Anda di halaman 1dari 25

Kebutuhan psikososial

Kelompok 1
-Adara Royan Nurhuda - Ramadani Riski Fadhi
-Delfi Chika Harumdy - Rena Amalia
-Mawar Sasya Jahiah - Ricke Dwi Oktaviani
-Melita Hertika Sari - Rismawati
-Neng Inggi Andrawati - Siti Aisyah
-Nurul Afifah
Pengertian psikososial
Psikososial adalah setiap perubahan dalam kehidupan individu,
baik yang bersifat psikologik maupun sosial yang mempunyai
pengaruh timbal balik. Psikososial menunjuk pada hubungan yang
dinamis antara faktor psikis dan sosial, yang saling berinteraksi dan
memengaruhi satu sama lain. Psikososial sendiri berasal dari kata psiko
dan sosial. Kata psiko mengacu pada aspek psikologis dari individu
(pikiran, perasaan dan perilaku) sedangkan sosial mengacu pada
hubungan eksternal individu dengan orang-orang di sekitarnya.
A. Konsep diri
Konsep diri adalah pengetahuan individu tentang diri. Konsep diri
memberikan kita kerangka acuan yang memengaruhi manajemen kita
terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain. Konsep diri
adalah kombinasi dinamis yang dibentuk dan didasarkan pada hal
berikut:
-Reaksi orang lain terhadap tubuh seseorang.
-Persepsi berkelanjutan tentang reaksi orang lain terhadap diri.
-Hubungan dengan diri dan orang lain.
-Struktur kepribadian.
Faktor-faktor Pembentukan Konsep Diri

1. Usia
2. Inteligensi
3. Pendidikan
4. Status Sosial Ekonomi
5. Hubungan Keluarga
Kebutuhan Psikososial “ self concept “
1. Self esteem ( harga diri )
2. Body image ( citra tubuh )
3. Role ( peran )
4. Identity ( identitas )
5. self ideal ( cita-cita )
B. Stres dan Adaptasi
Stres adalah keadaan yang dihasilkan oleh perubahan
lingkungan yang diterima sebagai suatu hal yang menantang,
mengancam atau merusak keseimbangan kehidupan seseorang.
Sering kali stres didefinisikan dengan hanya melihat dari
stimulus atau respons yang dialami seseorang.
\
stres dibagi menjadi beberapa di antaranya
1. Stres fisik
stres yang disebabkan karena keadaan fisik, seperti karena
temperatur yang tinggi atau yang sangat rendah, suara yang
bising, sinar matahari atau karena tegangan arus listrik.

2. Stres kimiawi
stres ini disebabkan karena zat kimiawi, seperti obat-obatan, zat
beracun asam, basa, faktor hormon atau gas dan prinsipnya
karena pengaruh senyawa kimia.

3. Stres mikrobiologik
stres ini disebabkan karena kuman, seperti adanya virus, bakteri
atau parasit.
4. Stres fisiologik
Stres yang disebabkan karena gangguan fungsi organ tubuh
diantaranya gangguan dari struktur tubuh, fungsi jaringan, organ
dan lain-lain.

5. Stres proses pertumbuhan dan perkembangan


stres yang disebabkan karena proses pertumbuhan dan
perkembangan, seperti pada pubertas, perkawinan dan proses
lanjut usia.

6. Stres psikis atau emosional


stres yang disebabkan karena gangguan stimulus psikologis
atau ketidakmampuan kondisi psikologis untuk menyesuaikan
diri, seperti hubungan interpersonal, sosial budaya atau faktor
keagamaan.
Kebutuhan psikososial “ stress adaptasi “

1. Stressor – penyebab masalah


2. Stress – masalah
3. Koping – upaya
4. Adaptasi – hasil
C. Ansietas atau Kecemasan
Kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak
berdaya, perasaan was-was, khawatir atau tidak nyaman seakan-
akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman.
D. Pengalaman Kehilangan
Bisa diartikan sebagai perubahan dari sesuatu yang ada
menjadi tidak ada atau situasi yang diharapkan terjadi tidak
tercapai.
Adapun beberapa bentuk kehilangan ;
- kehilangan orang yang bermakna
- kehilangan barang pribadi
- kehilangan kesehatan bio-psiko-sosial
- perubahan perkembangan atau penuaan
FASE KEHILANGAN
a. Denial ( mengingkari atau menolak )
b. Anger ( marah )
c. Berganing ( tawar-menawar )
d. Depression ( depresi )
e. Acceptance ( menerima )
E. SPIRITUAL
Kebutuhan spiritual adalah kebutuhan untuk
mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf atau
pengampunan, mencintai, menjalin hubungan penuh rasa percaya
dengan Tuhan.
Asuhan Keperawatan Psikososial dengan
gangguan konsep diri
A. Pengkajian
1) Faktor predisposisi
a. faktor predisposisi gangguan citra tubuh :
- kehilangan atau kerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
- perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh ( akibat
pertumbuhan dan perkembangan atau penyakit)
- proses patologis penyakit dan dampak terhadap stuktur maupun
fungsi tubuh
- prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi dan transplantasi
b. faktor predisposisi gangguan identitas diri :
- ketidakpercayaan orang tua terhadap anak
- tekanan dari teman sebaya
- perubahan struktur sosial
c. faktor predisposisi gangguan harga diri :
- penolakan dari orang lain
- kurang penghargaan
- pola asuh yang salah ; terlalu dilarang, terlalu dikontrol, terlalu
dituruti, terlalu dituntut dan tidak konsisten
- persaingan antar saudara

d. faktor predisposisi gangguan peran :


- transisi peran yang sering terjadi pada proses perkembangan,
perubahan situasi dan keadaan sehat-sakit
- ketegangan peran ketika individu menghadapi dua harapan
yang bertentangan secara terus menerus yang tidak terpenuhi
b. perubahan perilaku yang berhubungan dengan harga diri
rendah :
• Mengkritik diri sendiri
• Merasa bersalah dan khawatir
• Merasa tidak mampu
• Menunda keputusan
• Gangguan berhubungan

c. Perubahan perilaku yang berhubungan dengan keracunan


identitas :
Ø Kepribadian yang bertentangan
Ø Perasaan hampa
Ø Kekacauan identitas seksual
Ø Kecemasan yang tinggi
2) Faktor presipitasi
a. trauma
masalah spesifik sehubungan dengan konsep diri adalah situasi
yang membuat individu sulit untuk menyesuaikan diri atau tidak dapat
menerima khususnya trauma emosi seperti penganiayaan fisik,
seksual, dan psikologis pada masa anak-anak atau merasa terancam
kehidupannya/ menyaksikan kejadian berupa tindak kejahatan.
b. ketegangan peran
ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu
tidak merasa adekuat melakukan peran/melakukan peran yang
bertentangan dengan hatinya/tidak merasa cocok melakukan perannya.
3) Perubahan perilaku
a. perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :
- menolak menyentuh atau melihat bagian tubuh tertentu
- menolak bercermin
- menolak usaha rehabilitasi
d. Perubahan perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi :
1. Afektif
• Kehilangan identitas diri
• Merasa asing dengan diri sendiri
• Perasaan tidak nyata
2. Persepsi
• Halusinasi pendengaran
• Kekacauan identitas seksual
• Gangguan citra tubuh
3. Kognitif
• Bingung
• Diserpentasi waktu
• Gangguan berpikir
4. Perilaku
• Pasif
• Kurang spontanitas
• Kurang pengendalian diri
4) Mekanisme Koping
Klien gangguan konsep diri menggunakan mekanisme koping
yang dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu :
a) Koping jangka pendek, Karakteristik koping jangka pendek:
1. Aktifitas yang dapat member kesempatan lari sementara dari kritis
2. Aktifitas yang dapat memberikan identitas pengganti sementara.

b) Koping jangka panjang dikategorikan dalam penutupan


identitas dan identitas negative
1. Penutupan identitas, adopsi identitas premature yang diinginkan
oleh orang yang penting bagi individu tanpa mempertahankan
keinginan.
2. identitas negative, asumsi identitas yang tidak wajar untuk dapat
diterima oleh nilai-nilai dan harapan masyarakat.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien
dengan gangguan konsep diri adalah :
a. Gangguan konsep diri : citra tubuh yang berhubungan dengan
kekhawatiran menjadi gemuk
b. Gangguan konsep diri rendah
c. Ketidak efektifan penampilan peran yang berhubungan dengan
ketidak cocokan dengan penerimaan peran baru.
d. gangguan identitas diri yang berhubungan dengan harapan
orang tua yang tidak realistik
C. Pelaksanaan dan Tindakan Keperawatan
1. Membangun keterbukaan dan hubungan saling percaya, dengan cara :
a. Tawarkan penerimaan tak bersyarat atau tidak kaku
b. Dengarkan klien
c. Dorong klien untuk mendiskusikan pikiran dan perasaan
2. Bekerja pada klien pada tingkat kemampuan yang dimilikinya,
dengan cara :
a. Identifikasi kemampuan yang dimiliki klien
b. Pedoman asuhan untuk klien yang kemampuannya
terbatas
c. Mulai dengan penegasan identitasnya
3. Memaksimalkan peran serta klien dalam hubungan terapeutik
dengan cara :
a. Tingkatkan secara bertahap partisipasi klien dalam
mengambil keputusan yang berhubungan dengan asuhan
keperawatannya
b. Tunjukkan bahwa klien adalah orang yang bertanggung
jawab
5. Membantu pasien mengklasifikasikan konsep dirinya dan
hubungannya dengan orang lain melalui keterbukaan
a. Dapatkah persepsinya tentang kekuatan dan kelemahannya
b. Bantu klien untuk menggambarkan ideal dirinya
6. Menyadari dan memiliki kendali terhadap perasaan anda
(perawat) :
a. Terbuka pada perasaan dengan klien
b. Gunakan diri secara terapeutik
7. Berespons empati bukan simpati dan tekankah bahwa
kekuatan untuk berubah ada pada klien :
a. Gunakan respons empati, evaluasi diri tentang simpati
b. Mengutatkan klien bahwa ia mempunyai kekuatan dalam
memecahkan masalahnya
8. Bantu klien untuk mengidentifikasi alternatif pemecahan :
a. Bantu klien memahami bahwa hanya dia yang dapat mengubah
dirinya bukan orang lain
b. Jika klien mempunyai persepsi yang tidak konsisten, bantu dia
melihat bahwa ia dapat berubahperilaku
9. Bantu klien mengembangkan tujuan yang realistis
a. Dorong klien untuk merumuskan tujuan sendiri (bukan tujuan
perawat)
b. Bersama-sama mendiskusikan konsekuensi emosi, praktiknya dan
berdasarkan realitas dari setiap tujuan.
D. Evaluasi Keperawatan
Pasien yang akan mencapai tingkat aktualisasi diri yang
maksimal untuk menyadari potensi dirinya.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai