Anda di halaman 1dari 11

RESUME

Muhammad Rizal Fanath


Nim : G3A019201

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
TAHUN 2019-2020
A. Konsep teori
1. Pengertian/Definisi
malaria (asimtomatis) : ialah penyakit yang disebabkan oleh infeksi parasit plasmodium
didalam eritrosit dan biasanya disertai dengan gejala demam. Dapat berlangsung akut ataupun
kronik. Infeksi malaria dapat berlangsung tampa komplikasi ataupun mengalami komplikasi
sistemik yang dikenal malaria berat. (Setiati, 2014, hal. 595)
malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit yang merupakan
golongan plasmodium, dimana proses penularanya melalui gigitan nyamuk anopheles. (Nurarif &
Kusuma, 2012, hal. 291)
Malaria merupakan infeksi yang di sebabkan oleh protozoa darah yang termasuk dalam filum
Apicomplexa, kelas Sporozoa, subkelas Coccidiida,ordo Euccidides, seb-ordo Haemosporidea,
famili Plasmodiidae dan genus Plasmodium (Soegeng Soegijanto, 2009
Malaria merupakan infeksi parasit pada sel darah merah yang disebabkan oleh suatu
protozoa spesies plasmodium yang ditularkan kemanusia melalui air liur nyamuk (Wiwik
Handayani, 2008)
Malaria adalah penyakit infeksi farasit yang di sebabkan oleh plasmodium yang menyerang
eritrosit dan di tandai dengan di temukannya bentuk aseksual di dalam darah(Aru W.
Sudoyo,2006)
2. Anatomi fisiologi

3. Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa dengan genusnya adalah plasmodium dan
vektornya adalah nyamuk anopheles. Sampai saat ini ada 4 jenis palsmodium yang menimbulkan
penyakit pada manusia dan tidak dapat ditularkan pada hewan, keempat jenis plasmodium ini
adalah :
a. Plasmodium Falciparum, yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang
tinggi. Infeksi spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat
dibandingkan spesies lain merozitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda
maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50 % malaria di seluruh dunia.
b. Palsmodium Vivax, spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah yang muda
(retilkulosit) kira-kira 43 % dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium
vivax.
c. Plasmodium Malariae, mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel darah merah yang
tua.
d. Plasmodium ovale, prediksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan plasmodium vivax
(menginfeksi sel-sel darah muda). (Sutisna, 2004)

4. Tanda dan Gejala


a. Demam
Demam periodik yang berkaitan dengan saat pecahnya skizon mateng(sporulasi). Pada malaria
tertiana (P. vivax dan P.ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodesitas demamnya
setiap hari ke-3, sedangkan malaria kuartana (P.malariae )pematangannya tiap 72 jam dan
periodesitas demamnyatiap 4 hari. Tiap serangan di tandai dengan beberapa serangan periodik.
Demam khas malaria terdiri dari tiga stadium, yaitu:menggigil (15-1 jam ),puncak demam (2-6
jam ),dan berkeringat (2-4 jam ). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh dapat
beradaftasi terhadap farasit dalam tubuh dan ada respon imun .
b. Pembesaran limpa
Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpe mengalami kongest,menghitam,
dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrositparasit dan jaringan ikat yang bertambah .
Pada malaria tertiana/ vivax limpa membesar mulai minggu ke-2, sedangkan pada malaria
tropika limpa membesar pada hari ke 3-4, limpa membesar karena harus menghilangkan
eritrosit yang pecah.
c. Anemia
Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab. Yang paling berat adalah anemia karena
plasmodium falciparum. Anemia disebabkan oleh:
1) Penghancuran eritrosit berlebihan
2) Eritosit normal tidak bisa hidup lama
3) Gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sum-sum tulang.
d. Ikterus
Ikterus di sebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar
e. Sakit kepala
Sakit kepala yang berat kususnya pada plasmodium falciparum
f. Nafsu makan berkurang, disebabkan adanya peningkatan suhu tubuh.
g. Pada anak makin muda usianya makin tidak jelas gejala klinisnya, tetapi yang menonjol adalah
mencret (diare) dan pucat karena kekurangan darah.
h. Mual muntah, disebabkan adanya peningkatan asam lambung.(Arif mansjoer, 2001)

5. Konsep Dasar Keperawatan


a. Pengkajian
1) Biodata
Identitas klien : nama, jenis kelamin, umur, agama, tanggal masuk RS, no. RM
Identitas penanggungjawab : nama, no. telp., hubungan dengan klien
2) Keluhan Utama
Pada keluhan utama ditanyakan adalah keluhan atau gejala apa yang manyebabkan klien
datang berobat, yang akan muncul saat awal dilakukan pengkajian pertama kali, biasanya
pada kasus malaria, klien datang ke rumah sakit dengan keluhan utamanya seperti, pusing,
lemas, nafsu makan kurang, menggigil, demam, mual, dan muntah
3) Riwayat penyakit sekarang
Riwayat mengenai penyakit saat ini, yang dimulai dari akhir masa sehat yang ditulis secara
kronologis sesuai urutan waktu, dicatat perkembangan dan perjalanan penyakitnya, keluhan
utama, dan gejala yang muncul seperti pusing, lemas, nafsu makan kurang, menggigil,
demam, mual, dan muntah.
4) Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit dahulu mencakup anamnesis tentang penyakit sistem cardiovaskular,
sistem pernafasan, sistem pencernaan, kulit, adanya penyakit infeksi dll, yang dicatat adalah
keterangan terperinci mengenai semua penyakit dan komplikasi yang pernah dialami, dan
sedemikian mungkin dicatat menurut urutan waktu.
5) Riwayat Penyakit Keluarga
Pada pengumpulan data tentang riwayat penyakit keluarga adalah bagaimana riwayat
kesehatan dan keperawatan yang dimiliki pada salah satu anggota keluarga, pada klien
dengan malaria ditanyakan apakah ada keluarga yang menderita penyakit yang sama dengan
klien, penyakit kronis atau penyakit degeneratif lainnya, serta upaya apa yang dilakukan jika
mengalami sakit.
6) Pemeriksaan fisik
a) Kepala :
Warna rambut normal, tidak ada peradangan di kulit kepala, wajah simetris, tidak teraba
adanya edema
b) Mata :
Simetris, penglihatan normal, gerakan mata normal, konjungtiva pucat (anemis), Tidak
ada edema
c) Telinga :
Simetris, bentuk normal, warna normal, tdak ada lesi atau massa, pendengaran baik,
Tidak ada nyeri tekan pada mastoid
d) Mulut :
Warna bibir normal, tidak ada ulkus/ lesi, pertumbuhan gigi normal, lidah tampak kotor.,
Tidak ada tumor atau pembengkakan
e) Hidung :
Simetris, tampak ada lendir dan serumen, terdapat pernapasan cuping hidung, Tidak ada
nyeri pada daerah sinus (Maksilaris, frontalis, dan etmoidalis)
f) Leher :
Warna normal, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
g) Dada :
(1) Inspeksi : Simetris, bentuk dada normal (bentuk melingkar), tampak pernapasan dada
lebih cepat
(2) Palpasi : Terdapat nyeri tekan, tidak ada massa atau peradangan
(3) Perkusi :Terdengar suara napas redup
(4) Auskultasi :Suara napas bronko vesikuler
h) Abdomen
(1) Inspeksi Tidak simetris, tampak adanya edema (spenomegali), terdapat pernapasan
perut
(2) Auskultasi : Peristaltik terdengar lambat
(3) Perkusi : Terdengar redup karena adanya asites
(4) Palpasi : Teraba adanya massa
i) Ektremitas
Simetris, tampak edema pada tangan dan kaki, pergerakan normal, tampak massa otot
menurun, teraba massa pada tangan dan kaki, nadi mengalami peningkatan (tachikardi),
teraba massa otot kurang
j) Kulit
Kulit tampak pucat dan lembab, Kulit teraba hangat

b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan malaria antara lain :
 
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan metabolisme
yang menyebabkan aneroksia, mual dan muntah
2) Resiko infeksi berhubungan penurunan sistem kekebalan tubuh/ prosedur tindakan invasive
3) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolism
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan pengiriman O2 dan nutrien
dalam tubuh
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
c. Intervensi keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan metabolisme
yang menyebabkan aneroksia, mual dan muntah
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
(1) Menunujukkan peningkatan/ mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium
normal.tidak mengalami tanda malnutrisi.
(2) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
Intervensi:
(1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasidan catat masukan
makanan klien
Rasional : Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
(2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional :Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode
anoreksia
(3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi
(4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ control
(5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan
Rasional: Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ
(6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
Rasional: Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.

2) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama tidak
adekuat), prosedur invasive.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
(1) Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi
(2) Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam
Intervensi :
(1) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional: Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia
adalah tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan
perfusi jaringan.
(2) Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional: Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
(3) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama
masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari
organisme.
(4) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional: Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum
(5) Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria
3) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehidrasi efek langsung sirkulasi
kuman pada hipotalamus.
Tujuan : Hipertermi tidak terjadi
Kriteria hasil : Suhu tubuh klien dalam batas normal.
Intervensi
(1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional: Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam
menunjukkan diagnosis.
(2) Pantau suhu lingkungan.
Rasional: Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal.
(3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/ alkohol mungkin
menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
(4) Berikan antipiretik.
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
(5) Berikan selimut pendingin.
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.

4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di


perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient tubuh.
Tujuan : Peningkatan perfusi jaringan
Kriteria hasil :
Menunjukkan perfusi adekuat misalnya, tanda vital stabil; membran mukosa berwarna merah
mudah, pengisian kapiler baik, hluaran urin adekuat; mental seperti biasa.
Intervensi :
(1) Pertahankan tirah baring bantu dengan aktivitas perawatan.
Rasional: Menurunkan beban kerja miokard dan konsumsi oksigen, memaksimalkan
efektifitas dari perfusi jaringan
(2) Pantau terhadap kecenderungan tekanan darah, mencatat
perkembangan hipotensi dan perubahan pada tekanan nadi.
Rasional : Hipotensi akan berkembang bersamaan dengan kuman yang menyerang darah
(3) Perhatikan kualitas, kekuatan dari denyut perifer.
Rasional : Pada awal nadi cepat kuat karena peningkatan curah jantung, nadi dapat lemah
atau lambat karena hipotensi yang terus menerus, penurunan curah jantung dan vaso
kontriksi perifer.
(4) Kaji frukuensi pernafasan kedalaman dan kualitas. Perhatikan
dispnea berat.
Rasional : Peningkatan pernafasan terjadi sebagai respon terhadap efek Efek langsung
dari kuman pada pusat pernafasan. Pernafasan menjadi dangkal bila terjadi insufisiensi
pernafasan, menimbulkan resiko kegagalan pernafasan akut.
(5) Berikan cairan parenteral.
Rasional : Untuk mempertahankan perfusi jaringan, sejumlah besar cairan mungkin
dibutuhkan untuk mendukung volume sirkulasi.
5) Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan
pengobatan berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi
informasi, keterbatasan kognitif.
Tujuan: Keluarga atau klien dapat mengerti tentang proses penyakitnya/pengobatan
Kriteria hasil :
(1) Menyatakan pemahaman proses penyakit, prosedur diagnostig, dan rencana pengobatan.
(2) Mengidentifikasi faktor penyebab
(3) Melakukan tindakan yang perlu/perubahan pola hidup
Intervensi:
(1) Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.
Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.
(2) Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek samping dan
ketaatan terhadap program.
Rasional: Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan
dan mengurangi kambuhnya komplikasi.
(3) Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.
Rasional: Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.
(4) Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.
Rasional: Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan penyembuhan
(5) Tinjau perlunya kesehatan pribadi dan kebersihan lingkungan.
Rasional: Membantu mengontrol pemajanan lingkungan dengan mengurangi jumlah
penyebab penyakit yang ada.
(6) Identifikasi tanda dan gejala yang membutuhkan evaluasi medis.
Rasional: Pengenalan dini dari perkembangan/ kambuhnya infeksi.
(7) Tekankan pentingnya terapi antibiotik sesuai kebutuhan.
Rasional: Pengguaan terhadap pencegahan terhadap infeksi.

d. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana
tindakan keperawatan (Hidayat, 2008 ).
Dalam tahap ini, perawat tidak hanya melakukan tindakan keperawatan saja tetapi juga
melaporkan tindakan yang telah dilakukan tersebut sekaligus respon klien, dan
mendokumentasikan nya ke dalam catatan perawatan klien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan pada dasarnya harus
disesuaikan dengan intervensi yang ada pada tahap perencanaan. Namun tidak selamanya hal
tersebut dapat dilakukan karena tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara
yaitu keadaan klien, fasilitas yang ada, pengorganisasian kerja perawat, ketersediaan waktu serta
lingkungan fisik dimana tindakan keperawatan tersebut dilakukan.

e. Evaluasi
Evaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan. dengan cara evaluasi, perawat
dapat memberikan pendapat pada kuantitas dan kualitas asuhan yang di berikan. Evaluasi adalah
aktifitas terusmenerus yang memainkan peran penting selama seluruh pase proses keperawatan.
Evaluasi keperawatan menunjukkan penilaian tentang keefektifan atau keberhasilan struktur,
proses dan hasil aktifitas keperawatan dengan menggunakan standar atau nilai berdasarkan
normal .atau berdasarkan kriteria .seperti di gunakan disini istilah standar menunjukkan tingkat
pencapaian yang di harapkan yang biasa di ukur . namun nuilai yang di dapatkan kadang-
kadang tidak dapat di ukur dan harus dinyatakan dengan deskriptor/ deskripsi pencapaian yang
di harapkan di nyatakan dalam kata-kata. (Lynn Basford & Oliver Slevin, 2006 )
DAFTAR PUSTAKA
Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA.
Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Natadisatra, D. (2010). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda NIC-NOC.
Jogjakarta: Media Action.
PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.
Setiati, S. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.
Wijaya, A. S. (2013). KMB2 keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Medical Book.
Wilkinson, J. M. (2013). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Zainuddin, A. A. (2014). Panduan Praktik Klinis. Jakarta: IDI.
 
B. Resume kasus kelolaan
1. Pengkajian
a. Biodata
Nama : Tn. D.
Usia : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Swasta
b. Keluhan utama
Klien mengeluh demam, menggigil, dan agak sedikit mual

c. Riwayat penyakit sekarang


+ 2 hari yang lalu klien merasakan demam, menggigil, dan agak terasa mual, oleh keluarga klien
dibawah ke rumah sakit, ternyata klien menderita malaria. Saat dilakukan pemeriksaan klien
tampak menggigil, tampak lemas, TD: 130/90 mmHg, N: 100 x/menit, R: 20 x/menit, S: 39 0c,
akral hangat, compos mentis.
d. Data fokus (sesuai kebutuhan dasar yang mengalami masalah)
DS :
Klien mengatkan :
- merasa demam
- menggigil

DO :
Saat dikaji :
- tampak menggigil,
- tampak lemas,
- TD: 130/90 mmHg, N: 100 x/menit, R: 20 x/menit, S: 390c,
- akral hangat,
- compos mentis.

2. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
3. Perencanaan

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


Diagnosa
Hari/ Tujuan dan kriteria hasil
keperawatan Intervensi keperawatan (SIKI)
Tanggal (SLKI)
(SDKI)
1 2 3 4
Selasa / Hipertermi L.14134 I.15506 :
4 mei berhubungan Termoregulasi Manajemen Hipertermi
2020 dengan proses Ekspektasi : Meningkat Observasi :
penyakit Kriteria hasil : 1. Identifikasi penyebab hipertermia
ditandai dengan 1. Menggigil menurun 2. Monitor suhu tubuh
suhu tubuh 2. Suhu tubuh membaik 3. Monitor komplikasi akibat
diatas nilai hipertermia
normal Terapeutik:
1. Sediankan lingkungan yang dingin
2. Longgarkan atau lepaskan pakaian
3. Basahi dan kipasi bagian tubuh
4. Berikan cairan oral
5. Lakukan pendinginan (kompres
dingin pada dahi )
Edukasi :
1. Anjurkan tirah baring
Kolaborasi :
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena, jika perlu
4. Implementasi dan Evaluasi

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tgl/
Implementasi Tgl/ waktu Evaluasi / jam
dx Waktu
1 2 3 4 5
1 4 mei 1. Mengidentifikasi penyebab 4 mei 2020 / S : klien mengatakan :
2020 / hipertermia pukul 12.00 - Terasa lebih nyaman, dan terasa
pukul Hasil : reaksi penyakit, malaria wit sejuk
09.00 2. Monitor TTV - Terasa suhu badan agak turun
wit Hasil : O : klien tampak :
TD: 130/90 mmHg, N: 100 - Rileks
x/menit, R: 20 x/menit, S: 390c, - Suhu : 38.5oC
3. Monitor komplikasi akibat A : Masalah belum teratasi
hipertermia P : lanjutkan intervensi
Hasil : tidak ada
4. Sediankan lingkungan yang
dingin
Hasil : klien mengatakan terasa
nyaman dan suhu agak menurun
5. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
Hasil : klien mengatakan terasa
lebih nyaman dan terasa sejuk
6. Berikan cairan oral
Hasil :
7. Lakukan pendinginan (kompres
dingin pada dahi )
Hasil : klien tampak rileks, S :
38.5oC
8. Anjurkan tirah baring
Hasil : klien mau untuk tirah
baring

Anda mungkin juga menyukai