Anda di halaman 1dari 11

AGD

(Analisa Gas Darah)


Fisiologi keseimbangan asam - basa
Derajat keasaman merupakan suatu sifat kimia yg penting dari
darah dan cairan tubuh lainya.
Satuan derajat keasaman adalah Ph :
 Ph 7.0 adalah netral
 Ph diatas 7.0 adalah basa (alkali)
 Ph dibawah 7.0 adalah asam
Suatu asam kuat memiliki ph yg sangat rendah (hampir 1.0),
sedangkan suatu basa kuat memiliki ph yg sangat tinggi
(diatas 14.0)
 Darah memiliki ph antara 7.35 – 7.45.
 Keseimbangan asam basa darah dikendalikan secara
seksama, karena perubahan ph sekecil apapun dapat
memberikan efek yg serius terhadap beberapa organ
Analisa Gas Darah
 Pemeriksaan Analisa Gas Darah (Astrup)
adalah salah satu tindakan pemeriksaan
laboratorium yang ditujukan ketika dibutuhkan
informasi yang berhubungan dengan
keseimbangan asam basa (Ph), jumlah oksigen,
dan karbondioksida dalam darah pasien.

 Pemeriksaan ini digunakan untuk menilai


fungsi kerja paru-paru dalam menghantarkan
oksigen kedalam sirkulasi darah dan mengambil
karbondioksida dalam darah.
Analisa Gas Darah
 Analisa Gas Darah ( AGD ) atau sering disebut Blood Gas
Analisa (BGA) merupakan pemeriksaan penting untuk
penderita sakit kritis.

 Bertujuan untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran


Oksigen (O2),Karbondiosida ( CO2) dan status asam-basa
dalam darah arteri.

 Komponen dasar AGD mencakup pH, PaCO2, PaO2, SO2,


HCO3 dan BE (base excesses/kelebihan basa).

 Pemeriksaan gas darah dipakai untuk menilai :


“Keseimbangan asam basa dalam tubuh, Kadar oksigenasi
dalam darah, Kadar karbondioksida dalam darah”.
Analisis gas darah digunakan untuk
diagnosa dan pengelolaan :

•Penyakit pernafasan
•Pemberian oksigen
•Kadar oksigenasi dalam darah
•Kadar CO2
•Keseimbangan asam-basa
•Ventilasi
Indikasi dilakukannya pemeriksaan Analisa Gas Darah (AGD)
yaitu :

1. Pasien dengan penyakit obstruksi paru kronik


2. Pasien dengan edema pulmo
3. Pasien akut respiratori distress sindrom
(ARDS)
4. Infark miokard
5. Pneumonia
6. Pasien syok
7. Post pembedahan coronary arteri baypass
8. Resusitasi cardiac arrest
Lokasi Pengambilan Darah Arteri
1. Arteri Radialis dan Arteri Ulnaris (sebelumnya dilakukan allen’s test)
Test Allen’s merupakan uji penilaian terhadap sirkulasi darah di
tangan, hal ini dilakukan dengan cara yaitu:
 pasien diminta untuk mengepalkan tangannya, kemudian berikan
tekanan pada arteri radialis dan arteri ulnaris selama beberapa menit,
setelah itu minta pasien untk membuka tangannya, lepaskan tekanan
pada arteri, observasi warna jari-jari, ibu jari dan tangan. Jari-jari dan
tangan harus memerah dalam 15 detik.
Warna merah menunjukkan test allen’s positif.
Apabila tekanan dilepas, tangan tetap pucat, menunjukkan test allen’s
negatif.

Jika pemeriksaan negative, hindarkan tangan tersebut dan


periksa tangan yang lain.
2. Arteri Dorsalis pedis
merupakan arteri pilihan ketiga jika arteri radialis dan ulnaris tidak bisa
digunakan.
3. Arte ri Brakialis
Merupakan arteri pilihan keempat karena lebih banyak resikonya bila terjadi
obstruksi pembuluh darah.
4. Arteri Femoralis
merupakan pilihan terakhir apabila pada semua arteri diatas tidak dapat diambil.
Bila terdapat obstruksi pembuluh darah akan menghambat aliran darah ke
seluruh tubuh / tungkai bawah dan bila yang dapat mengakibatkan berlangsung
lama dapat menyebabkan kematian jaringan. Arteri femoralis berdekatan
dengan vena besar, sehingga dapat terjadi percampuran antara darah vena dan
arteri.
Selain itu arteri femoralis terletak sangat dalam dan merupakan salah satu
pembuluh utama yang memperdarahi ekstremitas bawah.

Arteri Femoralis atau Brakialis sebaiknya jangan digunakan jika masih ada
alternative lain karena tidak memiliki sirkulasi kolateral yang cukup untuk
mengatasi bila terjadi spasme atau thrombosis.Sedangkan arteri temporalis atau
axillaris sebaiknya tidak digunakan karena adanya resiko emboli ke otak.
Kontra Indikasi Analisa Gas Darah
1. Denyut arteri tidak terasa, pada pasien yang mengalami
koma (Irwin & Hippe, 2010).
2. Modifikasi Allen tes negatif , apabila test Allen negative
tetapi tetap dipaksa untuk dilakukan pengambilan darah
arteri lewat arteri radialis, maka akan terjadi thrombosis
dan beresiko mengganggu viabilitas tangan.
3. Selulitis atau adanya infeksi terbuka atau penyakit
pembuluh darah perifer pada tempat yang akan diperiksa
4. Adanya koagulopati (gangguan pembekuan) atau
pengobatan denganantikoagulan dosis sedang dan tinggi
merupakan kontraindikasi relatif.
Interpretasi Hasil Pemeriksaan
Secara singkat, hasil AGD terdiri atas komponen:

 pH atau ion H+, menggambarkan apakah pasien mengalami


asidosis atau alkalosis. Nilai normal pH berkisar antara 7,35
sampai 7,45.
 PO2, adalah tekanan gas O2 dalam darah. Kadar yang rendah
menggambarkan hipoksemia dan pasien tidak bernafas dengan
adekuat. PO2 dibawah 60 mmHg mengindikasikan perlunya
pemberian oksigen tambahan. Kadar normal PO2 adalah 80-100
mmHg
 PCO2, menggambarkan gangguan pernafasan. Pada tingkat
metabolisme normal, PCO2 dipengaruhi sepenuhnya oleh
ventilasi. PCO2 yang tinggi menggambarkan hipoventilasi dan
begitu pula sebaliknya. Pada kondisi gangguan metabolisme,
PCO2 dapat menjadi abnormal sebagai kompensasi keadaan
metabolik. Nilai normal PCO2 adalah 35-45 mmHg
 HCO3-, menggambarkan apakah telah terjadi gangguan
metabolisme, seperti ketoasidosis. Nilai yang rendah
menggambarkan asidosis metabolik dan begitu pula
sebaliknya. HCO3- juga dapat menjadi abnormal ketika
ginjal mengkompensasi gangguan pernafasan agar pH
kembali dalam rentang yang normal. Kadar HCO3- normal
berada dalam rentang 22-26 mmol/l
 Base excess (BE), menggambarkan jumlah asam atau basa
kuat yang harus ditambahkan dalam mmol/l untuk membuat
darah memiliki pH 7,4 pada kondisi PCO2 = 40 mmHg
dengan Hb 5,5 g/dl dan suhu 37C0. BE bernilai positif
menunjukkan kondisi alkalosis metabolik dan sebaliknya,
BE bernilai negatif menunjukkan kondisi asidosis
metabolik. Nilai normal BE adalah -2 sampai 2 mmol/l
 Saturasi O2, menggambarkan kemampuan darah untuk
mengikat oksigen. Nilai normalnya adalah 95-98 %

Anda mungkin juga menyukai