1. Amalia R
2. Dina Meicasari
3. Lia Nursyifa
4.Moh. Fahmi
5.Nurullia s
6.Siti Saida N
4. Infeksi
Virus sering dihubungkan dengan penyakit autoimun. Infeksi yang
terjadi secara horizontal atau vertikal akan meningkatkan reaksi autoimun
dengan berbagai jalan, antara lain karena aktivasi poliklonal limfosit,
pelepasan organel subselular setelah destruksi sel, fenomena asosiasi
pengenalan akibat insersi antigen virus pada membran sel yang
meningkatkan reaksi terhadap komponen antigen diri, serta gangguan
fungsi sel Ts akibat infeksi virus.
5. Obat
Banyak obat dikaitkan dengan timbulnya efek samping idiosinkrasi yang
dapat mempunyai komponen autoimun di dalam patogenesisnya. Sangat
penting untuk membedakan respons imunologi dari obat
klasifikasi
Autoimun dapat dibagi menjadi gangguan autoimun sistemik dan organ-spesifik
atau lokal, tergantung pada Clinico-patologis fitur utama dari masing-masing
penyakit
1. Penyakit autoimun sistemik termasuk SLE , sindrom Sjögren , skleroderma ,
rheumatoid arthritis , dan dermatomiositis . Kondisi ini cenderung berhubungan
dengan autoantibodi terhadap antigen yang tidak jaringan tertentu. Jadi meskipun
polymyositis kurang lebih jaringan tertentu dalam presentasi, mungkin termasuk
dalam kelompok ini karena autoantigens sering mana-mana t-RNA sintetase.
2. Sindrom Lokal yang mempengaruhi organ tertentu atau jaringan:
a) Endokrinologik: Diabetes mellitus tipe 1 , tiroiditis Hashimoto , penyakit Addison
b) Gastrointestinal: penyakit seliaka , Penyakit Crohn , pernicious anemia
c) Dermatologi: Pemphigus vulgaris , Vitiligo
d) Hematologi: anemia hemolitik autoimun , idiopatik purpura thrombocytopenic
e) Neurologis: Miastenia gravis
Manifestasi klinis
Pada umumnya, gejala-gejala awal penyakit autoimun adalah:
• Kelelahan.
• Pegal otot.
• Ruam kulit.
• Demam ringan.
• Rambut rontok.
• Sulit berkonsentrasi.
• Kesemutan di tangan dan kaki.
Gejala
1. Gejala yang biasanya dijumpai.
Infeksi saluran napas atas berulang infeksi bakteri yang berat. Penyembuhan
inkomplit antar episode infeksi. Atau respons pengobatan in komplit.
b) Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Bersin-bersin, hidung mengeluarkan sekret, hidung tersumbat, dan hidung gatal.
2) Riwayat penyakit terdahulu : Pasien pernah menderita penyakit THT.
3) Riwayat penyakit keluarga : Ibu mengungkapkan bahwa dahulu pernah mengalami hal yang sama dengan
penderita.
c) Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum : Klien lemah dan demam.
2) Kesadaran : Composmentis.
3) Cek TTV :
1) RR.
2) Suhu (meningkat).
3) Nadi.
4) TD.
4) Pemeriksaan Head To Toe
1) Kepala : Bentuk kepala bulat, warna rambut hitam, tidak ada benjolan, kulit kepala
bersih.
2) Mata : Simetris, tidak ada sekret, konjungtiva merah, sklera merah, mata berair.
3) Hidung : Simetris, ada sekret (hidung buntu), tidak ada pernafasan cuping hidung,
tidak polip.
4) Telinga : Simetris, tidak ada benjolan, lubang telinga bersih, tidak ada serumen.
5) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, limfe, tidak ada bendungan vena
jugularis, tidak ada kaku kuduk.
6) Dada
i. Inspeksi: Dada simetris, bentuk bulat datar, pergerakan dinding dada
simetris, tidak ada retraksi otot bantu pernapasan.
ii. Palpasi : Tidak ada benjolan mencurigakan.
iii. Perkusi : Paru-paru sonor, jantung dullens.
iv. Auskultasi : Irama nafas teratur, suara napas vesikuler, tidak ada suara
napas tambahan.
7) Perut
i. Inspeksi : Simetris.
ii. Auskultasi : Peristaltik meningkat 40x/menit.
iii. Palpasi : turgor kulit tidak langsung kembali dalam 1 detik.
iv. Perkusi : Hipertimpan, perut kembung.
2. Diagnosa :
a)Ketidakefektifan jalan napas b.d obstruksi atau adanya sekret yang
berlebihan.
b) Gangguan rasa nyeri dikepala b.d kurang suplai oksigen.
c) Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d intake yang tidak adekuat