Anda di halaman 1dari 25

TUGAS SOSIO DAN ANTROPOLOGI PENDIDIKAN

TUGAS 4
KELAS 2 F
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sosiologi dan Antropologi Pendidikan
Dosen Pengampu Dra. Hidayati M.Hum

Disusun oleh:
Pipit Hidayati (19108244033)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Antropologi
A.Pengertian

a.Pengetian menurut para ahli

 David Hunter-Antropologi merupakan sebuah ilmu yang lahir dari rasa ingin tahu yang
tak terbatas dari umat manusia.
 Koentjaraningrat- Antropologi merupakan studi tentang umat manusia pada umumnya
dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik masyarakat dan budaya yang
dihasilkan.
 William A. Haviland-Antropologi merupakan studi tentang umat manusia, berusaha
untuk membuat generalisasi yang berguna tentang orang-orang dan perilaku mereka dan
untuk mendapatkan pemahaman yang lengkap dari keragaman manusia.

b.Pengertian secara umum

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal yang dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal
daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tapi pada sosiologi lebih menitik
beratkan/fokus pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.

B.Objek ilmu antropologi

Objek dari antropologi adalah manusia dalam kedudukannya sebagai individu,


masyarakat, suku bangsa, kebudayaan dan perilakunya.

C. Tujuan antropologi

 Tujuan akademis: untuk mencapai pengertian tentang makhluk manusia pada


umumnya dengan mempelajari berbagai bentuk fisiknya, masyarakat dan
kebudayaannya.

 Tujuan praktis: mempelajari manusia di berbagai masyarakat suku bangsa di


dunia guna membangun masyarakat itu sendiri.

D.Manfaat mempelajari antropologi

 Mengetahui pola perilaku manusia dalam kehidupan bermasyarakat secara


universal maupun pola perilaku manusia pada tiap-tiap masyarakat (suku bangsa).
 Mengetahui kedudukan dan peran yang harus dilakukan sesuai dengan harapan
warga masyarakat dari kedudukan yang sedang disandang.
 Memperluas wawasan tentang pergaulan umat manusia di seluruh dunia yang
mempunyai kekhususan-kekhususan sesuai dengan karakteristik daerahnya
sehingga menimbulkan toleransi yang tinggi.
 Mengetahui berbagai macam problem dalam masyarakat, memiliki kepekaan
terhadap kondisi-kondisi dalam masyarakat, serta mampu mengambil inisiatif
pemecahan masalah.

E.Jenis Antropologi

i. Antropologi Fisik

Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis. Antropologi


fisik membahas manusia berdasarkan evolusinya serta menyelidiki manusia dari variasi
biologis dalam berbagai jenis (spesies). Analisis antropologi fisik diperoleh dari fosil-fosil
dan pengamatan pada primata-primata yang pernah hidup. Para ahli antropologi fisik
berusaha mencari tahu nenek moyang manusia untuk mengetahui kapan, bagaimana, dan
mengapa manusia menjadi mahluk seperti sekarang ini. Antropologi fisik dibagi menjadi
sub bagian :

 Paleontologi
Paleontologi merupakan keilmuan mempelajari asal usul serta
perkembangan manusia secara biologis.

 Somatologi
Somatologi adalah salah satu sub bagian antropologi fisik yang
mempelajari jenis ras manusia dengan didasarkan pada ciri-ciri fisik dan juga
mempelajari sejarah terjadinya aneka warna manusia yang dipandang dari ciri-ciri
tubuh.

ii. Antropologi Budaya


Antropologi budaya berfokus pada kebudayaan manusia atau cara hidup manusia
dalam masyarakat. Antropologi budaya merupakan studi mengenai praktek-praktek
sosial, bentuk ekspresif dan penggunaan bahasa. Cabang antropologi budaya:

 Prehistory
Antropologi prehistory adalah antropologi budaya-budaya pada jaman
prasejarah dimana manusia belum mengenal tulisan.

 Etnolinguistik
Antropologi linguistik,yaitu ilmu yang mempelajari bahasa-bahasa.
Sebagai suatu ilmu pengetahuan,ilmu tentang bahasa agak lebih tua daripada
antropologi. Pengetahuan,kebudayaan dan kemajuan manusia tidak akan pernah
tercapai atau tidak akan optimal tanpa adanya pembelajaran etnolinguistik yang
baik.

 Etnologi
Antropologi etnologi,yaitu ilmu yang mempelajari bangsa-bangsa dan adat
istiadatnya. Balajar etnologi ialah berusaha mamahami bagaimana perbedaan dari
cara berfikir dan cara bertingkah laku yang sudah membaku pada orang-orang
masa sekarang dan masa lalu, dan juga memahami sebab-sebab dari perbedaan
itu. Etnologi mempelajari pola-pola kelakuan seperti adat-istiadat
perkawinan,struktur kekerabatan,system politik dan ekonomi,agama,cerita-cerita
rakyat,kesenian dan music dan bagaimana perbedaan antara pola-pola itu dalam
berbagai masyarakat pada masa ini.
Etnologi juga mempelajari dinamika kebudayaan bagaimana kebudayan
berkembang dan berubah dan bagaimana kebudayaan tersebut dan kebudayaan
lain saling mempengaruhi termasuk juga interaksi antara berbagai kepercayaan
dan cara-cara pelaksanaanya di dalam suatu kebudayaan dan efeknya pada
kepribadian perorangan.

 Etnopsikologi
Etnopsikologi adalah ilmu yag mampelajari kepribadian bangsa serta
peranan individu pada bangsa dalam poses perubahan adat istiadat dan nilai
universal dengan bepegang pada komsep psikologi.

 Antropologi Spesialisasi
Antropologo spesialisasi adalah antropologi yang berkembang karena
adanya perubahan-perubahan dalam masyarakat yang menuntut pendekatan
antropologi kependudukan, antropologi pendidikan, antopologi perkotaan,
antropologi pedesaan, dan antroplogi kesehatan. Macam-macam antropologi
spesialisasi:

1) Antropologi industry
Antropologi industry adalah studi ilimu tantang manusia yang dipusatkan
pada aktivitas mereka dalam mengelola sumber daya-sumber daya (resources)
baik Sumber Daya Manusia (SDM), maupun Sumber Daya Alam (SDA) di
bidang produksi dan jasa.

2) Antropologi perkotaan
Antropologi perkotaan adalah stud ilmu tentang kehidupan manusia yang
memfokuskan perhatiannya terhadap permasalahan yang terdapat atau timbul
dalam kehidupan komunitas perkotaan.

3) Antropologi pedesaan
Antropologi perkotaan adalah stud ilmu tentang kehidupa manusia yang
memfokuskan perhatiannya terhadap permasalahan yang terdapat atau timbul
dalam kehidupan komunitas pedesaan.

4) Antropologi ekonomi
Antropologi ekonomi adalah suatu kajian dalam antropologi social
budaya yang memusatkan studi pada gejala ekonomi dalam kehidupan
masyarakat manusia..

5) Antropologi kependudukan
Pembahasan antropologi kependudukan adalah pilihan dan
kendala, dan keterkaitan dinamika populasi dan budaya melalui
determinan terdekat (misalnya, struktur keluarga, kematian bayi,
penyusuan dan perawatan anak, usia, serta pembagian kerja seksual) yang
menggambarkan bagaimana demografi dapat dan harus digunakan sebagai
titik awal untuk memahami banyak masalah antropologi.

6)Antropologi kesehatan
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsure-unsur
budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.

7) Antropologi pendidikan
Antropologi pendidikan adalah suatu kajian antropologi yang
mencoba mengungkapkan proses-proses transmisi budaya atau pewarisan
pengetahuan melalui proses enkulturasi dan sosialisasi.

F.Pendekatan Antropologi

Pendekatan-pendekatan antropologi berfungsi untuk mengetahui peristiwa yang


dialami manusia dan mengkaji suatu hal dengan lebih intensif. Pendekatan antropologi
bukan hanya digunakan dalam penelitian sosial namun juga dapat digunakan dalam
memberi kesimpulan umum.

 Pendekatan Holistic
Pendekatan Holistic memandang kebudayaan secara utuh atau holistik.
Kebudayaan di pandang sebagai suatu yang holistik, setiap unsur di dalamnya dapat
dipahami dalam keadaan terpisah. Para ahli antropologi mengumpulkan semua aspek
(sejarah, ekonomi, geografi, teknologi serta bahasa) untuk medapatkan generalisasi
mengenai suatu kebudayaan yang kompleks.

 Pendekatan Komparatif
Pendekatan kompratif digunakan untuk memahami kebudayaan masyarakat
yang belum mengenal baca-tulis (pra-aksara). Para ahli antropologi yakin bahwa
setiap teori harus diuji pada sebanyak mungkin populasi di kebudayaan sebelum
dapat diverifikasi. Ahli antropologi merasa lebih mudah untuk mempelajari
kebudayaan dari masyarakat kecil yang relatif sama atau homogen dari pada
masyarakat-masyarakat modern yang lebih kompleks.

 Pendekatan Historic
Pendekatan ini berfokus pada asal-usul unsur kebudayaan.

G. Kajian Antropologi

Menurut Stanley Wahburn, bidang kajian antropologi antara lain:

 Antropologi Ragawi
Antropologi Ragawi mempelajari mengenai evolusi manusia dan hubungannya
dengan hewan lain dan secara khusus bagaimana hubungan manusia dengan primata.
Para ahli antropologi budaya mengantungkan informasi dari ahli antropologi ragawi
mengenai unsur-unsur biologis yang khusus pada manusia. Unsur biologis tersebut
memiliki fungsi yang esensial dalam pembentukan kebudayaan manusia.

 Antropologi Sosial Budaya


Antropologi budaya mempelajari kebudayaan secara keseluruhan termasuk
akulturasi, perubahan budaya dan difusi kebudayaan. Konsep kunci dalam
antropologi sosial adalah struktur sosial dan bukan kebudayaan. Antropologi budaya
berfokus pada pencarian sejarah dari unsur-unsur kebudayaan, sedangkan antropologi
sosial berfokus pada pencarian hukum dan generalisasi lembaga-lembaga sosial.

 Antropologi Etnografi, Etnologi dan Linguistik


Etnografi mendeskripsikan dengan lengkap mengenai kebudayaan-
kebudayaan yang masih ada saat ini. Etnologi membandingkan dan menjelaskan
kesamaan serta perbedaan antar sistem kebudayaan. Linguistik berfokus dalam
mendeskripsikan dan menganalisis bahasa-bahasa yang dipergunakan di berbagai
kebudayaan.

 Antropologi Prahistori
Antropologi Prahistori berusaha merekonstruksi sejarah masyarakat dengan
cara menggali artefak dan unsur kebudayaan lain yang dimilikinya.

H.Metode Antropologi

Metode antropologi digunakan untuk mengembangkan konsep aturan, teori dan


generalisasi namun hanya beberapa yang memiliki konsep dan aturan yang baku
sedangkan yang lain masih bersifat tradisi. Berikut ini merupakan metode dalam
antropologi:

 Kelangkaan metode yang baku


Antropologi dapat digolongkan sebagai keilmuan yang masih baru sehingga
belum mengembangkan metode penelitian yang sistematis dan jelas. Hal ini dapat
dilihat dari tulisan etnografis masa lalu yang menunjukkan sedikitnya perhatian pada
metode penelitian.

 Observasi Partisipan
Observasi merupakan salah satu metode penelitian dengan melakukan
pengamatan terhadap obyek yang diteliti. Observasi partisipan dapat digunakan oleh
ahli antropologi dengan cara hidup bersama dalam suatu kebudayaan yang tengah
diteliti. Ahli antropologi bukan hanya berinteraksi dengan orang didalam budaya
tersebut namun juga mempelajari bahasa dan aktif dalam kegiatan masyarakat
tersebut.

 Indepth Interview
Indepth interview biasanya dikombinasi dengan observasi untuk mendapatkan
hasil secara lengkap. Wawancara dapat dilakukan dengan non sistematik dan
informal.

 Memperkecil Kesalahan

` Informasi yang diberikan dari subyek yang berbeda dapat bertentangan sehingga
perlu dilakukan upaya untuk memperkecil kesalahan tersebut. Mengulang observasi atau
wawancara dan melakukan cross-check dengan informan lain akan sangat berguna dalam
memperkecil kesalahan.

 Kecenderungan Menggunakan Metode Tradisional


Peneliti antropologi jarang menggunakan kuisioner atau angket tertulis. Hal
ini dilakukan untuk menjembatani subyek yang sebagian buta aksara. Peneliti
antropologi cenderung menggunakan metode antropologi tradisional meski saat ini
mereka banyak mempelajari kelompok masyarakat modern.
I.Tiga sifat kerja ilmu antropologi dalam mengkaji, mendeskripsikan dan menganalisis
perilaku manusia dalam konteks sosial budaya masyarakat atau etnis tertentu

 Komparatif
Ilmu secara emik dan etik dapat mendeskripsikan persamaan dan
perbedaan fenomena sosial, perilaku manusia khususnya perilaku budaya pada
etnis tertentu. Ilmu antropologi dipandang tidak melakukan justifikasi, penilaian
baik, buruk atas etnis tersebut akan tetapi lebih berorientasi pada kekhasan,
keunikan perilaku budaya manusia yang aktif, dinamis dan berubah.

 Lintas budaya (cross cultural)

Ilmu dapat mendeskripsikan, mempelajari perilaku budaya pada etnis-etnis


tertentu yang memiliki latar sosial, budaya yang berbeda bahkan berlainan sama
sekali. Istilah cross-cultural studies muncul dalam ilmu-ilmu sosial pada tahun
1930-an yang terinspirasi oleh cross-cultural survey yang dilakukan oleh George
Peter Murdock, seorang antropolog dari Universitas Yale. Istilah ini pada
mulanya merujuk pada kajian-kajian komparatif yang didasarkan pada kompilasi
data-data kultural. Namun istilah itu perlahan-lahan memperoleh perluasan makna
menjadi hubungan interaktif antar individu dari dua atau lebih kebudayaan yang
berbeda. Kajian perbandingan di bidang politik, ekonomi, komunikasi, sosiologi,
teori media, antropologi budaya, filsafat, sastra, linguistik dan musik
(ethnomusicology) merupakan beberapa bentuk kajian dalam konteks ini. Dalam
konteks pengertian kedua, penelitian lintas budaya diarahkan pada kajian tentang
berbagai bentuk interaksi antara individu-individu dari berbagai kelompok budaya
yang berbeda. Kajian lintas budaya dalam perspektif ini mengambil interaksi
manusia sehari-hari sebagai bagian dari budaya yang perlu dicermati karena,
sebagaimana halnya dengan pemahaman antropologis yang memandang budaya
sebagai keseluruhan cara hidup (way of life).

 Holistik.

Sebuah cara pandang terhadap sesuatu yang dilakukan dengan konsep


pengakuan bahwa hal keseluruhan adalah sebuah kesatuan yang lebih penting
daripada bagian-bagian yang membentuknya. Saduran kata dari Bahasa Inggris,
yaitu berasal dari kata holistic yang artinya menyeluruh, yaitu yang menekankan
pentingnya keseluruhan dan saling keterkaitan dengan bagian-bagiannya.
Pendidikan holistik adalah suatu filsafat pendidikan yang berasal dari pemikiran
bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, tujuan dan
makna hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, nilai-nilai spiritual. dan
lingkungan alam.
J.Generalisasi dalam Antropologi

Kebanyakan generalisasi dalam antropologi didasarkan pada hasil studi


terhadap sampel-sampel lintas budaya (cross-cultural samples) dan berkenaan
dengan konsep paling esensial, ialah kebudayaan. Ada pula sejumlah generalisasi
lintas-disiplin karena ilmuwan antropologi mempelajari banyak masalah yang
juga menjadi pusat perhatian para ilmuwan lain.

K. Teori dalam Antropologi

 Teori Evolusi Deterministrik

Teori ini berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan) universal yang
mengendalikan perkembangan semua kebudayaan manusia. Menurut teori ini setiap
kebudayaan mengalami evolusi melalui jalur dan fase-fase yang sudah pasti.

 Teori Partikularisme

Pada awal abad ke-20 berakhirlah kejayaan teori evolusionisme dan


berkembanglah pemikiran yang menentang teori tersebut. Pemikiran baru tersebut
dipelopori oleh Franz Boas (1858-1942) yang kemudian disebut teori
partikularisme historik. Boas tidak setuju dengan teori evolusi dalam hal asumsi
tentang adanya hukum universal yang menguasai kebudayaan manusia. Ia
menunjukkan betapa sangat kompleksnya variasi kebudayaan, dan percaya bahwa
terlalu prematur merumuskan teori yang universal.

 Teori Fungsionalisme

Teori fungsionalisme berasumsi bahwa semua unsur kebudayaan


merupakan bagian-bagian yang berguna bagi masyarakat di mana unsur-unsur
tersebut terdapat. Dengan kata lain, pandangan fungsional atas kebudayaan
menekankan bahwa setiap pola tingkah-laku, setiap kepercayaan dan sikap yang
merupakan bagian dari kebudayaan suatu masyarakat, memerankan fungsi dasar
di dalam kebudayaan yang bersangkutan.

L. Antropologi dalam Pembangunan Masyarakat

Penggunaan Ilmu Antropologi menjadi mutlak diperlukan karena pembangunan


adalah untuk manusia yang dilakukan oleh manusia itu sendiri, jadi manusia sebagai
objek sekaligus selaku subjek pembangunan. Fokus antropologi pada manusia dan
perilakunya menjadikan antropologi dapat menjadi nara sumber utama dalam gerakan
pembangunan dimana manusia sebagai subjek dan objeknya. Pembangunan yang
dimaksud disini adalah pembangunan masyarakat sebagaimana yang dikerjakan oleh
pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan swadaya masyarakat itu sendiri
(pembangunan sosial, politik, hankam, pendidikan, dll). Pembangunan masyarakat harus
memperhatikan esensi pembangunan yang berfokus pada manusia, dalam pemahaman
antropologi, pembangunan merupakan sebuah proses perubahan budaya secara terencana
kearah budaya yang dianggap maju. Antropologi merubah budaya manusia dengan
strategi atau rekayasa kultural, perubahan yang dilakukan akan sampai menyentuh
perubahan inti budaya sehingga perubahan tersebut dapat berhasil dan langgeng. Peran
antropologi terhadap pembangunan masyarakat, manusia sendiri digerakan sistem
budayanya untuk mewujudkan tujuan pembangunan.
Antropologi mengambil peran atau pelengkap utama dalam pembangunan,
misalnya seorang kepala pembangunan perlu pengetahuan perilaku manusia untuk
mengelola tim pembangunannya dan membuat produk pembangunan yang bisa berfungsi
bagus bagi kepentingan manusia.Antropologi akan lebih di gunakakan :

 Dalam perencanaan, yakni sangat bisa dalam memahami perilaku, pola pikir,
kebutuhan, aspirasi, kepentingan dari masyarakat yang akan dibangun atau yang
menjadi kelompok sasaran.

 Berperan dalam mengembangkan desain, program, strategi, rekayasa dalam


pembangunan tersebut.

 Peran penting dalam mengkomunikasikan kebijakan pembangunan kepada


sasaran masyarakat dan upaya pemberdayaan serta upaya perlakuannya, dalam hal
ini antropologi sangat mengandalkan metode mujarabnya yakni pendekatan atau
hubungan interpersonal yang bagus dan lebih lagi metode partisipatif sebagai
metode paling unggul diakui oleh siapapun yang berpengalaman dalam
melaksanakan pembangunan apa saja.

M.Pentingnya memperlajari antropologi

Antropologi kemungkinan besar suatu saat akan sangat dibutuhkan masyarakat


luas untuk membantu menyelesaikan problema hidup yang mereka alami. Jika kita
mempelajari antropologi secara mendalam, kita akan dapat mengetahui dan memahami
pola prilaku dan pola berfikir individu-individu dalam kesehariannya secara universal
maupun secara khusus menjurus kepada suatu suku atau etnis di suatu wilayah tertentu.
Dengan mempelajari antropologi, kita juga dapat mengembangkan kepekaan kita
terhadap sesama, sehingga kita dapat mengetahui dan menebak masalah-masalah apa
yang mungkin muncul dalam suatu masyarakat di kalangan tertentu dan segera
menyiapkan solusi yang paling baik untuk masalah-masalah tersebut. Setelah
mempelajari antropologi dengan baik, maka kelak bisa menjadi lebih mudah, karena
dengan memahami pola pikir dan perilaku sertadenganmeningkatkan kepekaan terhadap
sesama, maka kita akan dapat berinteraksi dengan berbagai individu yang berasal dari
kalangan yang beragam dan kita juga dapat memberikan solusi yang baik dan tepat
kepada orang-orang yang membutuhkan bantuan kita suatu saat nanti sesuai dengan
harapan mereka.

N.Pengertian Antropologi Pendidikan

Antropologi pendidikan adalah cabang dari antropologi sosial-budaya


yang memusatkan studi pada gejala pendidikan dalam kehidupan manusia. Ruang
lingkup antropologi pendidikan terkait dengan pola pandang masyarakat
mengenai peran, makna dan fungsi pendidikan sesuai sudut pandang masyarakat,
selain itu ruang lingkup antropologi pendidikan menyangkut praktik pendidikan
masyarakat tetentu dan karakteristik khas seperti masyarakat industri yang
berpikiran bahwa pendidikan sangatlah penting dan menjadi prioritas sedangkan
masyarakat petani yang menganggap bekerja lebih penting daripada melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. “Antropologi pendidikan mengkaji
penggunaan teori- teori dan metode yang digunakan oleh para antropolog serta
pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan kebutuhan manusia atau
masyarakat.”

O.Tujuan antropologi pendidikan

 Untuk mempelajari sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai


makhluk biologis.

 Untuk mempelajari sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia


dan penyebarannya.

 Untuk mempelajari masalah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai


kehidupan diseluruh dunia.

 Untuk mempelajari masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari


suku-suku bangsa yang tersebar dimuka bumi sampai sekarang.

P.Hubungan Antara Sosiologi Pendidikan Dan Antropologi Pendidikan


Objek kajian sosiologi adalah masyarakat,masyarakat pasti berkebudayaan,namun
perlu diingat antara masyarakat dan kebudayaan tidak sama,namun memiliki hubungan yang
erat.Dalam hal ini masyarakat menjadi kajian pokok sosiologi,dan kebudayaan menjadi
kajian pokok antropologi. Hal ini disebabkan hubungan erat antara masyarakat dan
kebudayaan dan masyarakat diibaratkan semut dan lebah masyarakat,tetapi tidak
berkebudayaan,sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat lebih mendasar dan
merupakan tanah dimana kebudayaan itu tumbuh.Kebudayaan selalu bertumbuh atau
bercorak sesuai dengan masyarakatnya.

Masyarakat berhubungan dengan susunan dan proses hubungan antara manusia dan
golongan,kebudayaan berhubungan dengan isi corak dengan hubungan yang ada.Karena
itu,keduanya baik masyarakat dan kebudayaan penting bagi sosiologi dan antropologi.Hanya
saja,penekanan antara keduanya berbeda.

Kedua spesialisasi ini sering digabungkan menjadi satu bagian.Adapun bidang yang
menjadi bahan kajian meliputi hal-hal berikut :

1.Sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai makhluk biologis.

2.Sejarah terjadinya berbagai bahasa manusia diseluruh dunia dan penyebaranya.

3.Maslah terjadinya persebaran dan perkembangan berbagai kehidupan diseluruh dunia.

4.Masalah dasar kebudayaan dalam kehidupan manusia dari suku-suku bangsa yang
tersebar dimuka bumi sampai sekarang.

Antropolog memandang bahwa manusia itu figur yang hidup ada pada
lingkungan,sertafigur yang cendrung melawan lingkungan,ia selalu berbeda dalam
lingkungan sebagai variabel abadi,bisa diprediksi hanya dalam batas manusia itu
sendiri,mudah diketahui hanya dalam sebuah seri virtual tanpa batas. Sementara itu,
sosiolog lebih menilai manusia secara objektif,tidak melibatkan perasaan dan
reaksinya.Antropologi budaya seringkali memusatkan perhatian untuk memahami
manusia melalui perasaan dan reaksinya,manusia sebagai lazimnya manusia,bukan
sebagai objek.

Adapun persamaan antara sosiologi dan antropologi,yaitu sama-sama bertujuan


untuk mencapai pengertian tentang azas-azas hidup masyarakat dan manusia pada
umumnya.Sedangkan perbedaanya sebagai berikut :

1.Asal mula dan sejarah perkembanganya yang berbeda.

2.Perbedaan pengkhususan pokok dan penelitian.

3.Memiliki metode dan masalah yang khusus.


R. Konsep dasar dalam antropologi yang sangat sentral

 Kebudayaan

 Masyarakat

Makna Kebudayaan
A.Pengertian

a.Pengertian menurut para ahli

 R. Linton dalam bukunya “ The Culture Background of Personality”


(1947), menyatakan bahwa kebudayaan adalah: “Konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah lakuyang unsure pembentukan didukung dan diteruskan oleh
anggota masyarakat tertentu”.

 Koentjaraningrat (1990) , menyatakan bahwa kebudayaan adalah: ” Keseluruhan sistem


gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar”.

 Ki Hajar Dewantara, kebudayaan menurut didefinisikan sebagai buah budi manusia, yang
merupakan hasil dari dua pengaruh besar yaitu alam dan kodrat masyarakat.

b.Pengertian secara umum

Suatu cara hidup yang terdapat pada sekelompok manusia, yang berkembang dan
diwariskan secara turun-temurun dari generasi ke generasi berikutnya.

B.Sifat hakikat dari kebudayaan

 Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.

 Kebudayaan telah ada terlebih dahulu daripada lahirnya suatu generasi tertentu, dan
tidakakan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan.

 Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya.


 Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban-kewajiban, tindakan-
tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan
diizinkan.Kebudayaan ini dapat berwujud idea atau gagasan, norma-norma atau
peraturan, dan aktivitassosial maupun wujud kebendaan.

C.Wujud kebudayaan

 Gagasan (Wujud ideal)


Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide,
gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak
dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di
alam pemikiran warga masyarakat.

 Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia
dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial
ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak,
serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat
tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati
dan didokumentasikan.

 Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal
yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.

D.Unsur kebudayaan

 Sistem bahasa
Bahasa adalah suatu sistem tanda bunyi yang secara sukarela dipergunakan oleh
anggota kelompok sosial untuk bekerjasama, berkomunikasi dan mengidentifikasikan
diri. Dikutip dari Antropologi: Mengungkap Keragaman Budaya, menurut ilmu
antropologi, bahasa adalah sistem perlambangan manusia baik lisan maupun tertulis
untuk berkomunikasi satu sama lain. Tanpa bahasa, baik lisan, tertulis maupun bahasa
isyarat, manusia akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi.

 Sistem pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat,
keadaan dan harapan-harapan. Sistem pengetahuan meliputi ruang pengetahuan tentang
alam sekitar, flora dan fauna, waktu, ruang dan bilangan, sifat-sifat dan tingkah laku
sesama manusia, hingga tubuh manusia.

 Sistem organisasi kemasyarakatan


Sistem kemasyarakatan ada dengan tujuan memudahkan dan mencapai tujuan
masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu terdapat pembagian-pembagian tertentu pada
masyarakat tersebut. Sistem kemasyarakatan adalahsistem yang muncul atas kesadaran
manusia bahwa mereka memiliki kekurangan sehingga membutuhkan bantuan dair
manusia lainnya.

 Sistem teknologi
Sistem teknologi mencakup peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan manusia
dalam kehidupan sehari-hari. Teknologi berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan manusia.
Teknologi menyangkut cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara
segala peralatan dan perlengkapan. Teknologi muncul dalam cara-cara mansuia
mengorganisasikan masyarakat, dalam cara-cara manusia mengekspresikan keindahan
atau dalam memproduksi hasil-hasil kesenian.

 Sistem ekonomi
Sistem ekonomi disebut juga sistem mata pencaharian. Dalam sistem ini manusia
memenuhi kebutuhan mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi.. Mata pencaharian
suatu masyarkat belum tentu sama dengan mata pencaharian masyarakat lainnya

 Sistem religi
Sistem religi disebut juga kepercayaan adalah suatu sistem di mana manusia
percaya terhadap sesuatu yang lebih tinggi darinya atau Penciptanya. Religi dibutuhkan
manusia terutama untuk menjawab ketidakberdayaan manusia dalam menghadapi
berbagai masalah kehidupan yang sulit diterima akal. Religi juga berfungsi untuk
mengatur kehidupan manusia dalam hubungannya dengan Penciptanya.

 Sistem kesenian
Kesenian adalah sarana manusia dalam mengekspresikan kebebasan dan
kreativitasnya. Kesenian merujuk pada unsur keindahan yang berasal dari hati manusia.

E.Sifat Kebudayaan

 Bersifat universal, namun perwujudannya mempunyai ciri khusus yang sesuai


dengan lokasi maupun situasi dimana kebudayaan tersebut hidup dan berkembang.
 Kebudayaan biasanya akan cenderung mengisi dan menentukan jalan kehidupan
seseorang meskipun jarang disadari oleh manusia tersebut.

 Bersifat stabil dan dinamis dimana setiap kebudayaan akan mengalami perubahan
dan perkembangan, meskipun kecil, dan seringkali tidak dirasakan oleh anggotanya.

F.Fungsi Kebudayaan

 Karsa masyarakat yang menjadi sebuah wujud dari norma dan nilai sosial yang dapat
menghasilkan suatu tata tertib dalam bermasyarakat.

 Merupakan hasil karya dari manusia yang melahirkan teknologi dan kebudayaan
bersifat kebendaan.

 Dalam kebudayaan juga ditemukan pola perilaku, yaitu cara masyarakat untuk
bertindak dan juga dalam berkelakuan serta harus diikuti oleh semua anggota
masyarakat yang ada dalam suatu wilayah.

G.Faktor Pendorong dan Penghambat Kebudayaan

 Faktor Pendorong Kebudayaan


 Faktor internal, dapat berasal dari adanya niat dari dalam diri sendiri
untuk membudayakan sreta melestarikan kebudayaan Indonesia. Selain
adanya niat, tumbuhnya rasa cinta yang banyak juga menjadi faktor
pendorong internal kebudayaan. Yang terpentingsebenarnya adalah
adanya penerus atau pergantian generasi dan penemuan serta rekayasa
setempat.

 Faktor ekternal, faktor yang bersumber dari luar masyarakat seperti


pengaruh kontak antar budaya secara langsung ataupun persebaran
unsur kebudayaan. Selain itu faktor eksternal dapat disebabkan karena
perubahan lingkungan hidup yang dapat memacu perkembangan sosial
serta kebudayaan masyarakat dan manata kebali kehidupan mereka.

 Faktor Penghambat Kebudayaan


Beragamnya budaya luar yang masuk Indonesia tentunya sangat
mempengaruhi masyarakat untuk mengikuti budaya tersebut. selain itu, tidak adanya
kesadaran masyarakat aka indahnya berbagai kebudayaan Indoneia juga menjadi
faktor penghambat budaya itu sendiri. Banyaknya masyarakat masa kini yang
menganggap bahwa kebudayaan Indonesia adalah budaya yang kuno dan ketinggalan
zaman serta banyaknya masyarakat yang tidak lagi peduli dengan kebudayaan dan
menimbulkan bangsa lain mengambil alih budaya kita.

H.Hubungan manusia dan kebudayaan

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana
yang diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan
kebudayaan. Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya
tindakan yang sifatnya naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan. Tindakan yang
berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa proses
belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari
anusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan terhadap
kebudayaan yaitu, sebaga penganut kebudayaan, pembawa kebudayaan, manipulator
kebudayaan, dan pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang


meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus
mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan
berbagai cara. Hal yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang
digunakan manusia dalam menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai
way of life, yang digunakan individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

I.Makna kebudayaan dalam dinamika antropologi

Beberapa ahli antropologi ada yang menganggap kebudayaan sebagai perilaku


budaya (cultural-behavior); bagi yang menganggap kebudayaan sama sekali bukanlah
pola dari perilaku (bevaviorsm), melainkan abstraksi perilaku yang berpola dari
kebudayaan (cognitivism) (lihat Sardar dan Van Loon 2001; Batteau 2000). Hal ini
secara kritis dijelaskan oleh Roger M. Keesing di bawah ini.

 Pertama, makna kebudayaan dipandang sebagai pola dari perilaku,


digunakan mengacu kepada pola kehidupan suatu kehidupan sosial
masyarakat. Menyangkut kegiatan, regulasi sosial maupun material
(rumah dan peralatan hidup) yang berkembang secara teratur merupakan
karakteristik dari masyarakat yang bersangkutan dalam konteks etnik
tertentu. Berdasarkan pengertian ini, kebudayaan merupakan fenomena
peristiwa-peristiwa atau kegiatan-kegiatan sosial dan benda-benda yang
dapat diamati (behaviorsm).
 Kedua, makna kebudayaan dipandang sebagai pola untuk perilaku,
digunakan mengacu kepada suatu sistem pengetahuan dan kepercayaan
yang dikonstruksi secara sosial (melalui sosialisasi) sebagai pedoman
manusia dalam menelaah atau menginterpretasi pengalaman, persepsi
mereka, menentukan tindakan dan memilih di antara alternatif yang ada.
Berdasarkan pengertian ini, kebudayaan pada prinsipnya mengacu kepada
dunia gagasan/ide (cognitivism).

Makna Pembelajaran Berbasis Masyarakat


A.Pengertian Masyarakat

a.Pengertian menurut para ahli

 Karl Marx, mengatakan bahwa masyarakat sebagai suatu struktur yang menderita
ketegangan organisasi ataupun perkembangan karena adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terpecah-pecah secara ekonomis.

 Emile Durkheim, mengatakan bahwa masyarakat adalah suatu kenyataan objektif


individu-individu yang merupakan anggota-anggotanya.

 Max Weber, mengatakan masyarakat adalah sebagai suatu struktur atau aksi yang pada
pokoknya ditentukan oleh harapan dan nilai-nilai yang dominan pada warganya.

b.Pengertian secara umum

Masyarakat merupakan sekumpulan individu-individu yang hidup bersama.


Masyarakat adalah sekelompok orang yang mebentuk sebuah sistem semi tertutup, yaitu
sebagian besar interaksi individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut.

B.Pengertian Pembelajaran

a.Pengertian pembelajaran menurut para ahi

 Menurut Gagne, pembelajaran seperangkat peristiwa-peristiwa eksternal yang dirancang


untuk mendukung beberapa proses belajar yang bersifat internal.
 Menurut Munif Chatib, pembelajaran merupakan proses tranfer ilmu dua arah, antara
guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi.
 Menurut Warsita, pembelajaran merupakan suatau usaha untuk membuat peserta didik
belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik.

b.Pengertian pembelajaran secara umum
Proses interaksi antara peserta didik atau siswa dengan pendidik atau guru dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar yang meliputi guru dan siswa yang saling
bertukar informasi.

C.Pengertian pembelajaran berbasis masyarakat

Pembelajaran berbasis masyarakat (Community Based Learning) adalah model


penyelenggaraan belajar-mengajar yang melibatkan partisipasi masyarakat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang bertujuan agar peserta didik menjadi lebih
kompeten dalam hal keterampilan, sikap, dan konsep serta untuk membantu peserta didik
dalam mengaplikasikan antara pengetahuan yang diterima di sekolah dengan
pengalamannya dalam kehidupan bermasyarakat. Pembelajaran berbasis masyarakat
diprioritaskan untuk menumbuhkan kompetensi peserta didik untuk mendukung
kebutuhan masyarakat di lingkungan tempat tinggalnya. Peserta didik bertanggung jawab
bagi upaya penyediaan nilainilai yang berasal dari proses pembelajaran dan pemecahan
masalah yang inheren, atau memiliki concern terhadap masyarakatnya.

D.Konsep pendidikan berbasis masyarakat

 Masyarakat sendiri memiliki kepedulian dan kepekaan mengenai pendidikan.

 Masyarakat sendiri telah menyadari pentingnya pendidikan bagi kemajuan masyarakat.

 Masyarakat sendiri telah merasa memiliki pendidikan sebagai 336 Cakrawala Pendidikan,
November 2005, Th. XXIV, No. 3 potensi kemajauan mereka.

 Masyarakat sendiri telah mampu menentukan tujuan-tujuan pendidikan yang relevan bagi
mereka.

 Masyarakat sendiri telah aktif berpartisipasi di dalam penyelenggaraan pendidikan.

 Masyarakat sendiri yang menjadi pendukung pembiayaan dan pengadaan sarana


pendidikan.

E.Tujuan Pembelajaran Berbasis Masyarakat Setiap


 Membantu pemerintah dalam mobilisasi sumber daya manusia setempat dan dari luar
serta meningkatkan peranan masyarakat untuk mengambil bagian lebih besar dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pendidikan di semua jenjang, jenis dan jalur
pendidikan.

 Mendorong perubahan sikap dan persepsi masyarakat terhadap tanggung jawab dan
kepemilikan madrasah atau sekolah, seperti tanggung jawab kemitraan, toleransi, dan
kesediaan menerima sosial budaya.

 Mendukung inisiatif negara atau pemerintah dalam meningkatkan dukungan masyarakat


terhadap sekolah atau madrasah, khususnya orang tua dan anggota masyarakat lainnya
melalui kebijakan desentralisasi.

 Mendukung peranan masyarakat dalam mengembangkan inovasi kelembagaan untuk


melengkapi, meningkatkan, dan mensinergikan dengan peran sekolah atau madrasah dan
untuk meningkatkan mutu dan relevansi, membuka kesempatan yang lebih besar dalam
memperoleh pendidikan dan peningkatan efisiensi manajemen pendidikan.

F.Keterlibatan masyarakat dalam proses penyelenggaraan pembelajaran berbasis


masyarakat secara umum

 Terbentuknya kesadaran masyarakat tentang adanya tanggung jawab bersama dalam


pendidikan

 Terselenggaranya kerja sama yang saling menguntungkan (saling memberi dan


menerima) antara semua pihak yang bekepentingan dengan pendidikan.

 Terciptanya efektivitas dan efisiensi dalam memanfaatkan sumber daya yang meliputi
sumber daya manusia, sumber daya alam (lingkungan), dan sumber daya buatan, seperti
dana, fasilitas, dan peraturan-peraturan termasuk perundangan.

 Meningkatkan kinerja sekolah/madrasah, yang berarti pula meningkatnya produktivitas,


kesempatan memperoleh pendidikan, keserasian proses dan hasil pendidikan sesuai
dengan kondisi peserta didik dan lingkungan, serta komitmen dari pelaksana pendidikan.

G.Prinsip pembelajaran berbasis masyarakat


 Self determination (menentukan sendiri), setiap anggota masyarakat memiliki hak dan
tangungjawab untuk terlibat dalam menentukan kebutuhan masyarakat dan mengenali
sumberdaya masyarakat yang dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan.

 Self help (menolong diri sendiri), anggota masyarakat dilayani dengan baik ketika
kemampuan untuk menolong diri mereka sendiri telah didorong dan dikembangkan.
Mereka menjadi bagian dari solusi dan membangun kemandirian lebih baik dari pada
menggantungkan diri, karena mereka beranggapan kesejahteraan adalah tanggungjawab
jawab mereka sendiri.

 Leadership development (pengembangan kepemimpinan), pemimpin lokal harus


mendapat pelatihan keahlian seperti pemecahan masalah, pengambilan keputusan, dan
memandirikan kelompok untuk mengembangkan masyarakat secara berkesinambungan.

 Localization (lokalitas), potensi terbesar untuk meningkatkan partisipasi masyarakat


terjadi ketika masyarakat diberi kesempatan dalam pelayanan, program dan kesempatan
untuk terlibat dalam kehidupan di masyarakatnya.

 Integrated delivery of service (keterpaduan pemberian pelayanan), setiap organisasi


dalam masyarakat secara bersama-sama melayani masyarakat untuk mencapai tujuan
pendidikan yang diinginkan.

 Reduce duplication of service (mengurangi duplikasi jasa), masyarakat


mengkoordinasikan bentuk pelayanan, keuangan, dan sumber daya manusia untuk
menghindari duplikasi jasa.

 Accept diversity (menerima keanekaragaman), menghindari pemisahan orang


disebabkan perbedaan usia, kelas sosial, jenis kelamin, ras, etnik, agama, dan ekonomi,
yang menyebabkan terhalangnya pengembangan masyarakat secara optimal.

 Institusional responsiveness (tanggungjawab kelembagaan), pelayanan terhadap


kebutuhan masyarakat yang berubah secara terus-menerus adalah sebuah kewajiban dari
lembaga publik, karena mereka ada untuk melayani orang banyak (masyarakat).

 Lifelong learning (pembelajaran seumur hidup) atau dalam istilah yang lebih popular
disebut Life Long Education (pendidikan seumur hidup), peluang belajar secara informal
atau formal harus tersedia untuk anggota masyarakat dari berbagai jenis latar belakang.
H. Kendala Pembelajaran Berbasis Masyarakat

1. Kendala Eksternal

 Masyarakat

Kendala pelaksanaan pembelajaran berbasis masyarakat yang bersumber dari


masyarakat adanya sikap dan pola pikir masyarakat yang masih tertuju pada hal-hal
bersifat kebutuhan fisikal, adanya budaya menunggu dari masyarakat, dan rendahnya
peran dan tanggung jawab masyarakat untuk meningkatkan mutu pendidikan sekolah.
Selama ini yang tertanam dalam anggapan masyarakat sebagai bentuk kepemilikan dan
bantuan masyarakat terhadap sekolah terbatas hanya membantu belajar peserta didik,
memenuhi kebutuhan belajarnya, membayar administrasi sekolah, mendatangi rapat, atau
ikut serta mencari dana bagi kebutuhan pendidikan sekolah/madrasah.

 Pemerintah

Kendala pelakasanaan pembelajaran berbasis masyarakat dari pemerintah adalah


adanya sistem top down dalam perencanaan, penganggaran, dan pertanggungjawaban
keuangan yang dianut pemerintah, yang berakibat pertanggungjawaban keuangan lebih
bersifat teknis daripada subtansif. Sistem top down menunjukkan masih rendahnya
kepercayaan pemerintah terhadap kemampuan masyarakat, yang berakibat pada
kurangnya inisiatif dalam merencanakan dan melaksanakan program dari bawah. Sistem
perencanaan tersebut tidak sesuai dengan karakteristik kebutuhan belajar masyarakat
yang sangat beragam. Kendala ditambah oleh sikap birokat yang belum mampu
membiasakan diri bertindak untuk melayani kebutuhan masyarakat, tetapi justru
bertindak seperti tuan yang berusaha mengatur, memonopoli, dan mendominasi lembaga
pendidikan yang aslinya memang milik masyarakat.

 Para Tokoh agama/masyarakat

Kendala pembelajaran berbasis masyarakat dari para tokoh adalah adanya tokoh-
tokoh masyarakat yang seyogyanya berperan sebagai panutan atau contoh teladan namun
justeru berperilaku seperti tuan yang berusaha mengatur, memonopoli, dan mendominasi
lembaga pendidikan. Kendala tersebut ditambah dengan kurangnya kepedulian tokoh
masyarakat terhadap pentingnya pembelajaran berbasis masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan mengatasi masalah pendidikan dari masyarakatnya. Kompleksitas
permasalahan yang muncul di masyarakat terkait dengan realitas dan permasalahan hidup
dari waktu ke waktu hendaknya menyadarkan para tokoh agama dan masyarakat bahwa
dirinya merupakan personel yang memiliki potensi dan dianggap sebagai tokoh yang
dapat memberikan arahan dan kebijakan dalam mengatasi persoalan yang menghimpit
masyarakat.

2. Kendala Internal

 Guru

Kendala yang berasal dari guru terkait pembelajaran berbasis masyarakat adalah
berkembangnya filosofi bekerja sebagai guru yang hanya selesai setelah melaksanakan
proses pembelajaran di kelas. Tugas guru bukan selesai pada saat guru telah memenuhi
tugas dan jam wajib masuk kelas, tetapi ada tugas lain seperti keterlibatan guru dalam
evaluasi kurikulum, bahkan perumusan kurikulum operasional setelah mengakses
permintaan-permintaaan dari masyarakat terkait kebutuhan dan masalah pendidikan yang
muncul di masyarakat, atau mengakses permintaan dari stakeholder dan user dari
pendidikan tersebut. Kendala lainnya adalah terkait kompetensi profesional yang harus
dimiliki guru untuk menyelenggarakan pembelajaran juga mewarnai fenomena
pembelajaran berbasis masyarakat.

 Peserta Didik

Peserta didik yang sudah terbiasa dalam setting pembelajaran pada sekolah
kurang demokratis, memiliki peran dan tugas-tugas belajar yang sedikit. Peserta didik
hanya dituntut untuk menguasi materi pelajaran dan tugas-tugas belajar sesuai materi
pada silabus yang terkesan lebih dominan pada aspek kognitif. Melalui penerapan
pembelajaran berbasis masyarakat yang memerlukan demokratisasi pembelajaran, peserta
didik dituntut memiliki partisipasi yang lebih luas dalam lingkup materi sekolah dan
masyarakat. Kreativitas dan keaktivan peserta didik mengaitkan materi pelajaran dengan
dunia nyata melalui penelitian, pengalaman, pemecahan masalah, dan penemuan tentunya
dirasa memberatkan peserta didik dalam belajar. Selain itu pelaksanaan dan metode
pembelajaran berbasis masyarakat lebih banyak disetting di luar kelas sehingga
kompetensi yang harus dikuasai peserta didik mencakup aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Perubahan konsep belajar dan penerapan model pembelajaran tersebut
tentunya menjadi kendala sendiri bagi peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran
berbasis masyarakat.

 Sekolah
Pada kasus sekolah yang umumnya dikelola secara otokratis atau dikelola secara
sentralistis, dan kurang aspiratif atau kurang pelibatan mitra horizontal sekolah tentunya
akan menjadi penghambat utama program pembelajaran berbasis masyarakat
(Community Based Learning). Usulan-usulan kreatif guru atau tokoh masyarakat, atau
suara masyarakat terkait kebijakan dan masalah pendidikan akan selalu tersandung oleh
aturan-aturan birokrasi sekolah dan kekuatan vertikal yang diberlakukan di sekolah
tersebut.

Daftar Pustaka
https://www.gurupendidikan.co.id/40-pengertian-antropologi-menurut-para-ahli-dunia/

https://www.kompasiana.com/yusran_baskara/56f4f0be529773bc065b8c9e/pengertian-
antropologi-secara-umum-definisidefinisi-antropologi-menurut-para-ahli

https://dosenpsikologi.com/antropologi

https://muhammadnurhadi.wordpress.com/2011/06/26/antropologi-budaya/

https://www.slideshare.net/apriliapw/pengertian-antropologi-pendidikan

https://awalbarri.wordpress.com/2009/03/16/1-definisipengertian-antropologi-objek-tujuan-dan-
cabang-ilmu-antropologi/

http://terimakasihantropologi.blogspot.com/2014/08/peran-penting-antropologi-dalam-suatu.html

https://www.kompasiana.com/wahyu_a.fillah/54f8457aa333111c5f8b48b4/antropologi-penting-
kah

http://opixdarut.blogspot.com/2013/01/hubungan-antara-sosiologi-pendidikan.html

https://www.romadecade.org/pengertian-kebudayaan/#!

https://definisimu.blogspot.com/2012/09/definisi-masyarakat.html

https://thegorbalsla.com/pengertian-kebudayaan/

http://rumahsosiologiku.blogspot.com/2012/12/tiga-wujud-kebudayaan.html

https://www.kompas.com/skola/read/2019/12/14/120000169/7-unsur-budaya?page=all

https://beritamanado.com/makna-kebudayaan-dalam-dinamika-antropologi/

https://belajargiat.id/kebudayaan/
https://www.academia.edu/5124614/KARAKTERISTIK_DISIPLIN_ILMU_ANTROPOLOGI_
Diajukan_Guna_Memenuhi_Tugas_Pengantar_Ilmu_Sosial

https://www.pelajaran.co.id/2017/03/pengertian-masyarakat-menurut-definisi-para-ahli-
terlengkap.html

https://www.zonareferensi.com/pengertian-pembelajaran/

http://eprints.walisongo.ac.id/7521/3/135112034_bab2.pdf

https://media.neliti.com/media/publications/87599-ID-konsep-dasar-pendidikan-berbasis-
masyara.pdf

Anda mungkin juga menyukai