Anda di halaman 1dari 78

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN

MASALAH SOSIO ANTROPOLOGI


KESEHATAN
KELOMPOK 6
1.THESA SELINA APRILIA
( 2 111 4 11 0 4 6 )
2.VINGKY SOGALREY
( 2 111 4 11 0 4 9 )
3 . Y U N I TA L E T I S I A R A M B U E M U
( 2 111 4 11 0 5 5 )
4 . Y U R I D H A P U S PA D I L A G A P U T R I
( 2 111 4 11 0 5 6 )
ANTROPOLOGI

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia. Mulai dari

evolusi, komunikasi, sosialisasi, hingga adaptasi manusia dengan

lingkunganya. Secara etimologis istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani,

yaitu kata 'anthropos' yang berarti manusia atau, dan 'logos' yang berarti

wacana atau ilmu.

Kata antropologi sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu “Anthropos” yang

berarti manusia dan “Logos” yang berarti wacana. Sehingga secara etimologis,

arti antropologi adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia termasuk

kajian-kajian di dalamnya.
Sosiologi berasal dari dua kata yaitu kata socious (bahasa latin)
yangartinya teman dan logos (bahasa yunani) yang berarti kata,
perkataan atau pembiacaraan.
menurut pendapat para ahli :
1. Emile DurkheimSosiologi
adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
2. Soerjono SoekantoSosiologi
adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-
segikemasyarakatan yang bersifat umum dan berusaha untuk
mendapatkan pola-pola umum masyarakat.Antropologi adalah suatu
studi ilmu yang mempelajari tentang manusia.
Dari semua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa antropologi adalah
ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisik serta kebudayaan
(cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga
setiap manusia satu dengan lainnya berbeda. Antroplogi mempelajari seluk-
beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada masa dahulu hingga masa
sekarang, sebagai fenomena yang terjadi di tengah kehidupan kultural
masyarakat dewasa ini.
TEORI-TEORI DALAM ANTROPOLOGI

a) Teori Evolusi Deterministrik


Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh pertama dalam antropologi,
ialah Edward Burnet Tylor (1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889).
Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang
mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia.
b). Teori Difusi
Perkembangan sejarah unsur-unsur kebudayaan manusia di awali oleh seorang sarjana
bernama F. Ratzel (1844-1904). Dia adalah seorang sarjana Ilmu hayat merangkap ilmu
bumi, yang memberiakn suatu anggapan bahwa Kebudayaan manusia itu pangkalnya satu,
dan di satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu makhluk manusia baru saja muncul di
dunia ini. Kemudian, kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah ke dalam
banyak kebudayaan baru, karena pengaruh keadaan lingkungan dan waktu. Dalam proses
pemecahan itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan baru tadi tidak tetap
tinggal terpisah
c).     Teori Fungsionalisme
Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski (1884-1942) yang selama
Perang Dunia II mengisolir diri bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk
mempelajari cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi berperanserta
(participant observation). Ia mengajukan teori fungsionalisme, yang berasumsi
bahwa semua unsur kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat di mana unsur-unsur tersebut terdapat.
METODE YANG DIPAKAI DALAM KAJIAN ANTROPOLOGI
1) Pengumpulan Fakta
tingkat ini adalah pengumpulan fakta mengenai kejadian dan gejala masyarakat dan
kebudayaan untuk pengolahan secara ilmiah. aktivitas pengumpulan fakta di sini terdiri
dari berbagai metode mengobservasi, mencata, mengolah, dan melukis fakta-fakta yang
terjadi dalam masyarakat yang hidup.
2. Penentuan Ciri-ciri Umum dan Sistem.
 Hal ini adalah tingkat dalam cara berpikir ilmiah yang bertujuan untuk menentukan ciri-
ciri umum dan sistem dalam himpunan fakta yang dikumpulkan dalam suatu penelitian.
Tingkat dalam proses berpikir secara ilmiah dalam rangka ilmu antropologi ini,
menimbulkan metode-metode yang hendak mencari ciri-ciri yang sama, yang umum,
dalam aneka warna fakta dalam kehidupan masyarakat dan kebudayaan umat manusia.
Proses berpikir di sini berjalan secara induktif, dari pengetahuan tentang peristiwa-
peristiwa dan fakta-fakta khusus dan konkret, ke arah konsep-konsep mengenai ciri-ciri
umum yang lebih abstra.
3. Verifikasi Metode-metode
untuk melakukan verifikasi atau pengujian dalam kenyataan terdiri dari cara-cara
yang harus menguji kaidah-kaidah yang telah dirumuskan atau yang harus
memperkuat "pengertian" yang telah dicapai, dalam kenyataan-kenyataan alam
atau dalam masyarakat yang hidup. Di sini proses berpikir berjalan secara deduktif
dari perumusan-perumusan umum, kembali ke arah fakta-fakta yang khusus. Ilmu
antropologi yang mengandung pengetahuan yang lebih banyak berdasarkan
"pengertian" dari pada pengetahuan berdasarkan kaidah, mempergunakan metode-
metode verifikasi yang bersifat kualitatif.
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU LAIN
1). Hubungan antara ilmu geologi dan antropologi.
Ilmu geologi mempelajari ciri serta perubahan lapisan bumi, dibutuhkan oleh subilmu
antropologi untuk menetapkan umur fosil makhluk tersubut, serta artefak-artefak dan bekas
kebudayaan yng digali dalam lapisan bumi.

2). Hubungan antara ilmu paleontologi dan antropologi


Paleontologi sebagai ilmu yang meneliti fosil makhluk zaman dahulu untuk membuat suatu
rekonstruksi tentang proses evolusi bentuk makhluk dari zaman dahulu hingga sekarang,
sangat diperlukan ilmu paleo-antropologi dan prehistori.
3). Hubungan antara ilmu anatomi dan antropologi.
Antropologi fisik sangat perlu akan ilmu anatomi karena ciri-ciri dari berbagai bagian
kerangka manusia, berbagai bagian tengkorak, dan ciri-ciri dari bagian tubuh manusia pada
umumnya.
4). Hubungan antara ilmu kesehatan masyarakat dan antropologi
Ilmu antropologi dapat memberi metode dan cara untuk segera mengerti dan
menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-istiadat lain. Hubungan antara
ilmu psikiatri dan antropologi, merupakan suatu pengluasan dari hubungan
antara ilmu antropologi dan ilmu psikologi, yang kemudian mendapat fungsi
yang praktis.
5). Hubungan antara ilmu linguistik dan antropologi
Ilmu linguistik telah berkembangan menjadi suatu ilmu yang berusaha
mengembangkan konsep dan metode untuk mengupas segala macam bentuk
bahasa di dunia. Jadi, dapat dicapai suatu pengertian tentang ciri-ciri dasar dari
tiap bahasa di dunia secara cepat dan mudah.
6). Hubungan antara ilmu arkeologi dan antropologi
Ilmu arkeologi meneliti sejarah dari kebudayaan kuno dalam zaman purba,
sebagai bahan penelitian menggunakan bekas-bekas bangunan kuno, tetapi
prasast atau buku kuno yang ditulis dalam zaman kebudayaan itu berjaya.
7). Hubungan antara ilmu sejarah dan antropologi
Antropologi memberi bahan prehistori sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah
dari tiap bangsa di dunia. Selain itu, banyak masalah tentang historigrafi sejarah
suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi.
8). Hubungan antara ilmu hukum adat indonesia dan antropologi
Antropologi dianggap penting karena hukum adat bukan merupakan suatu sistem
hukum yang telah diabstraksikan sebagai aturan-aturan dalam kitab undang-
undang, melainkan timbul dan hidup langsung dari masalah perdata yang berasal
dari dalam aktivitas masyarakat.
9). Hubungan antara ilmu geografi dan antropologi
Antropologi adalah satu-satunya ilmu yang mampu menyelami masalah beragam
manusia, maka tentu saja ilmu geografi tidak dapat mengabaikan ilmu
antropologi.
MANUSIA DIANTARA MAKHLUK LAIN

ilmuan Carles Darwin manusia merupakan hasil dari proses


evolusi biologi. Sebelum manusia ada di bumi ini yang
menghuni bumi awalnya mahluk yang memili satu sel yang
sederhana seperti protozoa. Dalam proses biologi itu terjadi
sangat lama banyak mahluk bentuk makhluk yang sederhana
telah kandas da nada yang punah. Ada juga yang masih bisa
hidup sampek sekarang, sedangkan bentuk mahluk baru
yang menduduki dunia ini sekarang hamper menjapai satu
juta jenis.
EVOLUSI CIRI-CIRI BIOLOGIS PADA MANUSIA

Proses mitosis bagi sel itu sama, tetapi kecuali tampak pada sel-sel gamete, atau sel-sel
sex (yaitu sel sperma laki-laki dan sel telur perempuan). Hal ini terjadi tidak karena
pembelahan kromosom tetapi karena pemisahan ke-46 kromosom menjadi dua
golongan A dan A1 yang masing-masing terdiri dari 23 kromosom, dan masuk kedalam
dua sel sex yang berbeda. Saat ini sangat penting karena akan menentukan ciri dari
hasil tertentu dari hasil organisme yang akan masuk yang akan menentukan gen ayah
atau ibu yang lebih dominan ketika terjadi pembuahan dan menghasilkan keturunan.
Ciri yang akan tampak adalah gen yang dominan sedangkan yang resesif tidak tampak.
ANEKA WARNA MANUSIA

Orang awam di Eropa pada umumnya tertarik akan sifat yang aneh dari benda-benda
kebudayaan orang Afrika, orang Asia, orang Oseania, atau orang Indian Ameriak itu.
Terdapat tiga pandangan dasar mengenai masyarakat dan kebudayaan manusia.
Pandangan pertama berdasarkan keyakinan bahwa sifat aneka warna manusia, baik
ragawi maupun rohani, yang nampak dari bahan etnografi dan etnografikaitu,
disebabkan karena mahluk manusia diturunkan dari beraneka warna mahluk induk.
KLASIFIKASI BERAGAM RAS MANUSIA

Mengenai ras manusia ada banyak system klasifikasi yang berasal dari sarjana
terkenal. Semua klasifikasi itu masih berdasarkan metode-metode morfologi yang
lama karena metode klasifikasi yang baru berdasarkan frekuensi gen tertentu masih
dalam taraf perkembangan. Seperti pernyataan dari Carolus Linnaeus (1725) yang
mempergunakan warna kulit sebagai ciri terpenting dalam sistemnya.
1. Ausroloid
Istilah "ras Australoid" pernah dipakai dulu untuk menunjuk fenotipe
umum dari sebagian besar penghuni bagian selatan India, Sri Lanka,
beberapa kelompok di Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan
Australia. Di Asia Tenggara, orang Asli di Malaysia dan orang Negrito di
Filipina dulu dimasukkan dalam "ras" tersebut, yang diperkirakan
tersebar di seluruh kepulauan Asia Tenggara.
2. Mongoloid
a. Asiatic mongoloid (Asia Utara, Asia tenggara, dan Asia Timur)
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara)
c. American Mongoloid (penduduk asli Amerika Utara dan Selatan dan
orang-orang Eskimo di Amerika Utara).
3. Caucasoid
a. Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
b. Alpine (Eropa tengah dan timur)
c. Mediteranian (penduduk sekitar Laut Tengah, Armenia, Iran, Arab, dan
Afrika Utara)
d. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka).
4. Negroid
a. African Negroid (Benua Afrika)
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, dan Filipina)
c. Melanesian (Papua, dan Irian Jaya).
5. Ras-Ras Khusus
a. Bushman (di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
b. Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
c. Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).
6. Ausroloid
Istilah "ras Australoid" pernah dipakai dulu untuk menunjuk fenotipe umum dari
sebagian besar penghuni bagian selatan India, Sri Lanka, beberapa kelompok di
Asia Tenggara, Papua, kepulauan Melanesia dan Australia. Di Asia Tenggara
7. Mongoloid
a.Asiatic mongoloid (Asia Utara, Asia tenggara, dan Asia Timur.
b.Malayan Mongoloid (Asia Tenggara)
c.American Mongoloid (penduduk asli Amerika Utara dan S selatan dan
orang-orang Eskimo di Amerika Utara).
8. Caucasoid
a. Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
b. Alpine (Eropa tengah dan timur)
c. Mediteranian (penduduk sekitar Laut Tengah, Armenia, Iran, Arab, dan Afrika
Utara)
d. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, dan Sri Lanka).

9. Negroid
a. African Negroid (Benua Afrika)
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, dan Filipina)
c. Melanesian (Papua, dan Irian Jaya).
10. Ras-Ras Khusus
a. Bushman (di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan)
b. Veddoid (di pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
c. Polynesian (di kepulauan Mikronesia dan Polinesia)
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido di Jepang Utara).
Perbedaan Manusia dan Binatang

Makhluk manusia adalah makhluk yang hidup dalam kelompok, dan mempunyai
organ yang secara biologis sangat kalah kemampuan fisiknya dengan jenis-jenis
hewan berkelompok lain. Walaupun otak manusia sangat cepat dalam proses
pertumbuhan disbanding dengan mahluk lainnya. Otak manusia yang telah
dikembangkan oleh bahasa, tetapi yang juga mengembangkan bahasa yaitu
kemampuan untuk mengembangkan bahasa-bahasa dan konsep-konsep yang
makin lama makin tajam.
J. Patway Antropologi
K. Ruang Lingkup Antropologi
Setelah memahami pengertian Antropologi seperti yang sudah dibahas sebelumnya,
selanjutnya akan dibahas tentang ruang lingkup antropologi. Ruang lingkup antropologi
sendiri terbagi menjadi dua konsep dasar, yaitu antropologi fisik dan antropologi budaya.
Contoh hubungan antropologi dengan sosiologi :
Hubungan antara Antropologi dan sosiologi pada satu sisi, memperlihatkan bahwa
sebagian para ahli tidak lagi membedakan kedua ilmu tersebut secara ketat. Artinya
beberapa fokus kajiannya dianggap sama bahkan beberapa paradigma yang digunakan
untuk melihat suatu fenomena sosial pun dianggap tidak memiliki perbedaan. Kedua ilmu
itu bisa saling menukar atau saling melengkapi baik menyangkut paradigma ataupun
metode yang digunakan dalam mengungkap suatu fenomena sosial.
Contoh hubungan antropologi dengan administrasi
Pentingnya antropologi bagi Ilmu Administrasi adalah terkait dengan kebutuhan Ilmu
Administrasi untuk memecahkan persoalan-persoalan administrasi pemerintahan. Kondisi
sistem administrasi pemerintahan yang dianggap masih kurang baik oleh sebagian pihak,
seperti masalah pemilikan tanah, membutuhkan pemecahan bukan saja dari pihak pegawai
atau para admonistartur tetapi juga karena aspek yang bersumber pada latar belakang
sosial budaya masyarakat yang belum menganggap penting masalah administrasi.
peninggalan (artifak) saja, melainkan juga pada sistem ide (gagasan dan sistem tingkah
laku).
Kesulitan di dalam merekonstruksi kembali kehidupan dan persebaran kebudayaan,
antropologi dan ilmu sejarah saling bertukar metode dan teori untuk lebih dapat memahami
masyarakat pada umumnya. Begitu pula penggambaran tentang hasil penelitian keduanya
bisa saling melengkapi sesuai bagi tujuan tertentu.
Contoh hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi:
Ilmu Ekonomi yang mengkaji fenomena ekonomi modern lebih didasari oleh pemikiran-
pemikiran Barat atau Ero-Eropa. Persoalannya adalah bilamana pemikiran-pemikiran
ekonomi diterapkan pada setiap masyarakat terutama masyarakat yang masih sederhana
atau negara terutama negara- negara berkembang tidak selamanya akan sesuai karena
dilatarbelakangi oleh faktor cara pandang yang berbeda pada kehidupan ekonominya.
Perhitungan ekonomi modern tidak selamanya dapat diterapkan pada sistem ekonomi
masyarakat non Barat.
Keragaman budaya pada setiap masyarakat atau suku bangsa memperlihatkan pula adanya
keragaman dalam strategi kehidupan ekonominya. Keragaman pada sistem ekonomi dapat
dilihat pada sistem produksi apakah bercocok tanam sebagai petani, nelayan, peternakan,
dan sebagainya. Begitu pula keragaman ini dapat dilihat pada sistem tukar menukar atau
sistem jual beli barang.
Contoh hubungan antropologi dengan ilmu politik:
Perkembangan ilmu terus berlanjut, begitu pula dengan ilmu politik, yang mulai banyak
menaruh perhatian terhadap berbagai fenomena budaya masyarakat yang terkait langsung
atau tidak langsung. Keanggotaan partai politik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh
kondisi budaya masyarakatnya. Budaya masyarakat di Indonesia yang cenderung
patrimonial sangat berpengaruh pada sistem budaya politiknya.
Untuk itu, untuk lebih dapat memahami perilaku politik masyarakat di Indonesia,
Anda perlu belajar tentang kebudayaan masyarakat di Indonesia, yang terdiri dari
bermacam- macam suku bangsa dan masing-masing suku bangsa tersebut memiliki
kebudayaannya yang khas. Untuk keperluan tersebut, antropologi mempunyai
peran dalam kaitannya dengan kajian ilmu politik, karena mampu mengungkap
kebudayaan suatu masyarakat yang akan menjadi tempat bagi perilaku politik.
L. Kebutuhan Antropologi Di Dunia Kerja
Departemen pemerintah banyak memerlukan tenaga ahli antropologi, baik itu untuk bidang
perencanaan, riset, hingga posisi manajerial. Lulusan jurusan antropologi idealnya dapat
berkarir dalam bidang riset dan akademisi.Menghasilkan karya Etnografi untuk
memberikan kontribusi keilmuan dengan memproduksi karya tulis tentang berbagai
fenomena sosial maupun kebudayaan.
M. Masalah Sosiologi dan Antropologi
Masalah sosiologi adalah proses ketidaksesuaian antara unsur-unsur
kebudayaan masyarakat yang membahayakan kehidupan kelompok sosial. Dapat
dikatakan bahwa masalah sosial menyebabkan terjadinya hambatan dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat, seperti dikutip dari Sosiologi: Suatu Pengantar
oleh Soerjono Soekanto.
tubuh manusia; kalau ada satu bagian tubuh yang sakit atau rusak, maka penyakit
tersebut akan memengaruhi bagian-bagian tubuh lainnya. Jadi, kalau ada satu
unsur di masyarakat yang gak berjalan baik, hal tersebut akan berdampak ke
kehidupan masyarakat lainnya dan dampak tersebut dapat menyebar luas hingga
menimbulkan masalah sosial.
N. Gejala dan Tanda
Gejala sosial adalah masalah sosiologi yang dapat memengaruhi dan juga
dipengaruhi oleh perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat. sosiologi yang
wajib kita pahami salah satunya yaitu: Sosiologi adalah pengetahuan yang
mempunyai sifat abstraksi, di mana faktor yang diraih dari penilaian diatur
kembali secara masuk akal yang memiliki tujuan buat menerangkan interaksi
dikarenakan gara-gara.
O. Implementasi Sosio-Budaya dalam Asuhan Keperawatan
Berbagai upaya dilakukan oleh perawat untuk memperbaiki status kesehatan
masyarakat, termasuk mempelajari unsur sosial dan kebudayaan masyarakat.
Melalui proses keperawatan, khususnya pada tahap pengkajian perawat perlu
mengkaji unsur social masyarakat seperti umur, jenis kelamin, pekerjaan, social
ekonomi, dan unsur budaya, Berikut proses keperawatan dalam keperawatan yang
berimplementasi pada sosio budaya:
1. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem
perawatan yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui
asuhan keperawatan. Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan
3 prinsip asuhan keperawatan yaitu:
1). Memperhatikan budaya, mempertahankan mempertahankan budaya dilakukan
bila budaya pasien tidak bertentangan dengan kesehatan.
Perencanaan imlementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai - nilai yang
relevan yang telah dimiliki klien sehinggah klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
2). Negosiasi budaya, intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini
dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan
menentukan budaya lain yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya
klien sedang hamil harus pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat
diganti dengan sumber protein hewani yang lain.
3). Restrukturisasi budaya, restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang
dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup
yang dipilih biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang
dianut.
4). Model konseptual yang di kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan
asuhan keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari
terbit (Sunrise Model). Geisser (1991dalam buku sosiologi keperawatan)
menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai
landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien. Pengelolaan
asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah
kesehatan klien sesuai dengan latar belakang budaya klien. Pengkajian dirancang
berdasarkan tujuh komponen yang ada pada"Sunrise Model" yaitu:
a. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan
alternative dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi
untuk mengatasi permasalahan kesehatan ini.
b. Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors)
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon klien sesuai latar belakang budayanya yang
dapat dicegah, diubah atau dikurangi melalui intervensi keperawatan. (Giger and
Davidhizar, 1995 dalam buku sosiologi keperwatan). Terdapat tiga diagnose
keperawatan yang sering ditegakkan dalam asuhan keperawatan transkultural
yaitu:
Gangguan komunikasi verbal berhubungan dengan perbedaan budaya
Gangguan interaksi sosial berhubungan disorientasi sosiokultural
Ketidakpatuhan dalam pengobatan berhubungan dengan sistem nilai yang diyakini.
3. Perencanaan Dan Pelaksanaan Dalam Keperawatan Transkultural
Perencanaan dan pelaksanaan dalam keperawatan trnaskultural adalah suatu
proses keperawatan yang tidak dapat dipisahkan. Perencanaan adalah suatu proses
memilih strategi yang tepat dan pelaksanaan adalah melaksanakan tindakan yang
sesuai dengan latar belakang budaya klien (Giger and Davidhizar, 1995 dalam buku
sosiologi keperawatan).
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural (Andrew and
Boyle, 1995 dalam buku sosiologi keperawatan) yaitu:
1. Mempertahankan budaya yang dimiliki klien bila budaya klien tidak
bertentangan dengan kesehatan.
2. Mengakomodasi budaya klien bila budaya klien kurang menguntungkan
kesehatan.
3. Merubah budaya klien bila budaya yang dimiliki klien bertentangan dengan
kesehatan.
4. Evaluasi Asuhan Keperawatan Transkultural
Evaluasi asuhan keperawatan transkultural dilakukan terhadap keberhasilan
klien tentang mempertahankan budaya yang sesuai dengan kesehatan, mengurangi
budaya klien yang tidak sesuai dengan kesehatan atau beradaptasi dengan budaya
baru yang mungkin sangat bertentangan dengan budaya yang dimiliki klien.
Melalui evaluasi dapat diketahui asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar
belakang budaya klien.
Sangat penting bagi perawat untuk mempelajari sistem organisasi di masyarakat.
Dengan mempelajari organisasi masyarakat, perawat akan mengetahui organisasi
apa saja yang ada di masyarakat. kelompok mana yang berkuasa, kelompok mana
yang menjadi panutan, dan tokoh mana yang disegani. Perawat akan menemukan
key person untuk dijadikan kader kesehatan. Dengan pengetahuan tersebut maka
perawat dapat menentukan strategi pendekatan yang lebih tepat dalam upaya
mengubah perilaku kesehatan masyrakat menuju perilaku sehat dan perbaikan
status kesehatan masyarakat.
Kasus : An. D 8 tahun suku padang, beragama islam diantarkan orang tuanya di Rumah
Sakit Harapan Kita dengan keluhan nyeri pada tulang keringnya. Bp.D mengatakan
nyerinya timbul akibat An. D terjatuh dari pohon keramat di desanya, kemudian menurut
kepercayaan orang sekitar An.D terjatuh akibat didorong oleh penunggu pohon keramat
tersebut. Menurut cerita yang dikatakan Bp.D, saat anak nya jatuh An. D langsung dibawa
ke dukun, lalu An. D dipijit menggunakan batang sereh yang dibakar dengan bacaan doa-
doa. Bp.D mengatakan An.D dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan
telur. Namun An.D masih tampak lemah, lesu, dan tampak kesakitan, pada saat diberikan
perkes Bp.D masih terlihat kebingungan. Setelah dilakukan pemeriksaan melalui rontgen,
pada hasil rontgen terlihat bahwa terdapat adanya retak pada tulang kering An. D.
Proses Keperawatan Lintas Budaya
1. Pengkajian
Identitas Klien
Pengkajian dilakukan tanggal : 23 Oktober 2022
Jam : 10.00 WIB
Tanggal masuk : 28 September 2022
No. CM : 2224135
Ruangan : Ruang Delima
 
1. Identitas pasien
Nama : An. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 8 tahun
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : SD
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Jl. Haji Syukur No.34 Surabaya
Diagnosa Medis : Fraktur Tibia (Retak Tulang Kering)

2. Penanggung Jawab
Nama : Bp. D
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 37 tahun
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Suku Bangsa : Indonesia
Pendidikan : Tamat SMP
Bahasa yang digunakan : Bahasa Indonesia
Pekerjaan : Kuli bangunan
Alamat : Jl. Haji Syukur No.34 Surabaya
Hubungan dengan Pasien : Ayah klien
2. Pola Aktivitas Sehari – hari :
POLA MAKAN DAN MINUM

1. Jumlah dan jenis makanan :

Di rumah : Pasien mengatakan makan 3x sehari, makan habis 1 porsi dengan

kompisisi nasi, sayur, lauk.

Di RS : Pasien mengatakan makan 3x sehari, makan habis 1 porsi dengan

kompisisi nasi, sayur, lauk.

2. Waktu Pemberian Makan :

Di rumah : Pasien mengatakan makan 3 x 1 hari dengan waktu pagi, siang, malam.

Di RS ; Pasien mengatakan makan 3 x 1 hari dengan waktu pagi, siang, malam.

3. Jumlah dan Jenis Cairan :

Di rumah : Pasien mengatakan minum sehari ± 2000 cc ( air putih + susu).


4. Waktu Pemberian Cairan :

Di rumah : Pasien mengatakan minum air setiap saat.

Di RS ; Pasien mengatakan minum air bisa kapan saja dan setelah makan pagi, siang dan

malam.

5. Pantangan : Tidak boleh Makan pedas dan asam. Tidak ada alergi

6. Masalah Makan dan Minum : Tidak ada

a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada

b. Kesulitan menelan : Tidak ada

c. Tidak dapat makan sendiri : Bisa makan sendiri


. Waktu Pemberian Makan :
2

Di rumah : Pasien mengatakan makan 3 x 1 hari dengan waktu pagi, siang, malam.
Di RS ; Pasien mengatakan makan 3 x 1 hari dengan waktu pagi, siang, malam.
3. Jumlah dan Jenis Cairan :

Di rumah : Pasien mengatakan minum sehari ± 2000 cc ( air putih + susu).


Di RS : Pasien mengatakan minum sehari ± 2000 cc ( air putih + susu).

4. Waktu Pemberian Cairan :


Di rumah : Pasien mengatakan minum air setiap saat.
Di RS ; Pasien mengatakan minum air bisa kapan saja dan setelah makan pagi, siang dan malam.

5. Pantangan : Tidak boleh Makan pedas dan asam. Tidak ada alergi
6. Masalah Makan dan Minum : Tidak ada
a. Kesulitan mengunyah : Tidak ada
b. Kesulitan menelan : Tidak ada
c. Tidak dapat makan sendiri : Bisa makan sendiri
pola Eliminasi
1. BAB : Pola tidur/istirahat
Di rumah : pasien mengatakan BAB 1x
sehari, konsistensi lembek, warna
1. Waktu tidur :
kuning kecoklatan Di rumah : psien mengatakan
Di RS : pasien mengatakan BAB 1x tidur jam 21.00 WIB.
sehari, konsistensi lembek, warna
kuning kecoklatan Di RS : pasien mengatakan
2. BAK : tidur jam 20.00 WIB.
Di rumah : pasien mengatakan BAK 6x 2. Waktu Bangun :
1 hari, warna kuning jernih, bau khas
amoniak Di rumah : pasien
Di RS : pasien mengatakan BAK 6x 1 mengatakan bangun tidur
hari, warna kuning jernih, bau khas jam 05.30 WIB.
amoniak
3. Kesulitan BAB/BAK: Tidak ada Di RS : pasien mengatakan
masalah bangun tidur jam 05.00 WIB.
3. Masalah tidur : Tidak ada.
KEBERSIHAN DIRI/PERSONAL HYGIENE :
1. Pemeliharaan Badan :
Di rumah : pasien mengatakan mandi 2x sehari.
Di RS : pasien mengatakan mandi diseka saja 2 x 1 sehari oleh ibunya.
2. Pemeliharaan Gigi dan Mulut :
Di rumah : pasien mengatakan menggosok gigi 2 x 1 sehari.
Di RS : pasien mengatakan menggosok gigi 2 x 1 sehari.
3. Pemeliharaan Kuku :
Di rumah : pasien mengatakan memotong kuku 1x dalam seminggu.
Di RS : pasien mengatakan memotong kuku 1x dalam seminggu.
RIWAYAT PSIKOSOSIAL :
Hubungan dengan orang lain / Interaksi sosial : Ayah pasien mengatakan An. D pandai berinteraksi
dengan orang lain, ramah kepada semua orang termasuk keluarga, dalam lingkungan sekitar rumah.
PEMERIKSAAN FISIK :
A. Tanda – tanda vital :
TD : 110/80
Nadi: 90x/menit
Napas : 20x/menit
Suhu : 36 C
B. Pemeriksaan Kepala dan Leher :
1. Kepala dan rambut
Bentuk Kepala : oval
Rambut : lepek
Warna : hitam lurus
2. Mata
Kelengkapan dan Kesimetrisan : Mata pasien tampak simetris kanan dan kiri, dan tidak ada kelainan.
Konjuctiva dan sklera : merah muda dan sklera putih
Pupil : Pupil isokor, tidak ada oedem.
3. Hidung
Tulang Hidung dan Posisi Septum Nasi : Simetris kanan dan kiri, tidak ada kelainan hidung.
Lubang Hidung : normal
Cuping Hidung : tidak ada
4. Telinga : tidak ada serumen
5. Mulut dan Faring : baik
a. Keadaan Bibir : mukosa kering dan tidak ada kelainan
b. Keadaan Gusi dan Gigi : gigi bersih berwarna putih kekuningan. Jumlah gigi 32 lengkap, tidak ada
lubang.
6. Leher :
Kelenjar Lymphe : tidak ada
7. Pemeriksaan Integumen (Kulit) :
a. Kebersihan : tampak bersih
b. Warna : sawo matang
c. Turgor : turgor kulit tidak berkurang
d. Kelembaban : kering dan tidak lembab
e. Kelainan pada Kulit : tidak ada
D. Pemeriksaan Thorak / Dada :
1. Inspeksi Thorak
a. Bentuk Thorak : normal
b. Pernafasan - Frekuensi : 20x /menit - Irama : regular
c. Tanda-tanda kesulitan bernafas : tidak ada kesulitan
bernafas.
2. Pemeriksaan Paru
a. Palpasi getaran suara (vocal Fremitus) : Pergerakan simetris,
nyeri tekan (-)
b. Perkusi : sonor
c. Auskulasi
- Suara nafas : Vesikuler
- Suara tambahan : Tidak ada suara tambahan
3. Pemeriksaan Jantung : S1 – S2 murni, tidak ada murmur,
bising (-)
E. Pemeriksaan Abdomen
a. Inspeksi
- Bentuk Abdomen : normal
- Benjolan/massa : tidak ada
b. Auskultasi
- Peristaltik Usus : 28x /menit
c. Palpasi
- Tanda nyeri tekan : tidak ada
- Benjolan/massa : tidak ada
- Tanda-tanda Ascites : tidak ada
- Hepar : tidak ada
- Lien : tidak ada
d. Perkusi
- Suara Abdomen : shifting dullness (-)
F. Genetalia
Tidak dilakukan pengkajian
G. Pemeriksaan Muskuloskeletal (Ekstrimitas)
a. Kesimetrisan otot : simetris
b. Pemeriksaan Edema : normal
c. Kekuatan otot : 5555
H. Pemeriksaan Neurologi
1. Tingkat kesadaran (secara kwantitatif)/ GCS : GCS : 456
2. Fungsi Motorik : Baik dan tidak ada gangguan
3. Fungsi Sensorik : Baik dan tidak ada gangguan
4. Refleks :
a. Refleks Fisiologis : baik dan tidak ada gangguan
b. Refleks Patologis : baik dan tidak ada gangguan
3. Psikososial
A. Pasien mengatakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ayah dan ibu pasien masih hidup, pasien tinggal
serumah dengan orang tuanya.
a. Citra tubuh
Klien menyatakan menyukai semua anggota tubuhnya
b. Identitas diri
Pasien mengatakan puas dengan perannya sebagai seorang anak dari ke dua orang tuanya.
c. Peran diri
Klien mengatakan ia masih bersekolah kelas 2 SD
d. Ideal diri
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan segera bersekolah untuk bertemu teman – temannya
e. Harga diri
Klien mengatakan lebih senang bermain bersama temannya dan berinteraksi dengan orang lain
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
klien mengatakan bahwa ia beragama islam
b. Kegiatan ibadah
klien mengatakan menjalankan ibadahnya selama di rumah sakit tapi masih ada sholatnya yang
bolong atau tidak dilakukan 5 waktu
5. Status mental
1). Penampilan
Selama di rumah sakit penampilan klien cukup rapi, klien mengganti bajunya 2x sehari dan diseka
2x sehari
2). Pembicaraan
Klien berbicara dengan tenang dan mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan
3). Aktivitas motorik
Klien tidak mampu melakukan aktivitas motorik mandiri seperti makan, mandi, dan beribadah.
4). Alam perasaan
Klien mengatakan perasaanya sangat tenang saat ini dan tidak ada yang ditakutkan
5). Afek
Afek klien tumpul karena ekspresi klien berkurang
6). Interaksi selama wawancara
Selama proses berinteraksi kontak mataklien ada, klien mampu menjawab semua pertanyaan yang diberikan
7). Proses piker
8). Isi pikir
Klien mengatakan ingin cepat sembuh dari sakit dan segera pulang
9). Tingkat kesadaran
Normal
10). Memori
Klien mampu mengingat semua kejadian di masa lalu, tidak ada yang terganggu dari memori klien
11). Tingkat konsentrasi dalam berhitung
Klien dapat berkonsentrasi dalam berhitung
12). Kemampuan penilaian
Klien masih mampu melakukan penilaian akan hal yang sederhana
13). Daya tilik diri
6. Pemeriksaan Nyeri Pasien
P: Pasien mengatakan habis jatuh dari pohon
Q: Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk
R: Nyeri yang dirasa di daerah tulang kering
S: Skala nyeri 4
T: Nyeri hilang timbul
O: Pasien terlihat kesakitan
7. Pengkajian berdasarkan sunrise model untuk mengidentifikasi masalah kesehatan klien sesuai dengan latar
belakang budaya.
1. Faktor Teknologi
a. Persepsi sehat sakit
Persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi permasalahan kesehatan saat
ini adalah jarak melakukan pemeriksaan kondisi klien kedokter maupun rumah sakit, biasanya keluarga
klien cukup datang ke dukun selain itu juga sering menkonsumsi obat tradisional.
b. Alasan mencari bantuan kesehatan
An.D mengatakan bahwa merasakan nyeri pada tulang keringnya sehingga Klien & keluarga menggunakan
angkot untuk mengantarkan klien ke fasilitas kesehatan.
c. Alasan klien memilih pengobatan alternatif
Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien juga mengkonsumsi obat selain obat yang diresepkan
oleh dokter yaitu An. D dipijit menggunakan batang sereh yang dibakar dengan bacaan doa-doa
yang didapatkan dari pengobatan tradisional. Karena klien merasa bahwa pengobatan tradisional
yang dia lakukan tidak ada perubahan sehingga keluarga klien membawa ke Rs Harapan Kita, dan
dari RS Harapan Kita, pasien disuruh untuk rawat inap di rumah sakit pada tanggal 28 September
2022 di ruang delima, karena dari hasil pemeriksaan yang telah didapatkan klien terdiagnosis
medis Fraktur Tibia (Retak Tulang Kering).
 
d. Persepsi penggunaan dan pemanfaatan tekhnologi
Untuk memproses kesembuhan klien diharuskan mengikuti terapi dari dokter yaitu Terapi.
2. Faktor Agama dan Filosofi
Agama yang dianut adalah islam, keyakinan agama tidak bertentangan dengan kesehatan, klien &
keluarga mempunyai pandangan bahwa sakit yang diderita An.D akibat gangguan dari makhluk
gaib dan klien & keluarga biasanya datang kedukun dan meminta do'a-do'a agar penyakitnya
berkurang.
3. Faktor Sosial dan Ikatan Kekerabatan
Bp. D mengatakan keadaan anaknya sangat parah karena tulang pada bagian tulang keringnya
retak. An.D adalah anak dari pasangan Bp.D dari tiga bersaudara dan An.D tinggal satu rumah
dengan keluarganya.
4. Faktor nilai budaya dan gaya hidup klien
Suku An. D adalah Minangkabau, Keluarga & Klien percaya pada kekuatan supernatural. Mereka
juga sangat percaya bahwa kekuatan dukun sangat ampuh. Selain itu keluarga juga menggunakan
obat tradisional seperti batang sereh yang dibakar, air kelapa yang dibakar dicampur dengan garam
lalu diminum, serta jeruk nipis dicampur kecap lalu diminum
5. Faktor hukum dan kebijakan yang berlaku
Jam berkunjung Klien pukul 09.00 sampai 17.00, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu kedua orang
tua dan kerabat Klien cara pembayaran untuk klien yang dirawat dengan hasil kerja kedua orang tua klien
 
6. Faktor Ekonomi
Bp.D seseorang yang berprofesi sebagai kuli bangunan. Sumber pembiayaan An. D untuk kesehatannya berasal
dari hasil kerja Bp.D dan keluarga klien tidak mengikuti program asuransi kesehatan.
 
7. Faktor pendidikan
An.D pada saat ini masih duduk di Sekolah Dasar. Klien juga tidak memahami apa arti sehat dan apa arti sakit
yang sebenarnya.
A. Diagnosa Keperawatan

NO. DATA ANALISIS DATA Dx. KEPERAWATAN BIO, PSIKO, SOSIAL,


CULTURE

1.
Ds : An.D mengatakan P : Gangguan rasa kurang Gangguan rasa kurang nyaman
nyeri pada tulang nyaman berupa nyeri berupa nyeri berhubungan
keringnya berhubungan dengan dengan pergeseran fragmen
  pergeseran fragmen tulang tulang
Do : An.D tampak lemas E : Gangguan rasa nyaman (D.0074)
dan kesakitan berupa nyeri berhubungan
dengan Bp.D mengatakan
An.D terjatuh dari pohon
S : An.D tampak lesu, lemah,
dan meringis kesakitan.
       
2. Ds : Bp.D mengatakan P : Risiko terjadinya Risiko terjadinya infeksi
dukun desa melarang infeksi berhubungan pada struktur tulang dan
An.D untuk mengonsumsi dengan kurangnya jaringan lunak sekitarnya
ikan, daging, dan telur pemenuhan nutrisi berhubungan dengan
  E : Setelah An.D kurangnya pemenuhan
Do : An.D masih tampak dibawa ke dukun nutrisi terhadap An.D
lemah dan lesu desa melarang An.D (D.0142)
untuk mengonsumsi
ikan, daging, dan
telur
S : An.D masih
tampak kesakitan
3. Ds : Bp.D mengatakan P : Kurangnya Risiko tinggi cedera
setelah dipijat oleh dukun pengetahuan tentang berhubungan dengan
desa An.D masih mengeluh pengobatan terhadap diskontinuitas tulang
nyeri pada tulang tulang berhubungan (D.0136)
keringnya dengan setelah jatuh
  An.D dibawa kedukun
Do : An.D tampak untuk dipijat
meringis kesakitan E : An.D masih
merasakan nyeri
S : An.D tampak lemas
B. Perencanaan Keperawatan/Intervensi

1. Gangguan rasa nyaman berupa Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1. Kaji nyeri secara komprehensif
nyeri berhubungan dengan selama 2 x 24 jam tingkat kenyamanan 2. Observasi reaksi nonverbal dari

pergeseran fragmen tulang (D.0074) klien meningkat, tingkat nyeri terkontrol ketidaknyamanan
dengan kriteria hasil : 3. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
 
Status Kenyamanan mengetahui pengalaman nyeri klien
(L.08064) sebelumnya
a. Klien melaporkan nyeri berkurang 4. Kontrol faktor lingkungan yang
dengan skala 2-3 mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan,
b. Ekspresi wajah tenang pencahayaan, kebisingan
c. Klien dapat istirahat dan tidur 5. Kurangi faktor presipitasi nyeri.
6. Ajarkan teknik non farmakologi untuk
mengatasi nyeri.
7. Kolaborasi untuk pemberian analgetik untuk
mengurangi nyeri.
8. Evaluasi tindakan pengurang nyeri/kontrol
nyeri
2. Risiko terjadinya infeksi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji nutrisi secara teratur

berhubungan dengan kurangnya keperawatan selama 3x 24 jam, maka 2. Gunakan komunikasi


kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan terapeutik untuk mengetahui
pemenuhan nutrisi terhadap
kriteria hasil : pengalaman nutrisi klien
An.D
Status Nutrisi 3. Berikan penjelasan pada klien
(D.0142) (L.03030) dan keluarga mengenai
1. Klien tidak terlihat lemah dan pentingnya nutrisi bagi proses
 
lesu penyembuhan fraktur klien
2. Klien dan keluarga menerima 4. Berikan penjelasan kepada
penjelasan dari perawat tentang klien dan keluarga mengenai
kebutuhan nutrisi terhadap luka kepercayaan keluarga pada
An.D dukun terhadap pemenuhan
3. Tidak terjadi infeksi terhadap nutrisi klien
fraktur klien 5. Ajarkan pola makan dengan
4. Pemenuhan nutrisi tercukupi nutrisi yang baik
6. Kolaborasi dengan dokter
7. Evaluasi tindakan dalam
pemberian nutrisi
3. Risiko tinggi cidera berhubungan Setelah dilakukan asuhan 1. Berikan posisi yang aman
dengan kontinuitas tulang keperawatan selama 2x24 jam untuk pasien dengan

(D.0136) terjadi peningkatan status meningkatkan


keselamatan injuri fisik dengan 2. Observasi pasien, beri
  kriteria hasil : pengalaman tempat tidur
Tingkat Cedera 3. Perikisa sirkulasi perifer dan
(L.14136) status neurologi
a. Bebas dari cidera 4. Menilai ROM pasien
b. Mampu mencegah cidera 5. Menilai integritas kulit
c. Dapat melakukan pasien
mobilisasi dengan baik
Pelaksanaan Keperawatan/Implementasi

No. Tanggal, Jam Dx Implementasi Respon

1 29/09/22 1 Mengkaji tanda-tanda vital S: -

12.00   O: TD: 110/80, nadi 90x/menit, napas 20x/menit, suhu 36

2 29/09/22 1 Mengkaji skala nyeri S: Pasien mengatakan habis jatuh dari pohon, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri yang dirasa di daerah
12.05   tulang kering, skala nyeri 4, nyeri hilang timbul

O: Pasien terlihat kesakitan


3 29/09/22 1 Mengompres dengan air hangat di S: Pasien mengatakan nyerinya sedikit berkurang saat diberikan
bagian nyeri air hangat
12.10
O: Pasien tampak menahan nyeri
4 29/09/22 1 Evaluasi tindakan pengurang S: Pasien mengatakan nyeri berkurang menjadi skala 3
nyeri/ kontrol nyeri
12.25 O: Pasien tersenyum
5 29/09/22   Mengkaji nutrisi secara teratur S: Pasien mengatakan BB nya 26 tahun, tinggi
130cm, makan 3x sehari, porsi sedang
15.00  

6 29/09/22   Ajarkan pola makan dengan nutrisi S: Pasien mengatakan senang jika makan tanpa
yang baik sayur, pasien paham terkait pentingnya sayur dan
15.10 pentingnya vitamin D saat pasien sakit
 
O: Pasien kooperatif

7     Berikan posisi yang aman untuk S: Pasien mengatakan sakit kakinya jika
pasien dengan meningkatkan digerakkan, pasien nyaman di tempat tidur dengan
observasi pasien dan beri pengaman posisi telentang
tempat tidur
O: Pasien menahan nyeri saat kaki digerakkan
8     Menilai ROM pasien S: Pasien mengatakan kuat ketika angkat dan
turunkan kaki namun ada nyeri saat digerakkan
 
O: Kaki yang tidak sakit terlihat kuat, kaki yang
sakit terlihat lemas
D. Evaluasi

Ds. KEPERAWATAN EVALUASI

Gangguan rasa nyaman berupa nyeri Pukul : 10.00 WIB


berhubungan dengan pergeseran
fragmen tulang Tanggal : 29 September 2022

S : Klien tidak merasakan nyero lagi


pada tulang keringnya

O : Klien tampak tenang

A : Tujuan tercapai

P : Hentikan intervensi
Risiko terjadinya infeksi berhubungan Pukul : 14.00 WIB

dengan kurangnya pemenuhan nutrisi


Tanggal : 29 September 2022
terhadap An.D

S : Klien mengatakan nafsu makan bertambah

O : Klien masih tampak lemah dan lesu

A : Tujuan belum tercapai

P : Lanjutkan intervensi :

1. Observasi kebutuhan nutrisi klien

2. Tinjau kecukupan nutrisi klien

3. Identifikasi asupan nutrisi


Risiko tinggi cidera berhubungan Pukul : 10.30 WIB
dengan kontinuitas tulang
Tanggal : 29 September 2022

S : Klien mengatakan sudah tidak


merasakan sakit

O : Klien tampak lemas

A : Tujuan belum tercapai

P : Lanjutkan intervensi

Anda mungkin juga menyukai