4. Ciri-ciri Sosiologi
Empiris, karena didasarkan pada pengamatan terhadap kenyataan-kenyataan sosial
dan hasilnya tidak bersifat spekulatif
Teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-
hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
Kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang
sudah ada sebelumnya.
Nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta, tetapi lebih
penting menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya.
5. Hakikat Sosiologi
Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial, bukan ilmu pengetahuan alam ataupun ilmu
kerohanian.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris,artinya sosiologi membatasi
diri dengan apa yang terjadi dan bukan pada apa yang seharusnya terjadi.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni, bukan ilmu terapan
Sosiologi merupakan ilmu penetahuan yang absrak, artinya yang diperhatikan adalah
pola dan peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.
Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum.
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional, terkait dengan metode yang
digunakannya.
Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum, bukan ilmu pengetahuan yang khusus.
Artinya sosiologi mengamati dan dan mempelajari gejala-gejala umum yang ada pada
setiap interaksi dalam masyarakat secara empiris.
8. Fungsi sosiologi
1. Untuk pembangunan
Sosiologi berfungsi untuk memberikan data social yang diperlukan pada tahap
perencnaan, pelaksanaan maupun penilaian pembangunan.
2. Untuk penelitian, dengan penelitian akan diperoleh sustu rencana penyelesaian masalah
sosial yang baik.
Individu :
Asal kata : bahasa latin yakni individium artinya tidak terbagi.
Individu adalah manusia yang memiliki keunikan dan kepribadian yang
berbeda dengan manusia lainnya.
Kelompok
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki perbedaan masing-
masing.
Keluarga
Asal kata : bahasa sansekerta yakni kula dan warga (kulawarga) artinya
anggota kelompok kerabat.
Keluarga adalah lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki
hubungan darah, bersatu.
Tipe keluarga :
Keluarga inti (nuclear family) terdiri atas ayah, ibu dan anak-anak
mereka.
Keluarga luas (extended family) terdiri atas orang diluar ayah, ibu dan
anak-anak contoh paman, bibi, tante.
Masyarakat
Asal kata : dari bahasa Inggris yakni society. Kata society berasal dari bahasa
latin sociates yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Sociates
diturunkan dari kata socius yang berarti kawan.
Asal kata : dari bahasa Arab yakni musyarak artinya ikut serta, berpartisipasi
atau saling bergaul.
Mneurut Soerjono Soekanto, masyarakat adalah orang yang hidup bersama
dan menghasilkan kebudayaan.
Tipe masyakarat : Masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
Hubungan individu dengan keluarga : individu memiliki hak dan kewajibannya yang
melekat pada dirinya dalam keluarga.
Hubungan individu dengan kelompok : individu dalam kelompok lebih dahulu
memilih kepentingan kelompok daripada kepentingan individu.
Hubungan individu dengan masyarakat : individu lebih dahulu mengutamakan
kepentingan masyarakat daripada kepentingan individu.
Hubungan sosial adalah hubungan satu individu dengan individu lain dalam
masyarakat.
Hubungan sosial (KBBI) adalah hubungan seseorang dengan orang lain dalam
pergaulan hidup di tengah-tengah masyarakat.Secara umum, hubungan sosial adalah
hubungan timbal balik antarindividu dan saling memengaruhi satu sama lain atas
dasar kesadaran saling tolong menolong.
Tindakan sosial adalah tindakan individu yang memiliki makna bagi dirinya dan
diarahkan kepada orang lain (Max Weber)
Jika ada manusia yang sedang melakukan tindakan seperti sedang menendang pohon,
hal itu bukanlah tindakan sosial karena tindakan individu diarahkan pada benda mati,
sehingga dari benda tersebut tidak akan menimbulkan reaksi sosial terhadap dirinya.
Akan tetapi tindakan terhadap benda mati dapat disebut sebagai tindakan sosial
apabila tindakannya tersebut menimbulkan reaksi dari orang lain.
Tindakann sosial yang dimulai dari tindakan individu-individu memiliki keunikan
atau ciri tersendiri. Namun sebagai makhluk sosial, tindakan manusia seunik apapun
tidak terlepas dari pengaruh lingkungan sosialnya. Tindakan apapun yang semua
orang lakukan bisa jadi mempengaruhi atau dipengaruhi orang-orang disekitarnya.
4. TIPE TINDAKAN SOSIAL
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik berupa aksi saling memengaruhi antar
individu, antara individu dengan kelompok, dan antar kelompok.Dalam hubungan
tersebut, individu atau kelompok bekerjasama atau berkonflik melakukan interaksi
maupun formal maupun informal, baik langsung maupun tidak langsung. Beberapa
contoh interaksi sosial adalah kerjasama antar anggota tim sepakbola dalam sebuah
pertandingan (hubungan kerjasama), debat para calon presiden (konflik), diskusi antara
kepala bagian dan bawahan disebuah kantor (hubungan formal), dan tawar menawar antar
pembeli dan penjual di pasar (hubungan informal).
a. Kontak Sosial
Kontak sosial berasal dari bahasa Latin, yaitu con atau cum yang memiliki arti
bersama-sama dan tango berarti menyentuh. Dengan demikian secara harfiah kontak
sosial memiliki arti bersama-sama menyentuh.Kontak sosial adalah hubungan antara
satu pihak dengan pihak lain yang merupakan awal terjadinya interaksi sosial dan
masing-masing pihak salingg bereaksi meski tidak harus bersentuhan secara fisik.
Kontak sosial dapat terbentuk melalui kontak fisik atau secara langsung dan kontak
sosial tidak langsung.Adapun contoh kontak fisik atau secara langsung yaitu, saling
menyapa, atau saling tersenyum. Sedangkan kontak sosial tidak langsung merupakan
kontak sosial yang terbentuk melalui alat atau perantara seperti surat dan telepon.
Contohnya seperti facebook, twitter, line, dan instagram.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kontak sosial terbentuk
karena terdapat umpan balik diantara pihak yang terlibat. Perilaku seorang yang
sedang duduk menunggu bis di halte tidak dapat dikatakan sebagai hubungan sosial
karena tidak terdapat tindakan (aksi) dan umpan balik (reaksi) dengan orang lain.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan (ide,
gagasan) dari satu pihak ke pihak lain agar terjadi upaya saling memengaruhi antara
keduanya. Komunikasi dapat dilakukan dengan bahasa atau kata-kata yang dapat
dimengerti kedua pihak (komunikasi verbal).Komunikasi juga dapat dilakukna
dengan gerak-gerik badan atau kode tertentu (komunikasi non verbal).Contohnya :
tersenyum, mengggelengkan kepala, mengangkat bahu, atau membunyikan
kentongan.
Agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik, sedikitnya dibutuhkan
komponen sebagai berikut :
1) Pengirim atau komunikator (sender) adalah pihak yang mengirimkan pesan
kepada pihak lain;
2) Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain;
3) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak
kepada pihak lain;
4) Umpan balik (feedback) adalah tanggapan dari penerima pesan atau isi pesan yang
disampaikan;
5) Media adalah alat untuk menyampaikan pesan yang dapat berupa tulisan, lisan,
gambar, atau film.
Dalam proses komunikasi, pesan harus disampaikan lewat bahasa atau simbol
yang dimengerti oleh kedua pihak. Komunikasi baru berjalan efektif bila pesan
yang disampaikan pihak pengirim ditafsirkan sama oleh pihak penerima. Jika
tidak sama, dapat terjadi salah paham.
7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI (MENDORONG) INTERAKSI SOSIAL
1. Imitasi
Imitasi adalah tindakan meniru orang lain. Imitasi dapat dilakukan dalam bermacam-
macam bentuk, misalnya gaya bicara, tingkah laku, adat dan kebiasaan, pola pikir, serta
apa saja yang dimiliki atau dilakukan oleh seseorang. Contohnya yaitu, seorang anak
yang meniru gaya bicara artis syahrini.
2. Sugesti
Sugesti berlangsung ketika seseorang memberi pandangan atau pernyataan sikap yang
dianutnya dan diterima oleh orang lain. Sugesti biasanya muncul ketika si penerima
sugesti tidak dapat berpikir rasional. Ia akan langsung menerima segala anjuran atau
nasihat yang diberikan dan meyakini kebenarannya. Contohnya, pada kasus iklan
kosmetik, sebenarnya kita meragukan iklan tersebut, namun karena kita terus menerus
melihat dan mendengar iklan tersebut setiap hari tanpa dapat bertanya tentang
kebenarannya kitapun akhirnya membeli kosmetik tersebut.
3. Identifikasi
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan seseorang atau menjadi sama
dengan pihak lain ( meniru secara keselurahan). Identifikasi bersifat lebih mendalam
daripada imitasi karena dapat membentuk kepribadian seseorang. Contohnya, seseorang
yang menginginkan dirinya seperti barbie sehingga ia melakukan operasi plastik pada
seluruh bagian tubuhnya kemudian dia berbusana layaknya Barbie.
4. Simpati
Simpati merupakan kondisi ketertarikan seseorang kepada orang lain. Ketika
bersimpati, seseorang menempatkan dirinya dalam keadaan orang lain dan merasakan apa
yang dialami, dipikirkan, atau dirasakan orang lain. Contohnya, ketika ada tetangga yang
tertimpa musibah kita ikut merasakan kesedihannya dan berusaha membantunya
5. Empati
Empati merupakan simpati mendalam yang dapat memengaruhi kondisi fisik dan jiwa
seseorang. Contohnya, seorang ibu yang ikut merasakan penderitaan anaknya yang
mengidap kanker darah. Ibu tersebut sangat sedih sehingga iapun jatuh sakit.
6. Motivasi
Motivasi merupakan dorongan dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu, Motivasi dapat muncul dari diri sendiri ataupun orang lain. Contohnya, Pak Doni
bekerja keras agar dapat membeli rumah untuk keluarganya.
Ciri-ciri interaksi sosial menurut charles P. Loomis (Ahli Sosiologi dari Amerika) adalah
sebagai berikut..
Menurut Gillin, interaksi sosial berlangsung dalam dua jenis proses sosial yaitu proses
asosiatif dan proses disosiatif.
1. Proses Asosiatif
Proses Asosiatif adalah mengarah pada persatuan atau integrasi sosial. Proses asosiatif
meliputi bentuk-bentuk antara lain :
a. Kerjasama
Kerjasama didefinisikan sebagai suatu usaha bersama antar individu atau kelompok
untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Charles H. Cooley kerjasma timbul apabila
seseorang menyadari dirinya mempunyai kepentingan atau tujuan yang sama dengan
orang lain. Selain itu, ia menyadari bahwa kepentingan tersebut bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain dan ia menyadari bahwa ia memiliki pengetahuan dan
pengendalian terhadap dirinya sendiri untuk memenuhi kepentingan tersebut.
Berdasarkan pelaksanaanya, kerjasama memiliki lima bentuk sebagai berikut :
1) Kerukunan atau gotong royong
2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang atau jasa
antara dua organisasi atau lebih. Dalam bargaining prinsip keadidlan sangat
ditekankan
3) Kooptasi, yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan dan
pelaksanaan politik organisasi sebagai satu-satunya cara menghindari konflik yang
dapat mengguncang organisasi
4) Koalisi, yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan
yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil karena kedua
organisasi memiliki struktur tersendiri.
5) Joint venture, yaitu kerjasama dalam pengusahaan proyek tertentu, misalnya
pertambangan minyak dan perhotelan.
b. Akomodasi
Akomodasi memiliki dua pengertian, yakni sebagai keadaan dan sebagai proses.
Akomodasi sebagai keadaan mengacu pada keseimbangan interaksi antar individu
atau antar kelompok berkaitan dengan nilai dan norma sosial yang berlaku.
Akomodasi sebagai proses mengacu pada usaha-usaha manusia untukmeredakan
pertentangan agar tercipta keseimbangan.
Akomodasi sebagai proses mempunyai beberapa bentuk, yaitu sebagai berikut :
1) Koersi, yaitu bentuk akomodasi yang prosesnya melalui paksaan secara fisik
maupun psikologis.
2) Kompromi, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaiaan.
3) Arbitrase, yaitu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang
berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri. Pertentangan diselesaikan oleh
pihak ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau bandan yang berkedudukan
lebih tinggi dari pihak-pihak yang bertentangan.
4) Mediasi hampir menyerupai arbritase. Dalam proses mediasi, pihak ketiga hanya
sebagai penasihat. Pihak ketiga tidak memiliki wewenang mengambil keputusan
untuk menyelesaikan masalah.
5) Konsiliasi, yaitu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak yang
bertikai untuk mencapai satu kesepakatan.
6) Toleransi, yaitu bentuk akomodasi yang terjadi tanpa persetujuan formal.
Terkadang, toleransi timbul secara tidak sadar dan spontan akibat reaksi alamiah
individu atau kelompok yang ingin menghindari perselisihan.
7) Stalemate, terjadi ketika pihak-pihak yang bertikai memiliki kekuatan yang
seimbang hingga akhirnya kedua pihak menghentikan pertikaian itu.
8) Ajudikasi, yaitu cara menyelesaikan masalah melalui pengadilan.
9) Segregasi, yaitu bentuk akomodasi ketika masing-masing pihak memisahkan diri
dan saling menghindar untuk mengurangi ketegangan.
10) Eliminasi, yaitu pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat dalam konflik
karena mengalah.
11) Subjugation atau domination, yaitu bentuk akomodasi ketika pihak yang kuat
meminta pihak yang lebih lemah menaatinya
12) Keputusan mayoritas, yaitu keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak
dalam voting
13) Minority consent, yaitu kemenangan kelompok mayoritas yang diterima dengan
senang hati oleh kelompok minoritas
14) Konversi, yaitu penyelesaian konflik ketika salah satu pihak bersedia mengalah
dan mau menerima pendirian pihak lain.
15) Gencatan senjata, yaitu penundaan permusuhan dalam jangka waktu tertentu.
c. Asimilasi
Asimilasi merupakan usaha untuk mengurangi perbedaan antara individu atau antar
kelompok guna mencapai satu kesepakatan berdasarkan kepentingan dan tujuan
bersama.
Faktor-faktor yang mempermudah proses asimilasi adalah sebagai berikut :
1) Sikap toleransi
2) Kesempatan yang seimbang dalam ekonomi
3) Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4) Sikap terbuka dari golongan penguasa dalam masyarakat
5) Persamaan unsur kebudayaan
6) Perkawinan campuran (amalgamasi)
7) Adanya musuh bersama dari luar
Faktor-faktor yang menghalangi proses asimilasi adalah sebagai berikut :
1) Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat.
2) Kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi
3) Adanya perasaan takut terhadap kekuatan kebudayaan yang dihadapi
4) Adanya perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu
lebih tinggi dari pada kebudayaan golongan atau kelompok yang lain
5) Adanya perbedaan warna kulit atau ciri-ciri fisik
6) Adanya in group feeling yang kuat
7) Adanya gangguan golongan mayoritas terhadap golongan minoritas
8) Adanya perbedaan kepentingan dan pertentangan-pertentangan pribadi.
d. Akulturasi
Akulturasi adalah berpadunya dua kebudayaan yang berbeda dan membentuk suatu
kebudayaan baru dengan tidak menghilangkan ciri kepribadian masing-masing.
Contoh akulturasi adalah candi borobudur yang merupakan perpaduan antara
kebudayaan india dan kebudayaan indonesia. demikian juga musik keroncong yang
merupakan perpaduan antara musik potugis dan musik indonesia.
2. Proses Disosiatif
Proses disosiatif disebut juga proses oposisi, cara melawan seseorang atau sekelompok
orang demi meraih tujuan tertentu. Proses disosiatif dibedakan kedalam tiga bentuk,
yaitu:
1. Persaingan
Persaingan adalah perjuangan berbagai pihak untuk mencapai tujuan tertentu.
Persaingan memiliki dua tipe, yaitu bersifat pribadi dan non pribadi. Tipe persaingan
bersifat pribadi disebut juga dengan rivalitas. Individu akan bersaing secara langsung.
Misalnya persaingan dalam memperebutkan kiursi DPR. Persaingan yang bersifat non
pribadi bukanlah persaingan individu melainkan kelompok. Contoh, persaingan partai
politik merebut simpati rakyat.
Salah satu ciri dari persaingan adalah perjuangan yang dilakukan secara damai dan
sportif, artinya persaingan selalu menjunjung tinggi batasan dan aturan. Oleh karena
itu, persaingan sangat baik untuk meningkatkan prestasi seseorang.
2. Kontravensi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan bentuk proses sosial yang berada antara
persaingan dan pertentangan. Kontravensi ditandai dengan ketidakpuasan seseorang,
perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian, dan keragu-raguan terhadap
kepribadian seseorang. Menurut Leopoled Vont Wiese dan Howard Becker,
kontravensi memiliki lima bentuk sebagai berikut :
1) Umum, misalnya penolakan, keengganan, perlawanan, protes, perbuatan menghalang-
halangi, penggunaan kekerasan, atau pengacauan rrencana pihak lain.
2) Sederhana, misalnya penyangkalan pernyataan, orang di muka umum, maki-makian
melalui surat atau selebaran, dan cercaan.
3) Intensif, misalnya penghasutan penyebaran desas sesus.
4) Rahasia, misalnya pembocoran rahasia lawan atau pengkhianatan.
5) Taktis, misalnya kejutan terhadap lawan, pembingungan pihak lawan, provokasi, atau
intimidasi.
3. Pertentangan
Pertentangan atau konflik adalah perjuangan individu atau kelompok sosial untuk
memenuhi tujuan dengan cara menantang pihak lawan. Biasanya konflik disertai
ancaman atau kekerasan. Konflik terjadi karena perbedaan pendapat, perasaan
individu, kebudayaan, kepentingan dan perubahan-perubahan sosial yang cepat
menimbulkan disorganisasi sosial. Perbedaan-perbedaan ini akan memuncak menjadi
pertentangan karena keinginan individu yang tidak dapat diakomodasi akibatnya tiap
individu atau kelompok berusaha menghancurkan dengan ancaman kekerasan.
Pertentangan mempunyai bentuk-bentuk khusus sebagai berikut :
1) Pertentangan pribadi
2) Pertentangan rasial
3) Pertentangan antar kelas
4) Pertentangan politik
5) Pertentangan internasional
Kita telah mempelajari bahwa dalam interaksi sosial terjadi kontak dan
komunikasi antara seorang individu dan individu lain, individu dan kelompok,
individu dan masyarakat, kelompok dan kelompok, atau kelompok dan masyarakat.
Dari kontak dan komunikasi ini dapat menghasilkan keteraturan sosial namun tidak
jarang juga menghasilkan konflik sosial. Keteraturan sosial dicapai bila dalam
interaksi sosial, setiap individu melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
peran yang dimilikinya. Setiap individu melaksanakan perannya sesuai nilai dan
norma yang dianut masyarakatnya. Dengan kata lain, masyarakat yang teratur hanya
dapat dicapai jika setiap individu melaksanakan kewajibannya kepada orang lain dan
menerima haknya dari orang lain. Sebaliknya, konflik sosial akan terjadi jika individu
tidak melaksanakan hak dan kewajibannya kepada orang lain. Singkatnya, ia tidak
berperilaku sesuai nilai dan norma masyarakat.
Berkembangnya keteraturan sosial tidak akan terjadi dengan sendirinya.
Keteraturan itu harus diusahakan oleh setiap warga. Keteraturan sosial merupakan
hubungan yang selaras dan serasi antara interaksi sosial, nilai sosial, dan norma sosial.
Artinya, hak dan kewajiban direalisasikan dengan nilai dan norma atau tata aturan
yang berlaku. Begitu pentingnya keteraturan dan ketertiban dalam masyarakat
sehingga beberapa daerah di Indonesia menciptakan slogan atau motto yang intinya
mengedepankan kehidupan yang tertib. Sebagai contoh, kota Jakarta memiliki motto
Jakarta Teguh Beriman, Yogyakarta memiliki motto Yogyakarta Berhati Nyaman.
Bagaimana dengan motto di daerah Anda dan apa artinya?
Namun demikian, keteraturan sosial tidaklah berarti kestatisan karena
masyarakat pada dasarnya tidaklah statis. Masyarakat membutuhkan perubahan agar
bisa maju. Untuk itu, diperlukan nilai, norma atau aturan yang dapat mengendalikan
perubahan tersebut. Dengan demikian, perubahan yang terjadi tidak akan mengarah
kepada kekacauan tetapi keteraturan baru atau kemajuan.
1. Tertib sosial (social order)yaitu kondisi kehidupan suatu masyarakat yang aman, dinamis,
dan teratur di mana setiap individu bertindak sesuai hak dan kewajibannya. Misalnya,
kehidupan suatu masyarakat desa bisa tenang, aman, dan tenteram karena semua
warganya bertindak sesuai dengan status dan peranannya.
2. Order yaitu sistem norma dan nilai sosial yang berkembang, diakui, dipatuhi oleh seluruh
anggota masyarakat. Contoh, adat istiadat yang dijadikan sebagai pedoman dalam
kehidupan warganya, peraturan-peraturan yang menjadi pedoman tertib sekolah, dan
peraturan yang ada dalam lingkungan RT atau RW. Order dapat dicapai apabila ada tertib
sosial di mana setiap individu melaksanakan hak dan kewajibannya.
3. Keajegan yaitu suatu kondisi keteraturan yang tetap dan tidak berubah sebagai hasil dari
hubungan antara tindakan, nilai, dan norma sosial yang berlangsung secara terus menerus.
Keajegan bisa terwujud jika setiap individu telah melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai sistem norma dan nilai sosial yang berkembang. Hal itu dilaksanakan dengan
konsisten sehingga terpelihara dalam tindakannya setiap hari.
4. Pola yaitu corak hubungan yang tetap atau ajeg dalam interaksi sosial yang dijadikan
model bagi semua anggota masyarakat atau kelompok. Pola dapat dicapai ketika keajegan
tetap terpelihara atau teruji dalam berbagai situasi. Sebagai contoh, dalam menyelesaikan
beberapa persoalan, masyarakat sebuah desa menggunakan cara bermusyawarah.
Ternyata cara ini dapat menyelesaikan persoalan-persoalan tersebut. Karena sudah teruji,
maka masyarakat desa tersebut memakai cara yang sama, yaitu musyawarah sebagai pola
untuk menyelesaikan setiap persoalan yang terjadi di desa tersebut.
Organisasi Sosial adalah suatu sistim sosial yang bersifat langgeng, memiliki identitas
kolektif yang tegas, memiliki daftar anggota yang terperinci, memiliki program
kegiatan dan prosedur keanggotaan yang jelas.
Contoh : OSIS SMA N 1 Buru, Partai PKS, Partai Demokrat
B. PERILAKU MENYIMPANG
1. Pengertian Perilaku Menyimpang
Perilaku individu terbagi dua yakni perilaku yang sesuai harapan masyarakat dan
menghasilkan penyesuaian diri dengan nilai dan norma yaitu konformitas. Dan perilaku yang
tidak sesuai dengan harapan dan norma yang berlaku dalam mayarakat yang disebut dengan
perilaku menyimpang (Deviant).
Perilaku menyimpang juga di definisikan sebagai perilaku yang di ekspresikan oleh
seseorang/beberapa orang anggota masyarakat yang secara sadar/tidak sadar, tidak
menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku.
Pengertian perilaku menyimpang menurut beberapa tokoh :
Robert MZ Lawang
Penyimpangan adalah tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial dan menumbulkan usaha pihak berwenang memperbaiki perilaku
menyimpang tersebut.
James W Van der Zenden
Penyimpangan perilaku merupakan tindakan yang oleh sejumlah orang dianggap
sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi.
Kartini Kartono
Penyimpangan merupakan tingkh laku yang menyimpang dari tendensi sentral atau
ciri-ciri karakteristik rata-rata rakyat kebanyakan.
C. KEMISKINAN
Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana seseorang/sekelompok orang tidak
sanggup memenuhi kebutuhan hidupnya terutama kebutuhan primer (pangan,
sandang, papan)
Jenis Kemiskinan
Kemiskinan natural
Kemiskinan tradisional
Kemiskinan struktural
Kemiskinan biologis
D. KEJAHATAN
Pengertian Kejahatan
Kejahatan menurut R. Soesilo dalam bukunya “KUHP serta Komentar Lengkap pasal
demi Pasal” membedakan kejahatan menjadi dua sudut pandang.
Yuridis : kejahatan adalah suatu perbuatan/tingkah laku yang bertentangan
dengan undang-undang.
Sosiologis : kejahatan adalah suatu perbuatan/tingkah laku yang merugikan
penderita dan masyarakat seperti hilangnya keseimbangan, ketentraman dan
ketertiban.
Tipe-tipe Kejahatan
Penyebab Kejahatan
Ada pertentangan/persaingan antar individu/kelompok
Perbedaan kepentingan
Adanya konsep diri yang salah
Kekecewaan pada seseorang/lembaga
Kurangnya iman dan taqwa kepada Tuhan
Pengaruh media televisi/internet
Pendidikan yang kurang
Cara mengatasi Kejahatan
Preventif : Mencegah sebelum terjadi suatu kejahatan seperti: menghindari
hal-hal yang mengundang suatu kejahatan misalnya: tidak memakai perhiasan
saat berada di pasar/mal.
Represif : Mengatasi setelah terjadi suatu kejahatan seperti: rehabilitasi,
menciptakan program menghukum pelaku kejahatan, pemberian modal usaha
untuk membuka usaha, memberikan skill/pelatihan tertentu.
E. DISORGANISASI KELUARGA
Pengertian disorganisasi keluarga
Adalah perpecahan keluarga karena anggota keluarga gagal menjalankan peran
sosialnya masing-masing.Misalnya: istilah broken home, anak ngelem, anak candu
narkoba.
Bentuk-bentuk disorganisasi keluarga
Menurut William J. Goode:
Disorganisasi keluarga yang disebabkan hubungan tanpa ikatan pernikahan
yang sah
Disorganisasi keluarga yang disebabkan dari putusnya hubungan pernikahan
(perceraian)
Disorganisasi keluarga yang disebabkan meninggalnya kepala keluarga
Disorganisasi keluarga yang disebabkan faktor internal keluarga seperti
anggota keluarga sakit jiwa atau berperilaku menyimpang
G. PEPERANGAN
Penyebab peperangan
Contoh peperangan
Perang Palestina vs Israel masalah wilayah
Macam peperanga
Perang fisik: menggunakan senjata atau kekuatan fisik yang bisa saling
melukai bahkan mematikan.
Perang nonfisik: menggunakan media teknologi seperti HP, Internet, TV,
Koran yang merusak pikiran sekelompok orang tanpa melukai pihak yang
diperangi.
H. MASALAH KEPENDUDUKAN
Penyebab masalah kependudukan
Dipengaruhi angka natalitas (kelahiran) lebih tinggi dari mortalitas (kematian)
Kurangnya kemampuan negara mengontrol Sumber Daya Manusia
(Penduduk) di negaranya.
Macam masalah kependudukan
Padatnya penduduk di perkotaan
Macet berkepanjangan
Daya tampung faskes yang tidak memadai
Perekonomian yang tidak memadai
Solusi masalah kependudukan
Program KB
Pemberian bantuan usaha
Program Prakerja
MATERI POKOK BAB IV
METODE PENELITIAN SOSIAL
Prosedur Penelitian
Suatu penelitian dilakukan dengan urutan tertentu, yaitu sebagai berikut:
1. Penelitian dihadapkan pada suatu kebutuhan atau masalah tertentu.
2. Merumuskan masalah sehingga batasan, kedudukan, dan alternative cara pemecahan
masalah tersebut menjadi jelas.
3. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak dalam mengadakan tindakan untuk
menentukan alternatif pemecahan masalah yang dipilih.
4. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis.
5. Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan kepada
hipotesis yang sudah dirumuskan.
6. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut
serta implikasinya di masa yang akan datang
Tahapan Penelitian
Secara garis besar langkah-langkah penelitian dibagi dalam tiga langkah, yaitu
pembuatan rancangan penelitian, pelaksanaan penelitian, dan penyusunan laporan
penelitian.
1. Penyusunan rancangan penelitian
Rancangan penelitian merupakan pokok-pokok perencanaan dari sebuah
penelitian yang tertuang dalam suatu kesatuan naskah. Naskah rancangan penelitian
dibuat secara ringkas, jelas, dan utuh. Rancangan penelitian terdiri dari langkah-
langkah berikut.
a. Menentukan masalah yang akan diteliti
b. Studi pendahuluan
c. Merumuskan masalah
d. Merumuskan anggapan dasar
e. Memilih pendekatan
f. Menentukan jenis dan sumber data
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian terdiri dari langkah-langkah berikut.
a. Menentukan dan menyusun instrumen
b. Mengumpulkan data
c. Analisis data
d. Menarik kesimpulan
3. Penyusunan laporan penelitian
Membuat laporan penelitian adalah proses menyusun hasil penelitian dalam
bentuk laporan, agar hasil penelitian dapat diketahui orang lain dan dapat dievaluasi.
8) Metode penelitian
a) Jenis penelitian
Merupakan bentuk penelitian yang ingin dilaksanakan oleh peneliti. Apakah
penelitian dasar, terapan, histori, survey, eksperimen, eksploratif, deskriptif,
eksplanasi, kuantitatif, kualitatif, laboratorium, lapangan, maupun perpustakaan.
b) Subjek dan obyek penelitian
Sumber data/ subyek penelitian ditentukan berdasarkan rumusan masalah dan
hipotesis yang telah dibuat. Dapat diperoleh secara langsung dari masyarakat
maupun bahan kepustakaan, antara lain: responden, benda mati, benda hidup, dan
catatan. Bila cakupan subyek penelitian sangat luas maka perlu ditetapkan dulu
jumlah populasinya, kemudian dipilih sampel yang akan mewakili populasi tersebut.
1. Populasi
Hal yang menjadi sumber data yang memenuhi syarat tertentu dengan masalah
penelitian. Seluruh anggota populasi dapat dijadikan subyek penelitian jika
jumlah anggotanya sedikit.
2. Sampel
Bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk mewakili populasi
sebagai subyek penelitian.
Penarikan sampel dari populasi dapat dilakukan dengan berbagai cara (tekhnik
pengambilan sampel):
Sampel acak sederhana (random sampling), anggota populasi ditarik secara
acak (random), masing-masing unit dalam sampel memiliki peluang yang
sama untuk dipilih
Contoh: memilih secara asal siswa SMAN 2 Jakarta, dapat melalui arisan dll
Sampel bertujuan (purposive sampling), merupakan cara pengambilan sampel
dengan tujuan tertentu. Peneliti mengambil sampel tersebut dengan tujuan agar
mendapat data yang luas dan paling akurat karena responden dianggap sebagai
orang yang paling memiliki data mengenai penelitian yang ia lakukan
Contoh: memilih sampel beberapa siswa yang diketahui paling gemar dan
sering bermain game online, beberapa guru yang mengetahui perkembangan
nilai siswa dan petugas penjaga warung internet yang biasa digunakan siswa
untuk tempat bermain game online, dll
Insidental, mengambil sampel dengan cara mendadak, tanpa direncana, dan
tiba-tiba.
Contoh: melakukan penelitian mengenai anak jalanan dan mengambil sampel
anak jalanan yang tidak sengaja ditemui di jalan
Kuota, mengambil sampel berdasar jumlah kuota yang diperlukan
Area/wilayah, mengambil sampel di wilayah tertentu yang sudah ditentukan
Sampel bertingkat/berstrata (stratified), membagi populasi atas kelas-kelas
atau tingkat, misal strata umur, pendidikan dan ekonomi. Anggota-anggota
setiap sampel diambil dari setiap kelas tersebut sehingga setiap kelas terwakili
dalam sampel.
Contoh: mengambil sampel beberapa siswa kelas X, eberapa siswa kelas XI
dan beberapa siswa kelas XII
Cluster, mengambil sebagaian dari sekelompok populasi yang telah
ditentukan.
Contoh: seorang peneliti memilih sampel penelitian dengan membuat daftar
nama seluruh anggota organisasi pecinta alam, kemudian mengambil 20 dari
200 nama anggota untuk dijadikan responden.
c) Teknik pengumpulan data
Dalam penelitian sosial teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah
kuesioner, atau angket, wawancara, observasi, dan studi literature. Teknik yang
digunakan tergantung pada rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan
sampel yang digunakan.
d) Teknik analisis data
Teknik analisis data merupakan cara mengolah data yang telah diperoleh dari
lapangan. Teknik analisis data harus disesuaikan dengan jenis pendekatan
penelitian. Berdasar hal tersebut teknik analisis data dibagi menjadi dua macam
teknik yaitu kuantitatif dan kualitatif.
1. Sayasenang bermaingame
online
2. Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dalam bentuk komunikasi
langsung antara peneliti dengan responden. Komunikasi berlangsung dalam bentuk
tanya jawab dan bertatap muka antara peneliti dan responden. Peranan pewawancara,
yaitu bertanya dan mencatat hasil wawancara. Sebelum melakukan wawancara peneiti
harus menyiapkan daftar pertanyaan yang akan diajukan pada responden. Selain itu
pewawancara harus menggunakan sejumlah alat bantu seperti alat tulis, perekam
suara, dan daftar pertanyaan yang akan digunakan. Wawancara terbagi menjadi.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara telah dibekali dengan daftar pertanyaan yang lengkap dan
terperinci. Sehingga saat wawancara, peneliti bertanya sesuai dengan daftar
pertanyaan tersebut.
Contoh:
1. Siapa nama anda …
2. Dimana anda sekolah …
3. Anda duduk di kelas berapa …
4. Apa hobi anda … dst …
5. Apakah anda mengetahui apa itu game online …
6. Apakah anda suka bermain game online …
7. Bagaimana pandangan anda mengenai siswa yang bermain game
online … dst
2. Analisis Data
Teknik analisis data kuantitatif adalah menggunakan perhitungan secara
statistik. Adapun perhitungan statistik sederhana yang dapat dilakukan yaitu :
a. Mean
Mean disebut juga dengan rata-rata. Mean merupakan bilangan yang
berasal dari jumlah keseluruhan nilai bilangan dibagi dengan banyaknya
unit/bilangan (total frekuensi). Rumus yang digunakan ialah :
X1 + X2 +X3 + ... + Xn
n
Dimana :
X1...Xn : Data ke 1 hingga data terakhir
n : Jumlah data
b. Median
Median adalah nilai titik tengah yang membagi dua bagian sama besar.
Cara menentukan median ialah sebagai berikut :
1) Untuk data tunggal dan f = 1 dan jumlah data ganjil, maka mediannya
adalah nilai yang terletak ditengah urutan tersebut
2) Untuk data tunggal dan f = 1 dan jumlah data genap, maka mediannya
adalah jumlah 2 nilai yang terletak ditengah urutan dibagi 2
Rumus yang digunakan untuk data ganjil ialah :
Xn+1
2
Dimana :
X : Lokasi data
n : Jumlah data
c. Modus
Modus merupakan nilai yang memiliki frekuensi muncul paling
tinggi.Modus dapat dicari dengan melihat data mana yang memiliki tingkat
kemunculan paling banyak.
Selain teknik analisis di atas, jenis statistik yang digunakan untuk
membantu peneliti mengkomunikasikan informasi tentang data numerik ialah
statistik deskriptif.Data yang terkumpul dari hasil penelitian kemudian dianalisis
melalui teknik persentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = F x 100%
n
Di mana :
P : Besaran persentase
F : Frekuensi jawaban
n : Jumlah total responden
100% : Bilangan konstan
3. Penyajian Data
Penyajian data berfungsi agar data lebih mudah dimengerti.Salah satu
bentuk penyajian data ialah dalam bentuk grafik.
Garis besar laporan sering juga disebut dengan istilah: Format laporan, Sistematika
laporan, outline laporan kerangka dasar laporan dsb. Model dari formatnya juga bermacam-
macam sesuai dengan pertimbangan urutan materi, penekanan materi yang dilaporkan dan
pandangan perlu/ tidaknya suatu bagian dilaporkan.
Dalam menyusun garis besar laporan dapat juga disesuaikan dengan sisat laporan antara
lain:
1. Laporan teknis
a. Bersifat akademis seperti: skripsi, Tesis dan disertasi
b. Bersifat non akademis seperti: lapioran permintaan sponsor
2. Laporan Populer yaitu laporan yang akan didiskusikan dihadapan orang-orang terrtentu
seperti: makalah dan karya ilmiah.
Garis besar laporan secara umum terbagi dalam tiga bagian yakni:
1. Bagian Pembukaan/ bagian awal/ bagian pendahuluan
Terdiri dari :
a. Judul penelitian yaitu cerminan dari topik penelitian yang dirumuskan dalam kalimat
singkat yang disusun sedemikian rupa.
b. Kata Pengantar yaitu keterangan penulis tentang sasaran penelitian yang dipilih dan
ucapan terima kasih
c. Daftar Isi yaitu bagian dari laporan yang menggambarkan bagian keseluruhan dari isi
laporan
d. Daftar tabel yaitu memuat keterangan tentang nomor dan judul tabel yang ada dalam
laporan
e. Daftar gambar yaitu memuat tentang keterangan tentang gambar yang ada dalam isi
laporan
2. Bagian Isi/ inti dari laporan/ Gambaran laporan
Terdiri dari;
a. Bab Pendahuluan yaitu memuat tentang gambaran latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan manfaat, hipotesis, asumsi, batasan konsep dan hambatan-
hambatan selama penelitian
b. Bab Tinjauan kepustakaan yaitu gambaran tentang teori-teori, konsep, adat dan
penemuan penemuan yang berhubungan dengan masalah
c. Bab Metodologi Penelitian yaitu Menerangkan tentang objek, subjek, dan ruang
lingkup penelitian termasuk teknik sampling, pengumpulan data, metode pengolahan
dan analisis
d. Bab Pembahasan Hasil penelitian yaitu memuat tentang pembahasan-pembahasan
hasil topik penelitian
e. Bab kesimpulan dan saran
Kesimpulan yaitu pokok utama dari hasil penelitian dan data yang diperoleh dari
lapangan
Saran yaitu ajakan-ajakan atau usulan untuk penelitian yang disesuaikan dengan
kesimpulan
3. Bagian Penutup
Terdiri dari:
a. Daftar Pustaka yaitu Berisikan tentang keterangan semua burku yang digunakan
sebagai penunjang dalam penulisan dan pelaksanaan penelitian
b. Lampiran yaitu memuat hal-hal yang perlu diketahui pembaca seperti dokumen-
dokumen penting berupa foto-foto atum naskah tertentu
c. Indeks yaitu berisikan daftar kata-kata, istilah yang ada dalam laporan.
Tujuan Presentasi
Adapun tujuan dari presentasi adalah :
1. Menginformasi
Presentasi berisi informasi yang akan disampaikan kepada orang lain. Presentasi
semacam ini sebaiknya menyampaikan informasi secara detail dan jelas sehingga
pendengar dapat menerima informasi dengan baik dan tidak salah persepsi terhadap
informasi yang diberikan tersebut.
2. Meyakinkan
Presentasi berisi informasi, data, dan bukti-bukti yang disusun secara logis (masuk akal)
dan sistematis sehingga menyakinkan pendengar atas suatu topik tertentu. Kontradiksi
dan ketidakjelasan informasi dan penyusunan yang tidak logis dapat mengurangi
keyakinan orang atas presentasi yang sampaikan.
3. Membujuk
Presentasi secara logis dapat membuat pendengar mau untuk melakukan suatu aksi atau
tindakan. Presentasi dapat berisi bujukan (ajakan), atau rayuan yang disertai dengan
bukti-bukti sehingga pendengar merasa tidak ragu dan yakin untuk melakukan suatu
tindakan.
4. Menginspirasi
Presentasi bertujuan untuk membangkitkan inspirasi dan memberikan motivasi kepada
pendengar atau audiens.
5. Menghibur
Presentasi bertujuan untuk memberi kesenangan kepada orang atau pendengar melalui
informasi yang disampaikan dalam presentasi.
Teknik Presentasi
Slide presentasi juga berperan dalam penyampaian isi materi, selain dikemas dengan
lebih singkat dan menarik, slide dapat menjadi fasilitas untuk memaparkan hasil penelitian.
Kekoherensian (kepaduan/hubungan) slide akan mendukung kelancaraan presentasi dan
menarik perhatian audiens, karena jika tidak adanya dukungan dari audiens dapat
mengganggu kelancaran dalam presentasi. Misalnya audiens berbicara sendiri, gaduh, jenuh,
hingga tidur. Selain itu slide juga dipengaruhi oleh software yang digunakan.
Berikut ini adalah teknik presentasi yang perlu diperhatikan saat akan menyampaikan
presentasi, yaitu:
1. Persiapkan Diri
a. Sering latihan
Semakin banyak melakukan latihan, maka akan semakin mahir dalam presentasi. Suatu
kebolehan atau skill bisa didapatkan jika sering berlatih.
b. Penampilan
Menjaga penampilan pada saat presentasi juga sangat penting. Penampilan seseorang
dapat meningkatkan rasa percaya diri.
2. Persiapkan Materi dan Bahan
a. Tentukan point-point penting (bukan slide yang penuh tulisan)
b. Kuasai materi (menjabarkan secara lisan point tersebut)
c. Siapkan contoh pendukung
d. Susun materi dengan terstruktur
3. Cara Penyampaian
a. Santai, sopan, dan tidak terburu-buru
b. Intonasi dan bahasa tubuh
c. Interaksi
d. Bahasa yang mudah
e. Selipkan selingan atau humor
Beberapa hal penting lainnya yang perlu mendapat perhatian dalam presentasi antara lain
adalah ;
c. Bicara lugas. Gunakan bahasa yang sederhana dan jelas, yang mengesankan anda
tidak sombong (jangan memakai bahasa luar angkasa walaupun sebagian audience
mengerti maksudnya).
d. Jelaskan media. Media presentasi hanya sebagai guiden (tuntunan) untuk menjaga
alur presentasi. Hindari membaca media presentasi kata-perkata (apalagi titik koma
di baca sekalian), Kalau perlu hapalkan penjelasan tiap pointer pada powerpoint
untuk mengesankan bahwa anda benar-benar menguasai yang anda tulis pada slide
presentasi.
Sumber :
1. Maryati, Kun dan Juju Suryawati. 2006. Sosiologi SMA/MA kelas X. Jakarta: ESIS
2. Muin, Idianto. 2006. Sosiologi SMA/MA kelas X. Jakarta: Erlangga
3. Murdiyatmoko, Janu, dkk. 2017. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar
Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X Peminatan Ilmu Ilmu Sosial. Bandung: Grafindo
Media Pratama.
4. Bahan Ajar Peserta PPG Prajabatan Pendidikan Sosiologi UPI Bandung (2017)
5. www.kompasiana.com. Diakses tanggal 19 Juli 2020 pukul 17.10 WIB