Anda di halaman 1dari 27

Gangguan Konsep Diri

Nama Kelompok 1A :
Arlinda Devi F. (2111411004)
Ella Aprilia M. (2111411014)
Fahma Ardhani (2111411015)
Mutmainah (2111411029)

NAMA KELOMPOK 1B
NABILAH BAROKAH (2111411030)
NOVITA SARI MARDIANA (2111411036)
WAHYU EKA PATRICIA (2111411051)
ZHANIA TRISHA DARMAWAN (2111411058)
Definisi Konsep Diri
Konsep diri adalah konseptualisasi individu terhadap dirinya sendiri. Konsep diri secara
langsung mempengaruhi harga diri dan perasaan seseorang Tentang dirinya sendiri
(Potter & Perry, 2010). Konsep diri diartikan sebagai gambaran seseorang mengenai
diri sendiri yang merupakan gabungan dari keyakinan fisik, psikologis, sosial, emosional
aspiratif, dan prestasi yang mereka capai Konsep diri merupakan salah satu aspek yang
cukup penting bagi individu dalam berperilaku.
Konsep diri merupakan konsep dasar yang perlu diketahui perawat untuk mengerti
perilaku dan pandangan klien terhadap dirinya. masalahnya serta lingkungannya. Dalam
memberikan asuhan keperawatan, perawat harus dapat meyakini bahwa klien adalah
mahluk bio-psiko-sosio spiritual yang uth dan unik sebagai satu kesatuan dalam
berinteraksi terhadap lingkungannya yang diperoleh melalui pengalaman yang unik
dengan dirinya sendiri dan orang lain.
Komponen Konsep Diri
1. Citra Tubuh (Body Image)
Citra tubuh adalah kumpulan sikap individu yang disadari maupun tidak terhadap tubuhnya, termasuk
persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran, fungsi, keterbatasan, makna,dan objek yang kontak terus
menerus baik masa lalu maupun sekarang.
2. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana seharusnya berperilaku berdasarkan standart pribadi,
aspirasi,tujuan, atau nilai yang diyakininya.
3. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa banyak kesesuaian
tingkah laku dengan ideal dirinnya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Individu akan merasa
harga dirinya tinggi bila sering mengalami keberhasilan. Sebaliknya, individu akan merasa harga dirinya rendah
bila sering mengalami kegagalan, tidak dicintai, atau tidak diterima di lingkungan.
4. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh masyarakat dihubungkan
dengan fungsi/peran individu di masyarakatkelompok sosialnya.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari observasi dan penilaian
dirinya, serta menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain.
6. Konsep diri merupakan faktor penting didalam berinteraksi. Hal ini disebabkan oleh setiap individu dalam
bertingkah laku sedapat mungkin disesuaikan dengan konsep diri. Kemampuan manusia bila dibandingkan
dengan mahluk lain adalah lebih mampu menyadari siapa dirinya, mengobservasi diri dalam setiap Tindakan.
Etiologi
Faktor- faktor yang mengakibatkan gangguan konsep diri menurut (Farida, 2010) meliputi
faktor predisposisi dan faktor presipitasi sebagai berikut :

1. Faktor predisposisi
a. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi penolakan orang tua, harapan orang tua yang
tidak realistik, kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan pada orang lain, dan ideal diri yang tidak realistis.
b. Faktor yang mempengaruhi performa peran adalah stereotipe peran gender, tuntutan peran
kerja, dan harapan peran budaya
c. Faktor yang mempengaruhi identitas pribadi meliputi ketidakpercayaan orangtua, tekanan
dari kelompok sebaya, dan perubahan struktur sosial.
2. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi dapat disebabkan oleh faktor dari dalam atau faktor dari luarindividu terdiri
dari:
a. Trauma seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau menyaksikan peristiwa yang
mengancam kehidupan.
b. Ketegangan peran adalah perasaan frustasi ketika individu merasa tidak adekuat melakukan
peran atau melakukan peran yang bertentangan dengan hatinya atau tidak merasa cocok
dalam melakukan perannya.
Dimensi Konsep Diri

1. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan (kognitif) mencakup segala sesuatu yang kita pikirkan tentang
diri kita sendiri sebagai pribadi, seperti saya pintar, saya cantik, saya anak baik dan
seterusnya.

2. Dimensi Pengharapan
Dimensi pengharapan yakni pengharapan bagi diri kita sendiri. Pengharapan ini
merupakan self-ideal atau diri yang dicita-citakan. Cita-cita diri meliputi dambaan,
aspirasi, harapan, keinginan bagi diri kita, atau menjadi manusia seperti apa yang
kita inginkan.

3. Dimensi Penilaian
Dimensi ketiga yakni penilaian kita terhadap diri sendiri. Penilaian diri sendiri
merupakan pandangan kita tentang harga atau kewajaran kita sebagai pribadi.
Tanda dan Gejala Konsep Diri

1. Shock 3. Penerimaan atau


2. Menarik Diri pengakuan secara
Psikologis Lari dari kenyataan
Reaksi emosional bertahap
menghindar dari Seseorang sadar akan
terhadap dampak emosional
perubahan kenyataan, maka
respon kehilangan akan
berduka muncul
Rentang Respon Konsep Diri
a. Aktualisasi diri : pernyataan diri tentang konsep driri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.

b. Konsep diri positif : apabila individu mempunyai pengalaman yang positif dalam
beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negative dari
dirinya.

c. Harga diri rendah : individu cenderung untuk menilai dirinya negative dan
merasa lebih rendah dari orang lain.

d. Identitas kacau : kegagalan individu mengintegrasikan aspek-aspek identitas


masa kanak-kanak ke dalam kematangan aspek psikososial kepribadian pada masa
dewasa yang harmonis

e. Depersonalisasi : perasaan yang tidak realistis dan asing terhadap diri


sendiri yang berhubungan dengan kecemasan, kepanikan serta tidak dapat
membedakan dirinya dengan orang lain.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri

1. Tingkat Perkembangan dan Kematangan


2. Budaya
3. Sumber eksternal dan internal
4. Riwayat keberhasilan dan kegagalan
5. Stresor
6. Usia dan Trauma
7. Pendidikan
8. Pekerjaan
9. Status Perkawinan
10. Penyakit
Masalah Keperawatan Gangguan Konsep Diri
1. Gangguan Citra Tubuh
Gangguan citra tubuh adalah perubahan persepsi tentang tubuh yang diakibatkan oleh perubahan ukuran bentuk,
struktur, fungsi, keterbatasan, makna, dan objek yang sering kontak dengan tubuh, Gangguan tersebut
diakibatkan kegagalan dalam penerimaan diri akibat adanya persepsi yang negatif terhadap tubuhnya secara fisik.

2. Gangguan Ideal Diri


Gangguan ideal diri adalah ideal diri yang terlalu tinggi, sukar dicapai, tidak realistis, ideal diri yang samar, dan
tidak jelas serta cenderung menuntut. Pada klien yang dirawat di rumah sakit umunya ideal dirinya dapat
terganggu atau ideal diri klien terhadap hasil pengobatan yang terlalu tinggi dan sukar di capai.

3. Gangguan Peran
Gangguan penampilan peran adalah berubah atau berhenti fungsi peran yang disebabkan oleh penyakit, proses
menu, putus seklah, putus hubungan kerja. Peran membentuk pola perilaku yang diterima secara sosial yang
berkaitan dengan fungsi seorang individu dalam berbagai kelompok sosial

4. Gangguan Identitas
Gangguan identitas adalah kekaburan atau ketidakpastian memandang diri sendiri, penuh dengan keragu-raguan,
sukar menetapkan keinginan dan tidak mampu mengambil keputusan

5. Gangguan Harga Diri


Harga diri adalah rasa dihormati, diterima, kompeten dan bernilai. Gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan yang negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan. Gangguan
harga diri identik dengan harga diri yang rendah. Orang dengan harga diri rendah sering merasa tidak dicintai dan
sering mengalami depresi dan ansietas
Manifestasi Klinis
Penatalaksanaan
Terapi Medis
Proses Asuhan Keperawatan pada Gangguan Konsep
Diri
A. Pengkajian

1. 2. 3. 4.

Stressor Pencetus Sumber-Sumber Mekanisme Koping


Faktor Predisposisi
Koping

B. Diagnosa Keperawatan

1. ketidak efektifan Koping berhubungan dengan gangguan konsep (Harga diri rendah) diri
dikarenakan harapan diri yang tidak realistis.
2. Kehilangan harapan berhubungan dengan gangguan konsep diri (ideal diri) dikarenakan
harapan orang tua yang tidak realistis.
3. ketidakefektifan Performa peran, berhubungan dengan gangguan konsep diri (peran)
dikarenakan ketidakmampuan menerima peran baru dalam diri.
Intervensi
1. Diagnosa: ketidak efektifan Koping berhubungan dengan gangguan konsep (Harga diri rendah) diri
dikarenakan harapan diri yang tidak realistis.
Kriteria Evaluasi :
a. Menunjukkan koping yang efektif
b. Menggunakan perilaku untuk menurunkan stress
c. Menggunakan strategi koping yang paling efektif
d. Berpartisipasi dalam aktivitas kehidupan sehari hari
e. Mengungkapakan secara verbal tentang rencana penerimaan atau mengubah situasi
Intervensi :
f. Peningkatan koping
g. Konseling
h. Bantuan emosi
i. Peningkatan peran
j. Peningkatan harga diri
Rasional:
k. Kebiasaan dan psikologis respon terhadap stress dapat berbeda beda dan menunjukkan tingkatan
ketidakefektifan koping.
l. Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian dari strategi koping yang sesuai
m. Keberhasilan penyesuaian disebabkan oleh koping yang dialami sebelumnya berhasil.
n. Pasien dengan riwayat gangguan beradaptasi koping bisa membutuhkan sumber tamabahan seperti;
kemampuan koping sebelumnya dapat mencukupi dalam situasi yang ada.
o. Pasien dapat didukung dengan strategi yang sudah disiapkan seperti saat perawatan dirumah sakit,
sebelum pasien diizinkan pulang tanpa dukungan yang cukup untuk keefektifan koping
p. penyelesaian masalah yang sesuai memerlukan informasi yang akurat dan pilihan yang sesuai
2. Diagnosa Kehilangan harapan berhubungan dengan gangguan konsep diri (ideal diri) dikarenakan harapan orang
tua yang tidak realistis.
Kriteria Evaluasi :
a. Pasien mulai mengenali pilihan dan alternatif lain yang akan diambil.
b. Pasien mulai memobilisasi energi dalam dirinya (membuat keputusan)
Intervensi :
c. Mengkaji peran penyakit dalam kehilangan harapan pasien
d. Mengkaji penampilan secara fisik
e. Mengkaji selera Latihan dan pola tidur
f. Mengkaji dukungan lingkungan sosial
Rasional :
g. Tingkat dari fuungsi fisik, daya tahan untuk beraktifitas, perawatan yang akan berkontribusi untuk kehilangan
harapan.
h. Kehilangan harapan pasien memungkinkan tidak mempunyai energi atau ketertarikan untuk menjalankan
aktifitas
i. Mengubah Perilaku yang menyimpang dan standart normal yang terbukti sesuai dengan kehilangan harapan
j. Pasien dapat didukung dengan strategi yang sudah disiapkan seperti saat perawatan dirumah sakit, sebelum
pasien diizinkan pulang tanpa dukungan yang cukup untuk keefektifan koping.

3. Diagnosa : ketidakefektifan Performa peran, berhubungan dengan gangguan konsep diri (peran) dikarenakan
ketidakmampuan menerima peran baru dalam diri.
Kriteria Hasil :
k. Kemampuan untuk memenuhi harapan peran
l. Pengetahuan tentang periode transisi peran
m. Penampilan perilaku peran dalam keluarga, persahabatan, dan tempat karier
n. Melaporkan strategi perubahan peran
Intervensi :
a. Peningkatan koping
b. Penumbuhan harapan
c. Peningkatan peran
Rasional :
d. Penilaian yang akurat dapat memfasilitasi pencarian dari strategi koping yang sesuai
e. Pasien dengan riwayat gangguan beradaptasi koping bisa membutuhkan sumber tamabahan seperti; kemampuan
koping sebelumnya dapat mencukupi dalam situasi yang ada
f. Memfasilitasi perkembangan cara pandang yang positif terhadap situasi tertentu

Implementasi
1. Memperluas kesadaran diri.
2. Menyelidiki/eksplorasi diri.
3. Mengevaluasi diri.
4. Perencanaan realitas.
5. Tanggung jawab bertindak

Evaluasi
6. Apakah ancaman terhadap integritas fisik / system diri klien telah menurun dalam sifat, jumlah, asal atau waktu.
7. Apakah perilaku klien mencerminkan penerimaan diri, nilai diri dan persetujuan diri yang lebih besar
8. Apakah klien sudah meluaskan kesadaran diri dan melakukan eksplorasi dan evaluasi diri.
9. Apakah klien menggunakan respons koping yang adaptif.
Asuhan Keperawatan Kasus
PENGKAJIAN
A. Identifikasi Pasien
Nama : Ny.P
Umur : 35 Tahun
Alamat : Surabaya
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/WNI
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan Swasta

B. Identitas Keluarga / penanggung jawab


Nama : Tn.A
Umur : 37 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Karyawan Swasta
Hubungan dengan Pasien : Suami
Alamat : Surabaya
C. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan disuruh ibu dan suaminya untuk berobat, sering menyindiri dikamar , berbicara sedikit ,
sulit berkomunikasi.
D. ALASAN MASUK
2 bulan sebelum masuk RSJ pasien sering menyendiri , membanting barang ,berbicara sedikit , sulit
berkomunikasi, bicara sendiri dan sulit tidur.
E. FAKTOR PREDISPOSISI
Klien pernah mengalami gangguan jiwa 3 tahun yang lalu, pernah rawat jalan di RSJ Porong Sidoarjo
Kontrol tidak rutin ,pengobatan kurang berhasil
Klien mengatakan bahwa didalam keluarganya tidak ada yang mengalami gangguan jiwa
Klien mempunyai pengalaman masalaluyang tidak menyenangkan yaitu jatuh dari sepeda motor.

F. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,5°C
SPO2 : 98%
RR : 26 x/menit
2. Ukuran
Tinggi Badan :159 cm
Berat Badan : 60 kg
3. Kondisi fisik :
Klien tidak mengeluh sakit apa-apa,tidak ada kelainan fisik

G. PSIKOSOSIAL
1. Genogram
2. Konsep Diri
a. Citra Tubuh : klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah mata karena bisa melihat
b. Identitas diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang,merasa bosan dan ingin kerja lagi
c. Harga diri : Klien mengatakan malu berhadapan langsung dengan orang lain selain keluarga,kurang interaksi
sosial
d. Masalah keperawatan : Harga diri rendah

3. Hubungan Sosial
e. Orang yang dekat dengan klien adalah keluarganya
f. Peran serta kelompok/masyarakat: Sebelum klien sakit sering mengikuti kegiatan sosial didesanya.
g. Hambatan dalam hubungan dengan orang lain: selama klien rawat jalan /berobat jalan temannya berkurang
karena klien malu unruk berkomunikasi.
h. Masalah keperawatan: Menarik diri

4. Spiritual
Klien mengatakan jarang sholat 5 waktu , ketika selesai sholat klien selalu berdoa agar cepat sembuh.

H. STATUS MENTAL

1. Penampilan: penampilan klien kurang rapi,klien menggunakan baju yang disediakan diRSJ
2. Pembicaraan : klien berbicara lambat tetapi dapat tercapai dan dipahami
3. Aktivitas motorik : klien lebih banyak menduduk ,aktivitas klien menyesuaikan
4. Alam perasaan: klien mengatakan bosan di RSJ ingin cepat sembuh danpulang,klien sedih belum bisa
berkumpul dengan keluarga
5. Afek : klien tidak sesuai dalam berfikir,bicara klien lambat
6. Interaksi selama wawancara: kontak mata kurang karena menunduk ,sesekali kien menengadah,selalu menjawab
jika ditanya.
7. Persepsi: halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan
8. Pola pikir: -
9. Tingkat kesadaran : klien sadar hari,tanggal,dan waktu saat pengkajian , hari jum’at tanggal 21 januari 2022
pukul 22.30 WIB. Hari berikutnya juga klien sadar hari sabtu tanggal 22 januari 2022 berikutnya juga.
10. Memori : daya ingat jangka panjang klien masih tajam
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung : klien berhitung lancar , contoh 20-15=5
12. Kemampuan penilaian : klien mampu menilai antara masuk kamar setelah makan atau membiarkan kursi tidak
rapi.Klien memilih membersihkan kursi.
13. Daya tilik diri : klien tahu dan sadar bahwa dirinya dirumah sakit jiwa

I. MEKANISME KOPING

14.Klien mampu berbicara dengan orang lain , terlihat malu


15.Klien mampu menjaga kebersihan diri sendiri
16.Klien mampu jika ada masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih suka diam
17. Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif

J. IMASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN

18.Masalah berhubungan dengan lingkungan : klien menarik diri dari lingkungan


19.Masalah kesehatan : -
20.Masalah dengan perumahan: klien tinggal dengan suami dan anaknya
21.Masalah dengan ekonomi : -
K. MASALAH KEPERAWATAN
1. Harga diri rendah
2. Menarik diri
3. Koping individu tidak efektif

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.Menarik Diri b/d Harga Diri Rendah
2.Harga Diri Rendah b/d koping individu tidak efektif

M. ANALISIS DATA
No. Data Etiologi Masalah

1. Ds : Harga Diri Rendah Menarik Diri


-Klien mengatakan sering menunduk
kurangnya interaksi sosial
Do :
2. -Klien
Ds : tampak menyendiri Koping individu tidak efektif Harga Diri Rendah
-Klien mengatakan teman berkurang
semenjak sakit
-Klien malu dengan teman karena
klien merasa tidak pantas diantara
mereka
Do :
N. RENCANA KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
1. Menarik Diri -Klien dapat Setelah dilakukan Tindakan 1. Beri salam /panggil
berhubungan berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam nama yang disukai
dengan Harga Diri orang lain secara maka di harapkan keadaan 2. Jelaskan BHSP dengan
Rendah optimal. klien membaik dengan kriteria komunikasi terapeutik
-Klien dapat membina hasil : 3. Memperkenalkan diri
hubungan saling percaya 1. Ekspresi wajah klien dengan sopan
bersahabat 4. Tanyakan nama lengkap
2. Klien menunjukkan rasa dan panggilan tujuan
senang 5. Jujur dan menempati
3. Klien mau kontak mata janji
4. Klien mau berjabat tangan 6. Tunjukan sikap empati
5. Klien mau membalas salam dan menerima klien apa
6. Klien mau duduk adanya
berdampingan dengan 7. Lakukan kontak singkat
perawat nemun sering
No Diagnosa Tujuan Kriteria hasil Intervensi
Keperawatan

2. Harga Diri Rendah -klien dapat melakukan Setelah dilakukan Tindakan 1. Lakukan pendekatan
berhubungan keputusan yang efektif keperawatan 2x24 jam maka dengan baik,menerima
dengan Koping untuk mengendalikan diharapkan keadaan klien klien apa adanya dan
individu tidak situasi kehidupan yang membaik dengan kriteria hasil : bersikap empati.
efektif demikian menurunkan 1.Klien mampu duduk 2. Cepat mengendalikan
perasaan rendah diri berdampingan dengan perawat perasaan dan reaksi
- Klien dapat membina 2.Klien mampu berbincang- perawatan diri
hubungan terapeutik bincang dengan perawat. sendiri.
dengan perawat 3. Sediakan waktu
untuk berdiskusi
danbina hubungan
yang sopan.
4. Berikan kesempatan
kepada klien untuk
merespon
O. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

No Tanggal/jam Implementasi Evaluasi

1 25 Januari 1. Bina hubungan saling percaya dengan : S :


2022/12.40 • Menyapa klien dengan ramah Klien menjawab salam dan mengatakan
WIB • Memperkenalkan diri dengan sopan selamat pagi , menyebutkan nama dan
• Menanyakan nama lengkap serta alamat alamat
klien O :
• Menunjukan sikap empati,jujur dan • Klien mau berjabat tangan
menempati janji • Klien mau duduk berdampingan
• Menanyakan masalah yang dihadapi dengan perawat
• Klien mau mengutarakan masalahnya
A : SP 1 tercapai
P:
Lanjutkan SP 2 adakan kontrak
waktu pertemuan berikutnya
Pk :
Anjurkan klien untuk dapat menyapa
perawat jika bertemu dan percaya jika
perawat akan membantu masalah yang
No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

2 25 Januari 2.Bina hubungan terapeutik dengan S :


2022/ 19.00WIB perawat dengan : Klien mau duduk berdampingan dengan
• Pendekatan dengan baik,menerima perawat
klien apa adanya O:
• Mengidentifikasi perasaan dan • Klien mampu berbincang-bincang
reaksi perawatan diri sendiri dengan perawat
• Menyediakan waktu untuk bina • Klien mampu merespon tindakan
hubungan yang sopan perawat
• Memberikan kesempatan untuk A : SP 2 tercapai
merespon P :
• Lanjutkan SP 3 adakan kontrak
waktu pertemuan berikutnya
• Anjurkan klien mampu
berkomunikasi , mampu memulai
berbicara dan tidak canggung
No Tanggal/Jam Implementasi Evaluasi

3. 26 Januari 2022 3.Mengidentifikasi kemampuan dan S :


17.00WIB aspek positif yang dimiliki dengan : Klien mengatakan cara penilaian
• Membantu mengidentifikasi positif tidak boleh berfikir jelek
kemampuan aspek positif terhadap orang lain , sopan , dan
• Mendorong agar berpenilaian positif ramah yang diutamakan
• Membantu memngungkapkan O :
perasaannya Klien dapat mengungkapkan
perasaannya
A : Sp 3 teratasi sebagian
P :
• Lanjutkan SP 1 keluarga
• Anjurkan klien untuk
mempertahankan hubungan saling
percaya berinteraksi secara
terarah
Any Question ??

Anda mungkin juga menyukai