Anda di halaman 1dari 11

KAJIAN ANTROPOLOGI HUKUM

DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA

RICI SAPENDRA
2010003600316
ricisapendraxtkj@gmail.com
UNIVERSITAS EKASAKTI

A. PENDAHULUAN

Antropologi termasuk ilmu sosial yang sangat penting dipelajari oleh mahasiswa
sosial terutama mahasiswa sosiologi. Karena antropologi menyangkut ilmu tentang
masyarakat sekaligus tentang manusia itu sendiri dan juga bagaimana manusia berasal dan
kebudayaan yang manusia biasa lakukan. Tapi semakin berkembangnya zaman modern ini
banyak mahasiswa yang menganggap mudah ilmu sosial terutama antropologi ini. Mereka
menganggap ilmu sosial itu dapat dipahami hanya dengan sekali membaca dan tidak perlu
usaha yang keras untuk memahaminya. Namun pada kenyataannya banyak dari mahasiswa
yang memiliki nilai yang tidak baik dalam ilmu sosial karena mereka menganggap sepele
terhadap ilu-ilmu sosial

Antropologi secara etimologis berasal dari bahasa Yunani. Kata Anthropos berarti
manusia dan Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi, antropologi adalah ilmu yang
mempelajari manusia. Oleh karena itu antropologi didasarkan pada kemajuan yang telah
dicapai ilmu pengetahuan sebelumnya. Pitirim Sorokim mengatakan bahwa Sosiologi adalah
suatu ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka macam
gejala-gejala sosial (gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan
ekonomi) dengan gejala lainnya (non sosial). Berbeda dengan pendapat Ronceku dan Warren
yang mengatakan bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dengan
kelompok-kelompok nya hubungan manusia dengan sekitarnya.Nah berdasarkan uraian di
atas, maka Sosiologi adalah jelas merupakan ilmu sosial yang objeknya adalah masyarakat
sebagai ilmu. Ia berdiri sendiri karena telah memiliki unsur ilmu pengetahuan. Dalam ilmu
antropologi hukum dipelajari juga mengenai Peran, Status atau kedudukan, Nilai, Norma dan
juga Budaya atau kebudayaan. Ke semuanya ini merupakan hal-hal yang sangat erat
kaitannya dengan ilmu antropologi hukum.
B. PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP ANTROPOLOGI

Istilah antropologi berasal dari bahasa yunani, asal kata anthropos berarti manusia, dan
logos berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah antropologi ilmu tentang manusia.
Secara khusus, ilmu antropologi terbagi kedalam lima sub ilmu yang mempelajari:

1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis

2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia.

3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaan manusia.

4. Masalah asal perkembangan dan persebarananeka ragam bahasa yang diucapkan diseluruh
dunia.

5. Masalah mengenai asa-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam
suku bangsa yang tersebar di seluruh dunia masa kini.

Secara makro antropologi dapat di bagi ke dalam dua bagian, yakni antropologi fisik dan
budaya.

Antropologi fisik , Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organism biologis


yang melacak perkembangan manusia menurut evolusinya dan menyelediki variasi
biologisnya dalam berbagai jenis. Keistimewaan apapun yang melekat pada manusia mereka
di golongkan dalam binatang nmenyusui, khususnya primate. Demikian antropolog umumnya
memiliki anggapan bahkan nenek moyang manusia itu primata lainnya, khususnya sejenis
kera dan monyet. Para ahli antropologi fisik melacak nenek moyang jenis manusia untuk
mengetahui bagaimana, kapan, dan mengapa kita menjadi makhluk sekarang ini.

Antropologi budaya, Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada


kebudayaan manusia atau cara hidup dalam masyarakat . cabang antropologi budaya ini di
bagi menjadi tiga bagian yaitu; akreopologi, linguistik dan etnologi. Antropologi budaya juga
merupakan study tentang praktik sosial bentuk ekspresif, dan penggunaan bahasa. Di
ciptakan dan di uji sebelum di gunakan oleh masyarakat manusia. Istilah antropologi budaya
dikaitkan dan penulisan antropologi di Amerika.

Kajian antropolog meliputi Pertimbangan politik,Menyangkut hubungan kebudayaan


dengan kekuasaan,Menyangkut bahasa dalam antropologi budaya, Preprensi dalam pemikiran
individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi. Fokus studi budaya yang di
laksanakan para ahli antropologi lebih banyak di lakukan terhadap budaya pra sejarah
maupun kebudayaan baratyang dapat menolak faliditas generalisasi lama yang universal yang
di buat tanpa melalui penelitian lapangan contoh haviland dapat menunjukan dua kasus :

1. Karya margareth mead di Samoa bahwa perubahan biologis yang terjadi pada kaum
remaja harus di sertai dengan pergolakan pertekanan psikologis.

2. Brosnilav Malinowski meragukan teori oedifus complexs yaitu keterkaitan seksual yang
kuat dari anak laki-laki kepada ibunya yang timbul bersamaan dengan sikap bermusuhan
terhadap ayahnya , menurut frued fenomena in bersifat umum.

Arkeologi adalah cabang antropologi kebudayaan yang mempelajari benda-benda


peninggalan lama dengan maksud untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku
manusia karena dalam peninggalan-peninggalan lama itulah terpantul ekspresi
kebudayaannya. Antropologi linguistis Ernest Cassire mengatakan bahwa manusia adalah
makhluk yang paling mahir dalam menggunakan symbol-simbol sehingga manusia di sebut
Homo symbolicum,. Karena itulah manusia dapat berbahasa, berbicara, dan melakukan
gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak di lakukan oleh makhluk-makhluk lain yang
serupa dengan manusia. Etnologi pendekatan etnologi adalah etnografi, lebih memusatkan
perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang, telaahnya pun terpusat pada
perilaku manusianya, sebagaimana dapat di saksikan langsung, dialami, serta didiskusikan
dengan pendukung kebudayaannya.

Secara keseluruhan, yang termasuk bidang-bidang khusus secara tematis dalam


antropologi lainnya, selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi,
antropologi medis, antropologi psikologi, dan antropologi sosial.

1. Antropologi ekonomi

Bidang in merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri


melalui penggunaan barang dan jasa material. Masyarakat masa lampau dan sekarang,
termasuk masyarakat non-Barat yang fokusnya terarah pada bentuk dan penyatuan kehidupan
ekonomi, dalam kaitannya dengan perbedaan gaya kekuasaan dan ideologi.

2. Antropologi Medis

Antropologi medis merupakan subdisiplin yang sekarang paling popular di amerika


serikat, bahkan tumbuih pesat di mana-mana.. antropologi medis ini banyak membahas
hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi manusia,
terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi.

3. Antropologi psikologi

Bidang ini merupakan mengkaji tentang hubungan anatar individu dengan makna dan
nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Antropologi psikolog
menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi antara pikiran,
nilai, dan kebiasaan sosial

4. Antropologi sosial

Bidang in mulai dikembangakan oleh James George Frazer di Amerika Serikat pada
awal abad ke-20.Antropologi sosial sendiri mendiskripsikan proyek evolusionis yang
mempunyai tujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat
perkembangannya melalui berbagau tingkat peradaban.Para ahli antropologi sosial memiliki
kontribusi terhadap kajian-kajian penelitian terapan atas berbagai persoalan,seperti hubungan
etnik,imigrasi,efek medis,ketetapan pendidikan,dan pemasaran.

2. PENDEKATAN, METODE, TEKNIK, ILMU BANTU, DAN JENIS PENELITIAN


ANTROPOLOGI

Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif


(positivistik) dan kualitatif (naturalistic).Artinya,dalam penelitian antroppologi dapat
dilakukan melalui pengkajian secara statistic-matematis,baik dilakukan untuk mengukur
pengaruh maupun korelasi antarvariabel penelitian maupun dilakukan secara kualitatif-
naturalistik. Menurut Kapplan dan Manner (1996:6) dalam antropologi pun dikenal
pendekatan relativistik dan komparatif. Pendekatan relativistik memandang bahwa setiap
kebudayaan merupakan konfigurasi unik yang memiliki cita rasa khas,gaya,serta kemampuan
tersendiri. Di sini kaum relativisme menyatakan bahwa suatu budaya harus diamati sebagai
suatu kebetulan tunggal dan hanya sebagai dirinya sendiri. Sedangkan kaum komparativis
berpendapat bahwa suatu instutusi,proses kompleks,atau ihwal sesuatu hal,haruslah terlebih
dahulu dicopot dari matriks budaya yang lebih besar dengan cara tertentu sehingga dapat
dibandingkan dengan institusi,proses,kompleks,atau ihwal-ihwak dalam konteks sosiokultural
lain.Adanya relativitas yang ekstrem,berangkat dari anggapan-anggapan bahwa tidak ada dua
budayapun yang sama,pola,tatanan,dan makna akan dipaksakan jika elemen-elemn
diabstraksikan demi perbandingan.Oleh karena itu,perbandingan bagian-bagian yang telah
diabstraksikan dari suatu keutuhan,tidaklah dapat dipertahankan secara analitis.

Adapun metode penelitian antropologi yang dapat digunakan yaitu deskriptif,


komparatif, studi kasus, etnografis, dan survei.

Metode komparatif sendiri adalah metode penelitian yang mencabut unsur-unsur


kebudayaan dari konteks masyarakat yang hidup dan dibandingkan dengan sebanyak
mungkin unsur dan aspek suatu kebudayaan.

Menurut Gopala (1975), sarana dalam ilmu antropologi sedikitnya ada empat macam
penelitian komparatif, yaitu :

1. Penelitian komparatif dengan tujuan menyusun sejarah kebudayaan manusia secara


inferensial.

2. Penelitian komperatif untuk menggambarkan suatu proses perubahan kebudayaan;

3. Penelitian komperatif untuk taksonomi kebudayaan;

4. Penelitian komperatif untuk menguji korelasi-korelasi antarunsur, antarpranata, dan


antargejala kebudayaan, untuk membuat generalisai-generalisasi mengenai tingkah laku
manusia pada umumnya.

Ilmu antropologi menurut Koentjaraningrat (191:13) mencakup 5 disiplin ilmu, antara lain
paleantropologi,antropologi fisik, etnolinguistik, antropologi pre-histori,dan etnologi.
Paleantropologi , Merupakan ilmu tentang asal-usul atau soal terjadinya evolusi manusia
dengan mempergunakan bahan penelitian melalui sisa-sisa tubuh yang telah membatu, atau
fosil-fosil manusia dari zaman ke zaman yang tersimpan dalam lapisan bumi dan didapat
dengan berbagai penggalian. Antropologi Fisik, Merupakan bagian ilmu antropologi yang
mempelajari suatu pengertian tentang sejarah terjadinya aneka warna makhluk manusia jika
dipandang dari suatu ciri-ciri tubuhnya, baik lahir (fenotipik), seperti warna kulit,warna dan
bentuk rambut,indeks tengkorak,bentuk muka,warna mata,bentuk hidung,tinggi badan,dan
bentik tubuh maupun sifat bagian dalam (genotipik), seperti golongan darah atau sebagainya.
Etnolinguistik atau antropologi linguistik , Suatu ilmu yang berkaitan dengan ilmu
antropologi,dengan berbagai meetode analisis kebudayaan yang berupa daftar kata-
kata,penulisan tentang ciri-ciri tata bahasa dari berates-ratus bahasa suku bangsa yang
tersebar di berbagai tempat di muka bumi. Prehistori, Merupakan ilmu tentang perkembangan
dan penyebaran semua kebudayaan manusia sejak sebelum manusia mengenal aksara,dalam
ilmu sejarah seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat
terjadinya makhluk manusia,yaitu kira kira 800.000 tahun yang lalu hingga sekarang,ilmu in
dibagi menjadi dua bagian,yaitu masa sebelum mengenal tulisan atau huruf,dan masa setelah
manusia mengenal tulisan atau huruf.Subilmu prehistori sering juga disebut ilmu arkeologi.
Etnologi , Merupakan bagian ilmu antropologi tentang asas-asas manusia,mempelajari
kebudayaan-kebudayan dalam kehidupan masyarakat dari bangsa-bangsa tertentu yang
tersebar di muka bumi ini pada masa sekarang.Sekarang in subilmu dari etnologi telah
berkembang menjadi dua aliran, yang pertama lebih menekankan pada diakronik atau yang
disebut descriptive integration, sedangkan aliran yang kedua yang menekankan penelitian
sinkronik dinamakan penelitian generalizing approach (Koentjaraningrat, 1987:16)

3. TUJUAN DAN KEGUNAAN ANTROPOLOGI

Tujuan dari ilmu antropologi untuk memperluas arena perbandingan di samping untuk
merekam budaya sebelum budaya budaya itu lenyap dan mencari suatu bangsa atau
kelompok yang belum pernah di teliti. Kedua bidang besar dari antropologi fisik dan
antropologi budaya. Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai
organisme biologis yang tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan masnusia
dan mempelajaai variasi-variasi biologis dalam species manusia. Sedangkan antropologi
budaya berusaha mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Antropologi memiliki
kedudukan, tujuan, dan manfaat, yang unuk karena bertyujuan dan bermanfaat dalam
merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang di dasarkan pada studi
atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya di semua masyarakat, dan bukan hanya
masyarakat Eropa dan Amerika Utara saja.

4. HUBUNGAN ANTARA ANTROPOLOGI DAN ILU-ILMU SOSIAL LAINNYA

a. Hubungan Antropologi dengan Sosiologi

Sejak lahirnya sosiologi oleh auguste Comte, ilmu tersebut bercirikan positivistic
yang objek kajiannya adalah masyarakat dan perilaku sosial manusia dengan meneliti
kelompok-kelompoknya. Kelompok tersebut menyangkut keluarga, etnis, suku, bangsa,
komunitas pemerintahan, sebagai organisasi sosial, agama, politik, budaya, bisnis, dan
organisasi lainnya. Sosiologo pun mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri
asal-usul pertumbuhannta, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap para
anggotanya. Dengan demikian objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terutama
dari sudut hubungan antarmanusia dan proses-proses yang timbul dari hubungan manusia
dalam masyarakat.

Demikian juga antropologi, yang berarti ilmu tentang manusia. Dalam antropologi budaya
mempelajari gambaran tentang perilaku manusia dan konteks sosial budayanya.

b. Hubungan Antropologi dengan Psikologi

Hal itu tampak karena dalam psikologi pada hakikatnya mempelajari perilaku
manusia dan proses-proses mentalnya. Dengan demikian, psikologi membahas factor-faktor
penyebab perilaku manusia secara internal, seperti motivasi, minat, sikap, konsep diri, dan
lain-lain. Sedangkan dalam antropologi, khususnya antropologi budaya lebih bersifat factor
eksternal, yaitu lingkungan fisik, lingkungan keluarga, dan lingkungan sosial dalam arti luas.
Kedua unsure itu saling berinteraksi satu sama lain yang menghasilkan suatu kebudayaan
melalui proses belajar. Dengan demikian, keduanya memerlukan interaksi yang intens untuk
memahami pola-pola budaya masyarakat tertentu secara bijak.

c. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Sejarah

Antropolohi member bahan prehistory sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari
tiap bangsa di dunia. Selain itu banyak persoalan dalam historiografi dari sejarah suatu
bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Konsep-konsep tentang
kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh antropologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya,
akan memberi pengertian banyak kepada seorang ahli sejarah untuk mengisi latar belakang
dari peristiwa politik dalam sejarah yang menjadi objek penyelidikannya. Demikian juga
sebaliknya, bagi para ahli antropologi jelas memerlukan sejarah, terutama sekali sejarah dari
suku-suku bangsa dalam daerah yang didatanginya. Selain itu, untuk mengetahui tentang
sejarah tersebut masih harus direkonstruksi sendiri oleh seorang peneliti. Dengan demikian,
seorang sarjana antropologi sering kali harus memilki pengetahuan tentang metode-metode
sejarah untuk merekonstruksi suatu sejarah dari suatu rangkaian peristiwa sejarah.
Antropologi memberikan bahan prehistori sebagai dasar dan pangkal penulisan sejarah dari
tiap-tiap bangsa di dunia. Banyak persoalan dari historiografi dari sejarah suatu bangsa yang
dapat dipecahkan dengan menggunakan metode-metode antropologi. Banyak sumber sejarah
yang berupa dokumen, prasasti, arsip kuno, dan lain-lain seringkali hanya berperan sebatas
memberikan penjelasan tentang peristiwa-peristiwa tertentu saja, sedangkan latar belakang
sosial dari peristiwa-peristiwa tersebut sulit diketahui hanya dari sumber-sumber sejarah
tersebut. Konsep tentang kehidupan masyarakat yang dikembangkan oleh ilmu antropologi,
akan memberikan banyak pengertian kepada ahli sejarah untuk mengisi atau mengetahui latar
belakang dari peristiwa-peristiwa tertentu dari sumber-sumber sejarah tersebut yang menjadi
obyek penelitiannya. Demikian juga sebaliknya, para ahli antropologi juga memerlukan
sejarah, khususnya sejarah dari suku bangsa-suku bangsa yang sedang ditelitinya. Sejarah
diperlukan dalam antropologi, yaitu :

a) Untuk digunakan dalam memecahkan masalah-masalah yang terjadi karena


masyarakat yang ditelitinya telah tercemar atau terpengaruh dengan suatu kebudayaan
dari luar.
b) Untuk mengetahui tentang sejarah dari suatu proses perpaduan kebudayaan, karena
seringkali terjadi sejarah suatu suku bangsa harus direkonstruksi sendiri oleh seorang
peneliti. Seorang ahli antropologi seringkali harus harus memiliki pengetahuan
tentang metode-metode sejarah untuk merekonstruksi suatu sejarah dari suatu
rangkaian peristiwa sejarah. Hubungan antropologi dengan sejarah ini menyerupai
hubungan antara antropologi dengan arkeologi.
d. Hubungan antropologi dengan Ilmu Geografi

Dalam hal in, kita dapat melihat bahwa geografi atau ilmu bumi itu mencoba
mencapai pengertian tentang keruangan [alam dunia] in dengan memberi gambaran tentang
bumi serta karakteristik dari segala macam bentuk hidup yang menduduki muka bumi. Di
sinilah antropologi berusaha menyelami keanekaragaman manusia jika dilihat dari ras, etnis,
maupun budayanya. Begitu pun sebaliknya, seorang sarjana antropologi sangat memerlukan
ilmu geografi, karena tidak sedikit masala-masalah manusia, baik fisik maupun
kebudayaannya tidak lepas dari pengaruh lingkungan alamnya.

e. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Ekonomi

Seorang ahli ilmu ekonomi yang akan membangun ekonomi suatu Negara, tentu akan
memerlukan bahan komparatif mengenai, misalnya sikap terhadap kerja, sikap terhadap
kekayaan, sistem gotong royong, dan sebagainya yang menyangkut bahan komparatif tentang
berbagai unsure dari sistem kemasyarakatan di Negara-negara tersebut. Untuk pengumpulan
keterangan komparatif tersebut, ilmu antropologi memilki manfaat tinggi bagi seorang
ekonom.

Ilmu ekonomi yang berkembang sekarang ini merupakan kajian dari ekonomi modern
yang didasarkan pada pemikiran-pemikiran Barat (Eropa), yang dalam beberapa bidang lebih
maju dibandingkan negara-negara lain di luar negara-negara Eropa. Akan terjadi banyak
permasalahan apabila pemikiran-pemikiran ekonomi modern tersebut diterapkan pada
masyarakat atau negara yang sedang berkembang atau bahkan di negara-negara dunia ketiga.
Pemikiran-pemikiran ekonomi modern tersebut belum tentu dapat diterapkan di negara-
negara tersebut yang berada di luar negara-negara Eropa. Pada kondisi tersebutlah,
antropologi mempunyai peran, yaitu menjembatani pemikiran ekonomi modern dengan
pemikiran ekonomi lokal.
f. Hubungan Antropologi dengan Ilmu Politik

Agar dapat memahami latar belakang dan adat istiadat tradisional dari suku bangsa,
maka metode analisis antropologi menjadi penting bagi seorang ahli ilmu politik untuk
mendapat pengertian untuk mendapat pengertian dari tingkah laiku partai politik yang
ditelitinya. Seorang ahli antropologi dalam hal mempelajari suatu masyarakat untuk menulis
sebuah deskripsi etnografi tentang masyarakat itu, pasti akan mengahadapi sendiri pengaruh
kekuatan-kekuatan dan proses politik local serta aktivitas dari cabang-cabang partai politik
nasional. Dalam menganalisis fenomena-fenomena tersebut, ia perlu mengetahui konsep-
konsep dan teori-teori dalam ilmu politik yang ada.

Antropologi menyumbangkan pengertian dan teori tentang kedudukan serta peran sebagai
satuan sosial budaya yang lebih kecil dan sederhana. Bedanya dengan sosiologi adalah
sosiologi lebih memusatkan perhatian kepada kehidupan masyarakat kota yang jauh lebih
banyak dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi dan teknologi modern. Sedangkan
antropologi lebih banyak memusatkan perhatian kepada masyarakat dan kebudayaan di desa-
desa dan di pedalaman. Sebagai ilmu yang mempelajari kebudayaan masyarakat, maka hasil-
hasil penyelidikan antropologi bermanfaat bagi ilmu politik, terutama hasil-hasil penyelidikan
kebudayaan di masa lampau yang meliputi semua aspek kultural masyarakat, termasuk ide-
ide dan lembaga-lembaga politik masa lampau yang merupakan konsep antropologi budaya
yang termasuk dalam konsep kebudayaan secara umum. Konsep tersebut menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang erat antara kebudayaan suatu masyarakat dengan kepribadian
individu-individu dari masyarakat itu, antara kebudayaan dengan lembaga-lembaga dan ide-
ide yang terdapat dalam masyarakat tersebut. Kebudayaan memberikan corak dan ragam pada
lembaga-lembaga dan ide-ide dalam masyarakat. Antroplogi telah berpengaruh dalam bidang
metodologi penelitian ilmu politik.

C. PENUTUP
A. KESIMPULAN

Istilah antropologi berasal dari bahasa Yunani, asal kata Anthropos berarti manusia,
dan logos. berarti ilmu. Dengan demikian, secara harfiah antropologi ilmu tentang manusia.
Pendekatan yang digunakan dalam antropologi menggunakan pendekatan kuantitatif
(positivistik) dan kualitatif (naturalistic). Tujuan dari ilmu antropologi untuk memperluas
arena perbandingan di samping untuk merekam budaya sebelum budaya-budaya itu lenyap
dan mencari suatu bangsa atau kelompok yang belum pernah di teliti. Ilmu antropologi erat
kaitannya dengan ilmu sosial lainnya seperti sosiologi, geografi, sejarah, ilmu politik,
psikologi dan ilmu-ilmu sosial lainnya. Antropologi mulai berkembang pada abad ke-15 dan
terus berkembang hingga sekarang.

Dalam ilmu antropologi hukum dipelajari juga mengenai Peran, Status atau
kedudukan, Nilai, Norma dan juga Budaya atau kebudayaan. Ke semuanya ini merupakan
hal-hal yang sangat erat kaitannya dengan ilmu antropologi hukum. Tujuan dari ilmu
antropologi untuk memperluas arena perbandingan di samping untuk merekam budaya
sebelum budaya budaya itu lenyap dan mencari suatu bangsa atau kelompok yang belum
pernah di teliti. Kedua bidang besar dari antropologi fisik dan antropologi budaya.
Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis yang
tekanannya pada upaya melacak evolusi perkembangan masnusia dan mempelajari variasi-
variasi biologis dalam species manusia. Sedangkan antropologi budaya berusaha mempelajari
manusia berdasarkan kebudayaannya. Antropologi memiliki kedudukan, tujuan, dan manfaat,
yang untuk karena bertujuan dan bermanfaat dalam merumuskan penjelasan-penjelasan
tentang perilaku manusia yang di dasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan
perilakunya di semua masyarakat, dan bukan hanya masyarakat Eropa dan Amerika Utara
saja.

DAFTAR PUSTAKA
Gokma Toni Parlindungan S, Asas Nebis In Idem Dalam Putusan Hakim Dalam Perkara
Poligami Di Pengadilan Negeri Pasaman Sebagai Ceriminan Ius Constitutum,
Volume 2, Nomor 1, 2020.

Gokma Toni Parlindungan S, Pengisian Jabatan Perangkat Nagari Pemekaran Di Pasaman


Barat Dalam Rangka Pelaksanaan Otonomi Daerah, Ensiklopedia Of Journal, Vol 1
No 2 Edisi 2 Januari 2019,

Harniwati, Peralihan Hak Ulayat Menurut Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004, Volume
1, Nomor 3, 2019.

Jasmir, Pengembalian Status Hukum Tanah Ulayat Atas Hak Guna Usaha, Soumatera Law
Review, Volume 1, Nomor 1, 2018.

Jumrawarsi Jumrawarsi, Neviyarni Suhaili, Peran Seorang Guru Dalam Menciptakan


Lingkungan Belajar Yang Kondusif, Ensikopedia Education Review, Vol 2, No 3
(2020): Volume 2 No.3 Desember 2020

Mia Siratni, Proses Perkawinan Menurut Hukum Adatdi Kepulauan Mentawai Di Sebelum
Dan Sesudah Berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang
Perkawinan, Ensiklopedia Of Journal, Vol 1 No 2 Edisi 2 Januari 2019,

Remincel, Dimensi Hukum Pelanggaran Kecelakaan Lalu Dan Angkutan Jalan Lintas Di
Indonesia, Ensiklopedia Social Review, Volume 1, Nomor 2, 2019.

R Amin, B Nurdin, Konflik Perwakafan Tanah Muhammadiyah di Nagari Singkarak


Kabupaten Solok Indonesia 2015-2019, Soumatera Law Review, Volume 3, Nomor 1,
2020.

Anda mungkin juga menyukai