3. Etiologi
Penyakit malaria disebabkan oleh protozoa dengan genusnya adalah plasmodium dan
vektornya adalah nyamuk anopheles. Sampai saat ini ada 4 jenis palsmodium yang menimbulkan
penyakit pada manusia dan tidak dapat ditularkan pada hewan, keempat jenis plasmodium ini
adalah :
a. Plasmodium Falciparum, yang sering menjadi malaria cerebral, dengan angka kematian yang
tinggi. Infeksi spesies ini menyebabkan parasitemia yang meningkat jauh lebih cepat
dibandingkan spesies lain merozitnya menginfeksi sel darah merah dari segala umur (baik muda
maupun tua). Spesies ini menjadi penyebab 50 % malaria di seluruh dunia.
b. Palsmodium Vivax, spesies ini cenderung menginfeksi sel-sel darah merah yang muda
(retilkulosit) kira-kira 43 % dari kasus malaria di seluruh dunia disebabkan oleh plasmodium
vivax.
c. Plasmodium Malariae, mempunyai kecenderungan untuk menginfeksi sel-sel darah merah yang
tua.
d. Plasmodium ovale, prediksinya terhadap sel-sel darah merah mirip dengan plasmodium vivax
(menginfeksi sel-sel darah muda). (Sutisna, 2004)
b. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan malaria antara lain :
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan metabolisme
yang menyebabkan aneroksia, mual dan muntah
2) Resiko infeksi berhubungan penurunan sistem kekebalan tubuh/ prosedur tindakan invasive
3) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolism
4) Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan pengiriman O2 dan nutrien
dalam tubuh
5) Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif
c. Intervensi keperawatan
1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan metabolisme
yang menyebabkan aneroksia, mual dan muntah
Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil :
(1) Menunujukkan peningkatan/ mempertahankan berat badan dengan nilai laboratorium
normal.tidak mengalami tanda malnutrisi.
(2) Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan atau
mempertahankan berat badan yang sesuai.
Intervensi:
(1) Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasidan catat masukan
makanan klien
Rasional : Mengawasi masukan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi makanan.
(2) Berikan makan sedikit dan makanan tambahan kecil yang tepat
Rasional :Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makan terlalu cepat setelah periode
anoreksia
(3) Pertahankan jadwal penimbangan berat badan secara teratur.
Rasional : Mengawasi penurunan berat badan atau efektifitas intervensi nutrisi
(4) Diskusikan yang disukai klien dan masukan dalam diet murni.
Rasional : Dapat meningkatkan masukan, meningkatkan rasa berpartisipasi/ control
(5) Observasi dan catat kejadian mual/ muntah, dan gejala lain yang berhubungan
Rasional: Gejala GI dapat menunjukan efek anemia (hipoksia) pada organ
(6) Kolaborasi untuk melakukan rujukan ke ahli gizi
Rasional: Perlu bantuan dalam perencanaan diet yang memenuhi kebutuhan nutrisi.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan sistem tubuh (pertahanan utama tidak
adekuat), prosedur invasive.
Tujuan : Infeksi tidak terjadi
Kriteria hasil :
(1) Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah/menurunkan risiko infeksi
(2) Meningkatkan penyembuhan luka, bebas drainase purulen atau eritema, dan demam
Intervensi :
(1) Pantau terhadap kecenderungan peningkatan suhu tubuh.
Rasional: Demam disebabkan oleh efek endoktoksin pada hipotalamus dan hipotermia
adalah tanda tanda penting yang merefleksikan perkembangan status syok/ penurunan
perfusi jaringan.
(2) Amati adanya menggigil dan diaforosis.
Rasional: Menggigil sering kali mendahului memuncaknya suhu pada infeksi umum.
(3) Memantau tanda - tanda penyimpangan kondisi/ kegagalan untuk memperbaiki selama
masa terapi
Rasional : Dapat menunjukkan ketidak tepatan terapi antibiotik atau pertumbuhan dari
organisme.
(4) Berikan obat anti infeksi sesuai petunjuk.
Rasional: Dapat membasmi/ memberikan imunitas sementara untuk infeksi umum
(5) Dapatkan spisemen darah.
Rasional : Identifikasi terhadap penyebab jenis infeksi malaria
3) Hipertermia berhubungan dengan peningkatan metabolisme dehidrasi efek langsung sirkulasi
kuman pada hipotalamus.
Tujuan : Hipertermi tidak terjadi
Kriteria hasil : Suhu tubuh klien dalam batas normal.
Intervensi
(1) Pantau suhu pasien (derajat dan pola), perhatikan menggigil.
Rasional: Hipertermi menunjukan proses penyakit infeksius akut. Pola demam
menunjukkan diagnosis.
(2) Pantau suhu lingkungan.
Rasional: Suhu ruangan/ jumlah selimut harus diubah untuk mempertahankan suhu
mendekati normal.
(3) Berikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan alkohol.
Rasional : Dapat membantu mengurangi demam, penggunaan es/ alkohol mungkin
menyebabkan kedinginan. Selain itu alkohol dapat mengeringkan kulit.
(4) Berikan antipiretik.
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan aksi sentralnya pada hipotalamus.
(5) Berikan selimut pendingin.
Rasional: Digunakan untuk mengurangi demam dengan hipertermi.
d. Implementasi
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan
berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencana
tindakan keperawatan (Hidayat, 2008 ).
Dalam tahap ini, perawat tidak hanya melakukan tindakan keperawatan saja tetapi juga
melaporkan tindakan yang telah dilakukan tersebut sekaligus respon klien, dan
mendokumentasikan nya ke dalam catatan perawatan klien.
Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan pada dasarnya harus
disesuaikan dengan intervensi yang ada pada tahap perencanaan. Namun tidak selamanya hal
tersebut dapat dilakukan karena tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut antara
yaitu keadaan klien, fasilitas yang ada, pengorganisasian kerja perawat, ketersediaan waktu serta
lingkungan fisik dimana tindakan keperawatan tersebut dilakukan.
e. Evaluasi
Evaluasi adalah fase akhir dalam proses keperawatan. dengan cara evaluasi, perawat
dapat memberikan pendapat pada kuantitas dan kualitas asuhan yang di berikan. Evaluasi adalah
aktifitas terusmenerus yang memainkan peran penting selama seluruh pase proses keperawatan.
Evaluasi keperawatan menunjukkan penilaian tentang keefektifan atau keberhasilan struktur,
proses dan hasil aktifitas keperawatan dengan menggunakan standar atau nilai berdasarkan
normal .atau berdasarkan kriteria .seperti di gunakan disini istilah standar menunjukkan tingkat
pencapaian yang di harapkan yang biasa di ukur . namun nuilai yang di dapatkan kadang-
kadang tidak dapat di ukur dan harus dinyatakan dengan deskriptor/ deskripsi pencapaian yang
di harapkan di nyatakan dalam kata-kata. (Lynn Basford & Oliver Slevin, 2006 )
DAFTAR PUSTAKA
Kunoli, F. J. (2012). Asuhan Keperawatan Penyakit Tropis. Jakarta: CV. TRANS INFO MEDIA.
Marnia. (2016). Asuhan Keperawatan Anak Pada Penyakit Tropis. Jakarta: Erlangga.
Natadisatra, D. (2010). Parasitologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2012). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda NIC-NOC.
Jogjakarta: Media Action.
PPNI, t. p. (2017). Status Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta : Dewan Pengurus Pusat.
Setiati, S. (2014). Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternalPublishing.
Wijaya, A. S. (2013). KMB2 keperawatan Medikal Bedah. Bengkulu: Medical Book.
Wilkinson, J. M. (2013). Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Zainuddin, A. A. (2014). Panduan Praktik Klinis. Jakarta: IDI.
B. Resume kasus kelolaan
1. Pengkajian
a. Biodata
Nama : Tn. D.
Usia : 23 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan : Swasta
b. Keluhan utama
Klien mengeluh demam, menggigil, dan agak sedikit mual
DO :
Saat dikaji :
- tampak menggigil,
- tampak lemas,
- TD: 130/90 mmHg, N: 100 x/menit, R: 20 x/menit, S: 390c,
- akral hangat,
- compos mentis.
2. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit ditandai dengan suhu tubuh diatas nilai normal
3. Perencanaan
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No Tgl/
Implementasi Tgl/ waktu Evaluasi / jam
dx Waktu
1 2 3 4 5
1 4 mei 1. Mengidentifikasi penyebab 4 mei 2020 / S : klien mengatakan :
2020 / hipertermia pukul 12.00 - Terasa lebih nyaman, dan terasa
pukul Hasil : reaksi penyakit, malaria wit sejuk
09.00 2. Monitor TTV - Terasa suhu badan agak turun
wit Hasil : O : klien tampak :
TD: 130/90 mmHg, N: 100 - Rileks
x/menit, R: 20 x/menit, S: 390c, - Suhu : 38.5oC
3. Monitor komplikasi akibat A : Masalah belum teratasi
hipertermia P : lanjutkan intervensi
Hasil : tidak ada
4. Sediankan lingkungan yang
dingin
Hasil : klien mengatakan terasa
nyaman dan suhu agak menurun
5. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
Hasil : klien mengatakan terasa
lebih nyaman dan terasa sejuk
6. Berikan cairan oral
Hasil :
7. Lakukan pendinginan (kompres
dingin pada dahi )
Hasil : klien tampak rileks, S :
38.5oC
8. Anjurkan tirah baring
Hasil : klien mau untuk tirah
baring