Anda di halaman 1dari 53

1

MATERI POKOK BAB 1


“FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA
SOSIAL DI MASYARAKAT”
By : Roza Nurlia, S.Pd

Apa aja yang akan kita pelajari pada BAB ini?

Sejarah lahirnya sosiologi


Tokoh-tokoh sosiologi
Sosiologi sebagai ilmu Sosial
Ciri-ciri sosiologi
Hakikat sosiologi
Metode dalam ilmu sosiologi
Objek kajian sosiologi
Fungsi sosiologi
Hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu pengetahuan lainnya
Peran sosiolog

1. Sejarah Lahirnya (Perkembangan) Sosiologi


1. Perkembangan awal
Para pemikir yunani kuno, terutama sokrates, plato dan aristoteles beranggapan bahwa
masyarakat mengalami perkemabangan dan kemunduran tanpa ada yang bisa mencegah.
Menegaskan bahwa nasip masyarakat diterima sebagai takdir Tuhan.
2. Abad Pencerahan : Rintisan Kelahiran Sosiologi
Abad XVII Masehi terdapat beragam penemuan. Derasnya perkembangan ilmu
pengetahuan membawa pengaruh kepada pandangan mengenai perubahan masyarakat.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat harus dapat dijelaskan secara masuk akal
berpedoman kepada akal budi manusia dengan cara menggunakan metode ilmiah.
3. Abad Revolusi : Pemicu Lahirnya Sosiologi
Perubahan ini adalah perubahan revolusioner karena struktur masyarakat lama dengan
cepat berganti dengan struktur yang baru.Revolusi sosial yang paling jelas tampak dalam
revolusi Amerika, revolusi Industri dan revolusi Prancis.Revolusi-revolusi ini
menyebabkan berbagai perubahan dan gejolak dalam masyarakat.Tatanan yang telah
berusia ratusan tahun dalam masyarakat diobrak-abrik dan dijungkirbalikkan.Perubahan
ini tidak jarang disertai dengan perperangan, pemberontakan dan kerusuhan yang
membawa kemiskinan dan kekacauan. Karena itulah para ilmuwan tergugah untuk
mencari cara menganalisis perubahan secara rasional dan ilmiah sehingga dapat
diketahui sebab dan akibatnya. Tujuannya agar bencana yang terjadi akibat perubahan
dalam masyarakat bisa diantisipasi dan dihindari.
4. Kelahiran Sosiologi
Sejumlah ilmuwan menyadari perlunya secara khusus mempelajari kondisi dan
perubahan sosial.Mereka berupaya membangun suatu teori sosial berdasarkan cirri-ciri
hakiki masyarakat pada tiap tahap peradaban manusia.Untuk membangun teori itu
perhatian mereka tercurah pada perbandingan masyarakat dan peradaban manusia dari
masa ke masa. Ilmuwan yang dianggap bapak sosiologi adalah Aguste Comte .
5. Kelahiran Sosiologi modern
Gejolak kehidupan kota besar, kriminalitas ataupun kerusuhan ataupun kerusuhan khas
perkotaan sampai dengan tuntutan hak pilih bagi wanita dan kaum buruh. Gejolak sosial
tersebut membawa perubahan masyarakat yang mencolok.Perubahan masyarakat itu
menggugah para ilmuwan sosial berpikir keras, untuk sampai pada kesadaran bahwa
pendekatan sosiologi ala eropa tidak relevan lagi.Mereka pun berupaya menemukan
pendekatan baru yang sesuai dengan kondisi sosial ketika itu.Lahirlah sosiologi modern.

2. Tokoh-tokoh sosiologi dan Pemikirannya


a. Aguste Comte
Comte memperkenalkan motode positif, yaitu hukum mengenai urutan gejala sosial. Dia
memperkenalkan hukum tiga tahap yang berhubungan dengan perkembangan cara
berpikir yang mendasari perkembangan masyarakat.
1) Tahap teologis
Pada tahap ini orang lebih suka dengan pertanyaan yang tidak dapat dipecahkan,
yaitu tentang hal-hal yang tidak dapat diamati.Orang mencari keterangan tentang
sebab-sebab suatu hal pada kekutan alam dan benda angkasa yang dianggap
memiliki kekutan yang menguasai segalanya.
2) Tahap metafisik
Pada tahap ini jawaban atas pertanyaan yang sama dicari jawabannya pada hal-hal
yang abstrak yang diibaratkan sebagai esensi (hakikat) dan eksitensi (keberadaan).
3) Tahap positif
Tahap ini manusia mulai mencari jawaban yang tidak bersifat mutlak, dengan
mempertanyakan kaitan statis serta dinamis dari gejala yang muncul.
b. Emile Durkheim
Durkheim membagi dua tipe utama solidaritas :
1) Solidaritas Mekanis
Tipe solidaritas yang didasarkan atas persamaan.Bisa dijumpai pada masyarakat
yang masih sederhana dan mempunyai struktur sosial yang bersifat segmenter
(terbagi-bagi). Struktur sosial ini terdiri dari atas segmen-segmen yang homogeny
dan kurang menunjukkan keterpaduan satu sama lain.
2) Solidaritas organis
Terdapat saling ketergantungan yang besar sehingga mengharuskan adanya
kerjasama.
Menurut Durkheim yang harus dipelajari sosiologi adalah fakta-fakta sosial
mengenai cara bertindak , berpikir dan merasakan apa ada diluar individu dan
memiliki daya paksa atas dirinya.
c. Karl Marx
Sumbangan Marx bagi sosiologi terletak pada teorinya mengenai kelas. Marx
berpandangan bahwa sejarah masyarakat manusia merupakan sejarah perjuangan kelas.
Menurut marxperkembangan pembagian kerja dalam ekonomi kapitalisme
menumbuhkan dua kelas yang berbeda:
 Kaum borjuis adalah kelas yang terdiri dari orang-orang yang mrnguasai alat
produksi dan modal
 Kaum proletal adalah kelas yang terdiri dari orang-orang yang tidak mempunyai alat
produksi dan modal sehingga ekploitasi untuk kepentingan kapitalis.
Menurut Marx pada suatu saat kaum proletar akan menyadari kepentingan bersama
mereka sehingga bersatu untuk memberontak terhadap kaum kapitalis. Mereka akan
memperoleh kemenangan yang akan mengakibatkan terhapusnya pertentangan kelas
sehingga masyarakat proletar akan mendirikan masyarakat tanpa kelas.
d. Herbert Spencer
Spencer membagi tiga aspek dalam proses evaluasi, yaitu diferensiasi structural,
spesialisasi fungsional, dan integrasi yang meningkat. lalu spenser membagi struktur
bagian atau sistem yang timbul dalam evaluasi masyarakat menjadi 3:
1) Tipe masyarakat primitive
Dalam masyarakat premitif boleh dikatakan belum ada diferensiasi dan spesialisasi
fungsional.Pembagian kerja masih sedikit.Hubungan kekuasaan belum jelas
terlihat.Masyarakat dengan tipe ini sangat bergantung pada lingkungan. Kerja sama
terjadi dengan spontan dan didukung oleh hubungan kekeluargaan.
2) Tipe masyarakat militant
Heterogenitas sudah mulai meningkat karena pertambahan jumlah penduduk atau
karena penaklukan. Kordinasi tugas-tugas yang dikhususkan dengan cara paksaaan.
3) Tipe masyarakat industry
Masyarakat industry bercirikan suatu tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, yang
tidak lagi dikendalikan oleh kekuasaan Negara.
e. Max Webber
Tindakan sosial adalah pokok pikiran dari max webber. Tindakan sosial adalah suatu
tindakan manusia apabila tindakan ini dihubungkan dengan tingkah laku orang lain dan
diorientasikan pada apa yang terjadi sesudahnya.

3. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial


Sosiologi berasal dari kata socious artinya kawan dan dan logos (bahasa Yunani)
artinya ilmu. Jadi, Sosiologi adalah ilmu tentang berkawan. Secara harfiah, pengertian
sosiologi berarti berbicara mengenai masyarakat. Sosiologi dapat didefinisikan sebagai studi
ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari
“kehidupan didalam masyarakat”. Auguste Comte mengatakan, sosiologi adalah ilmu yang
terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa
hidup bersama dengan sesamanya. J.A.A. van Doorn dan C.j. Lammars, sosiologi adalah
ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses kemasyarakatan yang bersifat
stabil. Selo Soemardjan dan Soeleiman Soemardi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial, proses sosial, dan perubahan sosial.

4. Ciri-ciri Sosiologi
 Empiris, karena didasarkan pada pengamatan terhadap kenyataan-kenyataan sosial
dan hasilnya tidak bersifat spekulatif
 Teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-
hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
 Kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang
sudah ada sebelumnya.
 Nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta, tetapi lebih
penting menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.

5. Hakikat Sosiologi
 Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu
kerohanian.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris,artinya sosiologi membatasi
diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni, bukan ilmu terapan
 Sosiologi merupakan ilmu penetahuan yang absrak, artinya yang diperhatikan adalah
pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
 Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
 Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
digunakannya.
 Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus.
Artinya sosiologi mengamati dan dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada
setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.

6. Metode dalam ilmu Sosiologi


Ilmu Sosiologi menggunakan dua metode dalam melakukan penelitian sosial yakni
a. Metode kualitatif yaitu penelitian yang analisis datanya mengutamakan penjabaran
data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila data hasil penelitian tidak dapat
diukur dengan angka/ilmu eksak. Misalnya: Penelitian tentang Motif Remaja
Menggunakan Media Sosial Tiap Hari
b. Metode kuantitatif yaitu penelitian yang analisis datanya menggunakan data yang
dapat diukur dengan angka/ilmu eksak. Misalnya: Penelitian tentang Kasus
Pemerkosaan yang tinggi di Kota Bandung.

7. Objek Studi Sosiologi


a. Fakta Sosial
Menurut Durkheim objek studi sosiologi adalah fakta sosial yaitu cara bertindak, berpikir
dan merasa yang ada di luar individu serta memiliki daya paksa atas dirinya.
b. Tindakan Sosial
Menurut weber tindakan sosial adalah suatu tindakan yang dilakukan dengan
mempertimbangkan prilaku orang lain, atau dimaksudkan kepada orang lain.
c. Imajinasi Sosial
Menurut C. Wright Mills adalah kesalingketerkaitan antara personal trouble dan public
issu yang selanjutnya disebut “imajenasi atau khayalan sosiologis”. Khayalan sosiologis
ini dperlukan untuk dapat memahami apa yang terjadi dimasyarakat maupun apa yang
ada dalam diri manusia. Menurut Mills, dengan khayalan sosiologis, kita mampu
memahami sejarah masyarakat,riwayat pribadi, dan hubungan antara keduanya.
d. Realitas Sosial
Menurut Peter L.Berger, objek kajian sosiologi adalah pengungkapan realitas sosial. Hal
ini perlu karena sering kali sesuatu tampak dari luar diselimuti tabir. Misalnya, seorang
pejabat terpandang sering memberikan sumbangan ke berbagai yayasan pendidikan dan
disiarkan langsung oleh stasiun televise nasional ternyata memperoleh uangnya dari hasil
korupsi.
e. Hubungan antarmanusia
Joseph. S. Roucek dan Roland R. Warren mengatakan bahwa yang menjadi objek
sosiologi adalah hubungan-hubungan antara manusia dengan kelompok-kelompok.

8. Fungsi sosiologi
1. Untuk pembangunan
Sosiologi berfungsi untuk memberikan data social yang diperlukan pada tahap
perencnaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan.
2. Untuk penelitian, dengan penelitian akan diperoleh sustu rencana penyelesaian masalah
sosial yang baik.

9. Hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu pengetahuan lainnya


a. Sosiologi dengan Antropologi
Objek kajian sosiologi adalah masyarakat, sedangkan objek kajian antropologi adalah
kebudayaan. Hal tersebut diibaratkan bahwa sosiologi merupakan tanah untuk
tumbuhnya kebudayaan. Kebudayaan selalu bercorak sesuai dengan perkembangan
masyarakat, sedangkan masyarakat berhubungan dengan susunan serta proses hubungan
antara manusia dan golongan.
b. Sosiologi dengan Sejarah
Salah satu metode yang digunakan dalam sosiologi adalah metode historis. Dalam hal ini
para sosiolog selalu memberikan persoalan sejarah kepada ahli sejarah sehingga ilmu
sejarah dipengaruhi oleh perkembangan sosiologi. Keduanya mempelajari kejadian dan
hubungan yang dialami manusia. Sejarah mempelajari peristiwa masa silam, sejak
manusia mengenal peradaban. Peristiwa-peristiwa itu kemudian dihubungkan satu sama
lain sehingga diperoleh gambaran menyeluruh pada masa lampau serta mencari sebab
terjadinya atau memperkuat suatu peristiwa tersebut.
c. Sosiologi dengan Ekonomi
Ilmu ekonomi mempelajari usaha-usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan yang
beraneka ragam dengan keterbatasan barang dan jasa yang tersedia. Misalnya ilmu
ekonomi berusaha memecahkan persoalan yang timbul karena tidak seimbangnya
persediaan pangan dengan jumlah penduduk, serta mempelajari usaha menaikkan
produksi guna memenuhi kebutuhan masyarakat. Adapun sosiologi mempelajari unsur-
unsur kemasyarakatan secara keseluruhan. Sosiologi mempelajari bagaimana manusia
berinteraksi, bekerja sama, bersaing dalam upaya-upaya pemenuhan kebutuhan.
d. Sosiologi dengan Geografi
Dalam ilmu geografi terdapat kajian mengenai demografi yaitu mengenai kependudukan.
Hal ini dapat memperlihatkan hubungan antara sosiologi dan geografi yaitu dua ilmu
yang sama-sama mengkaji keadaan penduduk atau masyarakat.
e. Sosiologi dengan hukum
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional yang murni yang
mempelajari tentang masyarakat dalam organisasi. Sedangkan ilmu hukum adalah ilmu
pengetahuan mengenai masalah yang bersifat manusiawi. Misalnya untuk penanganan
sebuah kasus penyimpangan dalam hukum, perlu adanya ilmu sosiologi guna melihat
gejala/penyebab seseorang melakukan penyimpangan. Sehingga ada alas an ilmiah
kenapa seseorang melakukan suatu penyimpngan dan apa solusi/saksi yang akan
diberikan kepada deviant tersebut.
10. Peran Sosiolog
Sosiolog adalah orang yang ahli di bidang Sosiologi. Biasanya mereka sudah
banyak melakukan analisis sosial pada sebuah riset (penelitian) sosial.
a. Sebagai ahli riset
Sosiolog berfokus pada pengumpulan data dan penggunaan data, oleh karena itu
para sosiolog melakukan riset ilmiah.
b. Sebagai konsultan kebijakan
Prediksi sosiologi dapat membantu memperkirakan pengaruh kebijakan social
yang mungkin terjadi. Setiap kebijakan adalah suatu prediksi, artinya kebijakan
yang diambildengan harapan menghasilkan pengaruh atau dampak yang
didinginkan.
c. Sebagai praktisi
Beberapa sosiolog terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
masyarakat. Mereka memberikan saran-saran baik dalam penyelesaian berbagai
masalah hubungan masyarakat, hubungan antar karyawan masalah moral maupun
hubungan antar kelompok organisasi.
d. Sebagai guru atau pendidik
Mengajar merupakan salah satu kegiatan yang dapat digeluti oleh seorang
sosiolog. Sebagai pendidik, sosiolog berperan dalam mengajarkan dan
mengembangkan sosiologi sebagai ilmu berbagai bidang dengan memberikan
contoh-contoh yang ada dimasyarakat.
MATERI POKOK BAB 2
INDIVIDU, KELOMPOK, DAN HUBUNGAN SOSIAL

Sub Materi Pokok :


Pengertian individu, kelompok, keluarga dan masyarakat
Hubungan individu, kelompok, keluarga dan masyarakat
Pengertian hubungan sosial dan tindakan sosial
Tipe tindakan sosial
Pengertian interaksi sosial
Syarat terjadinya interaksi sosial
Faktor yang mempengaruhi/mendorong interaksi sosial
Ciri-ciri Interaksi Sosial
Bentuk interaksi sosial
Hubungan antara interaksi sosial dengan keteraturan sosial
Status dan Peran dalam Interaksi Sosial
Pengertian organisasi sosial
Tipe organisasi sosial

1. PENGERTIAN INDIVIDU, KELOMPOK, KELUARGA DAN MASYARAKAT

 Individu :
 Asal kata : bahasa latin yakni individium artinya tidak terbagi.
 Individu adalah manusia yang memiliki keunikan dan kepribadian yang
berbeda dengan manusia lainnya.
 Kelompok
 Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki perbedaan masing-
masing.
 Keluarga
 Asal kata : bahasa sansekerta yakni kula dan warga (kulawarga) artinya
anggota kelompok kerabat.
 Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu.
 Tipe keluarga :
 Keluarga inti (nuclear family) terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak
mereka.
 Keluarga luas (extended family) terdiri atas orang diluar ayah, ibu dan
anak-anak contoh paman, bibi, tante.
 Masyarakat
 Asal kata : dari bahasa Inggris yakni society. Kata society berasal dari bahasa
latin sociates yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Sociates
diturunkan dari kata socius yang berarti kawan.
 Asal kata : dari bahasa Arab yakni musyarak artinya ikut serta, berpartisipasi
atau saling bergaul.
 Mneurut Soerjono Soekanto, masyarakat adalah orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.
 Tipe masyakarat : Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.

2. HUBUNGAN INDIVIDU, KELOMPOK, KELUARGA DAN MASYARAKAT

 Hubungan individu dengan keluarga : individu memiliki hak dan kewajibannya yang
melekat pada dirinya dalam keluarga.
 Hubungan individu dengan kelompok : individu dalam kelompok lebih dahulu
memilih kepentingan kelompok daripada kepentingan individu.
 Hubungan individu dengan masyarakat : individu lebih dahulu mengutamakan
kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu.

3. PENGERTIAN HUBUNGAN SOSIAL DAN TINDAKAN SOSIAL

 Hubungan sosial adalah hubungan satu individu dengan individu lain dalam
masyarakat.
 Hubungan sosial (KBBI) adalah hubungan seseorang dengan orang lain dalam
pergaulan hidup di tengah-tengah masyarakat.Secara umum, hubungan sosial adalah
hubungan timbal balik antarindividu dan saling memengaruhi satu sama lain atas
dasar kesadaran saling tolong menolong.
 Tindakan sosial adalah tindakan individu yang memiliki makna bagi dirinya dan
diarahkan kepada orang lain (Max Weber)
 Jika ada manusia yang sedang melakukan tindakan seperti sedang menendang pohon,
hal itu bukanlah tindakan sosial karena tindakan individu diarahkan pada benda mati,
sehingga dari benda tersebut tidak akan menimbulkan reaksi sosial terhadap dirinya.
Akan tetapi tindakan terhadap benda mati dapat disebut sebagai tindakan sosial
apabila tindakannya tersebut menimbulkan reaksi dari orang lain.
 Tindakann sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu memiliki keunikan
atau ciri tersendiri. Namun sebagai makhluk sosial, tindakan manusia seunik apapun
tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Tindakan apapun yang semua
orang lakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi orang-orang disekitarnya.
4. TIPE TINDAKAN SOSIAL

1. Tindakan Sosial Instrumental


Tindakan ini bersifat rasional (masuk akal). Artinya, tujuan tindakan dipertimbangkan
dengan matang dan cara yang akan digunakan untuk mencapai tujuan tersebut juga
telah diperhitungkan.
Contoh : Doni memutuskan untuk membeli laptop daripada sepeda motor. Alasannya,
laptop lebih menunjang kegiatan belajarnya. Dia juga memilih jenis dan spesifikasi
laptop yang harganya terjangkau, sesuai dengan jumlah dana yang dimilikinya.
2. Tindakan Sosial Berorientasi Nilai
Orang melakukan tindakan karena hal itu dinilai baik dan benar oleh masyarakat.
Tujuan tindakan tidak terlalu diperhitungkan.
Contoh : kita tidak mempersoalkan mengapa kita harus memberi atau menerima
sesuatu dari orang lain dengan menggunakan tangan kanan. Tindakan tersebut kita
lakukan karena masyarakat memandang bahwa tangan kanan lebih sopan daripada
dengan menggunakan tangan kiri.
3. Tindakan Sosial Tradisional
Tindakan sosial ini dilakukan tanpa perhitungan matang, tetapi lebih karena kebiasaan
yang berlaku selama ini dalam masyarakat. Tindakan ini cenderung dilakukan tanpa
suatu rencana untuk tujuan maupun caranya, karena pada dasarnya mengulang dari
yang sudah dilakukan sebelumnya.
Contoh : berbagai upacara adat yang dilakukan mengikuti kebiasaan turun-temurun,
mudik di Indonesia yang dilakukan setiap tahunnya.
4. Tindakan Afektif
Tindakan afektif tergolong tindakan irasional sebab sebagian besar tindakan didorong
oleh perasaan (afeksi) ataupun emosi tanpa perhitungan matang.
Contoh : seorang Ibu langsung memeluk anaknya yang sedang menangis merupakan
ungkapan langsung kasih sayang tanpa perlu terlebih dulu menimbang-nimbang
alasan maupun tujuan.

5. PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL

Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi antar
individu, antara individu dengan kelompok, dan antar kelompok.Dalam hubungan
tersebut, individu atau kelompok bekerjasama atau berkonflik melakukan interaksi
maupun formal maupun informal, baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa
contoh interaksi sosial adalah kerjasama antar anggota tim sepakbola dalam sebuah
pertandingan (hubungan kerjasama), debat para calon presiden (konflik), diskusi antara
kepala bagian dan bawahan disebuah kantor (hubungan formal), dan tawar menawar antar
pembeli dan penjual di pasar (hubungan informal).

6. . SYARAT TERJADINYA INTERAKSI SOSIAL

a. Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa Latin, yaitu con atau cum yang memiliki arti
bersama-sama dan tango berarti menyentuh. Dengan demikian secara harfiah kontak
sosial memiliki arti bersama-sama menyentuh.Kontak sosial adalah hubungan antara
satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan
masing-masing pihak salingg bereaksi meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
Kontak sosial dapat terbentuk melalui kontak fisik atau secara langsung dan kontak
sosial tidak langsung.Adapun contoh kontak fisik atau secara langsung yaitu, saling
menyapa, atau saling tersenyum. Sedangkan kontak sosial tidak langsung merupakan
kontak sosial yang terbentuk melalui alat atau perantara seperti surat dan telepon.
Contohnya seperti facebook, twitter, line, dan instagram.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontak sosial terbentuk
karena terdapat umpan balik diantara pihak yang terlibat. Perilaku seorang yang
sedang duduk menunggu bis di halte tidak dapat dikatakan sebagai hubungan sosial
karena tidak terdapat tindakan (aksi) dan umpan balik (reaksi) dengan orang lain.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide,
gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi upaya saling memengaruhi antara
keduanya. Komunikasi dapat dilakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat
dimengerti kedua pihak (komunikasi verbal).Komunikasi juga dapat dilakukna
dengan gerak-gerik badan atau kode tertentu (komunikasi non verbal).Contohnya :
tersenyum, mengggelengkan kepala, mengangkat bahu, atau membunyikan
kentongan.
Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, sedikitnya dibutuhkan
komponen sebagai berikut :
1) Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain;
2) Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain;
3) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain;
4) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atau isi pesan yang
disampaikan;

5) Media adalah alat untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa tulisan, lisan,
gambar, atau film.

Dalam proses komunikasi, pesan harus disampaikan lewat bahasa atau simbol
yang dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi baru berjalan efektif bila pesan
yang disampaikan pihak pengirim ditafsirkan sama oleh pihak penerima. Jika
tidak sama, dapat terjadi salah paham.
7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (MENDORONG) INTERAKSI SOSIAL

1. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan dalam bermacam-
macam bentuk, misalnya gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta
apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang. Contohnya yaitu, seorang anak
yang meniru gaya bicara artis syahrini.
2. Sugesti
Sugesti berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau pernyataan sikap yang
dianutnya dan diterima oleh orang lain. Sugesti biasanya muncul ketika si penerima
sugesti tidak dapat berpikir rasional. Ia akan langsung menerima segala anjuran atau
nasihat yang diberikan dan meyakini kebenarannya. Contohnya, pada kasus iklan
kosmetik, sebenarnya kita meragukan iklan tersebut, namun karena kita terus menerus
melihat dan mendengar iklan tersebut setiap hari tanpa dapat bertanya tentang
kebenarannya kitapun akhirnya membeli kosmetik tersebut.
3. Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang atau menjadi sama
dengan pihak lain ( meniru secara keselurahan). Identifikasi bersifat lebih mendalam
daripada imitasi karena dapat membentuk kepribadian seseorang. Contohnya, seseorang
yang menginginkan dirinya seperti barbie sehingga ia melakukan operasi plastik pada
seluruh bagian tubuhnya kemudian dia berbusana layaknya Barbie.
4. Simpati
Simpati merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain. Ketika
bersimpati, seseorang menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain dan merasakan apa
yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain. Contohnya, ketika ada tetangga yang
tertimpa musibah kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya
5. Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat memengaruhi kondisi fisik dan jiwa
seseorang. Contohnya, seorang ibu yang ikut merasakan penderitaan anaknya yang
mengidap kanker darah. Ibu tersebut sangat sedih sehingga iapun jatuh sakit.
6. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu, Motivasi dapat muncul dari diri sendiri ataupun orang lain. Contohnya, Pak Doni
bekerja keras agar dapat membeli rumah untuk keluarganya.

8. CIRI INTERAKSI SOSIAL

Ciri-ciri interaksi sosial menurut charles P. Loomis (Ahli Sosiologi dari Amerika) adalah
sebagai berikut..

 Jumlah pemeran lebih dari satu orang


 Terjadi komunikasi antara pelaku melalui kontak sosial
 Memiliki maksud atau tujuan yang jelas
 Terdapat Dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini dan masa depan

9. BENTUK INTERAKSI SOSIAL

Menurut Gillin, interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis proses sosial yaitu proses
asosiatif dan proses disosiatif.
1. Proses Asosiatif
Proses Asosiatif adalah mengarah pada persatuan atau integrasi sosial. Proses asosiatif
meliputi bentuk-bentuk antara lain :
a. Kerjasama
Kerjasama didefinisikan sebagai suatu usaha bersama antar individu atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H. Cooley kerjasma timbul apabila
seseorang menyadari dirinya mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama dengan
orang lain. Selain itu, ia menyadari bahwa kepentingan tersebut bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain dan ia menyadari bahwa ia memiliki pengetahuan dan
pengendalian terhadap dirinya sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut.
Berdasarkan pelaksanaanya, kerjasama memiliki lima bentuk sebagai berikut :
1) Kerukunan atau gotong royong
2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa
antara dua organisasi atau lebih. Dalam bargaining prinsip keadidlan sangat
ditekankan
3) Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan
pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara menghindari konflik yang
dapat mengguncang organisasi
4) Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil karena kedua
organisasi memiliki struktur tersendiri.
5) Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu, misalnya
pertambangan minyak dan perhotelan.
b. Akomodasi
Akomodasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan sebagai proses.
Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi antar individu
atau antar kelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
Akomodasi sebagai proses mengacu pada usaha-usaha manusia untukmeredakan
pertentangan agar tercipta keseimbangan.
Akomodasi sebagai proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :
1) Koersi, yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik
maupun psikologis.
2) Kompromi, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaiaan.
3) Arbitrase, yaitu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh
pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau bandan yang berkedudukan
lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.
4) Mediasi hampir menyerupai arbritase. Dalam proses mediasi, pihak ketiga hanya
sebagai penasihat. Pihak ketiga tidak memiliki wewenang mengambil keputusan
untuk menyelesaikan masalah.
5) Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang
bertikai untuk mencapai satu kesepakatan.
6) Toleransi, yaitu bentuk akomodasi yang terjadi tanpa persetujuan formal.
Terkadang, toleransi timbul secara tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah
individu atau kelompok yang ingin menghindari perselisihan.
7) Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang
seimbang hingga akhirnya kedua pihak menghentikan pertikaian itu.
8) Ajudikasi, yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan.
9) Segregasi, yaitu bentuk akomodasi ketika masing-masing pihak memisahkan diri
dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan.
10) Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
karena mengalah.
11) Subjugation atau domination, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang kuat
meminta pihak yang lebih lemah menaatinya
12) Keputusan mayoritas, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak
dalam voting
13) Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan
senang hati oleh kelompok minoritas
14) Konversi, yaitu penyelesaian konflik ketika salah satu pihak bersedia mengalah
dan mau menerima pendirian pihak lain.
15) Gencatan senjata, yaitu penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan antara individu atau antar
kelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan
bersama.
 Faktor-faktor yang mempermudah proses asimilasi adalah sebagai berikut :
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi
3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
5) Persamaan unsur kebudayaan
6) Perkawinan campuran (amalgamasi)
7) Adanya musuh bersama dari luar
 Faktor-faktor yang menghalangi proses asimilasi adalah sebagai berikut :
1) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
3) Adanya perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi
4) Adanya perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
lebih tinggi dari pada kebudayaan golongan atau kelompok yang lain
5) Adanya perbedaan warna kulit atau ciri-ciri fisik
6) Adanya in group feeling yang kuat
7) Adanya gangguan golongan mayoritas terhadap golongan minoritas
8) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.
d. Akulturasi
Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu
kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing.
Contoh akulturasi adalah candi borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan india dan kebudayaan indonesia. demikian juga musik keroncong yang
merupakan perpaduan antara musik potugis dan musik indonesia.

2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif disebut juga proses oposisi, cara melawan seseorang atau sekelompok
orang demi meraih tujuan tertentu. Proses disosiatif dibedakan kedalam tiga bentuk,
yaitu:
1. Persaingan
Persaingan adalah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tertentu.
Persaingan memiliki dua tipe, yaitu bersifat pribadi dan non pribadi. Tipe persaingan
bersifat pribadi disebut juga dengan rivalitas. Individu akan bersaing secara langsung.
Misalnya persaingan dalam memperebutkan kiursi DPR. Persaingan yang bersifat non
pribadi bukanlah persaingan individu melainkan kelompok. Contoh, persaingan partai
politik merebut simpati rakyat.
Salah satu ciri dari persaingan adalah perjuangan yang dilakukan secara damai dan
sportif, artinya persaingan selalu menjunjung tinggi batasan dan aturan. Oleh karena
itu, persaingan sangat baik untuk meningkatkan prestasi seseorang.
2. Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan ketidakpuasan seseorang,
perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, dan keragu-raguan terhadap
kepribadian seseorang. Menurut Leopoled Vont Wiese dan Howard Becker,
kontravensi memiliki lima bentuk sebagai berikut :
1) Umum, misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, protes, perbuatan menghalang-
halangi, penggunaan kekerasan, atau pengacauan rrencana pihak lain.
2) Sederhana, misalnya penyangkalan pernyataan, orang di muka umum, maki-makian
melalui surat atau selebaran, dan cercaan.
3) Intensif, misalnya penghasutan penyebaran desas sesus.
4) Rahasia, misalnya pembocoran rahasia lawan atau pengkhianatan.
5) Taktis, misalnya kejutan terhadap lawan, pembingungan pihak lawan, provokasi, atau
intimidasi.
3. Pertentangan
Pertentangan atau konflik adalah perjuangan individu atau kelompok sosial untuk
memenuhi tujuan dengan cara menantang pihak lawan. Biasanya konflik disertai
ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena perbedaan pendapat, perasaan
individu, kebudayaan, kepentingan dan perubahan-perubahan sosial yang cepat
menimbulkan disorganisasi sosial. Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi
pertentangan karena keinginan individu yang tidak dapat diakomodasi akibatnya tiap
individu atau kelompok berusaha menghancurkan dengan ancaman kekerasan.
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk khusus sebagai berikut :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antar kelas
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan internasional

10. HUBUNGAN ANTARA KETERATURAN SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL


 Pengertian Keteraturan Sosial

Kita telah mempelajari bahwa dalam interaksi sosial terjadi kontak dan
komunikasi antara seorang individu dan individu lain, individu dan kelompok,
individu dan masyarakat, kelompok dan kelompok, atau kelompok dan masyarakat.
Dari kontak dan komunikasi ini dapat menghasilkan keteraturan sosial namun tidak
jarang juga menghasilkan konflik sosial. Keteraturan sosial dicapai bila dalam
interaksi sosial, setiap individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
peran yang dimilikinya. Setiap individu melaksanakan perannya sesuai nilai dan
norma yang dianut masyarakatnya. Dengan kata lain, masyarakat yang teratur hanya
dapat dicapai jika setiap individu melaksanakan kewajibannya kepada orang lain dan
menerima haknya dari orang lain. Sebaliknya, konflik sosial akan terjadi jika individu
tidak melaksanakan hak dan kewajibannya kepada orang lain. Singkatnya, ia tidak
berperilaku sesuai nilai dan norma masyarakat.
Berkembangnya keteraturan sosial tidak akan terjadi dengan sendirinya.
Keteraturan itu harus diusahakan oleh setiap warga. Keteraturan sosial merupakan
hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial.
Artinya, hak dan kewajiban direalisasikan dengan nilai dan norma atau tata aturan
yang berlaku. Begitu pentingnya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat
sehingga beberapa daerah di Indonesia menciptakan slogan atau motto yang intinya
mengedepankan kehidupan yang tertib. Sebagai contoh, kota Jakarta memiliki motto
Jakarta Teguh Beriman, Yogyakarta memiliki motto Yogyakarta Berhati Nyaman.
Bagaimana dengan motto di daerah Anda dan apa artinya?
Namun demikian, keteraturan sosial tidaklah berarti kestatisan karena
masyarakat pada dasarnya tidaklah statis. Masyarakat membutuhkan perubahan agar
bisa maju. Untuk itu, diperlukan nilai, norma atau aturan yang dapat mengendalikan
perubahan tersebut. Dengan demikian, perubahan yang terjadi tidak akan mengarah
kepada kekacauan tetapi keteraturan baru atau kemajuan.

Menurut proses terbentuknya, keteraturan sosial terjadi melalui tahap-tahap berikut:

1. Tertib sosial (social order)yaitu kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman, dinamis,
dan teratur di mana setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya. Misalnya,
kehidupan suatu masyarakat desa bisa tenang, aman, dan tenteram karena semua
warganya bertindak sesuai dengan status dan peranannya.
2. Order yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dipatuhi oleh seluruh
anggota masyarakat. Contoh, adat istiadat yang dijadikan sebagai pedoman dalam
kehidupan warganya, peraturan-peraturan yang menjadi pedoman tertib sekolah, dan
peraturan yang ada dalam lingkungan RT atau RW. Order dapat dicapai apabila ada tertib
sosial di mana setiap individu melaksanakan hak dan kewajibannya.
3. Keajegan yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari
hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus menerus.
Keajegan bisa terwujud jika setiap individu telah melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai sistem norma dan nilai sosial yang berkembang. Hal itu dilaksanakan dengan
konsisten sehingga terpelihara dalam tindakannya setiap hari.
4. Pola yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan
model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola dapat dicapai ketika keajegan
tetap terpelihara atau teruji dalam berbagai situasi. Sebagai contoh, dalam menyelesaikan
beberapa persoalan, masyarakat sebuah desa menggunakan cara bermusyawarah.
Ternyata cara ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Karena sudah teruji,
maka masyarakat desa tersebut memakai cara yang sama, yaitu musyawarah sebagai pola
untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di desa tersebut.

Jika dirangkaikan, proses terbentuknya keteraturan sosial adalah sebagai berikut.


Tertib sosial warga menghasilkan suatu order (adat-istiadat), yaitu perilaku tertentu yang
diikuti oleh hampir sebagian anggota masyarakat. Keajegan dalam perilaku tersebut
kemudian menghasilkan pola. Akhirnya, terciptalah keteraturan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Tahap-tahap perkembangan keteraturan sosial diatas dapat digambarkan
seperti pada bagan berikut.

Sumber : Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial

11. STATUS DAN PERAN SOSIAL DALAM INTERAKSI SOSIAL


1. Pengertian dan Macam-macam Status Sosial (Social Status)
Status atau kedudukan sosial merupakan posisi seseorang secara umum di
masyarakat dalam hubungannya dengan orang lain. Mayor Polak, Status Sosial adalah
kedudukan sosial seseorang oknum dalam kelompok dan masyarakat. Sementara
Ralph Linton, mengatakan Status Sosial adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang
dimiliki seseorang dalam masyarakat. Soerjono Soekanto, status sosial adalah tempat
atau posisi seseorang dalam kelompok sosial.
Menurut Ralph Linton, seorang Antropolog Budaya dari Amerika Serikat
mengatakan dalam kehidupan masyarakat terdapat 3 macam status, yaitu ascribed
status, achieved status dan assigned status.
a. Ascribed status merupakan status seseorang yang dicapai dengan sendirinya tanpa
memperhatikan perbedaan rohaniah dan kemampuan. Status tersebut dapat
diperoleh sejak lahir. Contohnya, anak dari keluarga bangsawan dengan
sendirinya memperoleh status bangsawan.
b. Achieved status merupakan status yang diperoleh seseorang melalui usaha-usaha
yang disengaja. Contohnya, setiap orang dapat menjadi hakim asalkan memenuhi
persaratan tertentu seperti masuk sekolah hukum.
c. Assigned status merupakan status yang diperoleh dari pemberian pihak lain.
Contohnya, gelar Datuk dari kerajaan Malaysia.
Tabel Analisis Perbedaan Macam-macam Status Sosial
Ascribed Status Achieved Status Assigned Status
-Diperoleh secara
-Diperoleh dengan usaha -Diperoleh melalui
otomatis
penghargaan
-Sudah digariskan/
-Bersifat disengaja
keturunan
-Contoh:
1. Gelar Sultan pada
-Contoh: - Contoh:
Sultan
1. Gelar sarjana 1. Guru teladan.
Hamengkubuwono X. pendidikan
2. Pelajar teladan.
2. Raja Salman 2. Dokter.
3. Bapak Koperasi.
dari Arab Saudi. 3. Psikolog.
4. Bapak Pembangunan.
3. Seseorang 4. Konglomerat.
yang memiliki 5. Ketua OSIS.
Kasta Brahmana. 6. Presiden.
7. Hakim

2. Pengertian Peran Sosial (Social Role)


Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status. Peran adalah perilaku
yang diharapkan oleh pihak lain terhadap seseorang dalam melaksanakan hak dan
kewajiban sesuai dengan status yang dimilikinya. Peran dapat dimiliki manusia sejak
lahir atau diperoleh dari lingkungan sosial. Sementara Soerjono Soekanto (1981),
peran sosial adalah tingkah laku individu yang mementaskan suatu kedudukan
tertentu.
 Contoh Konflik Peran Seorang Ibu Rumah Tangga:
Seseorang yang berstatus kepala sekolah diharapkan berperan memimpin
sekolahnya. Sebagai Ketua PKK, Ibu Ranti harus menghadiri rapat. Namun, pada
saat yang sama, ia harus mengantar anaknya ke rumah sakit.

 Contoh kompleksitas status dan peran individu dalam masyarakat:


Seorang pria dewasa, selain memiliki hak dan kewajiban sebagai seorang ayah,
juga memiliki hak dan kewajiban sebagai seorang karyawan perusahaan, warga
Negara atau anggota kelompok sosial.

12. PENGERTIAN ORGANISASI SOSIAL

 Organisasi Sosial adalah suatu sistim sosial yang bersifat langgeng, memiliki identitas
kolektif yang tegas, memiliki daftar anggota yang terperinci, memiliki program
kegiatan dan prosedur keanggotaan yang jelas.
 Contoh : OSIS SMA N 1 Buru, Partai PKS, Partai Demokrat

13. TIPE ORGANISASI SOSIAL

Tipe organisasi sosial ada dua:


 Organisasi Formal
 Pengertian : Organisasi formal adalah suatu organisasi yang memiliki
struktur, pembagian tugas dan tujuan yang jelas.
 Tiga unsur organisasi formal : sistim kegiatan terkoordinasi, kelompok
orang, kerjasama mencapai tujuan.
 Tiang dasar organisasi formal : pembagian kerja, proses skalar (hirarki) dan
fungsional (horizontal), terstruktur dan rentang kendali.
 Contoh: OSIS, PMR, Koperasi Sekolah, KNPI, Polri, TNI
 Organisasi Informal
 Pengertian : Organisasi informal adalah suatu organisasi yang tidak memiliki
aturan tertulis (tidak resmi), biasanya berupa kesepakatan bersama seperti
musyawarah.
 Contoh: keluarga
Berdasarkan besar kecil jumlah anggota, ada beberapa jenis organisasi sosial:
 Organisasi kecil : anggota dapat berinteraksi langsung dengan jumlah anggota max.
30 orang.
 Organisasi sedang : perkembangan hubungan anggota tidak terlalu besar dan
berjumlah max. 1000 orang.
 Organisasi besar : setiap anggota tidak dapat berinteraksi secara langsung tetapi
anggota bisa dikumpulkan pada waktu dan tempat tertentu dengan jumlah anggota
lebih kurang 5000 orang.
 Organisasi raksasa : memiliki anggota sangat banyak dan sulit untuk mengadakan
pertemuan secara langsung biasanya memanfaatkan teknologi informasi atau internet.
MATERI POKOK BAB III
RAGAM GEJALA SOSIAL DALAM MASYARAKAT

Sub Materi Pokok :


Pengertian ragam gejala sosial
Ragam gejala sosial
Perilaku menyimpang
Kemiskinan
Kejahatan
Disorganisasi keluarga
Masalah generasi muda
Peperangan
Masalah Kependudukan

A. PENGERTIAN RAGAM GEJALA SOSIAL


 Ragam artinya bermacam-macam, gejala sosial artinya segala fenomena yang terjadi
dalam masyarakat
 Gejala sosial ada yang positif dan ada negatif. Gejala sosial positif mengarah pada
persatuan seperti gotong royong, sementara gejala sosial negatif mengarah pada hal-hal
yang membuat ketidakterarutan seperti maraknya pengemis di tepi, perkelahian,
peperangan, dsb.

B. PERILAKU MENYIMPANG
1. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku individu terbagi dua yakni perilaku yang sesuai harapan masyarakat dan
menghasilkan penyesuaian diri dengan nilai dan norma yaitu konformitas. Dan perilaku yang
tidak sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku dalam mayarakat yang disebut dengan
perilaku menyimpang (Deviant).
Perilaku menyimpang juga di definisikan sebagai perilaku yang di ekspresikan oleh
seseorang/beberapa orang anggota masyarakat yang secara sadar/tidak sadar, tidak
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku.
Pengertian perilaku menyimpang menurut beberapa tokoh :
 Robert MZ Lawang
Penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial dan menumbulkan usaha pihak berwenang memperbaiki perilaku
menyimpang tersebut.
 James W Van der Zenden
Penyimpangan perilaku merupakan tindakan yang oleh sejumlah orang dianggap
sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
 Kartini Kartono
Penyimpangan merupakan tingkh laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau
ciri-ciri karakteristik rata-rata rakyat kebanyakan.

2. Ciri-Ciri Perilaku Menyimpang


Paul B. Horton memberikan ciri - ciri perilaku menyimpang sebagai berikut :
 Penyimpangan Harus Dapat Didefinisikan
Orang tidak dapat menuduh atau menilai suatu perbuatan menyimpang secara
sembarangan. Perilaku menyimpang merupakan akibat dari adanya peraturan dan
penerapan sanksi yang dilakukan oleh orang lain terhadap perilaku tersebut, dan
bukan semata - mata ciri tindakan yang dilakukan oleh seseorang. Menyimpang
tidaknya suatu perilaku harus dinilai berdasarkan kriteria tertentu dan diketahui
penyebabnya.
 Penyimpangan Bisa Diterima Bisa Juga Ditolak
Perilaku menyimpang ada yang positif dan negatif, dikatakan positif apabila
penyimpangan diterima bahkan dipuji dan dihormati, seperti penemuan baru oleh
para ahli. Sedangkan penyimpangan negatif adalah penyimpangan yang ditolak oleh
masyarakat, seperti perampokan, pembunuhan terhadap etnis tertentu, dan
menyebarkan teror dengan bom atau gas beracun.
 Penyimpangan Relatif dan Penyimpangan Mutlak
Pada dasarnya semua orang sesekali pernah melakukan tindakan menyimpang tetapi
pada batas-batas tertentu bersifat relatif untuk setiap orang, bahkan orang yang
sebelumnya melakukan penyimpangan mutlak lambat laun harus berkompromi
dengan lingkungannya. Pada sebagian masyarakat modern tidak ada seorang pun yang
masuk kategori sepenuhnya penurut (konformis) ataupun sepenuhnya penyimpang.
Alasannya yang termasuk kedua kategori ini justru akan mengalami kesulitan dalam
kehidupannya.
 Penyimpangan Terhadap Budaya Nyata Ataukah Budaya Ideal
Budaya ideal adalah segenap peraturan hukum yang berlaku dalam suatu kelompok
masyarakat. Dalam kenyataan di masyarakat, banyak anggota masyarakat yang tidak
patuh terhadap segenap peraturan resmi tersebut. Jadi, antara budaya nyata dengan
budaya ideal selalu terjadi kesenjangan, artinya peraturan yang telah menjadi
pengetahuan umum dalam kenyataan sehari - hari cenderung banyak dilanggar.
Contohnya penggunaan mengenai penggunaan helm pada saat mengendarai motor.
 Terdapat Norma - Norma Penghindaran
Norma penghindaran adalah pola perbuatan yang dilakukan seseorang untuk
memenuhi keinginan pihak lain tanpa harus menentang nilai - nilai tata kelakukan
secara terang - terangan atau terbuka. Contohnya, apabila pada suatu masyarakat
terdapat norma yang melarang suatu perbuatan yang ingin sekali diperbuat oleh
banyak orang akan muncul "norma - norma penghindaran". Jadi, norma - norma
penghindaran merupakan suatu bentuk penyimpangan perilaku yang bersifat setengah
melembaga.
 Penyimpangan Sosial Bersifat Adaptif (Menyesuaikan)
Tidak selamanya penyimpangan sosial menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat,
karena kadang - kadang dapat dianggap sebagai alat pemelihara stabilitas sosial.
Perilaku apa yang kita harapkan dari orang lain, seperti apa yang orang lain inginkan
dari kita, serta wujud masyarakat seperti apa yang pantas bagi sosialisasi anggotanya.
Di lain pihak, perilaku menyimpang merupakan salah satu cara untuk menyesuaikan
kebudayaan dengan perubahan sosial. Tidak ada masyarakat yang mampu bertahan
dalam kondisi statis untuk jangka waktu yang lama. masyarakat yang terisolasi
sekalipun akan mengalami perubahan. Ledakan penduduk, perubahan teknologi, serta
hilangnya kebudayaan lokal dan tradisional mengharuskan banyak orang
menerapakan norma - norma baru.

3. Faktor-faktor penyebab perilaku menyimpang


Faktor - faktor penyebab perilaku menyimpang, antara lain :
1. Sikap mental yang tidak sehat
Suatu sikap tidak merasa bersalah/ menyesal atas perbuatannya yang menurut
masyarakat dianggap menyimpang. Contoh : profesi pelacur, maklar kasus, renternir, dll.
2. Ketidakharmonisan dalam rumah tangga
Disharmonisasi dalam keluarga seperti Broken Home, salah satu anggota keluarga ada
yang meninggal, dll.
3. Pelampiasan rasa kecewa
Kegagalan terhadap suatu yang diinginkan dapat menyebabkan perilaku menyimpang
sebagai bentuk pelarian masalah. Contoh : narkoba, bunuh diri
4. Dorongan kebutuhan ekonomi
Kemiskinan dan ketidakpuasan terhadap apa yang dimiliki mendorong orang untuk
menyimpang seperti mencuri, merampok, melacurkan diri.
5. Pengaruh lingkungan dan media massa
Teman sepermainan, pergaulan, media cetak dan elektronik mempengaruhi perilaku dan
tindakan individu
6. Keinginan untuk dipuji
Gaya hidup glamor, sok kaya, sok modern menyebabkan orang cenderung menyimpang
seperti korupsi, merampok, menjual diri
7. Proses belajar menyimpang
Interaksi dengan orang lainyang menyimpang akan mempengaruhi pikiran dan
kepribadin untuk cenderung menyimpang seperti penggunaan obat, genk motor,
merokok.
8. Ketidaksanggupan menyerap nilai dan norma
Ketidaksanggupan menyerap norma ke dalam kepribadian seseorang disebabkan
menjalani proses sosialisasi yang salah/ tidak sempurna sehingga tidak sanggup
menjalankan peran yang dikehendaki masyarakat.
9. Adanya ikatan sosial yang berlainan
Identifikasi diri dengan kelompok mempengaruhi kepribadian. Jika kelompok yang
digauli menyimpang kecenderungan menyimpang lebih besar
10. Proses sosialisasi sub kebudayaan menyimpang
Suatu kebudayaan khusus yang normanya bertentangan dengan norma budaya yang
dominan. Perilaku individu dipengaruhi oleh nilai sub kebudayaan masyarakat seperti
tempat tinggal dilingkungan kumuh, dekat dengan kompleks pelacuran
11. Kegagalan dalam proses sosialisasi
Keluarga inti maupun keluarga luas bertanggung jawab terhadap penanaman nilai dan
norma pada anak. Kegagalan proses pendidikan dalam keluarga menyebabkan terjadinya
penyimpangan.
4. Jenis-Jenis Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan Primer
Penyimpangan yang bersifat temporer atau sementara dan hanya menguasai sebagian
kecil kehidupan seseorang. Contoh : Pegawai yang bolos kerja, anak laki-laki memakai
anting
2. Penyimpangan Sekunder
Perbuatan yang dilakukan secara khas dengan memperlihatkan perilaku menyimpang dan
tidak dapat ditolerir/ diterima oleh masyarakat. Contoh : Perjudian
3. Penyimpangan Individu
Penyimpangan yang dilakukan oleh orang perorang tanpa melibatkan orang lain. Contoh
: Pencurian yang dilakukan sendiri
4. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan yang dilakukan oleh sejumlah orang. Contoh : Geng Mafia
5. Penyimpangan Situasional
Penyimpangan yang disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam kekuatan situasi sosial
diluar diri individu dan memaksa individu berprilaku menyimpang. Contoh : seorang
ayah terpaksa mencuri karena melihat anak istrinya tidak makan
6. Penyimpangan Sistematik
Perbuatan menyimpang yang dibenarkan oleh anggota kelompok

C. KEMISKINAN
 Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang/sekelompok orang tidak
sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan primer (pangan,
sandang, papan)

 Jenis Kemiskinan
 Kemiskinan natural
 Kemiskinan tradisional
 Kemiskinan struktural
 Kemiskinan biologis

 Program Pemerintah Menanggulangi Kemiskinan


Program di bidang Kesehatan : PIS, BPJS
Kesehatan
Program di bidang Sosial : PKH
Program di bidang pendidikan : PIP

D. KEJAHATAN
 Pengertian Kejahatan
Kejahatan menurut R. Soesilo dalam bukunya “KUHP serta Komentar Lengkap pasal
demi Pasal” membedakan kejahatan menjadi dua sudut pandang.
 Yuridis : kejahatan adalah suatu perbuatan/tingkah laku yang bertentangan
dengan undang-undang.
 Sosiologis : kejahatan adalah suatu perbuatan/tingkah laku yang merugikan
penderita dan masyarakat seperti hilangnya keseimbangan, ketentraman dan
ketertiban.
 Tipe-tipe Kejahatan
 Penyebab Kejahatan
 Ada pertentangan/persaingan antar individu/kelompok
 Perbedaan kepentingan
 Adanya konsep diri yang salah
 Kekecewaan pada seseorang/lembaga
 Kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan
 Pengaruh media televisi/internet
 Pendidikan yang kurang
 Cara mengatasi Kejahatan
 Preventif : Mencegah sebelum terjadi suatu kejahatan seperti: menghindari
hal-hal yang mengundang suatu kejahatan misalnya: tidak memakai perhiasan
saat berada di pasar/mal.
 Represif : Mengatasi setelah terjadi suatu kejahatan seperti: rehabilitasi,
menciptakan program menghukum pelaku kejahatan, pemberian modal usaha
untuk membuka usaha, memberikan skill/pelatihan tertentu.
E. DISORGANISASI KELUARGA
 Pengertian disorganisasi keluarga
Adalah perpecahan keluarga karena anggota keluarga gagal menjalankan peran
sosialnya masing-masing.Misalnya: istilah broken home, anak ngelem, anak candu
narkoba.
 Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga
Menurut William J. Goode:
 Disorganisasi keluarga yang disebabkan hubungan tanpa ikatan pernikahan
yang sah
 Disorganisasi keluarga yang disebabkan dari putusnya hubungan pernikahan
(perceraian)
 Disorganisasi keluarga yang disebabkan meninggalnya kepala keluarga
 Disorganisasi keluarga yang disebabkan faktor internal keluarga seperti
anggota keluarga sakit jiwa atau berperilaku menyimpang

F. MASALAH GENERASI MUDA


 Macam masalah generasi muda
 Tawuran antar pelajar
 Merokok
 Cabut sekolah
 Berpacaran

 Penyebab masalah generasi muda


 Kurangnya kontrol keluarga di rumah
 Kepribadian tiap anak berbeda
 Berteman dengan orang yang memiliki efek negatif

G. PEPERANGAN
 Penyebab peperangan

 Contoh peperangan
 Perang Palestina vs Israel masalah wilayah
 Macam peperanga
 Perang fisik: menggunakan senjata atau kekuatan fisik yang bisa saling
melukai bahkan mematikan.
 Perang nonfisik: menggunakan media teknologi seperti HP, Internet, TV,
Koran yang merusak pikiran sekelompok orang tanpa melukai pihak yang
diperangi.
H. MASALAH KEPENDUDUKAN
 Penyebab masalah kependudukan
 Dipengaruhi angka natalitas (kelahiran) lebih tinggi dari mortalitas (kematian)
 Kurangnya kemampuan negara mengontrol Sumber Daya Manusia
(Penduduk) di negaranya.
 Macam masalah kependudukan
 Padatnya penduduk di perkotaan
 Macet berkepanjangan
 Daya tampung faskes yang tidak memadai
 Perekonomian yang tidak memadai
 Solusi masalah kependudukan
 Program KB
 Pemberian bantuan usaha
 Program Prakerja
MATERI POKOK BAB IV
METODE PENELITIAN SOSIAL

Sub Materi Pokok :


Pengertian penelitian sosial
Fungsi penelitian sosial
Manfaat penelitian sosial
Sikap seorang peneliti sosial
Cara berpikir seorang peneliti sosial
Jenis-jenis penelitian sosial
Metodologi dan prosedural penelitian sosial
Rancangan penelitian sosial
Teknik pengumpulan data dalam penelitian sosial
Penulisan laporan penelitian sosial
Presentasi laporan penelitian sosial

A. PENGERTIAN PENELITIAN SOSIAL


Bentuk-bentuk pertanyaan seperti “ini apa?”, “itu apa?”, “mengapa hal ini bisa
terjadi?”, “bagaimana memecahkannya?” dan lain-lain telah ada sepanjang sejarah manusia.
Manusia berusaha mencari jawaban atas pertanyaan tersebut dan berusaha mendapatkan
pengetahuan yang benar mengenai hal-hal yang dipertanyakan tadi. Salah satu cara untuk
mendapatkan pengetahuan yang benar tersebut adalah melalui kegiatan penelitian. Kata
penelitian adalah terjemahan dari kata bahasa Inggris research, yang berasal dari kata re
(kembali) dan to search (mencari).
Jadi research berarti mencari kembali suatu pengetahuan. Jadi, penelitian merupakan
usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan yang
dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Pengertian penelitian lainnya yaitu penelitian
adalah suatu proses atau rangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis
untuk mendapatkan pemecahan masalah atau jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan
tertentu.

B. FUNGSI PENELITIAN SOSIAL


a. Fungsi verikatif atau pengujian adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menguji
kebenaran suatu pengetahuan yang sudah ada.
b. Fungsi eksploratif atau penjajagan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk menemukan
sesuatu yang belum ada atau mengisi kekosongan dan kekurangan ilmu.
c. Fungsi development atau pengembangan adalah fungsi penelitian ilmiah untuk
mengembangkan pengetahuan yang sudah ada.

C. MANFAAT PENELITIAN SOSIAL


a. Bagi dunia pendidikan, untuk menambah referensi dan mengembangkan ilmu
pengetahuan.
b. Bagi masyarakat, untuk menambah sumber bacaan sehingga dapat menambah
pengetahuan masyarakat.
c. Bagi peneliti, dapat meningkatkan karir dan profesi peneliti jika penelitiannya
dianggap berhasil. Dapat menambah jaringan kerja.
d. Bagi pemerintah, dapat membantu pemerintah dalam menentukan suatu kebijakan
yang dianggap sesuai dengan kondisi masyarakat.

D. SIKAP SEORANG PENELITI SOSIAL


1. Objektif, yaitu seorang peneliti harus dapat memisahkan antara pendapat pribadi dan
fakta yang ada (tidak boleh sunjektif).
2. Kompeten, yaitu seorang peneliti yang baik memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan teknik penelitian
tertentu.
3. Faktual, yaitu seorang peneliti harus bekerja bersdasarkan fakta yang diperoleh,
bukan berdasarkan observasi, harapan, dan anggapan yang bersifat abstrak.

E. CARA BERPIKIR SEORANG PENELITI SOSIAL


1. Skeptis, seorang peneliti harus selalu mempertanyakan bukti atau fakta yang dapat
mendukung suatu pernyataan.
2. Analitis, seorang peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan
yang dihadapi
3. Kritis, peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika serta
menimbang berbagai hal secara objektif berdasarkan data dan analisis akal sehat.
4. Jujur, peneliti tidak memasukan keinginannya sendiri ke dalam data.
5. Terbuka, peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan siap menerima pendapat
pihak lain tentang hasil penelitiannya.
F. JENIS-JENIS PENELITIAN SOSIAL
Berdasarkan tempat pengumpulan data, penelitian dapat dilakukan di laboratorium,
perpustakaan, dan lapangan. Berdasarkan tingkat analisis yang direncanakan peneliti untuk
data yang hendak dikumpulkan, penelitian dapat dikelmpokkan sebagai berikut.
a. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berupaya menyajikan rincian lebih lanjut
dari informasi yang ada. Dalam penelitian desktiptif, pertanyaan dimulai dengan kata
tanya bagaimana.
b. Penelitian eskploratif adalah penelitian yang berupaya mendapatkan informasi
mendasar tentang permasalahan atau keadaan yang jarangatau belum pernah diteliti.
Peneliti merencanakan penelitiannya tanpa merumuskan hipotesis khusus, dalam
penelitian ini pertanyaan sering dimulai dengan kata tanya apa.
c. Penelitian prediksi adalah penelitian ilmiah yang berupaya menggambarkan atau
menjelaskan apa yang mungkin terjadi di masa mendatang.
d. Penelitian eksplanasi adalah penelitian ilmiah yang berupaya menganalisis hubungan
antarvariabel yang diteliti. Penelitian eksplanasi memiliki hipotesis dan dirancang
untuk menjelaskan mengapa suatu peristiwa terjadi. Pertanyaan peneliti sering
dimulai dengan kata tanya mengapa.

Berdasarkan data yang dikumpulkan, penelitian dibagi menjadi penelitian sebagai


berikut.
a. Penelitian kuantitatif, menekankan pada jumlah data yang dikumpulkan. Penelitian
ini hanya melihat data pada lapisan permukaan, seperti jenis kelamin, tingkat
pendidikan, jenis pekerjaan, dan besarnya penghasilan. Data yang diperoleh
kemudian dianalisis secara statistik. Pendekatan penelitian ini menggunakan teknik
survei.
b. Penelitian kualitatif menekankan pada kualitas data atau kedalaman data yang
diperoleh. Teknik yang digunakan adalah wawancara. Data untuk jenis penelitian ini
tidak dianalisis dengan statistik.
Berdasarkan metodenya penelitian dapat dibagi menjadi beberapa jenis.
a. Penelitian historik, fokus kajian pada peristiwa masa lampau.
b. Penelitian survei, penelitian untuk memperoleh informasi dari berbagai kelompok
atau orang dengan cara penyebaran kuesiner atau angket.
c. Penelitian eksperimen, seorang peneliti merekayasa dan mengontrol situasi alamiah
menjadi situasi buatan sesuai dengan tujuan penelitian
d. Penelitian observasi, tujuannya untuk memperoleh berbagai data konkret secara
langsung di lapangan.

G. METODOLOGI DAN PROSEDUR PENELITIAN SOSIAL


 Metodologi Penelitian
Kata metodologi berasal dari bahasa Yunani yaitu methodos yang berarti cara atau
jalan dan logos yang berarti ilmu .Metodologi penelitian adalah ilmu yang membicarakan
tata cara atau jalan sehubungan dengan adanya penelitian .Dalam metodologi penelitian
dibahas mengenai bagaimana suatu penelitian dimulai dan diakhiri dengan pembuatan
laporan penelitian serta beberapa teknik yang digunakan dalam menganalisis
data.Metodologi penelitian itu sendiri melingkupi metode penelitian .Metode penelitian
adalah cara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan yang
memiliki langkah-langkah sistematis .Metode penelitian menyangkut cara kerja untuk
dapat memahami yang menjadi sasaran penelitian yang bersangkutan .

 Prosedur Penelitian
Suatu penelitian dilakukan dengan urutan tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau masalah tertentu.
2. Merumuskan masalah sehingga batasan, kedudukan, dan alternative cara pemecahan
masalah tersebut menjadi jelas.
3. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak dalam mengadakan tindakan untuk
menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih.
4. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
5. Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan kepada
hipotesis yang sudah dirumuskan.
6. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut
serta implikasinya di masa yang akan datang
 Tahapan Penelitian
Secara garis besar langkah-langkah penelitian dibagi dalam tiga langkah, yaitu
pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan
penelitian.
1. Penyusunan rancangan penelitian
Rancangan penelitian merupakan pokok-pokok perencanaan dari sebuah
penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah. Naskah rancangan penelitian
dibuat secara ringkas, jelas, dan utuh. Rancangan penelitian terdiri dari langkah-
langkah berikut.
a. Menentukan masalah yang akan diteliti
b. Studi pendahuluan
c. Merumuskan masalah
d. Merumuskan anggapan dasar
e. Memilih pendekatan
f. Menentukan jenis dan sumber data
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari langkah-langkah berikut.
a. Menentukan dan menyusun instrumen
b. Mengumpulkan data
c. Analisis data
d. Menarik kesimpulan
3. Penyusunan laporan penelitian
Membuat laporan penelitian adalah proses menyusun hasil penelitian dalam
bentuk laporan, agar hasil penelitian dapat diketahui orang lain dan dapat dievaluasi.

H. RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL


1) Latar belakang masalah
Langkah pertama dalam penelitian adalah memilih masalah atau topik penelitian.
Dalam langkah pertama ini seorang peneliti harus memaparkan terlebih dahulu latar
belakang mengapa masalah atau topik penelitian itu perlu dan penting untuk diteliti.
Alasan pemilihan masalah tentu beragam, tergantung tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian.
2) Pembatasan masalah
Masalah yang telah diidentifikasi dalam latar belakang sebaiknya diberi batasan yang
tegas sesuai dengan keinginan, kemampuan, dan kondisi yang ada.
3) Perumusan masalah
Perumusan masalah penelitian merupakan kelanjutan dari latar belakang masalah, tetapi
berbeda penekanan. Dalam perumusan masalah peneliti akan memasukkan unsur-unsur
pertanyaan yang akan dicari jawabannya. Pertanyaan penelitian berfungsi sebagai dasar
penelitian yang akan dilakukan.
4) Tujuan penelitian
Tujuan penelitian merupakan alasan mengapa peneliti melakukan penelitian tersebut.
Tujuan penelitian diambil dari perumusan masalah dalam bentuk kalimat pertanyaan.
5) Manfaat penelitian
Manfaat penelitian merupakan kegunaan hasil penelitian yang diharapkan oleh peneliti
selain ditujukan untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, dapat pula
dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau mengetahui hubungan atau pengaruh satu
variabel terhadap variabel lainnya, khususnya dalam penelitian terapan.
6) Kajian pustaka
a) Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan salah satu acuan penulis dalam melakukan
penelitian sehingga penulis dapat memperkaya teori yang digunakan dalam
mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penelitian terdahulu, penulis tidak
menemukan penelitian dengan judul yang sama seperti judul penelitian penulis.
b) Landasan teori
Landasan teori merupakan penelaahan masalah penelitian berdasarkan teori-teori
atau bahan-bahan bacaan yang relevan untuk dijadikan landasan teoritis bagi penulis
dalam merumuskan dan akhirnya menguji hipotesis. Setelah landasan teori yang
memadai tersusun, perlu juga disusun definisi konsep dan definisi operasional.
7) Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo (setengah) dan tesis (kebenaran). Dengan demikian
hipotesis diartikan sebagai kebenaran atau dugaan sementara yang merupakan
kemungkinan jawaban atas masalah penelitian.

8) Metode penelitian
a) Jenis penelitian
Merupakan bentuk penelitian yang ingin dilaksanakan oleh peneliti. Apakah
penelitian dasar, terapan, histori, survey, eksperimen, eksploratif, deskriptif,
eksplanasi, kuantitatif, kualitatif, laboratorium, lapangan, maupun perpustakaan.
b) Subjek dan obyek penelitian
Sumber data/ subyek penelitian ditentukan berdasarkan rumusan masalah dan
hipotesis yang telah dibuat. Dapat diperoleh secara langsung dari masyarakat
maupun bahan kepustakaan, antara lain: responden, benda mati, benda hidup, dan
catatan. Bila cakupan subyek penelitian sangat luas maka perlu ditetapkan dulu
jumlah populasinya, kemudian dipilih sampel yang akan mewakili populasi tersebut.
1. Populasi
Hal yang menjadi sumber data yang memenuhi syarat tertentu dengan masalah
penelitian. Seluruh anggota populasi dapat dijadikan subyek penelitian jika
jumlah anggotanya sedikit.
2. Sampel
Bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk mewakili populasi
sebagai subyek penelitian.
Penarikan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan berbagai cara (tekhnik
pengambilan sampel):
 Sampel acak sederhana (random sampling), anggota populasi ditarik secara
acak (random), masing-masing unit dalam sampel memiliki peluang yang
sama untuk dipilih
Contoh: memilih secara asal siswa SMAN 2 Jakarta, dapat melalui arisan dll
 Sampel bertujuan (purposive sampling), merupakan cara pengambilan sampel
dengan tujuan tertentu. Peneliti mengambil sampel tersebut dengan tujuan agar
mendapat data yang luas dan paling akurat karena responden dianggap sebagai
orang yang paling memiliki data mengenai penelitian yang ia lakukan
Contoh: memilih sampel beberapa siswa yang diketahui paling gemar dan
sering bermain game online, beberapa guru yang mengetahui perkembangan
nilai siswa dan petugas penjaga warung internet yang biasa digunakan siswa
untuk tempat bermain game online, dll
 Insidental, mengambil sampel dengan cara mendadak, tanpa direncana, dan
tiba-tiba.
Contoh: melakukan penelitian mengenai anak jalanan dan mengambil sampel
anak jalanan yang tidak sengaja ditemui di jalan
 Kuota, mengambil sampel berdasar jumlah kuota yang diperlukan
 Area/wilayah, mengambil sampel di wilayah tertentu yang sudah ditentukan
 Sampel bertingkat/berstrata (stratified), membagi populasi atas kelas-kelas
atau tingkat, misal strata umur, pendidikan dan ekonomi. Anggota-anggota
setiap sampel diambil dari setiap kelas tersebut sehingga setiap kelas terwakili
dalam sampel.
Contoh: mengambil sampel beberapa siswa kelas X, eberapa siswa kelas XI
dan beberapa siswa kelas XII
 Cluster, mengambil sebagaian dari sekelompok populasi yang telah
ditentukan.
Contoh: seorang peneliti memilih sampel penelitian dengan membuat daftar
nama seluruh anggota organisasi pecinta alam, kemudian mengambil 20 dari
200 nama anggota untuk dijadikan responden.
c) Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian sosial teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
kuesioner, atau angket, wawancara, observasi, dan studi literature. Teknik yang
digunakan tergantung pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan
sampel yang digunakan.
d) Teknik analisis data
Teknik analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dari
lapangan. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis pendekatan
penelitian. Berdasar hal tersebut teknik analisis data dibagi menjadi dua macam
teknik yaitu kuantitatif dan kualitatif.

I. TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM PENELITIAN SOSIAL


 PENGERTIAN PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data merupakan kegiatan mencari data di lapangan yang akan
digunakan untuk menjawab permasalahan penelitian. Pada saat pengumpulan data,
peneliti harus tekun, sabar, dan tidak putus asa. Secara umum, data terbagi menjadi dua,
yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh secara
langsung di lapangan oleh peneliti, sedangkan data sekunder didapatkan secara tidak
langsung atau pihak kedua, baik berupa orang maupun catatan, seperti buku, laporan,
buletin, dan majalah yang sifatnya dokumentasi.
 PENGUMPULAN DATA PRIMER
Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung dari lapangan
penelitian atau sumbernya. Data ini bukan merupakan data yang diperoleh dari penelitian
sebelumnya. Pengumpulan data primer dapat menggunakan beberapa cara seperti survei,
wawancara, observasi, dan diskusi terfokus.
1. Survei
Survei merupakan metode pengumpulan data dan informasi dari subjek
penelitian dengan menggunakan instrumen berupa angket atau kuisioner.Angket
merupakan instrumen yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data dengan
menyebar sejumlah daftar pertanyaan pada responden untuk dijawab kemudian
dikembalikan pada peneliti.Dari jawaban responden tersebut, peneliti memperoleh
data yang diperlukan untuk menjawab masalah yang sedang diteliti.
Berikut langkah-langkah penyusunan angket.
a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai
b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran
c. Menyebarkan setiap variabel menjadi subvariabel yang lebih spesifik dan
tunggal (jawaban variabel)
d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus menentukan teknik
analisis.
Beberapa peneliti memilih menggunakan angket sebagai instrument
pengumpulan data, hal ini karena angket memiliki kelebihan yaitu.
a. Tidak memerlukan kehadiran peneliti
b. Dapat menjangkau responden dalam jumlah banyak
c. Isi pertanyaan seragam untuk semua responden
d. Dapat dibuat anonim (tanpa menyebutkan identitas responden) sehingga
responden bebas menjawab
e. Dapat dijawab menurut kesempatan yang dimiliki responden
Pertanyaan angket dapat dibedakan menjadi angket tertutup, terbuka,
semiterbuka, dan kombinasi terbuka dan tertutup.Dalam angket dengan pertanyaan
tertutup, jawaban sudah disediakan. Responden tinggal memilih jawaban, seperti Ya
atau Tidak. Dapat pula berupa sejumlah alternatif jawaban (pilihan ganda). Contoh
angket tertutup :
1) Setujukah Anda dengan pemberlakuan kurikulum baru ?
a. Ya
b. Tidak
2) Bagaimana relasi antara guru dan murid di sekolahmu ?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Buruk
d. Sangat buruk
Kelebihan angket tertutup yaitu mudah diisi oleh responden, tidak memakan
waktu lama untuk mengisi, responden dapat dengan bebas dan jujur menjawab
pertanyaan yang diajukan, dapat dijawab pada waktu senggang, mudah diolah.
Kelemahan angket tertutup yaitu responden tidak dapat memberikan alternatif
jawaban serta jawaban yang dipilih terkadang tidak sepenuhnya sesuai dengan
pendapat responden.
Angket terbuka memberi kebebasan pada responden untuk menjawab
pertanyaan dengan kalimat sendiri.Contohnya, bagaimanakah pendapat Anda tentang
pemberlakuan kurikulum baru?Dalam pertanyaan semacam ini, responden memiliki
jawaban sendiri sehingga aka nada keragaman jawaban yang diberikan.Kelebihan
angket terbuka adalah responden diberikan kebebasan untuk menjawab sesuai
pendapatnya, variasi jawaban memperluas wawasan dan pandangan
peneliti.Kelemahan angket terbuka adalah, kemungkinan angket tidak dikembalikan
lebih besar karena responden malas menjawab, sulit diolah karena memiliki jawaban
beragam, memakan waktu lama untuk mengisi angket.
Pada angket pertanyaan semiterbuka, responden menjawab pertanyaan dengan
jawaban yang telah tersedia.Namun responden masih diberikan kebebasan untuk
member jawaban alternatif apabila jawaban tidak tersedia.Contoh : Kegiatan apa yang
biasa Anda lakukan ketika jam pelajaran kosong ?
a. Belajar mandiri
b. Mengobrol dengan teman
c. Tidur di kelas
d.(lainnya)
Angket dengan kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka, responden
menjawab pertanyaan dengan jawaban yang telah tersedia kemudian disusul dengan
pertanyaan terbuka. Contoh: Setujukah Anda dengan pemberlakuan kurikulum baru ?
a. Setuju (berikan alasannya)
………………………………………………………………………………
b. Tidak setuju (berikan alasannya)
………………………………………………………………………………
Angket atau kuisioner dipandang dari bentuknya terbagi menjadi :
a. Kuesioner isian
b. Kuesioner pilihan ganda
c. Check-list, responden tinggal membubuhkan tanda √ pada kolom yang disediakan
d. Rating scale, sebuah pernyataan yang diikuti kolom-kolom yang menunjukkan
tingkatan-tingkatan, misalnya mulai dari sangat setuju sampai pada sangat tidak
setuju. Contoh:
No. Pertanyaan SangatSetujuTidakSangat tidak
setujusetujusetuju

1. Sayasenang bermaingame
online

Pulang sekolah saya akan langsung menuju tempat game online


Saya akan menghabiskan waktu senggang untuk bermain game online
Game online membuat saya
merasa lelah

2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dalam bentuk komunikasi
langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk
tanya jawab dan bertatap muka antara peneliti dan responden. Peranan pewawancara,
yaitu bertanya dan mencatat hasil wawancara. Sebelum melakukan wawancara peneiti
harus menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan pada responden. Selain itu
pewawancara harus menggunakan sejumlah alat bantu seperti alat tulis, perekam
suara, dan daftar pertanyaan yang akan digunakan. Wawancara terbagi menjadi.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara telah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan
terperinci. Sehingga saat wawancara, peneliti bertanya sesuai dengan daftar
pertanyaan tersebut.
Contoh:
1. Siapa nama anda …
2. Dimana anda sekolah …
3. Anda duduk di kelas berapa …
4. Apa hobi anda … dst …
5. Apakah anda mengetahui apa itu game online …
6. Apakah anda suka bermain game online …
7. Bagaimana pandangan anda mengenai siswa yang bermain game
online … dst

b. Wawancara Tidak Terstruktur


Pada wawancara tidak terstruktur, peneliti hanya membuat pedoman
tentang apa yang akan ditanyakan secara garis besar. Dalam jenis wawancara
ini, kreativitas peneliti sangat diperlukan agar dapat menggali data yang
diperlukan sedalam-dalamnya.
Contoh :
Bagaiamanakah penilaian Anda tentang fasilitas belajar di sekolah
Anda ?
Apakah pengaruhnya terhadap kegiatan belajar Anda ?
Sikap yang harus dimiliki pewawancara saat melakukan wawancara dengan
responden agar suasana santai dan bersahabat, sehingga responden bersedia menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Netral, pewawancara tidak berkomentar jika
ada ketidaksetujuan terhadap jawaban yang diutarakan. Ramah, menciptaka suasana
yang menarik minat responden. Adil, memperlakukan semua responden dengan sama.
Hindari ketegangan, pewawancara harus bersikap santai sehingga responden menjadi
nyaman.
3. Observasi
Metode observasi peneliti mengamati secara langsung perilaku para subyek
penelitiannya.Melalui pengamatan dalam waktu yang relatif lama, seorang peneliti
memperoleh banyak kesempatan untuk mengumpulkan data yang bersifat mendalam
dan rinci.Selain itu peneliti dapat mengamati perilaku yang wajar, asli, tidak dibuat-
buat yang mungkin kurang nampak bila menggunakan metode survei. Proses
pengumpulan data melalui proses pengamatan langsung di lapangan. Berdasarkan
keberadaan peneliti di lapangan dapat dibedakan menjadi :
a. Pengamatan Terlibat (Observasi Partisipasi)
Observasi yang dilakukan pengamat dengan cara melibatkan diri di
dalam lingkungan objek pengamatan. Peneliti ikut langsung kegiatan yang
dilakukan subyek penelitian, memakai baju yang sama dan mengikuti seluruh
kegiatan yang dilakukan subyek. Contoh: peneliti ikut serta memakai seragam
sekolah seperti siswa SMA, menghabiskan waktu dengan bermain game
online bersama siswa SMAN 2 Jakarta, sehingga merasakan langsung
pengaruh atau dampak game online tersebut. Namun subyek penelitian tidak
mengetahui sedang diteliti oleh pengamat.
b. Pengamatan Tak Terlibat (Observasi Non Partisipasi)
Peneliti tidak melibatkan diri secara langsung kedalam objek
pengamatan, namun hanya sekedar mengamati perilaku obyek, tetapi tetap
dapat memperoleh gambaran mengenai objek yang diteliti. Contoh: peneliti
mengamati siswa SMAN 2 Jakarta yang sedang bermain game online sepulang
sekolah.

 PENGUMPULAN DATA SEKUNDER


Data sekunder didapatkan secara tidak langsung atau pihak kedua, baik berupa
orang maupun catatan, seperti buku, laporan, buletin, dan majalah yang sifatnya
dokumentasi. Data sekunder digunakan sebagai pendukung data primer.
1. STUDI KEPUSTAKAAN
Studi kepustakaan merupakan kegiatan pengumpulan data dan informasi yang
memuat berbagai ragam kajian teori yang sangat dibutuhkan peneliti. Studi kepustakaan
dapat dilakukan dari berbagai sumber seperti buku, koran, majalah, naskah, catatan
sejarah, arsip, laporan penelitian terdahulu. Dapat dilakukan pada saat sebelum atau
sesudah pemilihan masalah penelitian. Bila dilakukan sebelum pemilihan masalah
penelitian maka studi kepustakaan berguna untuk mendapatkan ide-ide terbaru untuk
diangkat menjadi bahan atau masalah penelitian. Jika silakukan setelah pemilihan
masalah penelitian dapat digunakan sebagai sumber untuk mencari data sekunder yang
mendukung penelitian.
Pengolahan Data Kualitatif
Pengolahan data kualitatif adalah pengolahan data berupa kalimat. Langkah-
langkah (Menurut Miles and Huberman)
1. Reduksi Data
Yaitu kegiatan menyeleksi dan merangkum data yang terkumpul
berdasarkan fokus kategori atau pokok permasalahan yang telah ditetapkan
sebelumnya sehingga data menjadi tersusun dan teroganisir sesuai kebutuhan.
Matrik kronologis adalah suatu format penyusunan data sesuai dengan
urutan kejadian
Fungsi matrik ;
 Memilah data yang telah direduksi
 Memudahkan dalam menkonstruksikan datadan dapat menginterpretasikannya
 Memudahkan mengetahui cakupan data, apakah data terkumpul kurang/
belum lengkap
2. Menarik kesimpulan
Melalui pemahaman terhadap reduksi data dan display data ditarik
kesimpulan sebagai jawaban dari permasalahan yang diajukan.
Hal yang harus dikuasai dalam pengolahan kualitatif
1. Merinci fokus masalah yang benar untuk ditelaah
2. Mencatat, mencari dan mengorganisasikan data untuk masing-masing fokus/
pokok permasalahan
3. Melukiskan dan menuturkan hal-hal yang dipahami tentang masalah ke dalam
uraian kalimat yang deskriptif dan interpetatif.
Pengolahan dan Analisis Data Kuantitatif
1. Pengolahan Data
a. Editing, yaitu memeriksa kembali data yang telah dikumpulkan dari lapangan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam proses editing ialah :
1) Keterbacaan tulisan
2) Kelengkapan dalam pengisian
3) Kejelasan makna jawaban
4) Relevansi jawaban
5) Kesesuaian jawaban satu sama lain
6) Keseragaman satuan data
Bila terjadi kesalahan atau ketidakjelasan data, maka editor tidak
dibenarkan memperbaiki/ menambah/ merubah data tersebut melainkan harus
mengembalikan angket pada responden.
b. Coding, yaitu usaha mengelompokkan jawaban responden menurut
macamnya. Contoh dari coding dapat dilihat pada tabel berikut ini

Data Pengguna Media Sosial berbasis Pengiriman Pesan


Kelas X. A
Media
BBM E-mail Line Whatsapp Lainnya
Sosial
Kode 1 2 3 4 5
Jumlah
c. Tabulasi, yaitu kegitan memasukkan data yang diperoleh dari lapangan ke
dalam bentuk tabel. Kegiatan ini bertujuan agar data tampak lebih sederhana,
ringkas dan mudah dipahami. Contoh dari penggunaan tabulasi dapat dilihat
pada tabel berikut ini
Data Pengguna Media Sosial berbasis Pengiriman Pesan
Kelas X. A
Media
BBM E-mail Line Whatsapp Lainnya
Sosial
Kode 1 2 3 4 5
Jumla
h

2. Analisis Data
Teknik analisis data kuantitatif adalah menggunakan perhitungan secara
statistik. Adapun perhitungan statistik sederhana yang dapat dilakukan yaitu :
a. Mean
Mean disebut juga dengan rata-rata. Mean merupakan bilangan yang
berasal dari jumlah keseluruhan nilai bilangan dibagi dengan banyaknya
unit/bilangan (total frekuensi). Rumus yang digunakan ialah :

X1 + X2 +X3 + ... + Xn
n
Dimana :
X1...Xn : Data ke 1 hingga data terakhir
n : Jumlah data
b. Median
Median adalah nilai titik tengah yang membagi dua bagian sama besar.
Cara menentukan median ialah sebagai berikut :
1) Untuk data tunggal dan f = 1 dan jumlah data ganjil, maka mediannya
adalah nilai yang terletak ditengah urutan tersebut
2) Untuk data tunggal dan f = 1 dan jumlah data genap, maka mediannya
adalah jumlah 2 nilai yang terletak ditengah urutan dibagi 2
Rumus yang digunakan untuk data ganjil ialah :

Xn+1
2
Dimana :
X : Lokasi data
n : Jumlah data
c. Modus
Modus merupakan nilai yang memiliki frekuensi muncul paling
tinggi.Modus dapat dicari dengan melihat data mana yang memiliki tingkat
kemunculan paling banyak.
Selain teknik analisis di atas, jenis statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti mengkomunikasikan informasi tentang data numerik ialah
statistik deskriptif.Data yang terkumpul dari hasil penelitian kemudian dianalisis
melalui teknik persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F x 100%
n

Di mana :
P : Besaran persentase
F : Frekuensi jawaban
n : Jumlah total responden
100% : Bilangan konstan
3. Penyajian Data
Penyajian data berfungsi agar data lebih mudah dimengerti.Salah satu
bentuk penyajian data ialah dalam bentuk grafik.

J. PENULISAN LAPORAN PENELITIAN


Laporan penelitian adalah berupa naskah tentang hasil kegiatan penelitian. Laporan
penelitian merupakan tahap akhir dari seluruh kegiatan penelitian.
Syarat penulisan laporan penelitian
1. Penulis harus tahu kepada siapa laporan diajukan
2. Penulis harus menyadari bahwa pembaca tidak terlibat dalam kegiatan penelitian
3. Penulis harus menyadari latar belakang pendidikan, pengetahuan dan pengalaman
pembaca tidak sama
4. Penulis harus menyadari laporan hendaklah dibuat jelas dan sesuai dengan data
Langkah-langkah Penyusunan Laporan Penelitian
1. Menyusun garis besar laporan
2. Menyusun hasil penelitian
3. Merumuskan kesimpulan dan saran

Garis besar laporan sering juga disebut dengan istilah: Format laporan, Sistematika
laporan, outline laporan kerangka dasar laporan dsb. Model dari formatnya juga bermacam-
macam sesuai dengan pertimbangan urutan materi, penekanan materi yang dilaporkan dan
pandangan perlu/ tidaknya suatu bagian dilaporkan.
Dalam menyusun garis besar laporan dapat juga disesuaikan dengan sisat laporan antara
lain:
1. Laporan teknis
a. Bersifat akademis seperti: skripsi, Tesis dan disertasi
b. Bersifat non akademis seperti: lapioran permintaan sponsor
2. Laporan Populer yaitu laporan yang akan didiskusikan dihadapan orang-orang terrtentu
seperti: makalah dan karya ilmiah.
Garis besar laporan secara umum terbagi dalam tiga bagian yakni:
1. Bagian Pembukaan/ bagian awal/ bagian pendahuluan
Terdiri dari :
a. Judul penelitian yaitu cerminan dari topik penelitian yang dirumuskan dalam kalimat
singkat yang disusun sedemikian rupa.
b. Kata Pengantar yaitu keterangan penulis tentang sasaran penelitian yang dipilih dan
ucapan terima kasih
c. Daftar Isi yaitu bagian dari laporan yang menggambarkan bagian keseluruhan dari isi
laporan
d. Daftar tabel yaitu memuat keterangan tentang nomor dan judul tabel yang ada dalam
laporan
e. Daftar gambar yaitu memuat tentang keterangan tentang gambar yang ada dalam isi
laporan
2. Bagian Isi/ inti dari laporan/ Gambaran laporan
Terdiri dari;
a. Bab Pendahuluan yaitu memuat tentang gambaran latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, hipotesis, asumsi, batasan konsep dan hambatan-
hambatan selama penelitian
b. Bab Tinjauan kepustakaan yaitu gambaran tentang teori-teori, konsep, adat dan
penemuan penemuan yang berhubungan dengan masalah
c. Bab Metodologi Penelitian yaitu Menerangkan tentang objek, subjek, dan ruang
lingkup penelitian termasuk teknik sampling, pengumpulan data, metode pengolahan
dan analisis
d. Bab Pembahasan Hasil penelitian yaitu memuat tentang pembahasan-pembahasan
hasil topik penelitian
e. Bab kesimpulan dan saran
Kesimpulan yaitu pokok utama dari hasil penelitian dan data yang diperoleh dari
lapangan
Saran yaitu ajakan-ajakan atau usulan untuk penelitian yang disesuaikan dengan
kesimpulan
3. Bagian Penutup
Terdiri dari:
a. Daftar Pustaka yaitu Berisikan tentang keterangan semua burku yang digunakan
sebagai penunjang dalam penulisan dan pelaksanaan penelitian
b. Lampiran yaitu memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca seperti dokumen-
dokumen penting berupa foto-foto atum naskah tertentu
c. Indeks yaitu berisikan daftar kata-kata, istilah yang ada dalam laporan.

K. PRESENTASI LAPORAN PENELITIAN SOSIAL


 Jenis presentasi laporan penelitian
Presentasi adalah penyajian atau penyampaian karya tulis atau karya ilmiah seseorang
di depan forum undangan/peserta atau suatu kegiatan berbicara di depan
masyarakat/khalayak ramai (audiens), dalam rangka mengajukan suatu ide atau
gagasan untuk mendapatkan pemahaman atau kesepakatan bersama.adapun jenis-jenis
presentasi adalah :
1. Diskusi Panel ; merupakan diskusi yang dilakukan oleh sekelompok orang guna
membahas suatu topik yang menjadi perhatian umum dengan menghadirkan beberapa
ahli dalam bidang yang dijadikan topik diskusi
2. Simposium ; merupakan jenis diskusi yang diikuti lebih banyak orang dalam bentuk
pertemuan ilmiah dan menghadirkan beberapa pembicara dengan tujuan yang berbeda-
beda.
3. Seminar ; merupakan pertemuan ilmiah yang dilakukan oleh sekelompok orang atau
berupa persidangan membahas suatu masalah, dibawah seorang pemimpin seminar (
Moderator)
4. Diskusi Kelas ; seminar kecil yang dilakukan oleh siswa-siswa dalam kelasnya masing-
masing.
Presentasi kemudian dapat dilakukan dalam bentuk :
Oral : Presentasi yang dilakukan dengan cara berbicara langsung kepada
audience Visual: Presentasi yang menggunakan tampilan, contoh Ms.Power
Point.
Teksual: Presentasi yang menggunakan teks atau selebaran.
Faktor utama yang menjadikan sseorang mampu presentasi dengan benar adalah dengan
ketrampilan dengan baik, yaitu melalui pelatihan dan praktek, kemudian kemampuan dalam
presentasi yang menjadikan sseorang mampu dipengaruhi.

 Tujuan Presentasi
Adapun tujuan dari presentasi adalah :
1. Menginformasi
Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada orang lain. Presentasi
semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas sehingga
pendengar dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah persepsi terhadap
informasi yang diberikan tersebut.
2. Meyakinkan
Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis (masuk akal)
dan sistematis sehingga menyakinkan pendengar atas suatu topik tertentu. Kontradiksi
dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis dapat mengurangi
keyakinan orang atas presentasi yang sampaikan.
3. Membujuk
Presentasi secara logis dapat membuat pendengar mau untuk melakukan suatu aksi atau
tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan (ajakan), atau rayuan yang disertai dengan
bukti-bukti sehingga pendengar merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu
tindakan.
4. Menginspirasi
Presentasi bertujuan untuk membangkitkan inspirasi dan memberikan motivasi kepada
pendengar atau audiens.
5. Menghibur
Presentasi bertujuan untuk memberi kesenangan kepada orang atau pendengar melalui
informasi yang disampaikan dalam presentasi.
 Teknik Presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas dengan
lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan hasil penelitian.
Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung kelancaraan presentasi dan
menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya dukungan dari audiens dapat
mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh,
hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang digunakan.
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan menyampaikan
presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri
a. Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam presentasi. Suatu
kebolehan atau skill bisa didapatkan jika sering berlatih.
b. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan seseorang
dapat meningkatkan rasa percaya diri.
2. Persiapkan Materi dan Bahan
a. Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
b. Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
c. Siapkan contoh pendukung
d. Susun materi dengan terstruktur
3. Cara Penyampaian
a. Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
b. Intonasi dan bahasa tubuh
c. Interaksi
d. Bahasa yang mudah
e. Selipkan selingan atau humor
Beberapa hal penting lainnya yang perlu mendapat perhatian dalam presentasi antara lain
adalah ;

a. Kuasai Lingkungan. Penguasaan lingkungan diperlukan untuk menghindari


tambahan tekanan mental ketika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

b. Perhatikan audience. Tataplah audience secara merata dan bergantian, sehingga


mengesankan bahwa anda sangat memperhatikan mereka. Jangan palingkan
pandangan anda pada langit-langit atau lantai sehingga mengesankan anda tidak
percaya diri.

c. Bicara lugas. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas, yang mengesankan anda
tidak sombong (jangan memakai bahasa luar angkasa walaupun sebagian audience
mengerti maksudnya).

d. Jelaskan media. Media presentasi hanya sebagai guiden (tuntunan) untuk menjaga
alur presentasi. Hindari membaca media presentasi kata-perkata (apalagi titik koma
di baca sekalian), Kalau perlu hapalkan penjelasan tiap pointer pada powerpoint
untuk mengesankan bahwa anda benar-benar menguasai yang anda tulis pada slide
presentasi.
Sumber :
1. Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2006. Sosiologi SMA/MA kelas X. Jakarta: ESIS
2. Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga
3. Murdiyatmoko, Janu, dkk. 2017. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Ilmu Ilmu Sosial. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
4. Bahan Ajar Peserta PPG Prajabatan Pendidikan Sosiologi UPI Bandung (2017)
5. www.kompasiana.com. Diakses tanggal 19 Juli 2020 pukul 17.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai