kurang kuat
menghadapi tekanan dari luar. Pola fraktur yang diketahui beragam tergantung pada kuatnya
objek yang menghantam dan kerasnya tulang. Seperti dengan fraktur wajah yang lain, pasien
muda cenderung mengalami fraktur kominunitiva septum nasal dibandingkan dengan pasien
dewasa yang kebanyakan frakturnya lebih kompleks.3
Daerah terlemah dari hidung adalah kerangka kartilago dan pertemuan antara
kartilago lateral bagian atas dengan tulang dan kartilago septum pada krista maksilaris.
Daerah terlemah merupakan tempat yang tersering mengalami fraktur atau dislokasi pada
fraktur nasal.3
Kekuatan yang besar dari berbagai arah akan menyebabkan tulang hidung remuk
yang ditandai dengan deformitas bentuk C pada septum nasal. Deformitas bentuk C biasanya
dimulai di bagian bawah dorsum nasal dan meluas ke posterior dan inferior sekitar lamina
perpendikularis os ethmoid dan berakhir di lengkung anterior pada kartilago septum kira-kira
1 cm di atas krista maksilaris. Kebanyakan deviasi akibat fraktur nasal meliputi juga fraktur
pada kartilago septum nasal.3,7,12

Gambar 5 : Penulangan hidung


Diunduh dari http://www.learn-free-medical-transcription.blogspot.com
Fraktur nasal lateral merupakan yang paling sering dijumpai pada fraktur nasal.
Fraktur nasal lateral akan menyebabkan penekanan pada hidung ipsilateral yang biasanya
meliputi setengah tulang hidung bagian bawah, prosesus nasi maksilaris dan bagian tepi

piriformis. Trauma lain yang sering dihubungkan dengan fraktur nasal adalah fraktur
frontalis, ethmoid dan tulang lakrimalis, fraktur nasoorbital ethmoid; fraktur dinding orbita;
fraktur lamina kribriformis; fraktur sinus frontalis dan fraktur maksila Le Fort I, II, dan III.
3,7,12

2.5 Klasifikasi
Fraktur hidung dapat dibedakan menurut :
1. Lokasi : tulang nasal (os nasale), septum nasi, ala nasi, dan tulang rawan triangularis.
2. Arah datangnya trauma :
-

Dari lateral : kekuatan terbatas dapat menyebabkan fraktur impresi dari salah satu
tulang nasal. Pukulan lebih besar mematahkan kedua belah tulang nasal dan septum
nasi dengan akibat terjadi deviasi yang tampak dari luar.

Dari frontal : cederanya bisa terbatas hanya sampai bagian distal hidung atau kedua
tulang nasal bisa patah dengan akibat tulang hidung jadi pesek dan melebar. Bahkan
kerangka hidung luar dapat terdesak ke dalam dengan akibat cedera pada kompleks
etmoid.

Datang dari arah kaudal : relatif jarang.3

Jenis fraktur nasal meliputi :


1. fraktur nasal sederhana,
2. fraktur pada prosessus frontalis maksila,
3. fraktur nasal dengan pergeseran kartilago nasi,
4. fraktur dengan keluarnya kartilago septum dari sulkusnya di vomer,
5. fraktur kominutiva pada vomer, dan

6. fraktur pada tulang ethmoid sehingga CSS mengalir dari hidung.1,13


2.7.1

Fraktur hidung sederhana


Jika hanya terjadi fraktur tulang hidung saja dapat dilakukan reposisi fraktur dengan

analgesia lokal. Akan tetapi pada anak-anak atau orang dewasa yang tidak kooperatif
tindakan reposisi dilakukan dalam keadaan narkose umum.1
Analgesia lokal dapat dilakukan dengan pemasangan tampon lidokain 1-2% yang
dicampur dengan epinefrin 1: 1000. Tampon kapas yang berisi obat analgesia lokal ini
dipasang masing-masing 3 buah pada setiap lubang hidung. Tampon pertama diletakkan pada
meatus superior tepat di bawah tulang hidung, tampon kedua diletakkan di antara konka
media dan septum dan bagian distal dari tampon tersebut terletak dalam foramen
sfenopalatina. Tampon ketiga ditempatkan antara konka inferior dan septum nasi. Ketiga
tampon tersebut dipertahankan selama 10 menit. Kadang kadang diperlukan penambahan
penyemprotan oxymethazoline spray beberapa kali, melalui rinoskopi anterior untuk
memperoleh efek anestesi dan efek vasokonstriksi yang baik.1

Gambar 6 :Fraktur hidung sederhana 14

2.7.2

Fraktur nasal kominunitiva


Fraktur nasal dengan fragmentasi tulang hidung ditandai dengan batang hidung

nampak rata (pesek); tulang hidung mungkin dinaikkan ke posisi yang aman tetapi beberapa
fragmen tulang tetap hilang. Bidai digunakan untuk memindahkan fragmen tulang ke posisi
yang sebenarnya. Untuk tujuan tersebut beberapa kasa vaselin dimasukkan ke dalam lubang
hidung.3

2.7.3 Fraktur tulang hidung terbuka


Fraktur tulang hidung terbuka menyebabkan perubahan tempat dari tulang hidung
tersebut yang juga disertai laserasi pada kulit atau mukoperiosteum rongga hidung.
Kerusakan atau kelainan pada kulit dari hidung diusahakan untuk diperbaiki atau
direkonstruksi pada saat tindakan.1

2.7.4

Fraktur tulang nasoorbitoetmoid kompleks


Jika nasal piramid rusak karena tekanan atau pukulan dengan beban berat akan

menimbulkan fraktur hebat pada tulang hidung, lakrimal, etmoid, maksila dan frontal. Tulang
hidung bersambungan dengan prossesus frontalis os maksila dan prossesus nasalis os frontal.
Bagian dari nasal piramid yang terletak antara dua bola mata akan terdorong ke belakang.
Terjadilah fraktur nasoetmoid, fraktur nasomaksila dan fraktur nasoorbita. Fraktur ini dapat
menimbulkan komplikasi atau sekuele di kemudian hari. Komplikasi yang terjadi tersebut
ialah:1
A. Komplikasi neurologik :1
1. Robeknya duramater
2. Keluarnya cairan serebrospinal dengan kemungkinan timbulnya meningitis
3. Pneumoensefal
4. Laserasi otak
5. Avulsi dari nervus olfaktorius
6. Hematoma epidural atau subdural
7. Kontusio otak dan nekrosis jaringan otak
B. Komplikasi pada mata :
1. Telekantus traumatika
2. Hematoma pada mata
3. Kerusakan nervus optikus yang mungkin menyebabkan kebutaan
4. Epifora
5. Ptosis
6. Kerusakan bola mata
C. Komplikasi pada hidung :
1. Perubahan bentuk hidung

2. Obstruksi rongga hidung yang disebabkan oleh fraktur,dislokasi, atau hematoma pada
septum
3. Gangguan penciuman (hiposmia atau anosmia)
4. Epistakis posterior yang hebat yang disebabkan karena robeknya arteri etmoidalis
5. Kerusakan duktus nasofrontalis dengan menimbulkan sinusitis frontal atau mukokel
Pada keadaan terjadinya trauma hidung seperti tersebut di atas, jika terdapat
kehilangan kesadaran mungkin terjadi kerusakan pada susunan saraf otak sehingga
memerlukan bantuan seorang ahli bedah saraf otak. Konsultasi kepada seorang ahli mata
diperlukan untuk mengevaluasi kemungkinan terdapatnya kelainan pada mata.
Pemeriksaan penunjang radiologic berupa CT scan (axial dan koronal) diperlukan pada
kasus ini.1
Kavum nasi dan lasernasi harus dibersihkan dan diperiksa kemungkinan terjadinya
fistul cairan serebro spinal. Integritas tendon kantus media harus dievaluasi, untuk ini
diperlukan konsultasi dengan ahli mata. Klasifikasi nasoorbitetmoid kompleks tipe I
mengenai satu sisi noncommunited fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media.
Tipe II, mengenai fragmen sentral tanpa robeknya tendo kantus media. Tipe III mengenai
kerusakan fragmen sentral berat dengan robeknya tendo kantus media.1
Seorang ahli bedah maksilofasial harus mengenal organ yang rusak pada daerah
tersebut untuk melakukan tindakan rekonstruksi dengan cara menyambung tulang yang
patah sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan. Fraktur nasoorbitetmoid kompleks
ini seringkali tidak dapat diperbaiki dengan cara sederhana menggunakan tampon hidung
atau fiksasi dari luar. Apabila terjadi kerusakan duktus naso-lakrimalis akan
menyebabkan air mata selalu keluar. Tindakan ini memerlukan penanganan yang lebih
hati-hati dan teliti. Rekonstruksi dilakukan dengan menggunakan kawat (stainless steel)
atau plate & screw. Pada fraktur tersebut di atas, memerlukan tindakan rekonstruksi
kantus media.1

Anda mungkin juga menyukai