BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dikembangkanlah metode baru yang berdasar pada hakikat dan sifat paradigma
istilah ilmiah tersebut dalam bidang manusia serta ilmu pengetahuan lain
demikian paradigma menempati posisi dan fungsi yang strategis dalam proses
pengetahuan. Dia menentukan apa yang harus dipelajari, pertanyaan apa yang
metode serta instrument yang ada didalamnya. Kemudian, bertolak dari suatu
1
2
yang menjadi pokok persoalan yang semestinya dipelajari oleh suatu cabang
ilmu pengetahuan. Jadi paradigma adalah suatu sudut pandang dimana kita
melihat suatu fenomena ataupun fakta atau sesuatu yang menjadi subyek dari
ilmu. Menurut Agust Comte pada tahun 1798-1857 adalah semuanya berasal
dari Tuhan. Tahapannya yaitu teologis ( pola pikir yang berasal dari alam
ataupun seorang pemimpin, dalam artian dari tuhan atau sang pencipta) ,
sosiologi, George Ritzer mengungkapkan tiga faktor, yaitu karena dari semula
pandangan filsafat yang berbeda itu maka teori-teori yang dibangun dan
Sosiologi adalah ilmu yang berparadigma ganda, yaitu paradigma fakta sosial,
paradigma definisi sosial, dan paradigma perilaku sosial. Paradigma fakta sosial,
fakta adalah sesuatu yang diluar diri kita yang mampu memaksa kita untuk
melakukan sesuatu. Contohnya yaitu kelas, ketika siswa masuk ke dalam kelas
maka dengan otomatis siswa tersebut akan duduk di kursi siswa. Fakta sosial
adalah melihat sesuatu yang bersifat umum atau biasa disebut dengan
masyarakat itu untuk mengontrol individu. Individu itu harus beradaptasi dengan
struktur sehingga menyebabkan individu tidak bisa eksis, yang terjadi adalah
3
kelompok yang akan menang. Jadi orang atau individu itu harus dipaksa terlebih
dahulu sehingga akan muncul suatu kesadaran. Misalnya adanya norma dan
aturan.
perlakuan terhadap ilmu atau teori yang ada. Paradigma ini juga menjelaskan
Paradigma ini lahir sebagai respon atas paradigma fakta sosial yang
yang dilakukan oleh seseorang yang mengandung makna bagi dirinya sendiri
dan tindakan itu diarahkan pada pihak lain. Tindakan yang diarahkan pada pihak
lain akan mendapatkan respon atau reaksi balik yang berupa tindakan juga.
kemampuan yang kreatif, inovatif, dan daya selektif yang kuat, sehingga apa
cerminan dari dirinya sendiri dan mereka bebas untuk melakukan perbuatan
tanpa terpengaruh oleh sistem atau setruktur sosial di luar dirinya. Diri manusia
dan tanpa ada sifat-sifat itu tidak akan ada perubahan dalam peradaban
manusia. Jadi menurut paradigma ini, sistem atau struktur di luar diri manusia
utama paradigma ini adalah Max Weber yang telah melahirkan teori Aksi Sosial
pemahaman atau penafsiran dari tindakan sosial tersebut. Karena itu yang
menjadi perhatian paradigma ini adalah usaha mengungkap apa yang menjadi
sosial manusia.
B. Rumsan Masalah
defenisi social?”
5
BAB II
PEMBAHASAN
Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max
masyarakat.
yang semuanya memberi isi dan bentuk kepada kelakuannya. Pada halaman
versthen und dadurch in seinen wirkungen ursachlich arklaren will”. Artinya ilmu
5
6
akibatnya.
Sekitar tahun 1962 bekerja sama dengan Thomas Luckman dan Peter L. Berger
Sociology of Knowledge, yang banyak diinspirasi oleh filsafat dan biologi. Dalam
Peter Berger dan Thomas Luckman melihat masyarakat sebagai sebuah proses
luar batas control dari fakta sosial.Adapun metode yang biasa digunakan para
sosial tidak berangkat dari sudut pandang fakta sosial yang objektif, seperti
Paradigma definisi sosial justru bertolak dari proses berpikir manusia itu sendiri
sosial, individu dilihat sebagai pelaku tindakan yang bebas tetapi tetap tanggung
jawab. Artinya, di dalam bertindak atau berinteraksi itu, seseorang tetap di bawah
tetapi fokus perhatian paradigma ini tetap pada individu dengan tindakannya itu
(Veeger,1993).
Paradigma definisi sosial dalam sosiologi yang telah dipelopori oleh Max
bersumber pada kemauan individu itulah yang menjadi pokok persoalan dari
paradigma ini. Paradigma ini memandang, bahwa hakikat dari realitas sosial itu
keinginan dan tindakan individual. Dapat dikatakan, realita sosial itu, lebih
struktur-struktur sosial, tetapi sebaliknya, bahwa struktur sosial itu merujuk pada
action). Analisa Weber dengan Durkheim sangat terlihat jelas. Jika Durkheim
8
memisahkan struktur dan institusi sosial, sebaliknya Weber melihat ini menjadi
satu kesatuan yang membentuk tindakan manusia yang penuh arti atau makna.
Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang mempunyai makna atau arti
subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Sebaliknya,
tindakan individu yang diarahkan kepada benda mati atau obyek fisik semata
tanpa dihubungkan dengan tindakan orang lain bukan suatu tindakan sosial
dari kehidupan sosial. Bagi Weber, sosiologi merupakan ilmu yang berusaha
sampai kepada penjelasan kausal. Untuk itu, paradigma ini disebut juga sebagai
didukung oleh beberapa teori, seperti teori aksi, teori interaksionisme simbolik,
tindakan aktor. Tekanan vestehen untuk memperoleh data yang valid tentang
arti-arti subjektif tindakan sosial. Bagi Weber, istilah ini, tidak sekedar introspeksi.
Introspeksi memberikan pemahaman atau motif sendiri atau arti subjektif, tidak
cukup memahami arti-arti subjek tindakan orang lain. Sebaliknya apa yang
berfikir kerangka orang lain yang perilakunya mau dijelaskan dan situasi-situasi
dan tujuannya mau dilihat dalam perfektif itu. Sosiologi sebagai cara pandang
9
Ada tiga teori yang termasuk ke dalam paradigma definisi sosial ini, yakni:
ide dasarnya yang berpandangan bahwa manusia adalah aktor yang aktif dan
kesemuanya itu tercakup dalam fakta sosial. Manusia mempunyai cukup banyak
Di sini pula terletak perbedaan yang sebenarnya antara paradigma definisi sosial
perilaku manusia dikontrol oleh berbagai norma, nilai-nilai serta sekian alat
behavior) adalah bahwa yang terakhir ini melihat tingkahlaku manusia senantiasa
1. Teori aksi
pemikiran Weber dan Pareto. Menurut Weber, individu melakukan suatu tindakan
stimulus atau situasi tertentu. Di sini Weber melihat tindakan sosial berkaitan
10
dengan interaksi sosial. Sesuatu tidak akan dikatakan tindakan sosial jika
menentukan nilai dari tujuan itu sendiri. Bila individu tersebut bertindak rasional
mengenai nilai-nilai yang penting seperti etika, estetika, agama, dan nilai-nilai
Tindakan ini masih rasional meski tidak serasional tindakan pertama, sehingga
tindakan yang ditentukan oleh kondisi kejiwaan dan perasaan individu yang
mendarah daging. Tindakan ini biasanya dilakukan atas dasar tradisi atau adat
istiadat secara turun-temurun. Tindakan ini pun sukar dipahami karena kurang
Horton Cooley membuktikan bahwa sesuatu yang mempunyai arti penting dalam
orang lain.
“action” (aksi atau tindakan) dimaksudkan untuk membedakan teori ini dengan
teori perilaku, yang menggunakan istilah “behavior” (perilaku atau tindakan yang
tindakan manusia.
yang menjadi rujukan dari teori aksi antara lain, Florian Znaniecki melalui
karyanya The Method of Sociology (1934) dan Social Actions (1936), Robert
Morrison MacIver melalui karyanya Sociology: Its Structure and Changes (1931),
dan Talcott Parsons melalui karyanya The Structure of Social Action (1937).
merumuskan asumsi dari teori aksi. Menurut Hinkle, tindakan manusia muncul
dari kesadarannya sendiri sebagai subyek, dan dari situasi eksternal dalam
diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan.7 Kelemahan dari teori ini, cenderung
pada analisis Weber. Teori ini memfokuskan pada pembahasan individu yang
terkait pada hubungan antara simbol dan interaksi yang terjadi (interaksi sosial
mikro).
tempat yang pertama kali berkembangnya teori interaksionis simbolik. Maka teori
dikembangkan lebih lanjut oleh beberapa tokoh sosiolog Amerika seperti William
James, Ernest Burgess,James Mark Baldwin, Manfred Kuhn dan Kimball Young.
Prinsip dasar dari teori ini adalah; (a) manusia pada dasarnya memiliki
interaksi sosial, (c) individu dalam setiap interaksi dengan orang lain mempelajari
berpikirnya, (d) setiap individu dapat memodifikasi makna dan simbol yang
mereka gunakan dalam tindakan dan interaksi berdasarkan tafsir mereka atas
situasi yang ada, (e) setiap individu dapat menentukan tindakan apa yang
13
dilakukan setelah individu tersebut menafsirkan situasi, (f) dari interaksi ini
kelemahan dari teori ini adalah mengabaikan pembahasan pada struktur sosial
makro, seperti nilai-nilai, norma sosial, hukum, serta institusi sosial dan terlalu
Horton Cooley, G.H. Mead. Ide dasar teori ini bersifat menentang behaviorisme
radikal yang dipelopori oleh JB Watson. Hal ini tercermin dari gagasan tokoh
sentral teori ini yakni G.H. Mead yang bermaksud untuk membedakan teori
sesuatu yang dapat diamati. Mempelajari tinglah laku (behavior) manusia secara
itu seperti perilaku binatang dalam arti hanya semata-mata merupakan hasil
belakangi tindakan sosial dari sudut aktor dengan pengggunaan bahasa serta
teori baru ini juga sangat besar, walaupun tanpa pengakuan dan penganut teori
ini.
dengan binatang.
dengan cara yang mungkin berbeda dari stimuli yang diterimanya dari orang
lain.
nilai-nilai, dan karena itu dapat dipelajari cara-cara tindakan orang lain.
3. Teori fenomenologi
atau makna tertentu terhadap tindakannya itu, dan manusia lain memahami pula
tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti. 9Dengan kata lain, teori ini
Teori ini muncul sebagai reaksi atas anggapan yang memandang bahwa
kepada sikap. yang wajar atau alamiah (natural attitude). Teori ini jelas bukan
situasi tertentu.
16
yang dialaminya.
4. Teori Etnometodologi
mencari tahu, dan betindak berdasarkan situasi dimana mereka menemukan diri
California of Los Angeles (UCLA). Teori ini mulai berkembang sekitar tahun
1950-an.10
17
komunikasi.11
Menurut teori ini, seorang sosiolog tidak perlu memberikan arti atau
makna kepada apa yang dibuat oleh orang lain atau kelompok, tetapi tugas
mereka memberi arti atau makna kepada dunia sosialnya sendiri. Pada teori ini
dihasilkan pada tingkat lokal dan endogen. Hal ini, dapat diorganisasikan secara
hanya, pasti dan menyeluruh, tanpa henti dan tanpa peluang menghindar,
cara yang diberikan dan diterima (atau di tolak) oleh orang lain. Dalam
penjelasan, tetapi lebih menganalisis penjelasan itu dilihat dari sudut pandang
penjelasan.
Douglas, Egon Bittner, Aaron Cicourel, Roy Turner, oleh Don Zimmerman dan D.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
dimana tindakan yang penuh arti itu ditafsirkan untuk sampai pada penjelasan
kausal. Struktur dan institusi sosial, merupakan satu kesatuan yang membentuk
tindakan manusia yang penuh arti atau makna. Tindakan sosial merupakan
tindakan individu yang mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan
diarahkan kepada benda mati atau obyek fisik semata tanpa dihubungkan
dengan tindakan orang lain bukan suatu tindakan sosial. Paradigma definisi
sosial didukung oleh teori aksi, teori interaksionisme simbolik, teori fenomenologi
B. Saran
19
20
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2197554-pengertian-paradigma-
progressivisme/, diakses, 4 Juni 2015.
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/pengertian-paradigma-definisi-
paradigma.html, diakses, 4 Juni 2015.
http://juprimalino.blogspot.com/2012/02/paradigma-penelitian-ilmu-ilmu-
sosial.html, diakses, 4 Juni 2015.
http://www.share-ilmu.com/2014/12/makalah-pokok-persoalan-paradigma.html,
diakses, 3 Juli 2015
Anthony, Giddens. dan Jonathan H. Turner (ed) 2008. Social Theory Today;
Panduan Sistematis Tradisi dan Tren Terdepan Teori Sosial.
diterjemahkan oleh Yudi Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Firdaus. 2010. Makalah Olahraga Sepak Bola Ditinjau dari Aspek Sosial.
Peter Ludwig Berger dan Thomas Luckman, Tafsir Sosial atas Kenyataan
Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan, Jakarta: LP3ES, 1990.
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa Kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, karena tidak
lepas dari Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan tugas
makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Teori Ilmu-Ilmu Sosial.
untuk itu kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat kami harapkan.
Pengetahuan.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat dan menjadi referensi pada tugas-
Penulis
i
i
22
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumsan Masalah 4
BAB II PEMBAHASAN 5
A. Kesimpulan 19
B. Saran 19
Daftar Pustaka 20
ii