Anda di halaman 1dari 15

BAB 1 FUNGSI SOSIOLOGI UNTUK MENGENALI GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

A. Hakikat Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial


B. Sosiologi sebagai Ilmu Sosial
C. Realitas Sosial sebagai Objek Kajian
D. Kehidupan Sosial sebagai Objektivitas
E. Gejala Sosial

BAB 2

BAB 3

BAB 4
Anda mungkin bertanya, apakah itu sosiologi? Apa yang dipelajari dalam sosiologi?
Sebenarnya, di Sekolah Menengah Pertama, Anda telah belajar tentang sosiologi dalam
bentuk pelajaran IPS. Namun, pelajaran tersebut belum mendalam. Oleh karena itu, di kelas
X ini, Anda akan belajar lebih mendalam tentang sosiologi, mulai dari macam kajian
pembelajarannya hingga manfaat mempelajari mata pelajaran ini.
Pada Bab 1 ini, Anda akan diperkenalkan pada sosiologi sebagai bagian dari ilmu
sosial yang membahas fakta sosial masyarakat secara objektif, misalnya hubungan antar
individu dalam kelompok, hubungan antara individu dengan kelompok, dan hubungan antar
kelompok dalam masyarakat. Anda juga akan diajak untuk menelusuri sejarah
perkembangan ilmu sosiologi dan melihat peran serta fungsinya diantara ilmu-ilmu sosial
lain, seperti ilmu politik, ekonomi, sejarah, dan antropologi. Anda pun akan diajak menelusuri
berbagai realitas sosial, kehidupan sosial, dan gejala sosial yang ada di dalam masyarakat.
Hal ini karena masyarakat sebagai objek dari kajian sosiologi. Dalam bab ini kita akan coba
melihat pengertian gejala sosial, karakteristiknya, bentuk dan juga jenis dari gejala sosial.
Namun sebelum membahasnya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu hakikat manusia
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Semua materi ini akan kita bahas dalam
rangka memenuhi fungsi sosiologi dalam memahami dan mengkaji berbagai gejala sosial
yang terjadi di dalam masyarakat.

Sumber: blog.unnes.ac.id

Ada banyak atribut yang diberikan kepada manusia di antaranya adalah manusia
sebagai makhluk bersejarah, menurut Dilthey, manusia secara esensial berevolusi dan
berkembang. Hal ini terjadi di dalam masyarakat. Sebagai makhluk sejarah, manusia
menciptakan sejarahnya dan juga dapat menciptakan sejarah dunia, seperti Ir. Soekarno,
sebagai salah satu penggagas gerakan non blok. Sebagai makhluk berbudaya, manusia
mengembangkan potensi dirinya, berinteraksi, dan mengelola lingkungannya. Kemampuan
ini tentunya menghasilkan suatu kebudayaan. Atribut atribut yang diberikan kepada manusia
seperti ini tidak dapat dilepaskan dan hakikat manusia sebagai makhluk individu dan
makhluk sosial.
Manusia sebagai Makhluk Individual
Kata “Individu” mempunyai makna yang berbeda dengan individualisme dan
individualis. Individualisme adalah paham yang mementingkan hak perseorangan di
samping kepentingan masyarakat atau negara. Individualis adalah sikap yang
mementingkan diri sendiri.
Sebagai makhluk individu, manusia memiliki kepribadian yang unik. Manusia
memiliki penampilan fisik, kemampuan, kebutuhan, perasaan, dan sikap yang berbeda
dengan sesamanya. Keunikan ini bisa dilihat ketika seseorang bereaksi terhadap situasi
dalam hidupnya. Coba perhatikan diri anda. Apakah penampilan fisik anda sama dengan
saudara kandung atau teman anda? Apakah kemampuan anda sama dengan kemampuan
saudara kandung atau teman anda? Apakah kebutuhan anda sama dengan kebutuhan
saudara kandung atau teman anda? Apakah perasaan dan sikap anda sama dengan
perasaan dan sikap saudara kandung atau teman anda? Tentu tidak sama bukan?
Kata individu dalam konsep manusia menunjukan bahwa manusia adalah makhluk
yang otonom. Sebagai makhluk yang otonom, tentu manusia memiliki kebebasan dalam
menentukan pilihannya dan bertanggung jawab atas pilihannya. Tahukah anda apa
contohnya?
Manusia merupakan individu yang unik hendaknya mendorong kita semua untuk
dapat saling bertoleransi, hidup dan bekerja bersama dengan damai dalam masyarakat.
Dengan menyadari perbedaan pada setiap individu, kita akan memahami diri kita sendiri dan
menerima diri kita dengan lebih baik. Dengan mengetahui perbedaan [ada setiap individu,
kita juga akan, memberikan perhatian kepada orang lain, memahami masalah orang lain
dan mencoba untuk mentolerir orang lain.

Manusia sebagai Makhluk Sosial

Selain sebagai makhluk individu, manusia


juga merupakan makhluk sosial. Menurut
Aristoteles, manusia pada kodratnya adalah
makhluk sosial. Manusia tidak akan bisa
memperoleh keutamaan dan menjadi baik
jika dia tidak mempunyai teman dan
terasing dari masyarakatnya.
Menurutnya, manusia harus hidup dalam
masyarakat. Di dalam hidup masyarakat,
tentu manusia harus menunjukkan sikap
Sumber: imm.surabaya sosial yang positif.

Bentuk sikap sosial yang positif seperti kerjasama, tenggang rasa, dan solidaritas.
Apakah kalian sudah menunjukkan sikap ini dalam menjalani kehidupan sehari hari
sebagai makhluk sosial?
Selain itu, manusia juga hendaknya memiliki sikap toleransi. Toleransi menunjuk
pada adanya suatu kerelaan untuk menerima kenyataan adanya perbedaan pada setiap
manusia. Sikap ini perlu ditunjukan agar kehidupan sosial benar-benar dapat dibangun
dengan baik. Kehidupan sosial sangat dibutuhkan oleh manusia. Sejak lahir sampai
meninggal dunia tentu seseorang membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi
kebutuhannya. Kebutuhan ini mengarahkan manusia untuk hidup bersama dengan orang
lain.

Pengertian Sosiologi

Istilah sosiologi pertama kali digunakan oleh Auguste Comte


(1978-1857). Comte menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu
tentang gejala sosial yang tunduk pada hukum alam dan tidak
berubah-ubah. Comte mengusulkan studi sosiologi dalam dua
bagian utama, yaitu statika sosial dan dinamika sosial. Dalam
statika sosial, subjek penelitian adalah bagaimana masyarakat
saling terkait. Sedangkan dinamika sosial berhubungan dengan
masyarakat keseluruhan sebagai unit analisis dan menjelaskan
bagaimana manusia berkembang dan berubah melalui waktu.
Sumber: britannica.com

Sosiologi sebagai ilmu tentang gejala sosial juga disampaikan


oleh Piritim A. Sorokin (1889-1968). Ia menyatakan bahwa
sosiologi mempelajari hubungan pengaruh dan timbal balik
antara aneka macam gejala-gejala sosial. Seperti, antara gejala
ekonomi dan agama, keluarga dan moral, hukum dan ekonomi,
serta masyarakat dan politik. Selain itu, sosiologi mempelajari
hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala sosial dan
gejala non sosial. Seperti, gejala geografis dan gejala biologis.
Sumber: wikipedia.org Sosiologi juga mempelajari ciri-ciri umum dan semua jenis gejala
sosial.

Terkait dengan gejala sosial yang menjadi objek kajian sosiologi, Mannheim
mengatakan ada tiga jenis sosiologi. Ketiga jenis ini adalah sosiologi sistematis atau umum,
sosiologi komparatif, dan sosiologi struktural. Sosiologi sistematis atau umum berkaitan
dengan kondisi, faktor, dan efek dari kehidupan sosial yang cenderung berulang dalam
situasi budaya dan sejarah yang paling beragam. Tujuan sosiologi sistematis adalah
menemukan elemen dasar dari gejala sosial dan konsep dasar melalui mana gejala sosial
dapat digambarkan secara universal. Sosiologi komparatif mempertimbngkan kondisi, faktor,
dan efek yang menentukan bagaimana gejala sosial bervariasi dalam sejarah masyarakat
yang berbeda. Sementar itu, sosiologi struktural bertujuan untuk meneliti elemen dasar
masyarakat dan manifestasi historis yang berbeda. Sosiologi struktural bertujuan
memberikan analis semua gejala sosial struktural yang dapat didefinisikan oleh sosiologi.
Gejala-gejala sosial ini, menurut Durkheim, harus dipahami sebagai fakta objektif diluar
kehidupan subjektif dari individu.
Selain tokoh-tokoh sosiologi di atas, masih banyak tokoh lain yang memberikan
definisi tentang sosiologi. Hal ini dapat kita lihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1 Definisi Sosiologi menurut Beberapa Tokoh


No. Nama Tokoh Definisi

1. Gustav Ratzenhofer Sosiologi merupakan pengetahuan tentang hubungan


manusia dengan kewajibannya untuk menyelidiki dasar
dan terjadinya evolusi sosial serta kemakmuran umum
bagi anggota-anggotanya.

2. Herbert Spencer Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tumbuh,


bangun dan kewajiban masyarakat.

3. Max Weber Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tindakan-


tindakan sosial.

4. Karl Max Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang


masyarakat dan tingkah lakunya dengan keterkaitan
antar kelas-kelas yang dia miliki dan kelas lain di dalam
masyarakat yang lebih luas.

5. William F. Ogburn dan Sosiologi adalah ilmu tentang penelitian ilmiah terhadap
Meyer F. Nimkoff interaksi sosial dan hasilnya adalah organisasi sosial.

6. Soerjono Soekanto Sosiologi merupakan ilmu yang yang mempelajari


masyarakat secara keseluruhan dan hubungan antar
orang-orang dalam masyarakat.

7. Selo Soemardjan dan Sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari struktur


Soelaiman Soemardi sosia, termasuk perubahan sosial.

Objek Sosiologi
Istilah sosiologi berasal dari kata socius dan logos. Socius (bahasa Latin) berarti
“kawan” dan logos (bahasa Yunani) berarti “kata” atau “berbicara”. Dengan demikian,
sosiologi berarti ilmu yang mempelajari masyarakat. Sebagai bagian dari ilmu sosial, objek
kajian sosiologi adalah masyarakat. Kata masyarakat berasal dari akar kata Arab,
musyarak, artinya “bersama-sama”. Istilah masyarakat dalam bahasa Inggris adalah society.
Kata society berasal dari bahasa Latin socius, yang berarti “kawan”.
Ada berbagai pandangan tentang masyarakat. Selo Soemardjan mengatakan bahwa
masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. J. L.
Gillin dan J. P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang
terbesar. Mereka mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
Dalam pandangan Auguste Comte, masyarakat merupakan kelompok makhluk hidup
dengan realitas-realitas baru yang berkembang menurut hukum-hukumnya sendiri dan pola
perkembangan tersendiri. Hasan Shadily mendefinisikan masyarakat sebagian golongan
besar atau kecil dari beberapa manusia yang dengan atau karena sendirinya bertalian
secraa golongan dan mmepunyai pengaruh kebatinan satu sama lain. Sementara itu,
menurut Ralph Linton, masyarakat merupakan suatu kelompok manusia yang telah hidup
dan bekerja sama dalam waktu waktu yang cukup lama.
Sumber: baladena.id

Dalam mempelajari masyarakat sebagai objek kajian, sosiologi memfokuskan


studinya pada:
a. Hubungan timbal balik antara manusia satu dengan manusia lainnya
b. Hubungan antara individu dan kelompok
c. Hubungan antara kelompok yang satu dan kelompok lainnya; dan
d. Proses yang timbul dari hubungan-hubungan tersebut dalam masyarakat.

Masyarakat sebagai objek studi sosiologi merujuk pada sejumlah manusia yang telah
sekian lama hidup bersama. Mereka juga telah menciptakan berbagai peraturan pergaulan
hidup. Ada beberapa unsur yang terkandung dalam istilah masyarakat. Unsur-unsur tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Sejumlah manusia yang hidup bersama dalam waktu yang relatif lama. Di dalamnya,
manusia slaing mengerti, merasa, dan mempunyai harapan harapan sebagai akibat dari
hidup bersama itu.
b. Memiliki sistem komunikasi dan peraturan yang mengatur hubungan antar manusia dalam
masyarakat.
c. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu kesatuan.
d. Manusia yang hidup bersama merupakan suatu sistem hidup bersama, yang
menimbulkan kebudayaan dimana setiap anggota masyarakat merasa dirinya masing-
masing terikat dengan kelompoknya.
Interaksi Sosial
Interaksi yaitu satu relasi antara dua sistem yang terjadisedemikian rupa sehingga peristiwa
berlangsung di satu sistemakan mempengaruhi kejadian yang terjadi pada sistem
lainnya.Interaksi merupakan ikatan sosial antar individu sedemikian rupaSehingga individu
yang bersangkutan saling mempengaruhilainnya (Chaplin, 2011).Menurut Gillin dan Gillin
dalam Soekanto (1982) interaksisosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis
yangmenyangkut hubungan antara orang-perorangan, antara kelompok-kelompok manusia
maupun antara orang perorangtan dengankelompok manusia.

Apabila dua orang bertemu, interaksi sosialdimulai pada saat itu. Mereka saling menegur,
berjabat tangan, salingberbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivitas
semacamitu merupakan bentuk-bentuk interaksi sosial.Jadi interaksi sosial adalah
kemampuan seorang individu dalammelakukan hubungan sosial dengan individu lain atau
kelompokdengan ditandai adanya adanya kontak sosial dan komunikasi.

Sedangkan menurut beberapa ahli lainnya pengertian dari interaksi sosial sendiri adalah,
yang pertama menurut MacionisInteraksi sosial adalah hubungan aksi dan reaksi seseorang
dalam hubungannya dengan individu atau kelompok lain sedangkan menurut Kimball Young
dan Raymond W. Mack yang mengartikan pengertian interaksi sosial sebagai hubungan
sosial antara individu dengan perorangan atau kelompok atau hubungan kelompok dengan
kelompok secara dinamis.

Faktor Pendorong Imitasi

Menurut Mahmudah (2010) faktor yang mendasariberlangsungnya interaksi sosial antara


lain.

a. Imitasi

Faktor ini telah di uraikan oleh Gabriel Tarde yangberanggapan bahwa seluruh kehidupan
sosial itu sebenarnyaberdasarkan pada faktor imitasi saja. Pendapat ini dalam
ralitasnyabanyak yang mengatakan tidak seimbang atau berat sebelah. Halini tidak lain
karena tidak semua interaksi sosial tidak semuainteraksi disebabkan oleh faktor ini.Namun
demikian, harus diakui dalam interaksi sosialperanan imitasi tidaklah kecil. Terbukti,
misalnya, kita seringmelihat pada anak–anak yang sedang belajar bahasa, seakan–
akanmereka mengimitasi dirinya sendiri, mengulang-ulangi bunyi kata-kata, melatih fungsi
lidah dan mulut untuk berbicara, kemudianmengimitasi orang lain. Memang suatu hal yang
sukar orangbelajar bahasa tanpa meniru orang lain (Mahmudah, 2010).

b. Sugesti
Yang dimaksud sugesti disini ialah pengaruh psikis, baikyang datang dari dirinya sendiri
maupun dari orang lain yang padaumumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
Gerunganmendefinisikan sugesti sebagai proses dimana seorang individumenerima suatu
cara pemglihatan atau pedoman-pedoman tingkahperilaku orang lain tanpa kritik
sebelumnya (Mahmudah, 2010).Menurut Ahmadi sugesti dapat dibedakan menjadi duayaitu:
(a) Auto-sugesti, yaitu sugesti terhadap diri sendiri yangberasal dari dalam individu yang
bersangkutan, dan (b) Hetero-sugesti, yaitu sugesti yang datang dari orang lain.
Dalamkehidupan sosial, peranan hetero-sugesti lebih dominan dibandingperan sugesti
otomatis (Mahmudah, 2010).

c. Identifikasi

Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang
lain, baik secara fisik maupun non fisik. Proses identifikasi pada kenyataannya seringkali,
untuk pertama kali berlangsung secara tidak sadar(secara dengan sendirinya). Kedua,
bersifat irasional, yaitu berdasarkan perasaan–perasaan atau kecenderungan-
kecenderungan dirinya yang tidak diperhitungkan secara rasional.Ketiga, identifikasi
berguna untuk melengkapi sistem norma-norma , cita-cita dan pedoman-pedoman tingkah
laku orang yang mengidentifikasi itu. Hal ini merupakan efek lanjut dari aktivitasidentifikasi
yang dilakukan oleh seseorang (Mahmudah, 2010).

d. Simpati

Simpati adalah perasaan tertariknya orang yang satu denganorang lain. Simpati tidak
muncul pada individuatas dasar rasional, melainkan berdasarkan penilaian perasaanseperti
juga pada proses indentifikasi. Seorang individu tiba–tibamerasa dirinya tertarik kepada
orang lain seakan-akan dengansendirinya, dan tertariknya itu bukan karena salah satu ciri
tertentu,melainkan karena kesluruhan cara-cara bertingkah laku menarikbaginya
(Mahmudah, 2010).

Proses Interaksi Sosial

Interaksi merupakan hal yang paling unik yang muncul padadiri manusia. Manusia sebagai
makhluk sosial dalam kenyataannyatidak dapat lepas dari interaksi antar mereka. Interaksi
antar manusiaditimbulkan oleh bermacam-macam hal yang merupakan dasar dariacara
sosial yang lebih luas. acara di masyarakat padadasarnya bersumber pada interaksi
seorang individu dengan individulainnya. Dapat dikatakan bahwa tiap-tiap orang dalam
masyarakatadalah sumber dan pusat efek psikologis yang berlangsung padakehidupan
orang lain (Mahmudah, 2010).Hal ini berarti tiap-tiap orang itu merupakan sumber dan
pusatpsikologis yang mempengaruhi hidup kejiwaan orang lain, dan efek ituuntuk setiap
orang tidak sama. Dapat dikatakan, dengan demikian,bahwa perasaan, pikiran dan
keinginan yang ada pada seseorang tidakhanya sebagai tenaga yang bisa menggerakkan
individu itu sendiri,melainkan merupakan dasar pula bagi aktivitas psikologis orang
lain.Semua hubungan sosial baik yang bersifat operation,cooperationmaupun non-
cooperation merupakan hasil interaksi individu(Mahmudah, 2010).

Menurut Ahmadi (dalam Mahmudah 2010) ada dua bentukinteraksi dalam kategori yang
sangat umum, yaitu: Pertama, interaksiantar benda-benda.interaksi ini bersifat statis,
memberi respon terhadaptindakan kita, bukan melawan kita dan munculnya hanya
satupihak saja yaitu pada orang yang melakukan perbuatan itu, dan kedua,interaksi antar
manusia dengan manusia. Bentuk interaksi ini bersifatdinamis, memberi respons tertentu
pada manusia lain, dan prosesjiwa yang muncul hadir di semua pihak terkait.

Bentuk Bentuk Interaksi Sosial

a. Asosiatif

Interaksi sosial bersifat asosiatif akan mengarah pada bentuk penyatuan. Interaksi sosial ini
terdiri atas beberapa hal berikut.

1. Kerja sama (cooperation)

Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka mempunyai


kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk bekerjasama dalam mencapai
tujuan bersama. Berdasarkan pelaksanaannya terdapat empat bentuk kerjasama, yaitu
bargaining (tawar-menawar), cooptation (kooptasi), koalisi dan joint-venture (usaha
patungan).

2. Akomodasi

Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu dengan individu, individu
dengan kelompok, atau kelompok dengan kelompok guna mengurangi, mencegah, atau
mengatasi ketegangan dan kekacauan. Proses akomodasi dibedakan menjadi bebrapa
bentuk antara lain :

- Coercion yaitu suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena


adanya paksaan
- Kompromi yaitu, suatu bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat masing-
masing mengurangi tuntutannya agar dicapai suatu penyelesaian terhadap suatu
konflik yang ada.
- Mediasi yaitu, cara menyelesaikan konflik dengan jalan meminta bantuan pihak
ketiga yang netral.
- Arbitration yaitu, cara mencapai compromise dengan cara meminta bantuan pihak
ketiga yang dipilih oleh kedua belah pihak atau oleh badan yang berkedudukannya
lebih dari pihak-pihak yang bertikai.
- Adjudication (peradilan)yaitu, suatu bentuk penyelesaian konflik melalui pengadilan.
- Stalemate yaitu, Suatu keadaan dimana pihak-pihak yang bertentangan memiliki
kekuatan yang seimbang dan berhenti melakukan pertentangan pada suatu titik
karena kedua belah pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.
- Toleransi yaitu, suatu bentuk akomodasi tanpa adanya persetujuan formal.
- Consiliation yaitu, usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan pihak- pihak
yang berselisih bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.
3. Asimilasi

Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha mengurangi perbedaan
yang terdapat diantara beberapa orang atau kelompok dalam masyarakat serta usaha
menyamakan sikap, mental, dan tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul
bila ada kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda, saling
bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat laun kebudayaan asli
mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk kebudayaan baru sebagai
kebudayaan campuran.

4. Akulturasi

Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat manusia dengan suatu
kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur - unsur dari suatu kebudayaan asing
sedemikian rupa sehingga lambat laun unsur - unsur kebudayaan asing itu diterima dan
diolah ke dalam kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu sendiri

b. Disosiatif

Interaksi sosial ini mengarah pada bentuk pemisahan dan terbagi dalam tiga bentuk sebagai
berikut:

1. Persaingan/kompetisi

Adalah suatu perjuangan yang dilakukan perorangan atau kelompok sosial tertentu, agar
memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif, tanpa menimbulkan ancaman atau
benturan fisik di pihak lawannya.
2. Kontravensi

Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan pertentangan atau
konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak senang, baik secara tersembunyi maupun
secara terang - terangan seperti perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah,
berkhianat, provokasi, dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok
atau terhadap unsur - unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat berubah
menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan atau konflik.

3. Konflik

Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat tertentu, akibat adanya
perbedaan paham dan kepentingan yang sangat mendasar, sehingga menimbulkan adanya
semacam gap atau jurang pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang
bertikai tersebut.

Status dan Peran dalam Interkasi Sosial

Status dan peranan merupakan unsur-unsur dalam struktur sosial yang mempunyai arti
penting bagi sistem sosial. Sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal
balik antar individu dalam masyarakat. Secara empiris, perbedaan status mempengaruhi
cara bersikap seseorang dalam berinteraksi sosial. Orang yang menduduki status tinggi
mempunyai sikap berbeda dengan orang yang statusnya rendah. Contohnya, cara bersikap
dan cara berbicara seorang pemilik perusahaan tentu berbeda dengan seorang karyawan
rendah. Status seseoarang menentukan perannya dan peran seseorang menentukan apa
yang diperbuat (perilaku).

a. Kedudukan (Status)

Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang
menjalankan kewajibankewajiban dan berbagai aktivitas lain, sekaligus merupakan tempat
bagi seseorang untuk menanamkan harapanharapan. Dengan kata lain status merupakan
posisi social seseorang dalam suatu kelompok atau masyarakat. Menurut Ralph Linton,
dalam kehidupan masyarakat dikenal tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved
status, dan assigned status.

1. Ascribed Status

Ascribed status adalah status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial
demikian biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang
anak yang lahir dari lingkungan bangsawan, tanpa harus berusaha, ia sudah dengan
sendirinya memiliki status sebagai bangsawan.

2. Achieved Status

Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh
seseorang dengan melakukan usaha-usaha yang disengaja untuk mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Misalnya setiap orang dapat menjadi dokter setelah memenuhi
persyaratanpersyaratan tertentu, seperti lulus sebagai sarjana kedokteran.

3. Assigned Status

Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak
lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh lembaga, badan, atau
kelompok tertentu. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru, dan
lainnya.

b. Peranan (Role)

Dalam hidup bermasyarakat, selain mempunyai status yang mencerminkan kedudukanmu,


kamu juga mempunyai peranan-peranan tertentu sesuai dengan status yang melekat pada
dirimu. Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan atau status. Peranan adalah perilaku
yang diharapkan oleh pihak lain dalam melaksanakan hak dan kewajiban sesuai dengan
status yang dimilikinya. Misalnya di rumah kamu berstatus sebagai seorang anak yang
mempunyai peranan untuk menaati dan mematuhi nasihat orang tua, membantu pekerjaan
rumah orang tua, tidak melanggar peraturan dalam keluarga, dan lain-lain. Interaksi sosial
yang ada di dalam masyarakat merupakan hubungan antara peranan-peranan individu
dalam masyarakat. Ada tiga hal yang tercakup dalam peranan, yaitu sebagai berikut :

1. Norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau kedudukan seseorang dalam


masyarakat.
2. Suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai organisasi.
3. Perilaku individu yang penting bagi struktur social masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai