Anda di halaman 1dari 18

Nama kelompok :

1. Amalia R
2. Dina Meicasari
3. Lia Nursyifa
4.Moh. Fahmi
5.Nurullia s
6.Siti Saida N

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAAN AUTOIMUN


Definisi Autoimun
Penyakit autoimun adalah kondisi ketika system kekebalan
tubuh seseorang menyerang tubuh sendiri. Normalnya, system
kekebalan tubuh menjaga tubuh dari serangan organisme
asing, seperti bakteri atau virus. Namun, pada seseorang yang
menderita penyakit autoimun, system kekebalaan tubuh akan
melepaskan protein yang disebut autoantibody untuk
menyerang sel sel tubuh yang sehat.
Etiologi
Interaksi antara genetic dan faktor lingkungan penting dalam penyebab
penyakit autoimun.
1. Faktor genetic
Penyakit autoimun dapat berada dalam satu keluarga dan autoimun yang bersifat
subklinis lebih umum terdapat dalam anggota keluarga dibandingkan penyakit
yang nyata
2. Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang diidentifikasi sebagai kemungkinan penyebab anatar lain
hormon,infeksi,obatdan agen lain seperti radiasi ultraviolet.
3. Hormon
Observasi epidemilogi menunjukkan penyakit autoimun lebih sering terjadi pada
perempuan dibandingkan laki-laki. Sebagian besar penyakit autoimun mempunyai
puncak usia onset dalam masa reproduktif, dengan beberapa bukti klinis dan
eksperimental menyebutkan estrogen sebagai faktor pencetus.
Lanjutan……

4. Infeksi
Virus sering dihubungkan dengan penyakit autoimun. Infeksi yang
terjadi secara horizontal atau vertikal akan meningkatkan reaksi autoimun
dengan berbagai jalan, antara lain karena aktivasi poliklonal limfosit,
pelepasan organel subselular setelah destruksi sel, fenomena asosiasi
pengenalan akibat insersi antigen virus pada membran sel yang
meningkatkan reaksi terhadap komponen antigen diri, serta gangguan
fungsi sel Ts akibat infeksi virus.
5. Obat
Banyak obat dikaitkan dengan timbulnya efek samping idiosinkrasi yang
dapat mempunyai komponen autoimun di dalam patogenesisnya. Sangat
penting untuk membedakan respons imunologi dari obat
klasifikasi
Autoimun dapat dibagi menjadi gangguan autoimun sistemik dan organ-spesifik
atau lokal, tergantung pada Clinico-patologis fitur utama dari masing-masing
penyakit
1. Penyakit autoimun sistemik termasuk SLE , sindrom Sjögren , skleroderma ,
rheumatoid arthritis , dan dermatomiositis . Kondisi ini cenderung berhubungan
dengan autoantibodi terhadap antigen yang tidak jaringan tertentu. Jadi meskipun
polymyositis kurang lebih jaringan tertentu dalam presentasi, mungkin termasuk
dalam kelompok ini karena autoantigens sering mana-mana t-RNA sintetase.
2. Sindrom Lokal yang mempengaruhi organ tertentu atau jaringan:
a) Endokrinologik: Diabetes mellitus tipe 1 , tiroiditis Hashimoto , penyakit Addison
b) Gastrointestinal: penyakit seliaka , Penyakit Crohn , pernicious anemia
c) Dermatologi: Pemphigus vulgaris , Vitiligo
d) Hematologi: anemia hemolitik autoimun , idiopatik purpura thrombocytopenic
e) Neurologis: Miastenia gravis
Manifestasi klinis
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:
• Kelelahan.
• Pegal otot.
• Ruam kulit.
• Demam ringan.
• Rambut rontok.
• Sulit berkonsentrasi.
• Kesemutan di tangan dan kaki.
Gejala
1. Gejala yang biasanya dijumpai.
Infeksi saluran napas atas berulang infeksi bakteri yang berat. Penyembuhan
inkomplit antar episode infeksi. Atau respons pengobatan in komplit.

2. Gejala yang sering dijumpai.


a) Gagal tumbuh atau retardasi tumbuh.
b) Jarang ditemukan kelenjar atau tonsil yang membesar.
c) Infeksi oleh mikroorganisme yang tidak lazim.
d) Lesi kulit (Rash, ketombe, pioderma, abses nekrotik/noma, alopesia, eksim,
teleangiektasi, warts yang hebat).
e) Diare dan Mal abrsopsi.
f)Penyakit autoimun.
3. Gejala yang jarang dijumpai.
a) Berat Badan Turun.
b) Demam.
c) Peridontitis.
d) Limfadenopati.
e) Penyakit virus yang berat.
PATHWAY
Pemeriksaan Labolatorium
1. Pemeriksaan Autoantibodi Anti Nuklir Antibodi (ANA), dll
Antibodi antinuklear (ANA , juga dikenal sebagai faktor anti nuklir
atau ANF) adalah autoantibodi yang mengikat isi dari inti sel . Pada
orang normal, sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi terhadap
protein asing ( antigen ) tetapi tidak untuk protein manusia
(autoantigens ).
2. Pemeriksaan Komplemen
3. Pemeriksaan sel LE.
Penatalaksanaan
Obat Anti-inflamasi nonsteroid (NSAID) : ibu profen dan naproxen
serta obat penekan kekebalan tubuh. Bertujuan untuk mengontrol
respon imun, mengurangi peradangan, serta menekan rasa sakit yang
muncul
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a) Identitas pasien
1) Nama pasien :
2) Jenis kelamin :
3) Umur : Pada rinitis alergik lebih sering penderita bayi.
4) Alamat : Lingkungan yang terpapar oleh alergen seperti lingkungan tempat tinggal yang kotor
seperti diperkotaan yang dipenuhi dengan debu dan asap, selain itu lingkungan yang sanitasinya
kurang sehat dan tempat tinggal yang tidak mempunyai ventilasi atau pertukaran udara yang baik
merupakan awal dari timbulnya gangguan pada sistem imunitas. Cuaca, suhu dingin di tempat tinggal
tertentu juga merupakan penyakit rhinitis alergi.
5) Suku bangsa :
6) Pekerjaan : mempunyai hubungan langsung sebab akibat terjadinya serangan rhinitis alergi.
Hal ini berkaitan dengan dimana dia bekerja. Misalnya orang yang bekerja di laboratorium hewan,
industri tekstil, polisi lalu lintas.
7) Agama :
8) Diagnosa medis :
9) Tanggal MRS :
Yang bertanggung jawab
1) Nama :
2) Pekerjaan :
3) Alamat :
4) Agama:
5) Pendidikan :
6) Hub dengan pasien :

b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatal.
2) Riwayat penyakit terdahulu : Pasien pernah menderita penyakit THT.
3) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengungkapkan bahwa dahulu pernah mengalami hal yang sama dengan
penderita.

c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Klien lemah dan demam.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Cek TTV :
1) RR.
2) Suhu (meningkat).
3) Nadi.
4) TD.
4) Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit kepala
bersih.
2) Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah, sklera merah, mata berair.
3) Hidung : Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak polip.
4) Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
6) Dada
i. Inspeksi: Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
ii. Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
iii. Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullens.
iv. Auskultasi : Irama nafas teratur, suara napas vesikuler, tidak ada suara
napas tambahan.
7) Perut
i. Inspeksi : Simetris.
ii. Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/menit.
iii. Palpasi : turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik.
iv. Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
2. Diagnosa :
a)Ketidakefektifan jalan napas b.d obstruksi atau adanya sekret yang
berlebihan.
b) Gangguan rasa nyeri dikepala b.d kurang suplai oksigen.
c) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat

Anda mungkin juga menyukai