Kelompok 4
Nama kelompok :
1. Trauma
Langsung (kecelakaan lalulintas)
Tidak langsung (jatuh dari ketinggian dengan posisi
berdiri/duduk sehingga terjadi fraktur tulang
belakang)
2. Patologis : Metastase dari tulang
3. Degenerasi
4. Spontan : Terjadi tarikan otot yang sangat kuat
Fraktur Os nasal terbagi menjadi 3 yaitu
Pemeriksaan Penunjang :
•Pemeriksaan Rongent : Menentukan luas atau lokasi minimal 2 kali
proyeksi, anterior, posterior lateral.
•CT Scan tulang, fomogram MRI : Untuk melihat dengan jelas daerah yang
mengalami kerusakan.
•Arteriogram (bila terjadi kerusakan vasculer).
Diagnosa Keperawatan :
•Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal
Intervensi :
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi terhadap jalan nafas tidak efektif b/d perlukaan intra nasal
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 X 24 jam, potensi jalan nafas dapat
dipertahankan, dengan kriteria hasil :
1. Pola pernapasan normal
2. Bunyi napas jelas dan tidak bising
3. Aspirasi dapat dicegah
Intervensi :
Observasi frekwensi/irama pernapasan ; pernapasan cuping hidung, pernapasan mengorok/stridor, dan
serak.
• Rasional : Dapat mengindikasikan terjadinya gagal pernapasan.
Awasi tanda vital dan perubahan mental.
• Rasional : Takikardia/peningkatan gelisah dapat mengindikasikan terjadinya hipoksia/pengaruh terhadap
pernapasan.
Auskultasi bunyi napas.
• Rasional : Adanya mengi / ronchi menunjukkan secret tertahan.
Perubahan posisi secara periodik dan dorong pernapasan dalam.
• Rasional : Meningkatkan ventilasi ke semua segman paru dan mobilisasi sekret, menurunkan resiko
atelektasis dan peneumonia.
Dorong pemasukan cairan sedikitnya 2-3 liter perhari, hindari minuman karbonat.
• Rasional : Pengenceran sekret mulut/pernapasan untuk meningkatkan pengeluaran. Minuman karbonat
”busa” pada area orofaringdan mungkin untuk klien menahannya, sehingga mempengaruhi jalan napas.
terimakasih