KELAS 2 F
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Matematika SD
Dosen Pengampu Dra. Hidayati M.Hum
Disusun oleh:
Pipit Hidayati (19108244033)
a.Pengertian
Paradigma fakta sosial merupakan cara pandang yang dilakukan dengan kajian
ilmu sosial melalui fakta-fakta atau realitas yang terjadi di dalam kehidupan
bermasyarakat. Jenis paradigma fakta sosial ini terdiri dari pokok dalam bentuknya, yaitu
struktur sosial dan institusi sosial dalam masyarakat. Paradigma fakta sosial berasumsi
bahwa individu akan senantiasa tunduk total terhadap struktur dan atau fakta sosial non
material. Individu tidak akan berdaya terhadap fakta sosial yang terus mengatur dalam
aktivitas sosialnya sehari-hari karena itu individu tidak akan mampu menjadi agen atau
mengkonstruksi ulang terhadap struktur yang mengekangnya.
Definisi paradigma fakta sosial adalah pandangan pokok yang dilakukan oleh
seseorang dalam memahami ilmu pengetahuan dengan sistematis, lantaran dilakukan
secara objektif dan juga berdasarkan pada realistis kehidupan dalam masyarakat.
-Emil Durkheim
Arti paradigma fakta sosial adalah pandangan pokok yang menjadikan salah satu
alasan dalam sosiologi, untuk bisa berdiri sendiri dan membedakan dengan disiplin ilmu
lainnya. Yakni ilmu filsafat dan psikologi. Pengertian inilah sampai saat ini menjadi
pembeda ilmu sosiologi dengan ilmu pengetahuan sosial lainnya, melalui fakta sosial.
b.Teori dalam paradigma fakta sosial
-Teori Konflik
Teori ini dibangun dalam rangka untuk menentang secara langsung terhadap teori
fungsionalisme structural. Karena itu tidak mengherankan apabila proposisi yang
dikemukakan oleh penganutnya bertentangan dengan proposisi yang terdapat dalam teori
fungsionalisme structural. Tokoh utama teori konflik adalah Ralp Dahrendorf.
-Teori Sistem
Teori ini melihat bahwa kenyataan sosial dari suatu prespektif yang sangat luas,
tidak terbatas pada tingkat struktur sosial saja. Dalam teori sistem, Parson
mengembangkan kerangka AGIL (adaptation, goal attainment, Integration dan Laten
Pattern Maintenance).
Teori ini menekankan kepada keteraturan (order) dan mengabaikan konflik dan
perubahan-perubahan dalam masyarakat. Konsep-konsep utamanya adalah : fungsi,
disfungsi, fungsi laten, fungsi manifest dan keseimbangan (equilibrium)
Pokok persoalan paradigm ini adalah fakta-fakta sosial. Secara garis besarnya fakta sosial
terdiri atas dua tipe. Masing-masing adalah struktur sosial (sosial institution) dan pranata
sosial.
-MoralitasPerspektif
-Kesadaran Kolektif
-Representasi Kolektif
-Arus Sosial
-Pikiran Kelompok
- Korupsi dalam bentuk apapaun, bukan hanya korupsi uang akan tetapi korupsi
waktu. Tindakan korupsi berupa prilaku yang menyimpang, secara sedar sebenarnya
sudah diketahu bahwa hal ini adalah salah, akan tetapi demi terwujudkan impian dan
apapun seseorang akan melakukannya.
` -Mahasiswa yang setiap harinya harus tunduk terhadap peraturan misalnya dalam
perjalanan menuju kampus mahasiswa harus menaati tata tertib peraturan lalu lintas, dan
setelah masuk ke dalam kelas mahasiswa tersebut juga harus menaati peraturan seperti
bagaimana cara ia bersikap kepada dosen, mengisi absensi, dan tidak boleh ramai dikelas
a.Pengertian
Paradigma definisi sosial adalah cara pandang yang menekankan bahwa realitas
sosial bersifat subjektif. Eksistensi realitas sosial tidak terlepas dari individu sebagai
aktor yang melakukan suatu tindakan. Struktur sosial dan institusi sosial dengan demikian
dibentuk oleh interaksi individu. Melalui paradigma ini, tindakan sosial berusaha untuk
dipahami dan diinterpretasikan secara subjektif. Paradigma definisi sosial sebagai
respons ketidakpuasan terhadap asumsi yang dibangun dalam paradigma fakta sosial,
dalam sosiologi dikenal apa yang disebut sebagai paradigma definisi sosial. Tokoh
utamanya yang sering dirujuk dalam paradigma ini adalah karya-karya Max Weber dan
pengikut-pengikutnya. Jika dalam paradigma fakta sosial individu tunduk total terhadap
struktur, argumen paradigma definisi sosial justru sebaliknya. Individu adalah mahkluk
kreatif yang mampu atau setidaknya berpotensi menawar dan bernegosiasi dengan
struktur sosial pengekangnya. Sebagai subjek aktif, manusia tidak tunduk total terhadap
struktur, tetapi senantiasa melakukan penawaran, negosiasi, dan bahkan resistensi
terhadap daya kontrol struktur-struktur sosial.
Teori ini sepenuhnya mengikuti karya Weber. Teori aksi dewasa ini tidak banyak
mengalami perkembangan melebihi apa yang sudah di capai took utamanya Weber.
Malahan teori ini sebenarnya telah mengalami semacam jalan buntu. Arti pentingnya
justru terletak pada peranannya dalam mengembangkan kedua teori berikutnya yakni
teori interaksionisme simbolis dan teori fenomenologi.
-Teori Fenomelogi
*Memusatkan perhatian pada kenyataan yang penting atau yang pokok dak
kepada sikap yang wajar atau alamiah (natural attitude) alasannya adalah tidak
keseluruhan gejala kehidupan sosial mampu diamati.
Secara umum metode yang digunakan dalam paradigma definisi sosial adalah
observasi. Peneliti dapat mempelajari proses berpikir pelaku atau respondennya hanya
dengan mengamati proses interaksi secara selintas. Penganut paradigma ini harus mampu
mengambil kesimpulan terhadap sesuatu yang timbul dari kekuatan intrasubyektif dan
intersubyektif dari gejala yang diamatinya.
-Mahasiswa yang lebih memilih pulang kerumah dan segera mengerjakan tugas
daripada ikut aksi dalam memperjuangkan hak nya sebagai mahasiswa. Tindakan yang
dipilih ini merupakan hasil penyusunan dari pola pikirnya, mungkin ia berpikir bahwa
dengan rajin kuliah dan selalu mengerjakan tugas akan mempercepat dirinya untuk lulus
dan mendapatkan pekerjaan, ketimbang dia ikut aksi sampai bolos kuliah dan
menghambat dirinya untuk cepat lulus, padahal tidak dapat juga disimpulkan sedemikian
rupa.
-Student center, yang menempatkan peserta didik sebagai subjek aktif yang
berpotensi memaknai, mengkonstruksi, dan bahkan menolak pada setiap informasi
pembelajaran. Di sini peserta didik bukanlah objek sebagaimana prinsip pembelajaran
teacher center, yang menempatkan guru serba tahu dan satu-satunya sumber pengetahuan
a.Pengertian
D.Paradigma Konstruktivistik
a.Pengertian
Paradigma konstruktivisme ialah paradigma dimana kebenaran suatu realitas
sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial, dan kebenaran suatu realitas sosial bersifat
relatif. Paradigma konstruktivisme ini berada dalam perspektif interpretivisme
(penafsiran) yang terbagi dalam tiga jenis, yaitu interaksi simbolik, fenomenologis dan
hermeneutik. Paradigma konstruktivisme dalam ilmu sosial merupakan kritik terhadap
paradigma positivis. Menurut paradigma konstruktivisme realitas sosial yang diamati
oleh seseorang tidak dapat digeneralisasikan pada semua orang, seperti yang biasa
dilakukan oleh kaum positivis.
Paradigma konstruktivisme sosial ini sedikit banyak memberikan kontribusi
terhadap berbagai teori pendidikan termasuk pula pada teori pembelajaran. Lev Vygotsky
adalah salah satu penganjur teori-teori belajar yang menempatkan siswa sebagai subjek
aktif.
b.Teori paradigma konstruktivistik
-Teori Interaksionisme Simbolik
Teori interaksionisme simbolik beranggapan bahwa khalayak adalah produk sosial. Teori
ini mempunyai metodologi yang khusus, karena interaksionisme simbolik melihat makna
sebagai bagian fundamental dalam interaksi masyarakat. Dalam penelitian mengenai
interaksi dalam masyarakat tersebut, teori interaksionisme simbolik cenderung menggunakan
metode kualitatif dibanding metode kuantitatif.
Tes Formatif
1.Jelaskan perbedaan antara paradigma fakta sosial,definisi sosoal, dan perilaku social!
Pada paradigm fakta social individu tunduk total terhadap tunduk total terhadap
struktur dan atau fakta sosial non material. Individu tidak akan berdaya terhadap fakta
sosial yang terus mengatur dalam aktivitas sosialnya sehari-hari karena itu individu tidak
akan mampu menjadi agen atau mengkonstruksi ulang terhadap struktur yang
mengekangnya, sedangkan pada paradigm definisi social individu berperan aktif, artinya
individu adalah mahkluk kreatif yang mampu atau setidaknya berpotensi menawar dan
bernegosiasi dengan struktur sosial pengekangnya. Sebagai subjek aktif, manusia tidak
tunduk total terhadap struktur, tetapi senantiasa melakukan penawaran, negosiasi, dan
bahkan resistensi terhadap daya kontrol struktur-struktur social, dan pada paradigma
perilaku social memiliki kesamaan dengan paradigma fakta sosial, terutama asumsinya
terhadap posisi individu yang tunduk pada struktur sosial. Individu bukan sebagai subyek
aktif, tetapi pasif yang bisa dikontrol oleh struktur sosial yang bermuatan nilai, sistem
aturan, dan institusional. Metode dan pokok persoalan paradigm fakta social
menggunakan metode kuesioner, interview dan observasi serta pokok persoalan
mengenai fakta social, sedangan paradigm definisi social menggunakan metode observasi
dan yang menjadi pokok persoalan adalah perilaku social antar hubungan social, serta
paradigm perilaku social menggunakan metode seperti kuesioner, interview dan observasi
serta mempunyai pokok persoalan hubungan antara individu dengan lingkungannya.
a.Epistemologi
-Paradigma positivisme memandang bahwa ada realitas obyektif yang merupakan realitas di luar
diri para peneliti.
- Paradigma konstruktivistik memandang hubungan peneliti dan obyek penelitian bersifat
interaktif dan hasil perumusan ilmu pengetahuan sangat bersifat interpretatif subyektif.
b.Ontologi
-Paradigma positivisme mempunyai keyakinan bahwa hakikat kenyataan adalah tunggal. Realitas
pada kenyataannya taat pada hukum yang universal.
-Paradigma konstruktivistik meyakini “relativitas kebenaran” yang dirumuskan secara sosial.
Karena kebenaran itu relatif, maka sifat kebenaran pun relatif ditentukan oleh konteks
masyarakat yang ada.
c.Metodologi
d.Aksiologi
-Paradigma postivistik kebebasan nilai tersebut dipakai untuk menjaga wujud obyektifitas ilmu
atau hasil penelitian .Nilai (value) yang dimaksud bisa berupa ideologi, interest, keyakinan,
politik, budaya, dsb.
DAFTAR PUSTAKA
https://nanangwijayasosiologi.wordpress.com/2009/08/18/paradigma-fakta-sosial/
http://dosensosiologi.com/paradigma-fakta-sosial-pengertian-dan-contohnya-lengkap/
http://sosiologiuberallez.blogspot.com/2012/07/paradigma-sosiologi-fakta-sosial.html
https://www.gurupendidikan.co.id/fakta-sosial/
http://sosiologis.com/paradigma-sosiologi
http://gerakanaksara.blogspot.com/2016/12/paradigma-sosiologi-dalam-melihat.html
https://id.scribd.com/document/330635300/Pengertian-Paradigma-Perilaku-Sosial
http://sosiologiuberallez.blogspot.com/2012/07/paradigma-sosiologi-perilaku-sosial.html
http://terinspirasikomunikasi.blogspot.com/2012/12/paradigma-positivisme-
konstruktivisme.html
http://khairuliksan.blogspot.com/2014/06/teori-teori-sosial-dalam-tiga-paradigma.html
file:///C:/Users/xxx/Downloads/119-622-1-PB.pdf jurnal
https://musyarak.wordpress.com/2017/12/27/paradigma-dan-metode-sosiologi/
https://safutrarantona.wordpress.com/2018/05/30/paradigma-konstruktivisme/
https://slideplayer.info/slide/2980663/
https://binham.wordpress.com/2012/04/07/paradigma-konstruktivisme-dalam-pembelajaran/
https://www.google.com/search?
q=paradigma+konstruktivistik+dan+positivistik&oq=parADIGMA+KONSTRUKTIVISTIK+DAN+POSI
TIVISTIK&aqs=chrome.0.69i59j0l7.20737j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8#