Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH TEORI-TEORI SOSIAL

Konsep dasar teori –teori social


Dosen pengampu: siti hazar sitorus S.sos.Msi

Di susun oleh:
Muhammad risqi fadlillah
Reska amriyan
Reksi manhaki

PROGRMA STUDI PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TA 20022/2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Individu di berbagai tempat selalu terkait dengan proses perbandingan sosial, seperti membuat
penilaian mengenai orang lain dan dirinya sendiri, menerima bahwa mereka tidak memiliki kebebasan
dalam bertindak, dan membentuk kesan mengenai orang lain. Berbagai perilaku sosial ini dituangkan
oleh beberapa psikolog sosial dalam penelitian yang kemudian menghasilkan berbagai macam teori
social. Ilmu sosial dasar merupakan sebuah kajian yang berkaitan dengan keberadaanmanusia
sebagaimakhluk sosial . Manusia yang tinggal dalam berbagai pranata sosial tentu akan berinteraksi
dengan individu lain karena hal itu merupakan suatu kebutuhan.

Teori sosial adalah kerangka kerja analitis atau paradigma, yang digunakan untuk
mempelajari dan menafsirkan fenomena sosial. Sebagai alat yang digunakan oleh ilmuwan
sosial, teori sosial berhubungan dengan perdebatan sejarah atas validitas dan reliabilitas
metodologi yang berbeda-beda. Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat dalam
keseluruhan dan hubungan-hubungan antar-individu dalam masyarakat, sosiologi
memegang peranan penting dalam membantu memecahkan masalah-masalah sosial,
seperti kemiskinan, konflik antar-kelompok atau ras, delinkuensi anak-anak remaja, dan lain-
lain. Usaha-usaha untuk mengatasi masalah sosial ini hanya mungkin berhasil jika
didasarkan pada pemahaman tentang fakta sosial yang sebenarnya serta latar belakangnya.
Namun peran itu tidak bisa terwujud jika tidak didasari teori atau pemahaman yang baik
tentang ilmu sosiologi itu sendiri.

Rumusan masalah

a.apa itu dasar-dasar teori sosial

b.apa itu intraksi sosial

c.apa itu lembaga sosial

tujuan

a.mengetahui apa itu dasar-dasar teori social

b.mengetahui intraksi social

c.mengetahui lembaga social


BAB II

PEMBAHASAN

A.Apa itu teori dan dasar-dasar teori social

Teori merupakan bentuk tertinggi dri ilmu pengetahuan karna tidak semua para ahli
dapat dan menghasilkan teori.disinilah mengapa orang yang dapat mengahasilkan teori
sangat di hargai,karna teori merupakan tujuan utama dari ilmu pengetahuan pada umum
nya.

Teori sosial adalah kerangka kerja analitis atau paradigma, yang digunakan untuk
mempelajari dan menafsirkan fenomena sosial. Sebagai alat yang digunakan oleh ilmuwan
sosial, teori sosial berhubungan dengan perdebatan sejarah atas validitas dan reliabilitas
metodologi yang berbeda-beda. Sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat dalam
keseluruhan dan hubungan-hubungan antar-individu dalam masyarakat, sosiologi
memegang peranan penting dalam membantu memecahkan masalah-masalah sosial,
seperti kemiskinan, konflik antar-kelompok atau ras, delinkuensi anak-anak remaja, dan lain-
lain. Usaha-usaha untuk mengatasi masalah sosial ini hanya mungkin berhasil jika
didasarkan pada pemahaman tentang fakta sosial yang sebenarnya serta latar belakangnya.
Namun peran itu tidak bisa terwujud jika tidak didasari teori atau pemahaman yang baik
tentang ilmu sosiologi itu sendiri.

Teori sosial adalah cara pandang terhadap sesuatu yang digunakan untuk
mempelajari dan menafsirkan fenomena sosial. Teori sosial merupakan refleksi dari fakta
sosial, sementara fakta sosial akan mudah dianalisis melalui teori teori sosial.

Setiap kehidupan bermasyarakat pasti aka nada yang nama nya perubahan,hal ini
terjadi karna manusia memiliki kepentingan –kepentingan sendiri dan perubahan ini
merupakan fenomina social yangh biasa baik individu maupun kelompok.

Teori social merupakan refleksi pandangan dunia tertentu yang bersifat


positivism.menurut Emile Durkheim adalah bahwa ketika kita ingin melihat suatu kebudayaan,
maka dapat dilihat pula institusi dan norma yang ada dalam kebudayaan tersebut. Sebab
masyarakat terbentuk dari institusi dan norma-norma tersebut.Norma dan dan institusi berawal
dari masyarakat melalui kesepakatan bersama. Namun, dalam perjalananya institusi dan norma
tersebut tumbuh dengan sendirinya secara mandiri. Hal ini yang disebut Emile Durkheim sebagai
realitas suie generis, dalam artian masyarakat memliliki eksistensnya sendiri. Contoh dari teori
sosial ini misalnya sebuah institusi yang terjadi di masyarakat ketika terjadi kebobrokan, seperti
halnya korupsi. Walaupun dari sudut pandang sosial bahwa persoalan tersebut terjadi karena
sistem atau faktor individu, tetapi menurut pandangan sui generis bahwa sistem tidak lain
sebagai makhluk yang terus menerus hidup dan berkembang di luar realitas individu. Walaupun
sistem itu awalnya dibentuk oleh individu-individu, pada perkembangannya sistem itu bergerak
menemukan pola sendiri di luar yang digariska oleh kesepakatan individu.
Menurut Max weber individu manusia dalam masyarakat merupakan aktor yang kreatif
dan realitas sosial bukan merupakan alat yang setatis dari pada paksaan fakta sosial. Artinya,
tindakan manusia tidak sepenuhnya di tentukan oleh norma, kebiasaan,nilai, dan sebagainya
yang mencakup di dalam konsep fakta sosial. Walaupun pada akhirnya weber mengakui bahwa
dalam masyarakat terdapat setruktural sosisal dan pranata sosial. Dikatakan bahwa setruktur
sosial dan pranta sosial merupakan dua konsep yang saling berkaitan dalam membentuk tindakan
sosial.Tindakan sosial terjadi ketika individu melekatkan makna subjektif pada tindakan mereka.
Hubungan sosial menurut Weber yaitu suatu tindakan dimana beberapa aktor yang berbeda-
beda, sejauh tindakan itu mengandung makna dihubungkan serta diarahkan kepada tindakan
orang lain. Masing-masing individu berinteraksi dan saling menanggapi.
Weber juga membicarakan bentuk-bentuk empiris tindakan sosial dan antar-hubungan
sosial tersebut. Weber membedakan dua jenis dasar dari pemahaman yang bersifat tafsiran dari
arti, dari tiap jenis pemahaman ini bisa dibagi sesuai dengan masing-masing pertaliannya,
dengan menggunakan tindakan rasional ataupun emosional. Jenis pertama adalah pemahaman
langsung yaitu memahami suatu tindakan dengan pengamatan langsung. Kedua, pemahaman
bersifat penjelasan. Dalam tindakan ini tindakan khusus aktor ditempatkan pada suatu urutan
motivasi yang bisa dimengerti, dan pemahamannya bisa dianggap sebagai suatu penjelasan dari
kenyataan berlangsungnya perilaku.
Max Weber dalam (J Dwi Narwoko dan Bagong Suyanto, 2006:18) mengklasifikasikan empat
jenis tindakan sosial yang mempengaruhi sistem dan struktur sosial masyarakat yaitu;
a.Rasionalitas instrumental
Yaitu tindakan sosial yang dilakukan seseorang didasarkan atas pertimbangan dan pilihan
sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu dan ketersediaan alat yang dipergunakan
untuk mencapainya.
b.Rasionalitas yang berorientasi nilai
Alat-alat yang ada hanya merupakan pertimbangan dan perhitungan yang sadar,
sementara tujuan-tujuannya sudah ada didalam hubungannya dengan nilai-nilai individu yang
bersifat absolut.
c.Tindakan tradisional
Seseorang memperlihatkan perilaku tertentu karena kebiasaan yang diperoleh dari nenek
moyang, tanpa refleksi yang sadar atau perencanaan.
d.Tindakan afektif
Tindakan ini didominasi perasaan atau emosi tanpa refleksi intelektual atau perencanaan
sadar. Tindakan afektif bersifat spontan, tidak rasional dan merupakan refleksi emosional dari
individu.
Dari keempat tindakan tersebut sulit diwujudkan dalam kenyataan, namun apapun
wujudnya hanya dapat dimengerti menurut arti subjektif dan pola-pola motivasional yang
berkaitan dengan itu. Sebuah interaksi sosial akan kacau bilamana antara pihak-pihak yang
berinteraksi tidak saling memahami motivasi dan makna tindakan sosial yang mereka lakukan.
Teori Karl Marx menjelaskan tentang teori struktural fungsional. Menurut Karl Marx,
stratifikasi yang berbeda-beda itu mempunyai fungsi tersendiri. Karl Marx melahirkan suatu
aliran, yaitu aliran komunisme. Agama adalah candu yang terdapat didalam masyarakat. Dalam
prakteknya seperti orang katolik. Fungsi tersebut didalamnya terdapat suatu konflik. Adanya
pembagian masyarakat itu memicu terjadinya suatu konflik. Mark juga menjelaskan tentang
suatu revolusi karena menurutnya kita sebagai masyarakat haruslah mengambil alih secara cepat
dalam berbagai bidang apapun. masyarakat juga tidak mempunyai stratifikasi kelas karena
memiliki suatu alat, dalam artian sama rata. Karl Marx mempunyai semboyan yang sangat khas,
yaitu “sama rata sama rasa”. Menurut Karl Marx, agama itu tidak boleh karena menimbulkan
suatu konflik. Tetapi jika agama dilarang, maka kita tidak akan mempunyai suatu pedoman
untuk hidup didalam dunia ini. Karl Marx juga menjelaskan tentang konsep kapitalisme.
Paradigma yang dianut oleh Karl Marx adalah paradigma fakta sosial. Jadi semakin miskin
seseorang sebagai rakyat maka semakin miskin juga seseorang dalam hal apapun. Tetapi
semakin kaya seseorang maka semakin kaya juga seseorang tersebut dalam hal apapun. Marx
juga berpendapat bahwa kolektifitas selalu menimbulkan suatu perbedaan. Sedangkan yang
mendorong adanya suatu kesadaran itu adalah setiap materi-materi yang diberikan dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai